- HOME
- PROFIL
- INFORMASI
- KEGIATAN
Bagian ini berisi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular - Berita, Advokasi, KIE, Penyuluhan, Sosialisasi, Pelatihan, Jejaring, Seminar, Pelaksanaan KTR, Pelaksanaan Posbindu PTM, dan berbagai kegiatan lain.
- GALERI
- DOKUMEN
- Materi Pusat
- Materi Daerah
- ARTIKEL
- Hidup Sehat
- Penyakit / Medis
- Berita Dan Penelitian Ilmiah
- INFOGRAPHIC
- PETA LOKASI
Minggu, 13 Desember 2015 | 23:59 WIB
Oleh : Abdul Muslim / MUS
Ilustrasi stres
Jakarta - Jika ingin menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, kita mesti lebih bergerak aktif dengan olahraga setidaknya 150 menit setiap pekannya. Olahraga teratur telah terbukti bisa mencegah berbagai penyakit, selain diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang.
Jika kita malas bergerak, laman Boldsky.com merangkum setidaknya ada enam hal buruk yang bisa terjadi pada tubuh seseorang dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
1. Picu stres
Ketika jarang bergerak, seseorang ternyata lebih mudah mengalami tekanan jiwa [stres], sehingga bisa menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit. Para ahli telah menyampaikan, tingkat stres seseorang akan lebih rendah ketika tubuhnya bergerak aktif, atau olahraga. Sebab, aktivitas tersebut akan melepaskan endorfin, yang membuat suasana hati kita akan lebih baik atau bahagia.
2. Gangguan tidur
Olahraga yang kita jalani secara rutin bisa mendorong pelepasan hormon dalam tubuh, sehingga tidur akan lebih nyenyak di malam hari. Sebaliknya, jika tubuh kurang aktif, hanya sedikit energi yang digunakan tubuh. Akibatnya, kita akan mudah terjaga lebih lama, atau mungkin sepanjang malam saat waktunya tidur karena kelebihan energi yang tak tersalurkan.
3. Metabolisme Lambat
Kecepatan metabolisme tubuh akan melambat jika tubuh kurang olahraga, sehingga kita makin malas bergerak dan tak berenergi. Salah satu akibat dari melambatnya metabolisme tubuh, kita akan lebih gampang gemuk, sehingga bisa meningkatkan munculnya berbagai risiko penyakit.
4. Darah Tinggi
Seseorang yang malas bergerak pun akan lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Akibatnya lebih jauh lagi, sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Karena itu, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan munculnya penyakit jantung, stroke, hingga kerusakan pada ginjal.
5. Kegemukan
Lebih jauh lagi, masalah obesitas juga berkaitan dengan kurangnya olahraga. Orang yang malas bergerak akan membuat lemak dalam tubuhnya terus menumpuk, sehingga meningkatkan berat badan. Karena itu, kita perlu rutin berolahraga dengan durasi yang cukup, sehingga kalori dan tumpukan lemak di dalam tubuh akan lebih cepat terpakai, sehingga berat tubuh lebih terkontrol.
6. Osteoporis
Terakhir, jika malas berolahraga, tulang kita lambat laun akan melemah. Malas bergerak atau tidak berolahraga bisa meluruhkan otot-otot di sekitar tulang. Lebih lanjut, kita akan berisiko menderita osteoporosis, atau pengeroposan tulang lebih cepat.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily
shutterstock
Ilustrasi olahraga mengenakan masker
KOMPAS.com - Olahraga merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Ada berbagai dampak negatif yang dapat muncul apabila seseorang jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga.
Jenis-jenis dampaknya pun beragam, mulai dari yang dapat dirasakan dan diketahui langsung hingga yang tidak disadari.
Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?
Dampak negatif tidak berolahraga
Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga dr Michael Triangto, pertama-tama, perlu dipahami bahwa inaktivitas adalah penyakit yang paling banyak menimbulkan gangguan kesehatan saat ini.
Adapun jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh inaktivitas atau saat seseorang tidak mau berolahraga sama sekali bermacam-macam.
"Jadi, mulai dari hipertensi, diabetes, kolesterol, jantung, obesitas, itu adalah ciri-ciri yang disebabkan oleh inaktivitas tubuh," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu [13/9/2020].
Baca juga: Amankah Olahraga Outdoor Selama Ada Wabah Virus Corona?
Michael mengatakan, jika seseorang tidak mau bergerak atau berolahraga, maka akan berhadapan dengan penyakit-penyakit tersebut.
"Dalam kondisi ini, kalau kita tidak mau bergerak, sama sekali tidak mau berolahraga, maka kita akan berhadapan dengan penyakit-penyakit itu," tuturnya.
Selain itu, melansir Kompas.com, [13/8/2018], orang yang jarang atau tidak pernah berolahraga umumnya akan merasakan tanda-tanda berikut:
- Selalu lelah
- Badan terasa pegal-pegal
- Merasa stres yang bertubi-tubi
- Tidak pernah merasa kenyang
- Konstipasi atau sembelit
- Berat badan makin naik
- Kesulitan tidur
Baca juga: Tidur Kurang Nyenyak? Coba Konsumsi Makanan dan Minuman Ini!
DragonImages
Ilustrasi olahraga bersama
KOMPAS.com - Bersantai di sofa atau rebahan sambil menonton serial televisi memang mengasyikkan. Namun, jangan sampai kebiasaan ini membuat Anda kurang olahraga. Saat tubuh tidak aktif secara fisik, ada banyak dampak buruk yang mengintai kesehatan.
Menurut World Health Organization [WHO], gaya hidup yang tidak aktif secara fisik menjadi penyebab dari kematian 2 juta orang di dunia per tahunnya.
Itulah mengapa kita selalu disarankan untuk rajin berolahraga. Supaya lebih semangat dalam berolahraga, kenali berbagai dampak buruk dari kurang olahraga ini.
1. Meningkatnya risiko penyakit jantung
Sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Circulation Research menyatakan, kurang olahraga dan tidak aktif secara fisik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pasalnya, olahraga dapat memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi darah sehingga kadar oksigen di dalam tubuh pun menjadi stabil.
Berbagai faktor risiko penyakit jantung, seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner, hingga serangan jantung, juga bisa dicegah dengan sering berolahraga.
Baca juga: 8 Olahraga untuk Jantung yang Mudah Dilakukan
2. Rusaknya fungsi otak
Setiap bagian tubuh akan mengalami penuaan, tidak terkecuali otak. Menurut sebuah studi, berolahraga secara rutin dapat mencegah proses penuaan pada otak. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan daya ingat.
Sebaliknya, saat tubuh kurang olahraga, otak akan lebih rentan terhadap tanda-tanda penuaan, misalnya penurunan fungsi kognitif.
Baca juga: Olahraga Bantu kembangkan Fungsi Otak
Editor: Wisnubrata
Wolff, C. [2016]. 6 Signs From Your Body That You Need To Be More Active. Simplemost. Retrieved 18 July 2018, from //www.simplemost.com/signs-from-your-body-that-you-need-to-be-more-active/.
Ghezelbash, P., & Maloney, L. [2018]. What Really Happens to Your Body When You Don’t Exercise. Livestrong.com. Retrieved 18 July 2018, from //www.livestrong.com/article/377725-what-happens-to-your-body-when-you-dont-exercise/.
Masters, M. [2016]. This Is What Happens to Your Body When You Stop Exercising. Health.com. Retrieved 18 July 2018, from //www.health.com/fitness/stop-exercising-effects.
Exercise for Energy: Workouts That Work. WebMD. [2016]. Retrieved 18 July 2018, from //www.webmd.com/fitness-exercise/features/exercise-for-energy-workouts-that-work.
Hendrick, B., & Martin, L. [2010]. Exercise Helps You Sleep. WebMD. Retrieved 18 July 2018, from //www.webmd.com/sleep-disorders/news/20100917/exercise-helps-you-sleep#1.
Varellas, C. [2016]. Clear Signs You’re Not Getting Enough Exercise. The Healthy. Retrieved 18 July 2018, from //www.thehealthy.com/exercise/sedentary-lifestyle-more-exercise/.
Rodriguez, D., & Mackenzie, S. [2016]. Why Exercise Boosts Mood and Energy | Everyday Health. EverydayHealth.com. Retrieved 18 July 2018, from //www.everydayhealth.com/fitness/workouts/boost-your-energy-level-with-exercise.aspx.
Gao, R., Tao, Y., Zhou, C., Li, J., Wang, X., & Chen, L. et al. [2019]. Exercise therapy in patients with constipation: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Scandinavian Journal Of Gastroenterology, 54[2], 169-177. //doi.org/10.1080/00365521.2019.1568544
Liao, Y. H., Sung, Y. C., Chou, C. C., & Chen, C. Y. [2016]. Eight-Week Training Cessation Suppresses Physiological Stress but Rapidly Impairs Health Metabolic Profiles and Aerobic Capacity in Elite Taekwondo Athletes. PloS one, 11[7], e0160167. //doi.org/10.1371/journal.pone.0160167
Ormsbee, M. J., & Arciero, P. J. [2012]. Detraining increases body fat and weight and decreases VO2peak and metabolic rate. Journal of strength and conditioning research, 26[8], 2087–2095. //doi.org/10.1519/JSC.0b013e31823b874c
Dinas, P., Koutedakis, Y., & Flouris, A. [2010]. Effects of exercise and physical activity on depression. Irish Journal Of Medical Science, 180[2], 319-325. //doi.org/10.1007/s11845-010-0633-9