Bagaimana cara pki untuk mencapai tujuannya

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aktivis Front Pembela Islam [FPI] Munarman menyebut 'Kubu Merah' banyak menerapkan cara-cara Partai Komunis Indonesia [PKI] dalam mencapai tujuannya. Kaum komunis selalu menciptakan dan memanfaatkan kekacauan informasi guna meraih kekuasaan.

"Dulu, PKI berusaha merongrong pemerintahan Soekarno-Hatta. Pada 1948, mereka sengaja menciptakan kekacauan informasi yang berujung pada kerjadian Peristiwa Madiun. Saat itu mereka menyebarkan informasi palsu yang memojokkan Hatta," ujar juru bicara FPI itu, di Jakarta, Minggu [13/7/2014].

Menurut dia, PKI kembali memainkan skenario menciptakan kekacauan melalui penyebaran informasi sesat dan menyesatkan pada 1965. Dengan menebarkan isu sakit permanennya Soekarno, PKI telah membuat rakyat Indonesia resah. PKI juga berusaha merebut simpati rakyat dengan mengembuskan isu Dewan Jenderal yang mau mengkudeta presiden.

"Cara-cara seperti itu kini diulangi lagi. Ada orang yang dengan gegabah mengatakan, kalau pengumuman KPU ternyata berbeda dengan hasil quick count lembaga surveinya, maka KPU pasti salah. Informasi ini bukan saja sesat dan menyesatkan, tapi sekaligus memprovokasi pendukung capres tertentu. Ini cara-cara PKI," tandas mantan Ketua YLBHI itu.

Namun, Munarman buru-buru menjelaskan, 'Kubu Merah' yang dimaksudkannya itu tidak merujuk pada kelompok tertentu. Melainkan lebih merujuk pada perilaku kelompok tertentu. Dalam konteks pilpres kali ini, 'Kubu Merah' bisa berarti kepada kelompok dan pendukung pasangan mana saja. Sepanjang capres dan pendukungnya menempuh upaya-upaya seperti PKI, maka dengan sendirinya kelompok tersebut bisa disebut sebagai 'Kubu Merah'.

Masih dalam konteks Pilpres 2014, Panglima Laskar Pembela Islam [LPI] ini mencontohkan penyebaran informasi sesat juga terjadi beberapa hari menjelang pencoblosan, 9 Juli. Pada 7 Juli, disebarkan isu melalui BBM dan media sosial, bahwa FPI akan menyerang MetroTV. Ini adalah bagian dari rangkaian rencana mereka mendiskreditkan FPI.

Munarman menambahkan, penyebaran informasi sesat dan menyesatkan hal itu adalah bagian dari rencana busuk 'Kubu Merah' yang ingin mendiskreditkan FPI dan umat Islam. Dia mengaku sudah mengecek teman-temannya di MetroTV. Hasilnya, stasiun televisi pendukung pasangan Jokowi-JK milik Surya Paloh itu ternyata sudah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut 'penyerbuan' itu.

"Saya punya teman-teman di MetroTV. Mereka bilang, sudah dua malam berjaga-jaga untuk menyambut FPI. Selain itu, mereka sudah menyiapkan kamera TV dari berbagai sudut. Jadi, kalau FPI benar-benar datang, maka akan langsung 'dimakan' kamera. Gambar-gambar inilah yang akan dimainkan sedemikian rupa dan ditayangkan berulang-ulang sebagai berita. Betapa licik dan jahatnya 'Kubu Merah' ini,".

Sesuai dengan doktrin setiap partai komunis di dunia, mereka bertujuan untuk merebut kekuasaan negara dan menyingkirkan kekuatan-kekuatan politik lainnya dalam rangka menegakkan diktatur proletariat yang dilaksanakan oleh partai komunis. Di Indonesia, PKI telah berusaha merebut kekuasaan dengan kekerasan melalui pemberontakkan Mediun pada tanggal 18 September 1948. Usaha itu mengalami kegagalan dan setelah itu PKI bergerak di bawah tanah. Sejak tahun 1950, PKI muncul kembali dan ikut dalam kehidupan politik Indonesia.
Pada pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih simpati dan dukungan dari rakyat dan menjadi partai politik ke-4 terbesar di Indonesia setelah Masyumi, PNI, dan NU. Pada masa Demokrasi Terpimpin, PKI mempunyai peluag besar untuk mengembangkan sayap kekuasaan karena mendapat tempat di sisi Presiden Soekarno. Selain itu perkembangan politik pada waktu itu yang didasarkan pada pelaksanaan ide Nasionalis, Agama, dan Komunis [Nasakom] memberi kesempatan yang luas kepada PKI untuk memperluas pengaruhnya di dalam semua dimensi kehidupan masyarakat. Dengan demikian, PKI memperoleh kesempatan untuk meraih cita-citanya, yaitu mengubah negara dan ideologi negara Indonesia dengan bentuk negara dan ideologi komunis. Hal ini menjadi modal bagi PKI untuk merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah. Untuk mencapai tujuan tersebut, PKI melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh simpati dan dukungan luas dari pemerintah dan masyarakat juga untuk menjatuhkan lawan politiknya. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Mengirimkan sukarelawan dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia. 2. Melakukan aksi-aksi sepihak, terutama di Jawa, Bali, dan Sumatra dengan cara membagikan tanah kepada para petani, seperti Peristiwa Jengkol di daerah Kediri pada tanggal 5 November 1961, Peristiwa Kanigoro di Kediri 13 Januari 1963, Peristiwa Bandar Betsy di Sumatra Utara pada tanggal 14 Mei 1965, Peristiwa Indramayu 15 Oktober 1964, sabotase terhadap jalan kereta api pada tahun 1964, pengrusakn kantor Gubernur Jawa Timur 27 September 1965, dan demontrasi anti Amerika Serikat 10 Desember 1964. 3. Melakukan demontrasi menuntut kenaikan upah di pabrik-pabrik, perusahaan, dan perkebunan. 4. Melakukan infiltrasi terhadap semua lapisan masyarakat dan golongan sebagai pegawai sipil, TNI, kepolisian negara, guru, wartawan, dosen, intelektual, ulama, seniman, dan perwira TNI. Berkembangnya terhadap ideologi komunis dalam semua lapisan masyarakat menimbulkan sikap saling curiga. 5. Memberikan latihan politik dan militer kepada para anggota pemuda rakyat Gerwani. Pada 14 Januari 1965, Ketua Committee Central [CC] PKI Dipa Nusantara Aidit menuntut pembentukan Angkatan V yang terdiri dari kaum buruh dan tani harus dipersenjatai. Namun tuntutan ini ditentang keras oeh kalangan TNI AD, antara lain Menteri Panglima Angkatan Darat Jendral Ahmad Yani. 6. Menghancurkan lawan politiknya dengan jalan memecah belah dan memfitnahnya. Upaya PKI ini cukup berhasil dengan dibubarkannya Masyumi, Partai Sosialis Indonesia [PSI], dan Murba. Demikian pula organiasi wartawan antikomunis yang tergabung dalam Barian Pendukung Soekarno [BPS] oleh Presiden Soekarno. 7. Memanipulasi terhadap pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno, antara lain: Jalannya Revolusi Kita [Jarek], Revolusi Sosialis Indonesia Pimpinan Nasional [Resopim], Tahun Kemenangan [Takem], Genta Suara Revolusi Indonesia [Gesuri], Tahun Vivera Pericoloso [Tavip], dan Tahun Berdiri di Atas Kaki Sendiri [Takari]. 8. Pembentukan Biro Khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzaman dengan sasaran utama mengembangkan pengaruh dan idelogi komunis. 9. Aksi fitnah terhadap TNI-AD dengan melontarkan adanya Dewan Jendral, yaitu sekelompok perwira TNI-AD yang tidak loyal terhadap pemerintah. Aksi fitnah ini dimulai dengan diterimanya sepucuk surat tanpa tanda tangan si pembuat. Dalam surat tersebut hanya ditemukan nama Gilchrist [Duta Bear Inggris] yang seolah-olah memberikan laporan kepada Duta Besar Amerika Serikat mengenai situasi di Indonesia. Di dalam dokumen itu ditemukan kata-kata “Our Local Army Friends” yang oleh PKI ditafsirkan bahwa dalam tubuh TNI-AD ada sebuah Dewan Jendral yang bertugas menilai kebijakan Presiden. Tuduhan terhadap TNI-AD semakin lantang pada September 1965 ketika ribuan tentara berkumpul di Jakara dalam rangka persiapan ulang tahun TNI, 5 Oktober 1965.

10. Melaksanakan latihan kemiliteran di Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta sebagai langkah persiapan untuk merebut kekuasaan.

Senin, 22 Mar 2021, 09:12:40 WIB - 7458 View

“Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” ungkapan ini tepat adanya untuk mengenang betapa kelamnya sejarah Bangsa Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaannya secara utuh. Setelah bisa berhasil lepas dari penjajahan asing, Bangsa Indonesia harus kembali dihadapkan dengan ancaman disintegrasi bangsa akibat munculnya pergolakan dan pemberontakan salah satunya pemberontakan G30 S/PKI.

Apa itu Disintegrasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Maka dapat disimpulkan bahwa disintergasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antargolongan dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan.

Pemicu dari terjadinya disintegrasi bangsa dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu karena adanya konflik ideologi, konflik kepentingan atau ketentaraan, dan konflik kenegaraan atau sistem pemerintahan. Pemberontakan G30 S/PKI menjadi salah satu bentuk disintegrasi bangsa, dimana hal tersebut merupakan gerakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia [PKI] untuk merebut kekuasaan dan mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunis.

Sejak dilakukan demokrasi terpimpin, kedudukan PKI semakin kuat di tanah air. Pada tahun 1959, Presiden Soekarno membubarkan parlemen dan menetapkan konstitusi di bawah dekrit Presiden dengan dukungan penuh dari PKI. Perkembangan politik saat itu menimbulkan reaksi dari partai-partai tertentu dan PKI menempatkan dirinya sebagai golongan yang menerima pancasila sebagai dasar negara.

Pembentukan NASAKOM [nasionalis, agama, dan komunis] yang sebenarnya diperuntukan guna merangkul kekuatan-kekuatan politik yang terus bersaing, justru menguntungkan PKI dan memperkuat kedudukannya bahkan penghargaan pemerintah terhadapnya pun semakin meningkat.

Berbagai program dan tindakan yang diambil pemerintah memberi peluang bagi PKI untuk memperkuat kadernya bahkan Presiden Soekarno menempatkan PKI di barisan depan dalam demokrasi terpimpin. PKI terus berusaha memprovokasi bentrokan antara aktivis massa dan polisi serta militer.

Pemberontakan ini mencapai puncaknya pada 30 September 1965 yang dikenal dengan pemberontakan G30 S/PKI. Bahkan untuk mencapai tujuannya tersebut, PKI tidak segan-segan untuk menghalalkan segala cara dengan menculik dan membunuh 7 perwira tinggi TNI AD.

Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan seperti menginsyafkan kesatuan-kesatuan yang dimanfaatkan oleh PKI, merebut studio RRI dan kantor besar Telkom, dan gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya. Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Video Terkait :

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề