Daerah di indonesia yang menggunakan motif manusia adalah

Jakarta -

Ragam hias berasal dari kata bahasa Yunani "ornare" yang artinya hiasan atau menghias. Kata ini diserap ke bahasa Inggris menjadi "ornament". Apakah detikers bisa jelaskan jenis ragam hias yang umumnya ada di berbagai negara?

Biasanya, ragam hias adalah pola berulang yang dibuat dalam suatu karya seni. Seni ragam hias dibuat dengan tujuan untuk mengisi kekosongan permukaan sebuah karya.

Adanya komponen seni ini juga berfungsi untuk memperindah hasil karya seni. Ragam hias dalam sebuah karya bisa meningkatkan nilai jualnya, seperti dikutip dari Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Sri Sudaryati, S.Pd, M.M. dan Boiman, S.Pd.

Ragam hias merupakan salah satu bentuk seni rupa yang melekat dengan identitas bangsa Indonesia. Karena itu, kamu bisa menemukan ragam hias atau ornamen di rumah adat, di ruang tamu, di bangunan modern, hingga produk tekstil.


Jenis Ragam Hias

1. Ragam Hias Geometris

Motif kawung, salah satu ragam hias geometris. Foto: Wikimedia Commons

Ragam hias geometris mengandung unsur garis, sudut, bidang, dan ruang. Garis yang dibuat bisa berupa garis lurus, lengkung, spiral, atau zig-zag. Sementara itu, bidang dalam ragam hias geometris bia berupa lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, dan layang-layang. Garis dan bidang ini lalu dikombinasikan menjadi ragam hias geometris.

Ragam hias geometris disebut sebagai ragam hias tertua karena sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Contoh yang berkembang di nusantara antara lain yaitu ceplokan, kawung, pilin, tumpal, dan meander.


2. Ragam Hias Flora

Ragam hias flora dalam teks Guasti yang memuat puisi seniman Michelangelo dengan tejemahan bahasa Jerman. Foto: Wikimedia Commons

Ragam hias flora menggunakan objek motif tumbuh-tumbuhan atau flora, seperti namanya. Motif flora bisa dibuat sesuai asli maupun dikembangkan dengan imajinasi.

Jenis ragam hias flora bisa ditemui di penjuru dunia, termasuk Indonesia, seperti di batik, ukiran, kain sulam, kain tenun bordir, seni pewayangan, atau rumah tradisional. Contoh ragam hias flora di antaranya yaitu pepatran, keketusan, keketusan wangga [bunga besar mekar dan berdaun lebar], keketusan bunga tuwung [bunga terung berliku dan berulang], dan keketusan bun-bunan [tumbuhan menjalar atau bersulur].


3. Ragam Hias Fauna

Contoh ragam hias fauna dan flora di ornamen Rumah Panjang Dayak Lundayeh. Ragam hias ini didominasi motif pakis dan burung rangkong di Desa Wisata Setulang, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Foto: Wikimedia Commons/Yohanes Nindito Adisuryo

Ragam hias fauna mengambil bentuk motif dari hewan, seperti burung, singa, gajah, dan ikan. Ragam hias fauna juga sering dipadukan dengan flora sehingga muncul motif yang lebih beragam.

Contoh, untuk menggambar ragam hias dengan motif burung, siswa bisa membuat gambar kontur burung dengan pose tertentu sebagai pola gambar ragam hias. Lalu, buat garis atau bentuk motif tambahan dengan mengisi pola tersebut. Selesaikan gambar dengan mengisi bidang dengan warna menarik.

4. Ragam Hias Figuratif / Manusia

Ragam hias figuratif tahun 1919. Foto: Wikimedia Commons/Cleveland Museum of Art

Ragam hias figuratif menggunakan manusia sebagai objek. Untuk membuat ragam hias figuratif, seniman akan meniru bentuk tubuh manusia dari kepala hingga kaki, lalu membentuk tiruan manusia dengan pose atau gaya tertentu.

Ragam hias figuratif juga dapat ditambahkan motif lain, seperti flora, untuk meningkatkan keindahan karya. Ragam hias ini dapat dibuat dalam bentuk dua dimensi atau dwimatra seperti gambar dan lukisan. Di samping itu, seniman juga bisa membuat ragam trimatranya, seperti patung atau topeng.

Kekayaan flora dan fauna di tiap daerah menginspirasi ragam hias yang bervariasi di berbagai negara. Jejak jenis ragam hias dari berbagai budaya bisa dilihat dari bentuk bangunan atau arsitektur rumah adat hingga kain tradisionalnya. Ragam hias mana yang paling sering kamu jumpai, detikers?

Simak Video "Perajin di Kulon Progo Bikin Batik Motif Naga Vs Omicron"


[Gambas:Video 20detik]
[twu/row]

Jakarta -

Detikers sudah tahu apa yang disebut sebagai ragam hias figuratif? Jenis karya seni rupa ini merupakan salah satu klasifikasi motif ragam hias. Keberadaannya sendiri sudah ada selama puluhan ribu tahun tahun, tepatnya sejak zaman prasejarah.

Definisi Ragam Hias Figuratif

Akan tetapi, apa tepatnya yang dimaksud sebagai ragam hias figuratif, ya? Kalau menurut galeri seni terkemuka di Inggris, Tate, ragam hias figuratif alias figurative art menjelaskan segala bentuk seni modern yang mempertahankan referensi dengan dunia nyata yang kuat, terutama dengan bentuk manusia.

Akan tetapi, seperti yang sudah dijelaskan di awal, jenis ragam hias yang satu ini sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah. Sybaris Collection, platform seni kontemporer ternama berbasis di Meksiko, menjelaskan bahwa ragam hias figuratif memang sudah dikenal sejak masa di mana manusia menggambar di dinding gua-gua prasejarah.

Hal ini kemudian dibuktikan lewat penemuan lukisan dinding di Indonesia, tepatnya di Sulawesi, yang menjadi lukisan dinding alias ragam hias figuratif tertua di dunia. Lukisan tersebut menunjukkan gambar babirusa sedang memakan buah, dengan perkiraan usia sekitar 35.400 tahun.

Sebagai upaya manusia prasejarah untuk menjelaskan dunia dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian menggunakan berbagai alat serta pewarna untuk menggambar bentuk manusia, hewan, tanaman, maupun benda buatan manusia di atas permukaan.

Tujuan dari upaya tersebut adalah untuk menciptakan ulang atau menggambarkan realita yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, basis dari ragam hias figuratif adalah karya seni yang realistis, meskipun tidak 100 persen sama seperti yang dilihat di dunia nyata. Yang penting, gambar yang dibuat harus dikenali sebagai gambar realistis.

Ragam Hias Figuratif di Indonesia

Seiring dengan perkembangan zaman, ragam hias figuratif tak hanya bisa ditemukan sebagai lukisan prasejarah di dinding gua. Media serta permukaan yang digunakan juga mengalami perubahan, seperti halnya yang terjadi di Indonesia.

Kamu bisa temukan begitu banyak contoh ragam hias figuratif di Tanah Air, Detikers. Selain lukisan prasejarah ragam hias figuratif tertua yang sudah diperkenalkan di atas, kamu juga bisa menemukan motif ragam hias yang satu ini di atas permukaan kain tenun, batik, songket, hingga pahatan dan ukiran.

Beberapa contoh ragam hias figuratif yang paling mudah kamu temukan di Indonesia adalah topeng dan wayang. Karena sekali lagi, jenis ragam hias yang satu ini menggunakan dunia nyata sebagai sumber inspirasi objeknya, yang kemudian digambarkan dengan cara yang serealistis mungkin sebagai bentuk karya seni.

Kalau kamu pernah menonton pertunjukan wayang, kamu juga bisa sadari kalau di sana kamu tak hanya bisa temukan berbagai karakter alias lakon wayang. Kamu juga bisa temukan gunungan wayang, yaitu wayang khusus dengan bentuk gambar gunung dan isinya, hingga berbagai karakter hewan yang sesuai dengan lakon atau cerita yang sedang dipentaskan.

Sementara itu, topeng dibuat dengan sengaja untuk menggambarkan ekspresi tertentu. Sebagai contoh, kamu bisa lihat dalam pertunjukan tari topeng di mana karakter yang berbeda mengenakan topeng yang berbeda pula.

Ada perbedaan jelas antara topeng karakter baik dengan karakter jahat, yang dibuat berdasarkan representasi seniman pembuat topeng dalam melihat ekspresi wajah manusia di dunia nyata.

Itulah rangkuman singkat mengenai ragam hias figuratif, baik di Indonesia maupun di dunia. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk memperkaya wawasanmu ya, Detikers!

[pal/pal]

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Banyaknya pulau yang ada menjadikan Indonesia memiliki beragam suku yang mendiami pulau tersebut. Setiap suku pasti  memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam melestarikan adat istiadat dan budayanya Salah satu hasil karya dari tiap suku adalah karya ragam hias dan ornamen.

Tentu setiap daerah akan mengembangkan ragam hias sesuai dengan latar belakang sosial budaya daerahnya. Dengan begitu, akan terbentuklah ragam hias berupa seni rupa yang lebih banyak menggunakan unsur-unsur seni daerah asalnya, seperti pada warna, rasa, dan etnik. Ragam hias yang diciptakan tidak semata hanya untuk keindahan atau hanya benda pakai yang dibuat fungsional semata. Melainkan berpadu dengan kaidah moral, adat, kepercayaan, dan sebagainya sehingga karya lebih bermakna.

Ragam hias yang berada di setiap daerah berkembang sesuai dengan adat istiadat serta kondisi lingkungan masyarakatnya. Berikut adalah ciri-ciri dan keunikan ragam hias dari beberapa daerah di Indonesia.

Ragam Hias Papua

Ragam hias Papua yang diaplikasikan pada batik mempunyai ciri khas, memilih warna-warna yang cerah dan pola hias yang asimetris. Motif yang dipilih biasanya manusia dan hewan. Makna simbolik yang terkandung pada beberapa motif Papua sebagai berikut.

  • Motif Cendrawasih Menggambarkan kekayaan,keindahan dan keanggunan alam dan fauna Papua.
  • Motif Asmat menggambarkan keunikan dan tradisi patung ukir kayu dari masyarakat Papua.
  • Motif Komoro menggambarkan kreativitas, semangat, keberanian penduduk asli Papua.
  • Motif Tifa Honai menggambarkan filosofi rumah khas masyarakat Papua yang penuh kebahagiaan.
  • Motif Prada menggambarkan kekayaan alam Papua, utamanya tambang emasnya yang melimpah di Gunung Grasberg.

Ragam Hias Bali

Kain batik Bali memiliki corak ragam hias yang sangat beragam. Biasanya, ragam hias Bali pinggiran menggunakan motif hewan. Berikut adalah motif ragam hias dari Bali.

  • Motif Batik Buketan berupa tanaman bunga yang tersusun sepanjang kain dengan hiasan tambahan kupu-kupu, burung Hong, Bangau dan juga sulur-suluran yang menambah keindahan.
  • Motif Merak Abyorhokokai, menggambarkan keindahan burung Merak sebagai poros corak utama pada kain dan dihiasi kelopak menyerupai bunga Sakura.
  • Motif Singa Barong menggambarkan seekor binatang yang tidak nyata yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Keajaiban wujud singa tersebut dapat dilihat dari berbagai unsur yang merupakan penggabungan singa dan macan kata barong banyak terdapat pada kesenian di Jawa maupun di Bali, dimana seekor binatang yang tidak nyata ditemukan dalam realitas kehidupan.
  • Motif Pisan, maknanya adalah harapan, doa dan keselamatan. Biasanya diberikan kepada kekasih yang hendak pergi jauh harapannya agar kembali dengan selamat.

Ragam Hias Kalimantan

Baca Juga  Jaga Kebugaran Jasmani dengan Latihan Fisik di Rumah

Ragam Hias Kalimantan menampakan keteraturan dan ketertiban. Ragam hias dari Kalimantan sering menggunakan motif abstrak dan geometris. Istimewanya, makna dari ragam hiasnya mengandung arti dan nilai kehidupan. Berikut adalah motif ragam hias dari Kalimantan.

  • Motif Kembang Munduk, menggambarkan keterikatan hubungan manusia dengan lingkungan, hubungan saling melindungi dan memberi.
  • Motif Kembang Mengalir, menggambarkan dukungan dari lingkungan atau solidaritas keluarga akan melancarkan kehidupan masa depan atau pertunangan.
  • Motif Dayak latar Gringsing, mempunyai makna akulturasi kebudayaan yang berbeda yakni Dayak dan Jawa, bahwa dengan perbedaan itu tidak untuk saling bermusuhan tetapi saling melengkapi.

Ragam Hias Yogyakarta

Ragam Hias Yogyakarta memiliki ciri khas dari warna. Makna dari tiap motifnya lebih kepada nilai kehidupan dan berhubungan dengan alam. Berikut adalah motif ragam hias dari Yogyakarta.

  • Motif Ceplok Grompol, melambangkan harapan orang tua akan semua hal baik berkumpul seperti kebahagiaan, rejeki, hidup rukun, dan kesejahteraan untuk mempelai berdua.
  • Motif Kawung melambangkan empat arah mata angina atau sumber tenaga yang berporos pada kekuatan yakni timur, matahari terbit sumber kehidupan, utara gunung lambang tempat tinggal para dewa, barat matahari terbenam lambang turunnya keberuntungan, selatan Zenit puncak segalanya. Kawung juga berarti kesederhanaan raja, kesejahteraan dan keadilan.
  • Motif Parang disebut juga batik keris, motif ini merupakan motif paling kuat dibanding motif lainnya. Motif ini berupa garis garis tegas disusun secara diagonal paralel. Parang diartikan sebagai ombak lautan sebagai sumber tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah raja. Komposisi kemiringan pada motif ini melambangkan kewibawaan, kekuasaan, kebesaran serta gerak cepat pemakainya.

Indonesia memang kaya akan ragam hiasnya. Setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Untuk Sobat SMP yang ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai ragam hias dapat mengunduh modul PJJ Gasal kelas VII pada tautan berikut ini. Yuk, lestarikan budaya kita!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

//ditsmp.kemdikbud.go.id/modul-pjj-gasal-seni-rupa-kelas-vii/

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề