Bangunan suci yang masih ada sampai sekarang peninggalan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah

Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ka'bah yang ada sekarang telah mengalami beberapa kali pemugaran. Sejarah telah mencatatkan beberapa pemugaran yang paling terkenal, di antaranya pembangunan oleh Nabi Ibrahim Alaihissallam yang dibantu putranya, Ismail Alaihissallam, dan kaum Quraisy. 


Dikutip dari buku Bekal Haji karya Dr. Firanda Andirja, Lc, MA, Tidak ada riwayat yang sahih tentang bentuk Ka'bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail. Akan tetapi, para ahli sejarah memperkirakan bahwa bentuk Ka'bah tatkala pertama kali dibangun oleh Ibrahim adalah bentuk Ka'bah sebelum dipugar kaum Quraisy: 

- Berupa susunan batu tanpa ada semacam semen yang melengketkan batu-batu tersebut 

- Al-Hijr masuk dalam bangunan Ka'bah. 

- Ka'bah tersebut tidak memiliki atap. 

- Pintu Ka'bah ada dua, yaitu pintu masuk dan pintu keluar. 

Sementara pembangunan yang dilakukan oleh kaum Quraisy dilakukan ketika Nabi ﷺ berusia 35 tahun [lima tahun sebelum diangkat menjadi Nabi]. 

Pada zaman jahiliah, Ka'bah dibangun dan disusun dengan batu-batu saja tanpa ada semen atau sejenisnya untuk melekatkan batu-batu tersebut [sebagaimana bangunan Ka'bah pada zaman Nabi Ibrahim Alaihissallam]. Tinggi Ka'bah juga hanya seberapa dan tidak terlalu tinggi. Pada awalnya, Ka'bah hanya memiliki dua sudut saja, yaitu rukun yamaani dan rukun al-Hajar al-Aswad dan bentuknya kira-kira seperti huruf kapital "D".

Karena kondisi Ka'bah yang demikian dan tanpa adanya dinding [semacam pagar] yang mengitari dan melindunginya, Ka'bah mudah sekali terhantam oleh banjir yang mengalir dari gunung-gunung sekitar Makkah apabila terjadi hujan. 

Ketika Nabi ﷺ berusia 35 tahun [lima tahun sebelum menjadi Nabi], terjadilah banjir hebat yang menghantam dinding-dinding Ka'bah sehingga merusak fondasinya. Orang-orang kafir Quraisy pun ingin merenovasi Ka'bah dengan membongkar total Ka'bah. Akan tetapi, mereka takut hal itu dapat meruntuhkan Ka'bah mengingat 35 tahun yang lalu telah terjadi peristiwa dihancurkannya tentara bergajah milik Abrahah yang hendak merusak Ka'bah. 

Oleh karena itu, orang-orang Quraisy tidak berani melakukannya karena takut ditimpa azab seperti yang telah dialami pasukan Abrahah 35 tahun lalu. Namun, salah seorang di antara mereka yang bernama Al-Walid Ibnul Mughirah nekat membongkar Ka'bah. Dia berkata kepada orang-orang Quraisy: 

"Kalian ingin menghancurkan Ka'bah dengan tujuan untuk memperbaikinya atau memperburuknya?" Jawab mereka: "Kami ingin memperbaikinya". "Kalau begitu, Allah tidak akan menghancurkan orang-orang yang berbuat baik." 

Akhirnya, ia mulai mengambil cangkulnya dan membongkar Ka'bah sedikit demi sedikit. Pada malam itu, tidak seorang pun yang berani mengikuti dirinya membongkar Ka'bah. Orang-orang mulai menunggu dan menanti apa yang akan terjadi pada malam itu karena khawatir Al-Walid terkena azab seperti Abrahah dan pasukannya. Mereka berkata:

"Jika dia ditimpa musibah, kita tidak akan membongkar Ka'bah sama sekali dan kita kembalikan Ka'bah sebagaimana sedia kala. Namun jika ia selamat, berarti Allah telah ridha dengan apa yang kita lakukan. Maka kita runtuhkan Ka'bah".

Pada pagi harinya, Al-Walid tetap dalam keadaan sehat. Ia pun kembali melanjutkan membongkar Ka'bah, dan akhirnya orang-orang ikut membantunya. Mereka kemudian membongkar Ka'bah seluruhnya hingga fondasi Ibrahim Alaihis salam, sirah Ibnu Hisyaam. 

Mereka menggantikan semua baru Ka'bah dengan batu yang baru, kecuali batu Hajar Aswad. Ketika mereka sedang membangun Ka'bah, salah seorang dari mereka berkata, sambil mengingatkan:

"Wahai kaum Quraisy sekalian, janganlah kalian menggunakan biaya untuk membangun Ka'bah, kecuali dari hasil penghasilan yang baik. Jangan sampai di dalamnya ada hasil zina, hasil jual beli riba, dan hasil sebab menzalimi seseorang", sirah Ibnu Hisyaam. 

Inilah sebabnya kaum Quraisy kekurangan biaya tatkala membangun Ka'bah. Mereka hanya membangun Ka'bah dengan uang yang halal. Akhirnya, mereka tidak mampu membangun Ka'bah secara sempurna. Nabi ﷺ berkata:

لَوْلَا حَدَاثَةُ قَوْمِكِ بِالْكُفْرِ لَنَقَضْتُ الْكَعْبَةَ، ثُمَّ لَبَنَيْتُهُ عَلَى أَسَاسِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فإِنَّ قُرَيْشًااسْتَقْصَرَتْ بِنَاءَهُ

"Kalau bukan karena kaummu [wahai Aisyah] baru saja meninggalkan kekufuran, niscaya aku akan meruntuhkan Ka'bah, lalu aku akan membangunnya kembali di atas fondasi Ibrahim Alaihissallam karena sesungguhnya kaum Quraisy kurang sempurna membangun Ka'bahnya." [HR Bukhari dan Muslim] 

Kekurangan biaya ini menyebabkan kaum Quraisy hanya bisa membangun sebagian Ka'bah sehingga tidak mencapai tahap yang sempurna. Padahal, Al-Hijr [yang disebut oleh orang-orang dengan Hijr Isma'il] termasuk bagian dari Ka'bah. Inilah sebab mengapa orang yang sedang melakukan tawaf tidak boleh masuk Hijr Isma'il. Barangsiapa yang tawaf memasuki Hijr Isma'il berarti thawafnya tidak sah karena belum mengelilingi Ka'bah secara sempurna. 

Saat pemugaran Ka'bah, orang-orang Quraisy membuat Ka'bah bertambah tinggi. Sebelumnya, tinggi Ka'bah hanya sembilan hasta [kira-kira empat atau 4,5 meter] ditambah sembilan hasta lagi menjadi 18 hasta [8-9 meter]. Sementara itu, pintu Ka'bah diangkat menjadi lebih tinggi sehingga tidak lagi menempel di tanah. Tujuan mereka melakukan hal ini adalah: 

- Memperkuat fondasi Ka'bah dan tidak terkena banjir saat hujan. 

- Agar tidak semua orang bisa masuk Ka'bah. Mereka yang ingin masuk Ka'bah harus meminta izin terlebih dahulu kepada orang-orang Quraisy. Aisyah Radhiyallahu anha berkata: 

Aku bertanya kepada Nabi ﷺ tentang al-Jadr [al-Hijr], "Apakah ia termasuk Ka'bah?" Nabi berkata, "Iya". Aku berkata, Lantas, kenapa mereka tidak memasukkannya menjadi bagian Ka'bah?". Beliau berkata, "Sesungguhnya biaya yang disiapkan kaummu [Quraisy] untuk membangun Ka'bah tidak cukup". Aku bertanya, "Kenapa pintunya dinaikkan tinggi?" Beliau berkata, "Itu sengaja dilakukan oleh kaummu agar mereka bebas memasukkan ke Ka'bah siapa yang mereka sukai dan mereka bisa melarang siapa yang mereka kehendaki." [HR Bukhari dan Muslim]

Posted on by mazdaonly

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah yang di Makkah yang di-berkahi” al- Imran, ayat 96.

Ka’bah adalah bangunan suci Muslimin yang terletak di kota Mekkah di dalam Masjidil Haram. ia merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah sholat bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.

Ka’bah berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter [Lihat foto berangka Ka’bah]. Ka’bah disebut juga dengan nama Baitallah atau Baitul Atiq [rumah tua] yang dibangun dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah. Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau [Baitullah] yang dihormati, ya Tuhan kami [yang demikian itu] agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”, kalau kita membaca ayat di atas, kita bisa mengetahui bawah Ka’bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim as menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut. Jadi Ka’bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim menginjakan kakinya di Makkah.

Pada masa Nabi saw berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali Hajar Aswad namun berkat hikmah Rasulallah perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa kekerasan, tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Pada zaman Jahiliyyah sebelum diangkatnya Rasulallah saw menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, ka’bah penuh dikelilingi dengan patung patung yang merupakan Tuhan bangsa Arab padahal Nabi Ibrahim as yang merupakan nenek moyang bangsa Arab mengajarkan tidak boleh mempersekutukan Allah, tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah yang Tunggal, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan diperanakkan. Setelah pembebasan kota Makkah, Ka’bah akhirnya dibersihkan dari patung patung tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan darah.

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai pemegang kunci ka’bah [lihat foto kunci ka’bah] dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

KunciKa’bah berada di museum Istanbul

Pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as pondasi bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Namun ketika Renovasi Ka’bah akibat bencana banjir pada saat Rasulallah saw berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka’bah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka’bah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka’bah yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan ka’bah yang dinamakan Hijir Ismail [lihat foto] yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka’bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.

pintu ka’bah[1941]                               pintu ka’bah [sekarang]

batu pondasi Haram[852M]

Karena agama islam masih baru dan baru saja dikenal, maka Nabi saw mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka’bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka’bah”, sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim”. Jadi kalau begitu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah. Makanya dalam bertoaf kita diharuskan mengelilingi Ka’bah dan Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah tempat dimana Nabi Ismail as lahir dan diletakan di pangkuan ibunya Hajar.

Ketika masa Abdurahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan Ka’bah dibuat sebagaimana perkataan Nabi saw atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah Syam, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan pelontar [Manjaniq] yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan hasil renovasi Rasulallah saw pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim as. Dalam sejarahnya Ka’bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka’bah sesuai dengan pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi saw. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan masalah khilafiyah oleh penguasa sesudah beliau dan bisa mengakibatkan bongkar pasang Ka’bah. Maka sampai sekarang ini bangunan Ka’bah tetap sesuai dengan renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim as. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi yang unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi saw. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat bertoaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat beliau dan Muslimin.

Pada awal tahun gajah, Abrahan Alasyram penguasa Yaman yang berasal dari Habsyah atau Ethiopia, membangun gereja besar di Sana’a dan bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah, memindahkan Hajar Asswad ke Sana’a agar mengikat bangsa Arab untuk melakukan Haji ke Sana’a. Abrahah kemudian mengeluarkan perintah ekspedisi penyerangan terhadap Mekkah, dipimpin olehnya dengan pasukan gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Beberapa suku Arab menghadang pasukan Abrahah, tetapi pasukan gajah tidak dapat dikalahkan.

Begitu mereka berada di dekat Mekkah, Abrahah mengirim utusan yang mengatakan kepada penduduk kota Mekkah bahwa mereka tidak akan bertempur dengan mereka jika mereka tidak menghalangi penghancuran Ka’bah. Abdul Muthalib, kepala suku Quraisyi, mengatakan bahwa ia akan mempertahankan hak-hak miliknya, tetapi Allah akan mempertahankan rumah-Nya, Ka’bah, dan ia mundur ke luar kota dengan penduduk Mekkah lainnya. Hari berikutnya, ketika Abrahah bersiap untuk masuk ke dalam kota, terlihat burung-burung yang membawa batu-batu kecil dan melemparkannya ke pasukan Ethiopia; setiap orang yang terkena langsung terbunuh, mereka lari dengan panik dan Abrahah terbunuh dengan mengenaskan. Kejadian ini diabadikan Allah dalam surah Al-Fil.

makam Nabi Ibrahim dan Hajar Aswad

Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana banyak orang berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau membangun Ka’bah bersama sama puteranya Nabi Ismail. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.

Multazam

Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah berjarak kurang lebih 2 meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim untuk berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat diijabah atau dikabulkan. Maka disunahkan berdoa sambil menempelkan tangan, dada dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi saw yang diriwayatkan sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.

Terakhir, saya sangat berharap semoga artikel “Ka’bah” ini bisa membawa mangfaat, menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal dan mencintai rumah Allah.

Walallahua’lam

-6.194032 106.997006

Filed under: Sejarah Islam |

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề