Apa yang dimaksud dengan wawancara secara terstruktur?

Ilustrasi wawancara. ©TODAY.com

JATENG | 25 Mei 2021 10:30 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Wawancara merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan para peneliti untuk mengumpulkan informasi dan data. Dengan wawancara, seseorang bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Agar bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan, pewawancara harus mengetahui langkah-langkah, etika, dan jenis wawancara.

Secara umum, wawancara atau interview adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh pendapat, keterangan, dan data. Biasanya, wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, dan keinginan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan penelitian.

Wawancara sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan cara pelaksanaan, jumlah narasumber, dan keterbukaan informasi. Di mana beberapa jenis wawancara tersebut memiliki cirinya masing-masing. Lebih jelasnya, berikut penjelasan jenis-jenis wawancara:

2 dari 3 halaman

©2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Dragon Images

Seperti yang sudah diketahui, jenis wawancara dibagi menjadi tiga, yaitu jenis wawancara berdasarkan pelaksanaan, jumlah narasumber, dan keterbukaan informasi. Dilansir dari Media Neliti, adapun penjelasan dari masing-masing jenis wawancara adalah sebagai berikut:

Jenis Wawancara berdasarkan Cara Pelaksanaan

Jenis wawancara berdasarkan cara pelaksanaan dibagi menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis wawancara adalah seperti berikut:

• Wawancara Terstruktur

Jenis wawancara yang pertama, yaitu wawancara terstruktur atau terpimpin. Jenis wawancara satu ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara terstruktur dianggap lebih efektif karena pertanyaan akan sesuai dengan urutan, sehingga wawancara lebih lancar dan tidak ada informasi yang terlewatkan.

• Wawancara Bebas

Wawancara bebas atau sering disebut tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan. Biasanya, jenis wawancara ini cenderung lebih santai atau tidak formal. Hal yang perlu diperhatikan bahwa pertanyaan tersebut harus berhubungan dengan data-data yang diinginkan dan hindari pertanyaan tidak terkendali.

Jenis Wawancara berdasarkan Jumlah Narasumber

Berdasarkan narasumber, jenis wawancara dibagi menjadi tiga, yaitu wawancara individu, kelompok, dan konferensi. Wawancara individu yaitu wawancara yang dilakukan seseorang pewawancara dengan responden tunggal. Adapun wawancara kelompok adalah wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.

Sementara itu, jenis wawancara konferensi ialah wawancara antara seorang pewawancara dengan sejumlah responden atau sebaliknya.

3 dari 3 halaman

©TODAY.com

Wawancara berdasarkan keterbukaan dibagi menjadi dua, yaitu jenis wawancara terbuka dan tertutup. Wawancara terbuka adalah wawancara yang dilakukan secara terbuka, artinya orang lain dapat hadir dan menyaksikan proses wawancara. Sedangkan, wawancara tertutup adalah wawancara yang orang lain tidak boleh hadir untuk menyaksikan proses wawancara.

Langkah-langkah Melakukan Wawancara

Sebelum melakukan wawancara, harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

• Menentukan tema atau topik wawancara

• Mempelajari dan memahami masalah yang berkaitan dengan tema

• Menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber

• Menentukan narasumber dan mengetahui identitasnya

• Membuat janji atau menghubungi narasumber

• Mempersiapkan beberapa peralatan wawancara, seperti alat tulis dan perekam

• Melakukan wawancara

• Mencatat isi pokok-pokok wawancara

• Menyusun laporan hasil wawancara

Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara menurut Zainal [2010] adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.

2. Untuk melengkapi suatu penelitian atau penyelidikan ilmiah.

3. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.

[mdk/jen]

Apa yang dimaksud dengan wawancara? Wawancara adalah proses tanya jawab untuk memperoleh informasi dan data. Foto: Unsplash.com

Wawancara merupakan tahapan penting bagi sebagian orang, khususnya para pelamar kerja. Lantas, apa yang dimaksud dengan wawancara?

Wawancara secara sederhana dapat diartikan proses tanya jawab yang dilakukan oleh satu pihak dan pihak lainnya untuk tujuan tertentu.

Wawancara tidak hanya dilakukan pada pekerjaan, tetapi juga digunakan pada beberapa bidang lainnya. Contohnya, wawancara digunakan sebagai metode penelitian, proses pembuatan berita, dan lain-lain.

Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai wawancara lebih lanjut, mulai dari pengertian, unsur, hingga cara menyusun laporan hasil wawancara.

Pengertian wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan keterangan atau pendapatnya untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Foto: Unsplash.com

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara memiliki beberapa arti, di antaranya:

  • Tanya jawab dengan seseorang [pejabat dan sebagainya] yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi

  • Tanya jawab direksi [kepala personalia, kepala humas] perusahaan dengan pelamar pekerjaan

  • Tanya jawab peneliti dengan narasumber.

Mengutip dari buku Top No.1 Sukses Pendalaman Materi SMP/MTs Kelas VII karya Tim Smart Nusantara, wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara dengan maksud tertentu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah proses yang dilakukan untuk mencari data dan informasi terkait suatu hal, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu unsur wawancara yang penting adalah pewawancara. Foto: Unsplash.com

Wawancara merupakan proses pengumpulan informasi dengan tujuan tertentu. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, ada beberapa unsur dalam proses wawancara yang perlu dipenuhi.

Dikutip dari buku Top Book SMP Kelas VIII yang ditulis oleh Tim Sigma, berikut macam-macam unsur wawancara.

Pewawancara adalah orang yang membutuhkan informasi yang pada umumnya berperan sebagai orang yang memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses wawancara. Pewawancara juga bertugas untuk membuat daftar pertanyaan yang ingin ditanyakan pada narasumber.

Pengertian narasumber adalah orang yang memiliki posisi sebagai pemberi informasi atau informan dan biasanya menjadi orang yang ditanyakan oleh pewawancara. Narasumber dalam wawancara biasanya ditentukan melalui pengukuran tentang keterkaitannya dengan suatu topik yang ingin dibahas.

Contoh narasumber adalah tokoh, ahli, orang yang terkait dengan suatu peristiwa, orang biasa, dan lain-lain.

Topik wawancara adalah salah satu unsur penting yang diperlukan dalam suatu wawancara. Unsur ini berperan sebagai pokok pembahasan dalam wawancara sekaligus sebagai pembatas dalam hal-hal yang dibicarakan agar tidak keluar dari konteks dan tujuan yang telah ditetapkan.

Waktu dan tempat adalah unsur wawancara yang berkaitan dengan kapan dan di mana wawancara akan dilakukan. Hal ini harus disepakati antara pewawancara dan narasumber agar mendapatkan kepastian sehingga sama-sama bisa melakukan wawancara dengan baik.

Salah satu bentuk wawancara adalah terencana-terstruktur yang membacakan pertanyaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada pedoman wawancara. Foto: Unsplash.com

Wawancara memiliki banyak bentuk yang didasarkan pada perbedaan jenisnya. Dilihat dari proses perencanaannya, wawancara dibagi menjadi tiga jenis.

Menurut Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, berikut bentuk-bentuk dari wawancara.

1. Wawancara Terencana-Terstruktur

Wawancara terencana-terstruktur adalah jenis wawancara yang persiapannya dilakukan dengan matang. Pada jenis wawancara ini, seorang pewawancara harus membuat pertanyaan menggunakan format baku dan terperinci.

Wawancara ini dikatakan terstruktur sebab penanya atau pewawancara hanya dapat membacakan pertanyaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada pedoman wawancara.

2. Wawancara Terencana-Tidak Terstruktur

Wawancara terencana-tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang sama dengan bentuk wawancara sebelumnya, yaitu telah mempersiapkan pedoman wawancara dengan baik dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang ingin ditanyakan.

Namun, perbedaan terletak pada pengembangan daftar pertanyaan tersebut. Jenis wawancara tidak terstruktur dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang tidak ada dalam pedoman wawancara, tetapi masih dalam konteks pembahasan yang sesuai dengan tema yang ditentukan.

Wawancara bebas adalah wawancara yang dilakukan tanpa ada pedoman wawancara yang telah disusun dan direncanakan sehingga penanya akan memberikan pertanyaan secara bebas sesuai dengan topik yang ingin dibahas.

Cara Menyusun Pertanyaan Wawancara

Ilustrasi seseorang melakukan cara menyusun pertanyaan wawancara. Foto: Unsplash.com

Pertanyaan wawancara harus disusun dengan baik dan benar sehingga dapat menghasilkan pertanyaan yang runtut, jelas, dan mudah untuk dipahami oleh narasumber atau informan.

1. Buatlah Pertanyaan sesuai dengan Topik Wawancara

Langkah pertama adalah membuat pertanyaan yang disesuaikan dengan topik wawancara dan tentunya dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pewawancara.

2. Menyusun Kalimat Tanya dengan Efektif

Setelah mengetahui pertanyaan apa yang ingin ditanyakan, langkah selanjutnya adalah menyusun kalimat tersebut menggunakan kalimat tanya yang efektif singkat, padat, dan jelas agar tidak membingungkan narasumber.

3. Gunakan Satu Pertanyaan untuk Satu Informasi

Pastikan bahwa pertanyaan yang telah dibuat sebaiknya digunakan untuk memperoleh satu informasi saja. Hal ini untuk menghindari kerancuan informasi yang dihasilkan dari wawancara.

4. Konsultasikan Pertanyaan Wawancara

Apabila pertanyaan wawancara telah disusun dengan baik dan benar, langkah terakhir adalah konsultasikan daftar pertanyaan yang telah dibuat dengan seorang ahli atau yang paham tentang teknik wawancara.

Langkah terakhir ini bersifat opsional, tetapi sebaiknya dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan wawancara nanti.

Cara Membuat Laporan Wawancara

Ilustrasi seseorang melakukan cara membuat laporan wawancara. Foto: Unsplash.com

Membuat laporan hasil wawancara adalah langkah terakhir yang dilakukan dalam proses wawancara untuk menarik kesimpulan dari informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

Lantas, bagaimana cara membuat laporan wawancara? Laporan wawancara disusun sesuai dengan sistematikanya. Adapun langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil wawancara adalah sebagai berikut.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan persiapan berupa memastikan bahwa pewawancara mengetahui sistematika penulisan laporan hasil wawancara, memastikan bahwa seluruh pertanyaan telah terjawab, dan mengecek kembali data yang telah diperoleh.

2. Menyusun Laporan Hasil Wawancara

Apabila pada tahapan persiapan tidak ditemukan kesalahan atau masalah, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan hasil wawancara. Laporan hasil wawancara sendiri disusun dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan sesuai dengan sistematikanya.

Laporan hasil wawancara dapat disusun berdasarkan sistematikanya dengan cara berikut:

  • Latar belakang: menyusun latar belakang dilakukan dengan cara menuliskan hal yang melatarbelakangi wawancara dilakukan.

  • Tujuan wawancara: menuliskan tujuan yang ingin dicapai sehingga akhirnya melakukan wawancara tersebut.

  • Tema dan pokok pembahasan wawancara: jelaskan tema atau topik yang dibahas saat wawancara dilakukan.

  • Waktu dan tempat wawancara: tuliskan waktu dan tempat wawancara dilaksanakan.

  • Hasil dari wawancara: menggambarkan secara rinci yang berisi informasi terkait siapa saja nama narasumber hingga rincian tanya jawab dalam bentuk transkrip.

  • Kesimpulan wawancara: simpulkan hasil wawancara berdasarkan informasi atau data yang telah diperoleh.

  • Saran hasil wawancara: tuliskan saran dan masukan tentang informasi yang diperoleh.

3. Periksa Kembali Laporan yang Telah Dibuat

Langkah berikutnya adalah memeriksa kembali laporan yang telah dibuat, mulai dari kaidah kebahasaannya, data-data dan informasi yang digunakan, dan lain-lain. Apabila masih memiliki kekurangan, segera lakukan revisi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan.

Langkah terakhir dalam menyusun laporan hasil wawancara adalah melakukan evaluasi akhir setelah melakukan beberapa revisi dari laporan sebelum dipublikasikan atau diperbanyak.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề