Berikut ini yang termasuk larangan yang harus dihindari berdasarkan surat al adiyat adalah

Faisol, Citro Achmad [2020] Kajian larangan-larangan Allah SWT dalam Alquran surat Al-Isro' menurut Tafsir Al-Mishbah dan implikasinya terhadap pendidikan Islam. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

INDONESIA:

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah sangat banyaknya fenomena-fenomena menurunnya akhlak yang jelas-jelas melanggar perintah Allah SWT, seperti berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, bersikap boros, kikir, sombong, melakukan zina, membunuh anak karena faktor ekonomi, dan lain sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk [1]mengetahui isi larangan-larangan Allah SWT dalam Alquran surat al-Isro’ ayat 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 dan 37 menurut tafsir al-Mishbah dan [2] mengetahui fungsi larangan-larangan Allah SWT dalam Alquran surat al-Isro’ ayat 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 dan 37 menurut tafsir al-Mishbah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif library research [kajian pustaka] dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan studi dokumen berupa tafsir al-Mishbah. Teknik analisis datanya menggunakan teknik tafsir maudhu’i, analisis isi dan deskriptif.

Hasil penelitian ini adalah [1] Terdapat beberapa larangan Allah SWT dalam surat al-Isro’ ayat 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 dan 37 yang secara berurutan menurut ayat tersebut yaitu, larangan menyekutukan Allah, larangan durhaka kepada orang tua, larangan bersikap boros, kikir, larangan membunuh anak karena takut miskin, larangan mendekati zina, larangan membunuh orang lain atau dirinya sendiri, larangan memakan harta anak yatim, larangan berkata dusta dan larangan bersikap sombong. [2] Fungsi larangan-larangan tersebut adalah sebagai pengingat diri untuk selalu taat terhadap tuntutan Allah SWT di tengah era sekarang ini yang penuh dengan godaan.
Harapan peneliti terhadap karya ini adalah bisa dijadikan rujukan dalam mengkaji dan mendalami perintah dan larangan-larangan Allah SWT khususnya dalam surat al-Isro’.

ENGLISH:

The context of this research is that there are so many phenomena of declining morality that clearly violate the commands of Allah SWT, such as making shirk to God, being disobedient to parents, being wasteful, miserly, arrogant, committing adultery, killing children due to economic factors, etc.

The purpose of this study is to [1] find out the contents of the prohibitions of Allah SWT in the Qur'an al-Isro 'verses 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 and 37 according to the interpretation of al-Mishbah and [2] know the function of the prohibition statements of Allah SWT in the Koran surah al-Isro 'verses 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 and 37 according to the interpretation of al-Mishbah.

This type of research is a qualitative library research using a descriptive approach. The data collection technique uses document studies in the form of al-Mishbah's interpretation. The data analysis technique uses maudhu'i interpretation technique, content analysis and descriptive.

The results of this study are [1] There are several prohibitions of Allah SWT in surah al-Isro 'verses 22, 23, 26, 29, 31-34, 36 and 37 which are sequentially according to the verse namely, the prohibition of associating partners with Allah, the prohibition of ungodly to people old age, prohibition on being wasteful, miserly, prohibition on killing children for fear of poverty, prohibition against adultery, prohibition on killing other people or themselves, prohibition on consuming orphan's property, prohibition on telling lies and prohibition on being arrogant. [2] The function of the prohibitions is as a self-reminder to always obey the demands of Allah SWT in the midst of the present era which is full of temptations.

The hope of researchers of this work is that it can be used as a reference in studying and exploring the commands and prohibitions of Allah SWT, especially in Surah al-Isro '.

ARABIC:

الخلفية لهذا البحث هي كثرة الظواهر من نقصان الأخلاق الذي يجاوز ما حرم الله, كالشرك بالله و عقوق الوالدين, و الاسراف, و البخل, و التكبر, و الزينى, و قتل الأولاد بسبب الإقتصاد, و غير ذلك. بنظر إلى تلك الحوادث, كان القرآن مصدرا لإيجاب المشكلات السابقة. و فيه سورة لإجابة المشكلات وهي سورة الإسراء

هذف هذا البحث لــــــ 1] معرفة محارم الله تعالى فى القرآن الكريم فى سورة الإسراء, 2] معرفة فوائد محارم الله تعالى فى القرآن الكريم فى سورة الإسراء, 3] معرفة آثر محارم الله تعالى فى القرآن الكريم فى سورة الإسراء و علقته بالتربية الإسلامية.

و جنس هذا البحث هو البحث المكتبي باستخدام النهج النوعي. و طريقة جمع البيانات بدراسة الوثيقة يعنى تفسير المصباح. و الطريقة التحليل هي بتحليل متن التفسير و لغته و التقرين فيه.

النتيجة لهذا البحث هي 1] وجود محارم الله تعالى فى سورة الإسراء, هي الشرك بالله, و عقوق الوالدين, و الإسراف, و البخل, و قتل الولد حذرا من الفقر, الزنى, قتل النفس, أكل أموال اليتيم, و الكذب, و التكبر. 2] فوائد محارم الله تكون أية لزيادة الطاعة على ما أمر الله به فى هذا العصر الفتن. 3] آثر محارم الله فى التربية اللإسلامية يتكوم من العقيدة و الفقه, و الشريعة و الأخلاق.

و يرجو من قبل الباحث لهذا البحث مصادرا فى تعميق أمر الله و محارمه بالخصوص عما يتعلق بسورة الإسراء.

Jakarta -

Surat Al 'Adiyat terdiri dari 11 ayat. Surat ini turun sesudah surat Al Ashr dan sebelum surat Al Kautsar.

Nama Al 'Adiyat diambil dari kata Al 'Adiyat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Arti surat Al 'Adiyat yakni yang berlari kencang.

Al 'Adiyat tergolong surat Makkiyah. Dilansir Tafsir Al Misbach jilid 15 oleh dr M Quraish Shihab, tema utama surat Al 'Adiyat adalah uraian tentang kerugian yang akan dialami oleh mereka yang sangat mencintai gemerlapan duniawi dan kikir.

Menurut al-Biqa'i [salah satu ahli tafsir] tujuan utama surat Al 'Adiyat adalah pemberitaan tentang kerugian kebanyakan manusia pada hari terjadinya kiamat. Ini karena mereka itu lebih memilih kemuliaan duniawi dan harta benda dibanding dengan apa yang kekal di sisi Allah SWT.

Berikut surat Al 'Adiyat, lengkap Arab, latin, dan artinya:

وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ - ١

wal-'ādiyāti ḍab-ḥā

Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,


فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ - ٢

fal-mụriyāti qad-ḥā

dan kuda yang memercikkan bunga api [dengan pukulan kuku kakinya],

فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ - ٣

fal-mugīrāti sub-hā


dan kuda yang menyerang [dengan tiba-tiba] pada waktu pagi,

فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ - ٤

fa asarna bihī naq'ā

sehingga menerbangkan debu,

فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ - ٥

fa wasaṭna bihī jam'ā


lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh

اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ - ٦

innal-insāna lirabbihī lakanụd


sungguh, manusia itu sangat ingkar, [tidak bersyukur] kepada Tuhannya,

وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ - ٧

wa innahụ 'alā żālika lasyahīd

dan sesungguhnya dia [manusia] menyaksikan [mengakui] keingkarannya,

وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ - ٨

wa innahụ liḥubbil-khairi lasyadīd


dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.

۞ اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ - ٩

a fa lā ya'lamu iżā bu'sira mā fil-qubụr


Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan

وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ - ١٠

inna rabbahum bihim yauma`izil lakhabīr

dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?

اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ ࣖ - ١١

sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.

[nwy/erd]

Jakarta -

Tamak merupakan salah satu sikap rakus yang sangat dilarang dalam ajaran Islam. Karena sifat tamak akan memberi dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Tamak juga merupakan salah satu penyakit hati. Adapun yang menggoda seseorang untuk berbuat tamak bisa karena harta dan kekuasaan.

Sebab Tamak karena harta, manusia pada umumnya sangat mencintai harta, tidak merasa puas dengan harta yang sedikit maupun yang banyak, terus mencari harta dan manusia sesungguhnya sangat tamak pada harta dan senang memanjangkan angan-angan.

Ini firman Allah Swt dan sabda Rasulullah :
"Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan." [ QS Al-Fajr [89] : 20 ]. "Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan". [ QS. Al- Adiyat [100] : 8 ].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta."

Harta menjadikan tujuan sehingga seseorang menjadi sangat mencintainya, lupa bahwa sifat harta ini adalah fana. Sebetulnya harta yang dimiliki seorang hambah adalah hartanya yang digunakan untuk sedekah dan harta yang digunakan pada jalan Allah lainnya. Pakaian yang bermerk terkenal dan asesorisnya akan habis terpakai. Makan makanan di restauran yang premium dengan sekali makan berharga jutaan rupiah per orang, terasa enak di lidah hanya sebentar dan nantinya habis terbuang. Dalam firman Allah diatas jelas sekali bahwa kita diingatkan untuk tidak mencintai harta yang berlebihan. Harta diperlukan dalam kehidupan dan jadikanlah harta ini menjadi sarana bekal akhirat nanti. Harta dan panjang angan-angan membuat seorang hamba dengan hati yang tua renta menjadi muda karena keduanya.

Kecintaan terhadap harta, terbukti telah banyak menggelincirkan para pemimpin [daerah maupun kementerian]. Cara hidup atau gaya hidup yang hedonis dan menjadikan seperti saling berlomba, hal ini mempercepat seseorang yang 'mempunyai wewenang' untuk berkreasi dalam mendapatkan harta. Jika seorang hamba yang telah tergelincir dengan hukum dunia telah terhukum, namun dalam hatinya masih merasa benar, bagaimana nanti hisabnya dikehidupan kekal kelak ? Semoga Allah memberikan hidayah agar hatinya menjadi lembut dari hati yang keras.

Panjang angan-angan, merasa masih berusia panjang adalah penyakit berbahaya dan kronis bagi manusia. Jika penyakit ini menjangkiti seorang Hamba, maka itu akan membawa kepada indikasi yang lebih serius. Misalnya ia mulai menjauhi perintah Allah Swt, enggan bertaubat, cinta kepada dunia, lupa akan kehidupan akhirat yang abadi, dan membuat hati menjadi keras. Manusia tidak akan pernah puas terhadap apa yang sudah diperolehnya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh, seandainya anak Adam memiliki satu lembah dari emas, niscaya ia sangat ingin mempunyai dua lembah [emas]. Dan tidak akan ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah.' Kemudian Allah mengampuni orang yang bertaubat." [ Diriwayatkan Al-Bukhari ].

Adapun orang yang tamak kepada harta dan tidak menggunakannya di jalan Allah Swt. maka orang yang demikian pasti celaka dan binasa. Ia akan mengalami kesusahan di dunia dan akhirat. Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat adalah orang yang paling kurang beruntung. Sebab, ia lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan, lebih mengutamakan tidur daripada terjaga, lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang daripada kenikmatan yang kekal, lebih mengutamakan rumah yang segera binasa daripada tempat tinggal yang kekal, dan menukar kehidupan yang abadi nan nyaman dengan kehidupan yang tidak lebih dari sekedar mimpi atau bayang-bayang yang segera hilang.

Sebab tamak karena kekuasaan, kita simak sabda Rasulullah dan Firman Allah Swt. Sabda Rasulullah, "Sesungguhnya kalian akan berambisi kepada kempemimpinan. Dan hal itu nantinya akan jadi penyesalan pada hari Kiamat, maka kenikmatan [bayi] yang menyusu dan kejelekan [bayi] yang disapih." [ Diriwayatkan Al-Bukhari ]. Kenikmatan bayi yang menyusu maksudnya nikmat mendapat kedudukan, harta, kelezatan yang nyata dan tidak nyata ketika ia mendapatkan kepemimpinan tersebut. Dan kejelekan bayi yang disapih maksudnya ketika ia berpisah [lengser] dari kepemimpinan, apakah dengan sebab kematian atau dengan sebab lainnya, dan juga keburukan ketika mendapatkan hukuman di akhirat atas kepemimpinan tersebut.

Seorang Guru berkata, "Ambisi manusia kepada jabatan dan kedudukan [kepemimpinan] merupakan sebab terjadinya peperangan di antara manusia sampai banyak orang yang terbunuh, harta mereka dirampas dan juga berbagai kerusakan besar terjadi di muka bumi dengan sebab ketamakan manusia kepada kepemimpinan." Rasulullah Saw sudah mengingatkan manusia agar tidak tamak, tidak bercita-cita dan tidak berambisi kepada jabatan dan kekuasaan, karena kalau itu diberikan kepada orang yang tidak berhak menerimanya, atau kepada orang yang tidak mampu atau tidak jujur dan amanah, maka pasti akan terjadi kerusakan di muka bumi dan pemutusan silaturrahim.

Allah Swt berfirman, "Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah lalu dibuat tuli [pendengarannya] dan dibutakan penglihatannya. [ QS. Muhammad [47] : 22-23 ]. Atas peringatan ini sebenarnya menjadi seorang pemimpin bukanlah mudah karena jika membuat kerusakan di muka bumi, maka janji Allah akan jatuh padanya.

Tamak yang disebabkan karena kedudukan / jabatan / kekuasaan, hal ini menjadi daya tarik yang sangat dahsyat, karena jk kekuasaan dipegang maka hartapun mudah didapat. Disini penulis tidak akan memberikan gambaran atau contoh, karena mudah ditemukan di masyarakat.

Ketamakan ini merupakan sikap tercela yang dapat merusak 'ubudiyah. Bahkan menjadi pangkal semua kesalahan. Ketamakan menandakan adanya ketergantungan dan penghambaan manusia terhadap manusia. Disini terlihat kehinaan dan kenistaan dari sikap tamak. Nasihat dari Ibnu Atha'illah, " Tidaklah tumbuh dahan-dahan kehinaan, kecuali dari benih ketamakan." Oleh karena itu, janganlah menanam benih ketamakan dalam hati sehingga tumbuh pohon kehinaan yang dahan dan rantingnya akan bercabang-cabang.

Bagaimana dengan kita? Untuk menghindari sikap tamak ini hendaknya kita memperkuat keyakinan pada sifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa, bahwa Dia Maha Pemberi rezeki juga menjamin rezeki semua makhluk. Semoga kita termasuk golongan hamba yang selalu menyakini sifat-sifat Allah tersebut.

Aunur Rofiq

Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI [ Himpunan Pengusaha Santri Indonesia ]

*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih [Redaksi]

[erd/erd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề