Apa yang dimaksud dengan sel punca

SuaraSulsel.id - Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, menjadi narasumber. Dalam kuliah tamu bertajuk Regulasi dan Aplikasi Diferensiasi Sel Punca atau Stem Cells.

Berry adalah dosen dan peneliti ahli pada bidang penelitian regulasi epigenetik diferensiasi sel induk saraf, neurogenesis dan memori, morfometrik, dan biologi manusia.

Dalam kuliah yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin secara virtual, Berry Juliandi membahas materi terkait Regulasi dan Aplikasi Diferensiasi Sel Punca [Stem Cells].

Stem cell atau dalam Bahasa Indonesia disebut Sel Punca Epigenetik merupakan sel yang mengalami perubahan ekspresi gen. Tanpa mengubah urutan basa nitrogen pada DNA. Mekanisme epigenetik dibagi menjadi tiga komponen utama yaitu adanya metilasi DNA, modifikasi Histon, dan non-coding RNA.

Baca Juga: Tim Peneliti UGM Bongkar Fakta-fakta Positif Santet

Stem Cell atau sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi. Untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca berfungsi sebagai sistem perbaikan. Untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme.

"Sel punca mampu memperbaharui diri [self-renew] dan memiliki potensi [potent] untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel lain dan dapat membelah dan memperbanyak diri menjadi sel-sel saraf. Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis," jelas Berry, Selasa 28 September 2021.

Berry menjelaskan bahwa salah satu bagian tubuh yang menghasilkan sel punca, yakni otak. Semua jenis sel saraf di otak berasal dari sel punca saraf [Neural Stem Cell].

Meskipun sel punca dipercaya memiliki potensi yang besar dalam bidang medis, namun dalam pengobatan dengan menggunakan sel ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan.

Dengan demikian, regulasi terhadap terapi medis pengobatan Sel Punca telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca.

Baca Juga: Cari Tahu Asal Usul Virus Corona, Peneliti Kamboja Teliti Kelelawar Tapal Kuda

Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kuliah umum yang diikuti kurang lebih 400 peserta berlangsung lancar hingga pukul 11.30 Wita.

As part of our stem cells not lost in translation project: here we have a white paper in Indonesian “what are stem cells” that translates as “Apakah itu stem cell [sel punca]?” Updated in 2020.

Apakah itu stem cell [sel punca]?

Tubuh manusia memilik ratusan jenis sel yang berbeda yang penting untuk kesehatan kita setiap hari. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita bekerja setiap harinya, seperti membuat jantung kita berdetak, otak kita berpikir, ginjal membersihkan darah kita, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya. Tugas khusus dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut. Stem cell [sel punca] adalah sumber untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, stem cell di kulit dapat menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat pigmen melanin.

Mengapa stem cell [sel punca] penting untuk kesehatan anda?

Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal ini terjadi, stem cell [sel punca] menjadi aktif. Stem cell memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang terluka atau menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dengan cara ini, stem cell kita menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari penuaan dini. Stem cell bertindak seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita sendiri.

Apa saja ragam jenis stem cell?

Stem cell memiliki berbagai macam jenis. Para ilmuwan menduga bahwa setiap organ di dalam tubuh kita memiliki stem cell dengan jenis spesifik. Contohnya, darah kita tercipta dari stem cell darah [dikenal juga sebagai stem cell hematopoietik]. Namun, stem cell juga terdapat pada tahap terawal dari perkembangan manusia dan saat para ilmuwan menumbuhkan mereka, mereka disebut “stem cell embrionik”. Alasan mengapa para ilmuwan tertarik dengan stem cell embrionik adalah karena tugas alami dari stem cell embrionik ialah untuk membangun setiap organ dan jaringan di tubuh kita selama perkembangan manusia. Yang dimaksud adalah, bahwa stem cell embrionik, tidak seperti stem cell dewasa, dapat berubah menjadi hampir semua ratusan jenis sel manusia lainnya. Sebagai contoh, stem cell darah hanya dapat memciptakan darah, namun stem cell embrionik dapat menciptakan darah, tulang, kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, stem cell embrionik juga diprogram secara alami untuk membuat jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh stem cell dewasa. Sehingga stem cell embrionik memiliki kapasitas natural yang lebih besar untuk memperbaiki organ yang sakit. Stem cell embrionik terbuat dari sisa embrio dari pengobatan kesuburan yang masih berumur beberapa hari, dibuat di atas cawan di dalam laboratorium, dan yang toh akan dibuang juga.

What are iPS or induced pluripotent stem cells?

Apakah itu iPS atau induced pluripotent stem cell?

Ilmuwan dan dokter sangat gembira tentang jenis baru stem cell yang dikenal sel “iPS”. Alasan mengapa kita gembira adalah karena sel iPS memiliki sifat yang hampir sama dengan stem cell embrionik, namun tidak terbuat dari embrio. Sehingga sel iPS tidak memiliki permasalahan etik.  Selain itu, sel iPS dapat dibuat dari sel yang bukan stem cell dari tubuh pasien sendiri, yang berarti sel iPS dapat diberikan kembali kepada pasien tanpa resiko rejeksi imun, dimana merupakan permasalahan yang sangat penting bagi transplantasi stem cell manapun.

Apa yang akan terjadi di masa depan dan bagaimana stem cell dapat mengubah cara dokter mengobati anda?

Karena secara alami stem cell memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua atau sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk menggunakan stem cell sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Gagasan yang dimakud adalah dengan memberi pasien stem cell atau sel terdiferensiasi yang terbuat dari stem cell, kita dapat menggunakan kemampuan alami sel untuk menyembuhkan pasien hingga sehat kembali. Sebagai contoh, apabila pasien memiliki serangan jantung, dengan memberi pasien sebuah transplantasi stem cell sebagai terapi, tujuan kita adalah untuk membuat stem cell yang ditransplantasi memperbaiki kerusakan di jantung. Populasi alami stem cell yang kita miliki hanya mempunyai kapasitas yang terbatas untuk memperbaiki kerusakan di tubuh kita. Kembali ke contoh mengenai jantung, stem cell yang dimiliki jantung sendiri tidak mampu untuk melaksanakan tugas memperbaiki kerusakan dari serangan jantung, tetapi transplantasi dari jutaan stem cell jauh lebih kuat. Sehingga, dengan memberikan pasien transplantasi stem cell, kita meningkatkan kemampuan tubuh untuk penyembuhan melebihi kapasitas dari stem cell yang terdapat secara alami yang jumlahnya terbatas. Masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan sebelum strategi terapi stem cell menjadi umum, termasuk masalah keamanan, karena stem cell dapat menyebabkan tumor, dan rejeksi imun. Meski begitu, stem cell kemungkinan besar akan mengubah dunia kedokteran dan mungkin dalam satu atau dua dekade, sebagian besar dari kita akan kenal seseorang, bahkan mungkin diri kita sendiri, yang memiliki transplantasi stem cell. Stem cell memberikan janji untuk menyembuhkan penyakit-penyakit utama yang dihadapi orang-orang, seperti kanker, penyakit jantung, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, stroke, penyakit Huntington, cedera tulang belakang, dan banyak lagi.

Apa saja pengobatan stem cell yang ada sekarang, dan mengapa kebanyakan dokter menyarankan anda untuk hanya mempertimbangkannya dengan hati-hati dan sebagai harapan terakhir?

Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun, banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman. Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi yang tidak dapat disembuhkan, kami menyarankan anda untuk hanyan mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan setelah berdiskusi dengan dokter pribadi anda.

Translation by: Yanuar Alan Sulistio

Transplantasi sel punca merupakan metode pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif. Meski begitu, penggunaan metode ini masih kerap diperdebatkan terkait keamanan dan efektivitasnya.

Sel punca atau stem cell adalah sebutan untuk sel yang belum memiliki fungsi khusus, sehingga dapat mengubah, menyesuaikan, dan memperbanyak diri tergantung lokasi sel tersebut berada.

Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis. Prosedur transplantasi sel punca dilakukan dengan menanam sel punca di organ tubuh tertentu untuk menggantikan sel yang rusak akibat suatu penyakit.

Jenis Sel Punca dan Penggunaannya

Di dalam tubuh, sel punca akan membelah diri menjadi sel-sel lain yang disebut dengan sel anak. Nah, sel anak ini dapat terbentuk menjadi dua jenis, yaitu sel punca baru dan sel dewasa.

Sel punca baru adalah sel yang akan terus memperbanyak diri tanpa fungsi khusus, sedangkan sel dewasa adalah sel yang sudah memiliki fungsi spesifik, seperti sel otak, sel darah, dan sel tulang.

Penelitian terhadap fungsi sel punca masih terus dilakukan dan dikembangkan. Salah satunya adalah untuk menggantikan sel yang rusak akibat penyakit tertentu seperti kanker, stroke, diabetes, dan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan penyakit Parkinson.Sel punca juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penanganan untuk penyakit sel plasma.

Keberadaan sel punca diharapkan dapat berkembang menjadi sel dewasa dan jaringan baru. Selain itu, sel punca juga digunakan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan suatu obat.

Beberapa Sumber Sel Punca

Sel punca yang digunakan untuk transplantasi dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:

1. Sel punca embrio

Sel ini berasal dari embrio yang berusia 3–5 hari. Saat itu, embrio biasanya hanya memiliki sekitar 150 sel. Sel ini berpotensi untuk berkembang menjadi beragam sel tubuh daripada sel punca dewasa. Meski lebih efektif, pengambilan sel punca embrio masih diperdebatkan dari sisi etika.

2. Sel punca perinatal

Sel punca ini diperoleh dari cairan ketuban atau tali pusat janin. Proses pengambilan sel dilakukan saat persalinan dan dapat disimpan untuk sementara waktu. Penyimpanan sel punca dilakukan dengan cara dibekukan di laboratorium dan dapat digunakan saat anak menderita penyakit akibat kelainan darah, seperti leukemia.

3. Sel punca dewasa

Diperoleh dari sebagian kecil jaringan tubuh, seperti lemak atau sumsum tulang. Penelitian terbaru menemukan bahwa sel punca dewasa pada bagian tubuh tertentu memiliki kemungkinan berkembang menjadi sel anggota tubuh lain. Contohnya, sel punca dari sumsum tulang belakang dapat membentuk sel-sel otot jantung atau tulang.

4. Sel punca hasil rekayasa genetika

Dengan kemajuan teknologi biomolekular, sel dewasa kini dapat dibentuk ulang menyerupai sel embrio yang memiliki karakteristik sel punca. Sel-sel ini dapat membelah menjadi sel-sel punca lain atau menjadi sel-sel spesifik dalam tubuh.

Metode Transplantasi Sel Punca

Saat ini, sel punca telah digunakan dalam prosedur transplantasi sumsum tulang. Dalam metode ini, sel punca ditanam untuk menggantikan sel-sel yang rusak akibat kemoterapi dan sebagai metode untuk melawan sel kanker, misalnya pada leukemia.

Ada dua metode transplantasi sel punca yang umum digunakan. Penentuan metode yang akan digunakan tergantung pada usia, kebutuhan pasien, dan hasil pemeriksaan dokter. Berikut ini adalah penjelasan kedua metode tersebut:

Transplantasi sel punca autolog

Metode transplantasi ini menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri. Sel tersebut kemudian dibekukan, disimpan, dan baru akan digunakan saat pasien membutuhkannya, yaitu ketika sel punca alami mengalami kerusakan.

Kelebihan dari metode transplantasi autolog adalah risiko penolakan sel punca oleh tubuh lebih rendah dan efek sampingnya pun lebih sedikit. Pembentukan darah baru pun berlangsung lebih cepat.

Meski demikian, sel kanker yang diderita pasien belum sepenuhnya hilang sehingga bisa saja terbawa oleh sel punca yang diambil dari tubuh. Alhasil, transplantasi pun berisiko mengalami kegagalan, karena sel punca dapat menyerang tubuh kembali saat dimasukkan.

Transplantasi sel punca allogenik

Metode ini menggunakan sel punca pendonor, seperti dari relawan atau kerabat. Transplantasi ini biasanya digunakan bila transplantasi autolog tidak berhasil atau penyakit bersifat lebih agresif.

Kelebihan metode transplantasi ini adalah sel punca yang digunakan bebas dari kanker, karena diambil donor yang telah dipastikan kesehatannya.

Meski demikian, transplantasi allogenik memiliki risiko efek samping lebih besar dan masa pemulihan yang lebih lambat, sebab tubuh dapat menolak sel punca dari donor. Pembentukan darah baru juga diketahui berlangsung lebih lambat.

Efek Samping Transplantasi Sel Punca

Sama seperti prosedur pengobatan lainnya, transplantasi sel punca juga memiliki risiko terjadinya efek samping dan komplikasi yang bersifat fatal.

Sebagian pasien mungkin hanya merasakan sedikit efek samping, sedangkan sebagian lainnya bisa saja mengalami komplikasi serius. Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat muncul:

  • Perkembangan sel punca embrionik tidak teratur
  • Infeksi
  • Infertilitas
  • Munculnya kanker baru
  • Katarak
  • Kegagalan transplantasi sel punca
  • Kematian

Efek samping lainnya adalah graft-versus-host disease, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh pasien menganggap sel punca dari donor sebagai benda asing sehingga menolak sel tersebut.

Kondisi ini umumnya ditandai dengan gejala berupa mual, muntah, diare, kram perut, sariawan, kehilangan nafsu makan, kerusakan organ, dan penyakit kuning.

Transplantasi sel punca harus dilakukan sesuai prosedur medis dan di rumah sakit yang memang menyediakan layanan ini. Namun, Anda perlu lebih waspada, karena masih banyak prosedur transplantasi yang tidak dilakukan oleh pihak yang kompeten sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda cari tahu dan perhatikan dalam memilih penyedia transplantasi yang baik:

  • Berapa lama penyedia layanan transplantasi tersebut sudah beroperasi?
  • Berapa banyak pasien yang sudah ditangani, terutama pasien dengan kondisi yang sama dengan Anda?
  • Apakah dokter di layanan tersebut memang kompeten dalam bidangnya?
  • Apakah perawat di layanan penyedia transplantasi memiliki kemampuan dalam merawat pasien transplantasi?
  • Apakah prosedur transplantasi di layanan tersebut jelas atau tidak?

Hingga saat ini, manfaat terapi sel punca melebihi risiko yang dapat terjadi masih menjadi pertanyaan dan harus dibuktikan melalui penelitian medis agar pengobatan justru tidak berisiko membahayakan pasien.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar metode transplantasi sel punca atau ingin menggunakan metode tersebut untuk mengobati penyakit tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề