Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan IPTEK di Indonesia?

Pembangunan ilmu pengetahuan teknologi atau Iptek pada hakekatnya ditujukan peningkatakan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Kekuatan bangsa diukur dari kemampuan Ipteknya sebagai faktor primier ekonomi menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing, kata Sekretaris Utama BPPT Dadan Moh Nurjaman saat membuka acara Sosialisasi Peraturan Menteri PAN / RB Nomor 30 Tahun 2021 yang dilakukan secara virtual [19/08].

Dikatakan Dadan, pengembangan Iptek merupakan faktor yang sangat penting dalam menopang kemajuan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bangsa secara berkelanjutan, peran Iptek harus ditingkatkan khususnya di Indonesia.

Berdasarkan data dari BAPENAS, saat ini Index daya saing global berada diurutan ke-7. Hal ini mempengaruhi kontribusi Iptek dalam peningkatkan pendapatan domestik bruto negara sebesar 0.08% dibandingkan PDBD.

Adapun target pemerintah pada tahun 2045 dengan kontribusi Iptek pada PDB sebesar 1,5 sampai dengan jangka panjang menjadikan Indonesia sebagai pusat Iptek asia pacific khususnya dalam kemaritiman biodiverfitas, ujarnya.

Tidak hanya itu, menurutnya pengembangan Iptek tersebut harus didukung dan peran industri dalam pemanfaatannya serta memberikan konektivitas antara manusia dan mesin yang dapat diakses secara langsung tanpa terbatas ruang dan waktu.

Dengan perkembangan industri tersebut maka industri di Indonesia akan menghasilkan ekonomi yang tidak hanya berupa sumber daya, tetapi ekonomi yang menghasilkan nilai tambah sehingga manfaat industri bagi pertumbuhan dan ekonomi, produktivitas serta jumlah tenaga kerja.

Disamping itu, untuk pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan RPJMN IV 2020-2025 pemerintah memfokuskan pada  pembangunan inovasi teknologi ekonomi berkelanjutan ini perlu didukung SDM Iptek yang professional dalam Kepres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS RI.

Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatan kuantitas, kualitas, dan profesionalisme jabatan fungsional teknisi melalui kegiatan karya-karya penelitian, kemudian pengembangan pengkajian dan penerapan untuk menghasilkan inovasi dan layanan teknologi agar dapat bermanfaat secara luas nasional maupun internasional, pungkasnya.

Sementara, Kepala Pusbindiklat BPPT Aton Yulianto mengatakan bahwa, Jabatan Fungsional Teknisi Penelitian dan Perekayasaan yang selanjutnya disebut Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa.

Adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan layanan teknis dan operasional yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan teknologi, jelasnya. [Humas BPPT]

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil riset Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [Pappiptek LIPI] menyimpulkan, proses penciptaan,  pengembangan dan pemanfaatan Iptek di Indonesia masih berjalan di tempat dan belum sesuai seperti yang diharapkan. Hal itu dikemukakan Kepala Pappiptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] Husein Avicenna dalam seminar bertema "Peran Jejaring dalam Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Bisnis" di Jakarta, Senin [10/10/2011], yang dihadiri Menteri Riset dan Teknologi [Menristek], Suharna Surapranata, dan Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal.

"Hasil penelitian Pappiptek memperlihatkan bahwa interaksi antarsistem inovasi, yakni kalangan akademis [peneliti], pemerintah dan dunia bisnis, masih lemah," kata Husein.

Ia juga mengungkapkan, pembangunan struktur industri manufaktur Indonesia juga masih didominasi produk-produk dengan kandungan teknologi rendah yang tidak banyak membutuhkan riset.  

"Nilai output produk manufaktur dengan kandungan teknologi rendah jauh lebih besar ketimbang nilai output produk manufaktur dengan kandungan teknologi menengah rendah, teknologi menengah tinggi dan teknologi tinggi," ujarnya.   

Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] Prof Dr Lukman Hakim mengatakan, masalah umum yang dihadapi negara ini adalah tidak adanya interaksi antara aktor yang terlibat dalam sistem Iptek dengan sektor produksi nasional.  

Hal yang dilakukan para peneliti tidak teraplikasikan di dunia industri dan apa yang dikerjakan dunia industri tidak menggunakan hasil riset dalam negeri karena hanya mengimpor teknologi dari luar. Sementara itu, regulasi pemerintah kurang mendukung keterkaitan ketiganya.

"Hal ini menyebabkan sektor produksi nasional menjadi kurang berkembang dan semakin tergantung pada bahan-bahan dan teknologi impor," ujarnya.

Lukman mengatakan, tahapan pengembangan Iptek dimulai dari kegiatan penelitian diikuti dengan tahap pengembangan dan demonstrasi hasilnya.

"Peran penting pemerintah dalam pengembangan Iptek dimulai pada fase kegiatan penelitian dan pengembangan [litbang] seperti kebijakan soal dana dan fasilitas riset yang memacu kegiatan penelitian," katanya.

Di lain pihak, sektor swasta memainkan peran penting pada fase demonstrasi dan penyebaran [produksi dan pemasaran] hingga bermanfaat bagi masyarakat.

"Semua peran ini semestinya berjalan secara sinergi untuk hasil yang dinginkan," ujar Lukman.

Ia menjelaskan, pengalaman negara lain membuktikan bangsa yang memiliki dan menguasai Iptek menjadi bangsa kuat, disegani serta dihormati bangsa lain, walaupun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah.

"Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, dan Singapura cenderung memperkuat kemampuannya dalam bidang Iptek dengan mengombinasikan kebijakan Iptek dengan kebijakan industri secara efektif," papar Lukman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

SIARAN PERS NO. 311/HM/KOMINFO/12/2018


Siaran Pers No. 311/HM/KOMINFO/12/2018

Sabtu, 8 Desember 2018

Tentang

Tiga Upaya Strategis Pemerintah Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital

Pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mendorong pemanfaatan serta perkembangan teknologi digital di Tanah Air agar mendidik dan menguntungkan.

Hal itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di Jakarta, Jumat [7/12/2018]. Menteri Rudiantara mengungkapkan, ada tiga upaya utama yang hingga kini terus dilakukan oleh pemerintah. 

Usaha pertama, ucap Menteri Rudiantara, melakukan literasi digital ke masyarakat agar tidak terjebak ketika memilah dan memilih informasi.

"Kita membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk meningkatkan literasi di masyarakat sebab kita punya 260 juta penduduk. Banyak yang konsumsi berbagai macam berita, palsu, benar dan yang campur aduk," ucap Menteri Rudiantara  

Selanjutnya kedua, melakukan pencegahan terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Kemenkominfo selama ini telah melakukan tindakan pemblokiran maupun pembatasan akses yang kontennya dianggap merugikan publik.

"Upaya ketiga adalah melakukan penindakan hukum yang bekerja sama dengan pihak kepolisian. Ini paling mendasar untuk memajukan dan mengembangkan teknologi di Indonesia," kata Menteri Rudiantara.

Sedangkan untuk aspek pemanfaatan agar memberikan dampak keuntungan penghasilan ekonomi, Menteri Rudiantara menuturkan, masyarakat dapat mengelola teknologi digital yang kini berkembang sebagai ajang proses bisnis. 

"Pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan produk bisnis yang berkaitan dengan ekonomi digital. Walaupun namanya ekonomi digital, tapi tidak hanya berbicara masalah ekonomi saja tapi juga sosial," ujar Menteri Rudiantara. 

Menteri Rudiantara menyebutkan, terkait pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung proses bisnis contohnya saat ini telah ada, seperti profesi pengojek yang awalnya konvensional berubah online yang berbasis teknologi.

Menteri Rudiantara mengatakan, pemanfaatan teknologi untuk proses bisnis akan terus didorong ke masyarakat sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan. 

Oleh karena itu, ucap Menteri Rudiantara, pemerintah masih memiliki program-program baru di bidang teknologi digital yang nantinya terus bertambah.

Jangan hanya jadi pasar digitalisasi

Kemajuan teknologi digital yang semakin pesat di seluruh negara-negara internasional harus diimbangi dengan kapasitas maupun pengetahuan sumber daya manusia [SDM] untuk mengelola serta memanfaatkannya. 

Menteri Rudiantara menjelaskan, lahirnya SDM yang memiliki keahlian menyerap kemudian mengimplementasikan teknologi digital akan membuat Indonesia tidak sekadar menjadi pasar pelaksanaan proses bisnisnya.

“Kita harus siapkan SDM yang mampu bersaing di kancah global. Kalau bukan kita siapa lagi. Secara praktis, teknologi itu memang yang buat dari negara asing, namun dari sisi aplikasi kita yang menciptakan. Jadi jangan sampai kita hanya jadi pasar terus," kata Menteri Rudiantaram

Menteri Rudiantara mengungkapkan, selama empat tahun terakhir Indonesia mempunyai 4 start up bergelar unicorn di Indonesia yakni Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. 

Torehan prestasi tersebut, ucap Menteri Rudiantara, menunjukkan Indonesia telah mulai menjadi magnet pertumbuhan dan perkembangan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara serta level global

“Pemerintah punya program namanya next Indonesia unicorn. Artinya kita akan mempersiapkan unicorn tambahan. Kenapa? Kita punya banyak start up tapi tidak tahu siapa yang mau investasi siapa. Jadi pemerintah berperan sebagai penghubung,” kata Menteri Rudiantara. 

Sebagai informasi, unicorn adalah gelar yang disematkan kepada perusahaan start up Indonesia sebab telah tercatat memiliki nilai valuasi di atas USD 1 Miliar.** 

Ferdinandus SetuPlt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfoe-mail: /Fax : 021-3504024Twitter @kemkominfo FB: @kemkominfo IG: @kemenkominfo

website: www.kominfo.go.id

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer [NGSO] Starlink kepada PT Telkom Satelit I Selengkapnya

Panitia Seleksi [Pansel] Calon Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia [Dewas LPP TVRI] mengumumkan perp Selengkapnya

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak seluruh pihak untuk menjaga ruang digital Indonesia agar memiliki manfaat bagi k Selengkapnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề