Jelaskan contoh gangguan pada indra pendengaran manusia

Mengutip Health Direct Australia, glue ear merupakan penyakit telinga yang lebih sering terjadi pada anak-anak, mengingat anak lebih mudah terkena otitis media daripada orang dewasa.

Gejalanya berupa sulit mendengar dengan baik, sulit menyeimbangkan tubuh, susah tidur, telinga terasa tertekan, dan menjadi lebih rewel.

Gangguan telinga ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Kondisi ini juga dapat memengaruhi pendengaran, ucapan, pembelajaran, dan perilaku.

Bila Anda atau anak Anda dicurigai mengalami hal ini, segeralah memeriksakannya ke dokter.

6. Telinga tersumbat

Kondisi ini terjadi ketika saluran eustachius tersumbat sehingga menyebabkan telinga terasa tertekan. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa sakit dan pendengaran teredam.

Masalah telinga ini dapat disebabkan oleh kondisi apa pun yang menyebabkan penyumbatan pada area sinus, termasuk pilek, flu, sinusitis, alergi, atau iritasi karena menghirup asap.

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan perawatan melalui hidung karena ia memiliki saluran ke telinga.

Penanganan yang bisa dilakukan yakni dengan menggunakan inhaler yang mengandung dekongestan untuk dihirup, mencuci hidung, serta menggunakan humidifier [pelembab ruangan].

Selain itu, sebaiknya Anda menghindari asap rokok dan asap lainnya yang bersifat iritasi. Bila kondisi ini terjadi karena alergi, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin.

Telinga tersumbat juga umum terjadi saat bepergian, terutama di pesawat terbang. Ini karena perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.

Untuk menghindari gangguan telinga ini, cobalah menggerak-gerakkan rahang, mengunyah permen karet, atau menghirup inhaler.

7. Telinga mengeluarkan cairan

Biasanya cairan yang keluar dari telinga adalah berupa earwax [cairan telinga], ini adalah normal.

Namun, bila cairan yang keluar tidak biasa, misalnya terlalu kental, berupa lendir, nanah, atau bercampur darah, bisa jadi Anda sedang mengalami masalah tertentu di telinga.

Bila ini terjadi, bisa jadi Anda sedang mengalami penyakit infeksi di telinga bagian tengah atau cedera pada telinga.

Cedera bisa terjadi bila Anda memasukkan cotton bud terlalu dalam, perubahan tekanan atau mendengar suara yang terlalu keras.

Pada umumnya, gangguan pada telinga ini bisa sembuh dengan sendirinya atau memerlukan antibiotik yang diminum, terutama pada anak-anak.

8. Telinga kemasukan benda asing

Masalah telinga juga sering terjadi bila ia kemasukan benda asing, seperti serangga atau kerikil kecil. Gejalanya dapat berupa pendengaran terganggu dan nyeri.

Sebaiknya Anda tidak melakukan sembarang cara untuk mengeluarkan benda asing dari telinga. Pasalnya, bisa jadi hal itu malah justru semakin mendorongnya ke dalam.

Selain itu, hindari memasukkan alat-alat tertentu ke dalam telinga karena bisa jadi akan semakin melukainya.

Bila semakin mengganggu, prosedur irigasi telinga yang dibantu oleh dokter bisa jadi pilihan jika benda tersebut tidak kunjung keluar.

Bila telinga kemasukan serangga, Anda baru bisa mengeluarkannya bila ia sudah tidak bergerak.

Cobalah gunakan minyak hangat untuk membunuh serangga tersebut.

9. Gendang telinga berlubang

Gendang telinga berlubang ditandai dengan adanya lubang di gendang telinga Anda. Biasanya, ini terjadi karena infeksi, suara keras, atau cedera.

Dalam kasus yang jarang, gangguan pada telinga ini dapat terjadi saat pesawat lepas landas dan mendarat.

Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena penyakit telinga ini umumnya sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah apa pun.

Ini merupakan jenis gangguan pendengaran yang paling umum terjadi.

Jika Anda memiliki kondisi ini, suara jadi sulit untuk didengar dan tidak jelas.

Ini terjadi karena komponen-komponen pada bagian telinga dalam tidak berfungsi dengan baik seperti koklea, silia [rambut kecil di dalam telinga], atau pada saraf pendengaran.

Akibatnya, gelombang suara yang diterima tidak dapat dikirimkan sinyalnya menuju otak.

Jenis gangguan pendengaran sensorineural biasanya disebabkan oleh berbagai kondisi dan masalah medis berikut ini.

  • Presbikusis yaitu faktor penuaan yang membuat kemampuan telinga untuk mendengar semakin menurun.
  • Mendengar suara keras dalam waktu yang lama dan sering seperti suara musik yang keras, bunyi mesin, dan lainnya.
  • Penyakit autoimun yang menyerang telinga bagian dalam yang memengaruhi kesehatan telinga dan pendengaran.
  • Penyakit Meniere yang menyebabkan kehilangan pendengaran disertai gejala lainnya, seperti vertigo dan tinnitus.
  • Perubahan tekanan udara mendadak misalnya saat terjun payung atau menaiki pesawat terbang.
  • Neuroma akustik yaitu tumor nonkanker yang memengaruhi pengiriman sinyal suara dari saraf pendengaran menuju otak.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang memengaruhi pendengaran.

Jenis gangguan pendengaran ini dapat ditangani dengan pemakaian alat bantu dengar yang bertujuan untuk memperkuat suara.

Meski begitu, alat tersebut mungkin tidak bisa membantu memperjelas ucapan seseorang.

Di samping alat bantu dengar, pemasangan implan koklea juga bisa membantu pendengaran orang dengan kondisi ini.

3. Gangguan pendengaran kombinasi

Gangguan pendengaran kombinasi adalah gabungan dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural.

Anda bisa mengalami gangguan pendengaran kombinasi bila mengalami kondisi yang menyebabkan gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural sekaligus.

Melansir situs American Speech-Language-Hearing Association, kondisi apapun yang menyebabkan gangguan pendengaran konduktif atau sensorineural dapat menyebabkan gangguan pendengaran campuran.

Sebagai contoh, Anda mengalami gangguan pendengaran karena bekerja di sekitar suara keras dan juga memiliki cairan di telinga tengah.

Kedua masalah yang Anda alami secara bersamaan tersebut dapat membuat pendengaran Anda lebih buruk daripada hanya satu masalah.

Di samping itu, Anda mungkin mengalami gangguan pendengaran secara berurutan, misalnya sensorineural lebih dulu.

Namun, karena tidak diobati dengan baik, akhirnya kondisinya bertambah buruk sehingga menimbulkan gangguan pendengaran konduktif juga.

Halodoc, Jakarta – Telinga menjadi salah satu panca indera yang tidak kalah pentingnya dengan indera yang lain. Dengan bantuan telinga, kamu bisa mendengar berbagai macam bunyi yang indah. Ketika indera ini terganggu, tentunya kamu tidak mampu mendengar bunyi dengan baik pada salah satu atau kedua telinga. Tentunya, ini akan membuat kamu sulit beraktivitas dengan normal.

Masalah kesehatan yang muncul pada telinga tidak boleh disepelekan, karena akan mengakibatkan tidak berfungsinya telinga yang membuat kamu menjadi tuli. Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut ini jenis gangguan pendengaran yang perlu kamu ketahui:

Baca juga: Gunakan Headset Terlalu Lama Bisa Berbahaya?

1. Gangguan Pendengaran Konduksi/Konduktif

Jenis gangguan pendengaran pertama adalah tuli konduksi. Pada kasus ini, kamu tidak bisa mendengarkan suara dengan sempurna, karena transmisi gelombang suara yang tidak masuk ke dalam telinga secara efektif. Akibatnya, suara yang kamu dengar akan lebih pelan dan tidak terlalu jelas.

Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran konduksi adalah adanya cairan di telinga bagian tengah, terlalu banyak kotoran telinga, masuknya benda asing ke saluran telinga bagian luar, atau terjadinya infeksi pada telinga bagian tengah. Pengobatan gangguan pendengaran ini bisa dilakukan melalui serangkaian tes fisik, seperti penggunaan garputala.

2, Gangguan Pendengaran Sensorineural

Gangguan pendengaran terjadi pada telinga bagian dalam lebih tepatnya pada saraf telinga bagian dalam yang terhubung langsung ke otak. Gangguan sensorineural adalah gangguan pendengaran yang paling fatal karena kondisi ini menyebabkan tuli permanen. Seseorang yang mengalami tuli permanen tidak dapat diobati dengan obat-obatan, berbagai tes fisik, atau pembedahan.

Pengidap gangguan pendengaran ini hanya mampu mendengar suara dalam volume rendah, meski sebenarnya volume sumber suara telah ditinggikan. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan pendengaran ini, yaitu trauma kepala, malformasi di telinga bagian dalam, faktor usia, sampai faktor genetik.

3. Gangguan Pendengaran Campuran

Jenis gangguan pendengaran ini adalah campuran dari gangguan pendengaran konduksi dan sensorineural. Gejala awalnya ditandai dengan tuli konduksi yang kemudian berkembang menjadi tuli sensorik. Meskipun begitu, gangguan telinga ini bisa terjadi secara bersamaan, misalnya pengidap mengalami trauma kepala yang sekaligus mengenai telinga bagian tengah dan dalam.

Baca Juga: Gangguan Pendengaran Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental?

Saat dilakukan tes fisik, akan ditemukan beberapa tanda-tanda yang mirip dengan gangguan pendengaran sensorineural dan konduksi. Kalau kamu bingung membedakan antara tuli konduksi dan sensorineural, tanyakan kepada dokter Halodoc untuk lebih jelasnya. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

4. Gangguan Pendengaran Simetris dan Asimetris

Gangguan pendengaran simetris terjadi ketika kedua telinga mengalami derajat penurunan kemampuan mendengar yang sama. Sedangkan, tuli asimetris terjadi ketika derajat penurunan kemampuan mendengar terdapat perbedaan antara kedua telinga. Kondisi ini sangat memungkinkan, terlebih jika pengidap  pernah mengalami benturan yang cukup keras pada salah satu sisi telinga.

Baca juga: Waspada Perubahan pada Mata, Kenali Tandanya!

5. Gangguan Pendengaran Progresif dan Mendadak

Jika kamu mengalami gangguan pendengaran yang kondisinya semakin lama semakin memburuk, artinya kamu mengidap penyakit gangguan pendengaran jenis progresif. Gangguan telinga ini terjadi secara bertahap, mulai dari tahap ringan hingga akut.

Jika kamu tiba-tiba tidak bisa mendengar, artinya kamu mengalami tuli mendadak. Artinya, kamu perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin untuk mengetahui penyebab pastinya. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui apliaksi Halodoc.

Referensi : Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2019. Types of Hearing Loss. American Speech-Language-Hearing Association. Diakses pada 2019. Types of Hearing Loss. Hearnet. Diakses pada 2019. Types of Hearing Loss.  

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề