Apa yang dimaksud dengan Ulul Albab dan tanda tanda Ulul Albab?

Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock

Ulil Albab adalah sebutan bagi orang-orang yang berakal. Mereka senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun, termasuk ketika berdiri, duduk, maupun berbaring.

Mengutip buku Agar Layar Tetap Terkembang oleh Didin Hafidhudin, ulil albab diberi keistimewaan oleh Allah Swt berupa hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Mereka mampu belajar dari sejarah dan menyimpulkannya menjadi suatu pelajaran yang berharga.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Ulil Albab adalah pribadi yang selalu berpikir. Mereka selalu mencari tahu kebenaran tentang penciptaan langit dan bumi, kemudian merenungkan kekuasaan Allah sebagai pencipta alam semesta.

Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang ulil albab lengkap dengan sifat-sifatnya.

Di dalam Alquran, ada 13 ayat yang menyebutkan tentang Ulil Albab. Seringkali kata ini diterjemahkan sebagai orang-orang yang berakal dan mengingat Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah pada surat Ali Imran ayat 191-192 yang artinya:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal [ulil albab]. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan lentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciplakan ini dengan sia-sia Mahasuci Engkau, maka pelihara- lah kami dari siksa neraka."

ilustrasi anak balita menjadi imam salat tarawih Foto: Shutterstock

Seorang Ulil Albab selalu sadar akan keberadaan ruang dan waktu. Artinya, mereka selalu mengikuti perkembangan zaman, melakukan inovasi dan eksplorasi yang sejalan dengannya.

Mereka memiliki ketajaman intuisi dan intelektual ketika berhadapan dengan dunia. Ini karena mereka telah memiliki sebuah potensi yang sangat langka, yaitu hikmah dari Allah.

"Allah menganugerahkan al-hikmah [pemahaman yang dalam tentang Al-Qur an dan As-Sunnah] kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran [ulil albab]." [al-Baqarah: 269]

Tidak hanya itu, Ulil Albab juga diberikan kemampuan untuk mengetahui pokok-pokok kandungan Alquran. Mereka senantiasa patuh kepada Allah dan tidak pernah membantah-Nya.

Mereka menjadikan hukum Allah sebagai sikap serta pelajaran yang paling fundamental dalam hidupnya. Oleh karena itu, Ulil Albab disebut sebagai sosok manusia yang bijak.

Ilustrasi pekerja proyek saat salat. Foto: Shutter Stock

Mengutip buku Al-Qur'an Hadist untuk MA Kelas XII Kurikulum 2013, Ulil Albab memiliki sifat-sifat yang istimewa, antara lain:

  • Bersunguh-sungguh dalam mencari ilmu, termasuk di dalamnya kesenangan mentadabburi ciptaan Allah Swt, baik di langit maupun di bumi. Mereka senantiasa menggunakan akal pikirannya untuk mencari tahu kebenaran sesuatu.

  • Mampu membedakan yang baik dan buruk, senantiasa menjalankan amalan yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya.

  • Kritis ketika terlibat dalam diskusi, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori atau dalil yang dikemukakan orang lain.

  • Bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk memperbaiki keadaan. Ulil Albab juga bersedia memberikan peringatan kepada mereka.

  • Tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah Swt.

Ulil Albab: Pengertian, Ciri, dan Dalilnya [Lengkap] – Sudah pernah mendengarkah kalian istilah dari ulil albab, mungkin diantara kalian ada yang sudah mengetahuinya, namun ada juga yang baru mendengar istilah ulil albab.

Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai ulil albab yang mencakup pengertian, ciri dan juga dalil-dalil tentang Ulil Albab ini.

Untuk itu simak penjelasannya berikut ini:

Tahukah kalian bahwa Ulil Albab merupakan orang yang senantiasa menggunakan akalnya di dalam setiap keadaan dan kondisi apapun dan selalu didasarkan dengan mengingat Allah SWT.

Pengertian Ulil Albab

Secara sederhana, Ulil Albab diartikan sebagai orang yang berakal dan juga orang yang berfikir. Namun tidak sesederhana itu, itu hanya makna menurut bahasanya saja. Jika diartikan secara mendalam, Ulil Albab adalah orang yang selalu menggunakan akal pikirannya dalam untuk senantiasa menambah keimanan dan juga menggunakan wawasan, keimanan serta pikirannya untuk selalu memperhatikan ciptaan Allah SWT baik itu dalam keadaan sedang berdiri, duduk, tidur, berbaring dan lain sebagainya.

Sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat [190-191], yang berbunyi:

إِنَّفِي خَلْقِالسَّمَاوَاتِوَالأَرْضِوَاخْتِلاَفِاللَّيْلِوَالنَّهَارِلآيَاتٍلِّأُوْلِيالألْبَابِ
الَّذِينَيَذْكُرُونَاللّهَقِيَامًا وَقُعُودًاوَعَلَىَجُنُوبِهِمْوَيَتَفَكَّرُونَفِي خَلْقِالسَّمَاوَاتِوَالأَرْضِرَبَّنَامَاخَلَقْتَهَذا بَاطِلاًسُبْحَانَكَفَقِنَاعَذَابَالنَّارِ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab. [Yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali Imran: 190-191].

Jika kita lihat arti dari surat Ali-Imran ayat 190-191 tersebut, memiliki 3 makna diantaranya adalah

1. Hanya orang-orang yang hatinya terbukalah yang dapat mempergunakan akal pikirannya untuk berpikir dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.

2. Ciri Ulil Albab adalah orang yang senantiasa mempergunakan akal pikirannya untuk mengingat Allah SWT dalam kondisi dan keadaan apapun.

3. Segala apa yang Allah SWT ciptakan itu tidak akan ada yang sia-sia.

Apakah orang yang selalu berpikir itu termasuk ke dalam golongan Ulil Albab? Jawabannya tentu tidak. Karena telah dijelaskan dalam surat Ali Imran diatas bahwa seseorang yang dapat dikatakan Ulil Albab adalah orang pikirannya digunakan untuk berpikir tentang ciptaan Allah dan juga orang yang mampu melakukan segala sesuatu dengan mengingat Allah SWT dalam segala kondisi baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring bahkan pada saat sedang berpikir, dirinya tidak pernah terlepas dari dzikir atau mengingat Allah SWT.

Sikap Ulil Albab

Adapun sikap seorang Ulil Albab sebagaimana yang telah tercantum di dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 190-191 adalah sebagai berikut:

1. Yang pertama sikap yang dapat merenungkan dan mengingat kebesaran ciptaan Allah SWT.

2. Dapat menghafalkan ayat – ayat tertentu.

3. Mampu mengingat Allah SWT. dalam keadaan duduk.

4. Mampu mengingat Allah SWT. dalam keadaan berdiri.

5. Mampu mengingat Allah SWT dalam keadaan berbaring.

Ciri-Ciri Ulil Albab

Seseorang yang dapat dikatakan Ulil Albab tentu memiliki ciri – ciri khusus yang tidak semua orang memilikinya. Adapun ciri dari Ulil Albab berdasarkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Orang-orang yang berakal, yakni orang yang senantiasa selalu mengingat Allah SWT dengan cara melihat dan mentadaburi ciptaan-Nya baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi.

2. Orang – Orang yang berdzikir, yakni orang yang selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan dan kondisi apapun serta dimanapun. Jadi seorang yang dikatakan Ulil Albab itu dia tidak pernah lepas diingatan serta hatinya selalu ada Allah SWT.

3. Orang – Orang yang selalu memuji Allah SWT. Yakni orang yang selalu mengucapkan kalimat syukur kepada Allah atas nikmat dan kekagumannya kepada Dzat Yang Maha Agung, dan selalu mengucapkan kalimat-kalimat Allah, seperti tahmid, tahlil, dan msih banyak lagi.

Perilaku Yang Mencerminkan Ulil Albab

Adapun perilaku yang mencerminkan seorang Ulil Albab diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Berdzikir atau mengingat Allah SWT dalam keadaan dan kondisi apapun baik itu senang maupun bahagia.

2. Mentafakuri ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mentadaburi segala ciptaan-Nya.

3. Merenungi dan mengambil hikmah dari adanya pergantian alam yang ada di bumi seperti pergantian malam ke siang begitu sebaliknya.

4. Memanfaatkan waktu dengan baik, seperti malam untuk beristirahat dan tak lupa ibadah, sedangkan siang untuk bekerja juga ibadah.

5. Senantiasa selalu menghambakan diri kita kepada Allah SWT.

Baca Juga: Hadhorot Bacaan Tawasul 

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề