Berikut ini bukan termasuk kelemahan dari pertahanan 3 2 yaitu

Sepak Bola. [Foto: pixabay.com/jarmoluk]

Formasi 442 dalam permainan sepak bola adalah salah satu dari sekian banyak formasi yang digunakan sebagai strategi untuk meraih kemenangan. Formasi merupakan pembagian posisi dan tugas untuk pemain mengisi lini permainan di setiap sudut yang vital lapangan sepak bola.

Dari banyaknya jenis-jenis formasi dalam olahraga ini, pasti merujuk pada sistem permainan yang akan digunakan. Dari mulai bertahan hingga menyerang, filosofi permainan berasal dari tim itu sendiri yang didukung oleh pelatih untuk diterapkan kepada para pemain. Mindset dalam sepak bola sangat penting untuk mendukung peran formasi yang diberikan oleh pelatih.

Sepak bola merupakan olahraga yang menerapkan kinerja yang cukup menguras energi. Selain membutuhkan kekuatan fisik dan stamina, permainan yang baik dan bagus membutuhkan kerja otak dengan konsentrasi dan fokus tingkat tinggi. Karena penerapan formasi akan membutuhkan kedua hal tersebut untuk memanfaatkan pertandingan.

Untuk sepak bola menyerang, beberapa formasi permainan merupakan turunan dari formasi 4-4-2 yang merupakan formasi klasik dari sepak bola modern yang saat ini banyak sekali digunakan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai formasi 442 dalam sepak bola.

Kelebihan dan Kekurangan Formasi 442

Setiap formasi dalam permainan sepak bola pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya, termasuk formasi 4-4-2. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan formasi sepak bola 442:

1. Kelebihan Formasi 4-4-2

Sir Alex Ferguson. [Foto: manutd.com]

Kelebihan pada formasi ini memiliki keseimbangan antar lini belakang, lini tengah hingga lini depan. Karena jumlah pemain yang cukup memadai antar lini membuat stabilitas dalam mengalirkan bola memiliki lebih banyak opsi, sehingga memudahkan tim untuk melakukan transisi dalam kondisi menyerang dan bertahan.

Selain itu, memiliki ruang yang sempit untuk ditembus, karena jumlah pemain yang cukup banyak di lini tengah, sebelum memasuki lini pertahanan. Formasi Ini merupakan sangat mendukung filosofi menyerang maupun bertahan.

Salah satu formasi 4-4-2 yang memiliki filosofi menyerang dan bisa diterapkan dalam sepak bola adalah filosofi menyerang yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson. Sebab, ia membuat tim sekelas Manchester United sangat ditakuti pada zamannya. Menurutnya, menyerang adalah pertahanan terbaik bagi sepak bola, khususnya Man United.

2. Kekurangan Formasi 4-4-2

Sulit mengontrol bola di lini tengah masih menjadi kelemahan formasi ini karena celah antara gelandang tengah dengan striker yang cukup jauh untuk menguasai lini tengah. Makanya pada formasi 4-4-2 lebih sering menggunakan permainan dengan tempo yang cepat, agar bisa terus membuat peluang dari sisi mana pun tanpa berlama-lama menguasai bola di lini tengah.

Kekurangan formasi 4-4-2 ini juga terletak pada formasi yang digunakan oleh lawan, seperti 4-3-3 atau 3-4-3. Karena ruang rapat yang dimiliki pada posisi 4-4-2 membuat celah tipis yang bisa digunakan para pemain cepat untuk berlari dan mengisi pos di tengah-tengah lini pertahanan dan lini belakang.

Selain itu, formasi ini dapat mengeksploitasi stamina pemain lini tengah, karena memiliki pekerjaan yang cukup sulit untuk mengalirkan bola, serta memiliki fokus yang terbagi antara mendukung lini pertahanan dan menghubungkan sistem permainan ke gelandang sayap dan striker.

Formasi ini memang membutuhkan gelandang dengan stamina dan fokus yang cukup tinggi selama bertanding, tidak sedikit pula pergantian pemain lini tengah yang dilakukan ketika bermain dengan menggunakan formasi ini.

Jenis-jenis Formasi 4-4-2 dalam Permainan Sepak Bola

Formasi 4-4-2 Klasik Dalam Sepak Bola. [Foto: pixabay.com]

Saat ini, formasi 4-4-2 dianggap formasi yang sudah kuno, padahal formasi ini jika digunakan dan dilakukan dengan benar maka akan menjadi taktik yang cukup mengesankan.

Lalu, membuka peluang kemenangan lebih lebar karena bermain dengan atraktif, terbuka, dan peluang yang cukup besar. Berikut ini adalah jenis-jenis formasi bola 442:

Formasi 442 diamond sangat kental dengan Manchester United era Sir Alex Ferguson. Ia memiliki kenangan yang indah dengan formasi ini. Pasalnya, United memenangkan 2x Liga Champions dengan menggunakan formasi 4-4-2 Diamond, yaitu pada musim 1998/1999 dan 2007/2008.

Pada musim 1998/1999, Sir Alex menggunakan formasi 4-4-2 Diamond dengan menurunkan 11 pemain utama yaitu, Peter Schmeichel [Goalkeeper], Jaap Stam dan Ronny Johnsen [Central Back], G. Neville dan Denis Irwin [Fullback], Beckham dan Nicky Butt [Central Midfielder], Ryan Giggs dan Jesper Blomqvist [Left and Right Midfielder], Andy Cole dan Dwight Yorke [2 Centre Forward].

Dengan menggunakan formasi 4-4-2 Diamond ini, menjadi cikal bakal dari dimulainya masa jaya Man United yang kemudian menjadi formasi landmark seorang Sir Alex Ferguson. Kemudian ia melanjutkan taktik tersebut pada final UEFA Champions League musim 2007/2008 melawan Chelsea di Moskow, Rusia.

2. Formasi 4-4-2 Diagonal

Formasi 4-4-2 Diagonal ini merupakan evolusi dari formasi 4-4-2 Klasik. Permainan ini menempatkan 4 gelandang berbentuk kotak diagonal yang membentuk seperti layangan di lini tengah lapangan sepak bola.

Filosofi permainan yang diadopsi adalah permainan sepak bola menyerang dengan menempatkan 1 gelandang serang, 2 gelandang sayap dan 1 gelandang jangkar. Dengan posisi itu, mobilitas menyerang membuka ruang tembak yang cukup banyak. Dengan posisi ini biasanya akan menarik gelandang serang menjadi Second Striker seperti yang dilakukan oleh Bayern Muenchen era Pep Guardiola.

Saat itu, Pep menempatkan gelandang bertahan Schweinsteiger, dengan gelandang sayap kiri dan kanan diisi oleh Franck Ribery dan Arjen Robben serta Mario Gotze sebagai gelandang serang membuat kenyamanan lini tengah dalam menyerang menjadi poin tambahan.

Bisa dibilang formasi ini sangat fleksibel karena di awal posisi 4-4-2 diagonal, saat menyerang bisa menjadi 4-3-3 dengan menaikan posisi Gotze sedikit kedepan untuk membantu serangan yang diisi oleh Lewandowski dan Muller. Sedangkan transisi saat bertahan Gotze berada di depan Bastian Schweinsteiger kembali menjadi 4-4-2.

Formasi 4-4-2 Klasik ini bisa dibilang sebagai ‘The Godfather of 4-4-2’ karena formasi ini merupakan formasi original yang sangat otentik dari formasi 4-4-2. Formasi ini merupakan pertama kali dari 4 pemain lini belakang, 4 pemain lini tengah dan 2 pemain lini depan.

Dianggap sudah kuno, malah formasi 4-4-2 ini memiliki ruang yang cukup sempit untuk dilewati oleh lawan. Karena filosofi bertahan pada formasi ini memiliki defense yang kuat dan cukup dalam, sehingga sangat sulit untuk lawan menembus pertahanan dari aliran bola bawah hingga bola atas.

Atletico Madrid yang diasuh oleh Diego Simeone masih menggunakan formasi ini dari awal ia menjabat sebagai pelatih. Ia menerapkan pertahanan dengan merebut bola di area sendiri yang kemudian melakukan Counter Attack dengan kecepatan tinggi menggunakan 2 striker dan 4 gelandangnya untuk menyerang.

Dengan menggunakan formasi ini, Atletico sangat konsisten berada di top papan atas klasemen Liga Spanyol dan berhasil meraih gelar juara La Liga pada musim 2020/2021. Kecerdikan Diego Simeone dalam menggunakan formasi 4-4-2 cukup visioner dan patut mendapatkan apresiasi lebih.

Formasi 4-\42 merupakan strategi yang cukup tricky untuk diterapkan, tetapi akan menjadi jackpot yang cukup baik untuk tim jika permainan berjalan mulus karena beberapa kelebihannya bisa menutup kekurangan formasi ini.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề