Jumlah akun yang muncul pada jurnal akan menentukan banyaknya

Dalam menjalankan bisnis, kita tidak boleh mengabaikan jurnal transaksi yang ada setiap periodenya. Jurnal transaksi yang baik dan tepat dapat memberikan informasi yang akurat terkait kondisi bisnis itu sendiri. Sehingga hal ini memudahkan dalam melakukan penilaian maupun analisis untuk pengambilan keputusan. Ada berbagai contoh jurnal transaksi yang beredar, dengan begitu orang-orang dapat membuat laporan keuangan dengan mudah. Sayangnya, tanpa pemahaman yang tepat, jurnal transaksi bisa salah dalam penyusunannya. Lantas, bagaimana membuat jurnal transaksi yang benar?

Sebelumnya, kita perlu tahu terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan jurnal transaksi itu sendiri. Secara umum, jurnal transaksi bisnis merupakan catatan yang berisi data transaksi yang erat kaitannya dengan keuangan, yaitu, pemasukan atau pengeluaran yang terjadi dalam sebuah perusahaan.

BACA JUGA : Pentingnya Bukti Transaksi Dalam Pencatatan Keuangan Perusahaan

Sebelum membuat jurnal transaksi, Anda perlu memahami dasar akuntansi dulu yaitu siklus akuntansi. Siklus akuntansi berkaitan dengan laporan keuangan, mengingat aspek ini sangat penting untuk mengolah data yang dibutuhkan untuk proses pembuatan jurnal. Proses tersebut dimulai dari pengolahan data dari tahapan transaksi yang disesuaikan dengan bukti transaksi. Anda perlu mengumpulkan segala bukti keuangan, hal ini dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan.

Berikut Ini 3 Hal Yang Perlu Anda Lakukan Untuk Membuat Sebuah Jurnal Transaksi

1. Pahami Persamaan Akuntansi

Tentu saja perlu pemahaman terhadap persamaan akuntansi, agar mampu mengidentifikasi bagaimana menginput transaksi ke dalam jurnal, meliputi menentukan akun yang digunakan sampai dengan menentukan sisi debit maupun kredit. Persamaan dasar akuntansi adalah:

Aset = Utang + Modal

Lalu dapat dijabarkan kembali sebagai:

Aset = Utang + Modal + [Pendapatan – Beban]

Dengan memahami persamaan dasar akuntansi ini, Anda akan lebih mudah dalam mengenali kelompok-kelompok akun. Contohnya, persediaan dikategorikan dalam kelompok aset. Begitu pula dengan piutang usaha yang juga masuk ke aset, dan sebagainya.

2. Kumpulkan dan Identifikasi Bukti Transaksi

Setelah memahami persamaan dasar akuntansi yang merupakan bagian dari pengetahuan, selanjutnya Anda bisa mulai mengumpulkan bukti transaksi yang menjadi dasar dalam pencatatan transaksi di jurnal. Bukti transaksi ini meliputi nota, invoice, faktur maupun kwitansi yang kemudian dapat diidentifikasi pada proses selanjutnya.

Anda perlu memastikan bahwa hanya transaksi yang dapat merubah posisi keuangan saja yang dicatatkan di jurnal, setidaknya ada 2 akun yang akan terpengaruh. Artinya, tidak semua transaksi bisa dimasukkan dalam jurnal transaksi.

3. Pencatatan Jurnal Umum

Setelah memilah transaksi mana saja yang bisa dicatatkan dalam jurnal umum dan mengkategorikannya, Anda bisa mulai penjurnalan menggunakan double-entry system. Sistem ini mencatat setiap transaksi yang memiliki dampak terhadap 2 posisi keuangan, yaitu debit dan kredit, dalam jumlah sama.

Contoh Jurnal Transaksi Bisnis

Setelah mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipahami dan disiapkan dalam menyusun jurnal transaksi. Simak contoh jurnal transaksi berikut untuk memperdalam pemahaman Anda.

Mengumpulkan Bukti Transaksi

  • Tanggal 5 Januari 2020, Ibu Nanda melakukan investasi ke perusahaannya, PT ABC, senilai Rp 500.000.000.
  • Tanggal 11 Januari 2020, dibayarkan uang senilai Rp20.000.000 untuk keperluan sewa kantor 1 tahun.
  • Tanggal 15 Januari 2020, membeli peralatan dan perlengkapan kantor dengan nilai masing-masing Rp10.000.000 dan Rp 5.000.000.
  • Tanggal 20 Januari 2020, menerima pendapatan tunai dari penjualan senilai Rp10.000.000.
  • Tanggal 31 Januari 2020, membayar gaji pegawai Januari senilai Rp20.000.000.

Analisis atau identifikasi transaksi

  • Setoran modal investasi menjadikan harta perusahaan kemudian bertambah berupa kas Rp500.000.000 [debit], artinya modal Ibu Nanda bertambah menjadi Rp500.000.000 di sisi kredit.
  • Harta perusahaan [kas] berkurang senilai Rp20.000.000 [kredit] untuk bayar sewa. Perusahaan memiliki aset yang berupa sewa dibayar di muka senilai Rp20.000.000 [debit].
  • Aset perusahaan, masing-masing peralatan bertambah senilai Rp10.000.000 dan perlengkapan senilai Rp5.000.000. Namun aset kas perusahaan berkurang senilai Rp15.000.000.
  • Laba [dari penjualan] menjadikan pendapatan bertambah di sisi kredit senilai Rp10.000.000. Aset perusahaan [kas] bertambah senilai Rp10.000.000 [debit].
  • Beban gaji Rp25.000.000 [debit]. Sementara aset perusahaan [kas] berkurang senilai Rp25.000.000 [kredit].

Jurnal Transaksi PT ABC

Januari 2020

Demikian penjelasan tentang pengertian, cara membuat dan contoh jurnal transaksi bisnis yang bisa Anda pelajari dan terapkan pada bisnis yang sedang Anda jalankan. Perlu diingat bahwa jurnal transaksi yang tepat akan memberikan informasi yang akurat untuk bisnis Anda. Jadi jangan sampai keliru menyusun jurnal transaksi ya!

Apa itu pengertian buku besar? Mungkin bagi sebagian orang mendengar kata buku besar membayangkan bahwa bentuknya adalah sebuah buku dengan ukuran besar. Padahal bukan begitu artinya. Jika kamu adalah mahasiswa akuntansi, mungkin sudah tidak asing lagi dengan buku ini.

Daripada menduga-duga, mari kita bahas pengertian buku besar secara lengkap pada artikel ini. Mulai dari pengertian dari para ahli, cara membuat, dan contohnya. Simak baik-baik ya!

Pengertian Buku Besar Adalah

Buku besar atau yang juga dikenal dengan  General Ledger adalah salah satu bagian dari siklus akuntansi. Isi dari buku ini adalah kumpulan transaksi yang termuat dalam jurnal umum dan jurnal khusus. Secara sederhana, buku ini menggolongkan dan mengelompokkan akun perkiraan yang sama agar memudahkan akuntan dalam melakukan identifikasi akun-akun.

Selain itu terdapat pula pengertian buku besar menurut para ahli yanh sudah kami rangkum dari berbagai sumber, diantaranya: 

Pengertian Buku Besar Menurut Para Ahli

1. Gito Brahmana

Pengertian buku besar menurut Gito Brahmana adalah tahap pencatatan akhir dalam akuntansi yang menampung ringkasan data yang telah dikelompokkan yang bersumber dari jurnal.

2. Ade Firmansyah

Pengertian buku besar menurut Ade Firmansyah adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk merangkum transaksi yang telah dicatat dalam jurnal umum.

Buku besar biasanya dimiliki oleh perusahaan. Jenis buku besar yang dimiliki juga berbeda-beda. Tergantung dari jumlah transaksi yang dijalankan sebuah perusahaan jika dilihat dari jenis, volume, dan informasi yang diinginkan perusahaan.

baca juga : Pengertian Akuntansi

Istilah pencatatan dalam buku besar bisa kita sebut posting yang dilakukan saat kita telah selesai melakukan pencatatan pada jurnal umum. Ada dua golongan akun dalam buku besar, yaitu:

  • Akun riil, yaitu akun-akun yang muncul pada pencatatan neraca, aktiva, utang, kewajiban, dan modal.
  • Akun nominal, yaitu akun-akun yang terdapat dalam laporan laba rugi dan meliputi akun pendapatan dan beban-beban.

Fungsi Buku Besar

Setelah memahami pengertiannya, setidaknya ada 4 fungsi buku besar bagi akuntan, diantaranya adalah: 

  1. Alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam buku jurnal umum.
  2. Sebagai alat dalam menggolongkan data keuangan serta untuk mengetahui jumlah atau keadaan rekening atau akun yang sebenarnya, apakah ada perbedaan atau tidak.
  3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada pada jurnal sebelumnya atau jurnal umum.
  4. Sebagai bahan kelengkapan dalam penyusunan laporan keuangan.

Manfaat Buku Besar

Buku besar juga memiliki manfaat bagi para akuntan untuk merapikan laporannya, manfaat buku besar diantaranya: 

  1. Menyeimbangkan berbagai laporan keuangan.
  2. Memiliki rekam jejak utama laporan keuangan.
  3. Bisa memberikan petunjuk terhadap aktivitas transaksi yang ganjil atau tidak biasa.
  4. Bisa membantu menunjukkan adanya manipulasi data atau tindak kecurangan dalam pencatatan.
  5. Bisa untuk mengetahui kondisi kesehatan finansial perusahaan atau bisnis.

Macam-Macam Buku Besar

Macam-macam buku besar dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yakni buku besar umum dan buku besar pembantu. 

1. Buku Besar Umum

Jenis buku besar umum merupakan buku yang berisi catatan transaksi keuangan berupa perkiraan pada suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha, persediaan utang usaha, dan modal. 

Perkiraan-perkiraan ini dibuat untuk mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan. Pencatatan ke buku besar umum dilakukan secara berkala biasanya pada setiap akhir bulan berdasarkan jurnal khusus atau hasil rekapitulasi jurnal khusus. Proses memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar dinamakan posting.

2. Buku Besar Pembantu

Sementara buku besar pembantu alias tambahan merupakan sekelompok rekening yang khusus mencatat rincian piutang dan utang usaha yang memberi informasi secara mendetail.

Buku besar pembantu juga terdiri dari dua jenis, yaitu buku besar pembantu piutang usaha dan buku besar pembantu utang. Berikut ini penjelasannya.

a. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha

Buku besar pembantu piutang usaha disediakan khusus untuk merinci langganan kredit sehingga bisa diketahui siapa atau perusahaan mana saja yang melakukan transaksi penjualan kredit beserta nominal atau jumlahnya.

Di dalam buku piutang ini keadaan tagihan setiap pelanggan dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan piutang keseluruhan dicatat pada perkiraan piutang di buku besar umum yang memiliki fungsi laporan keuangan sebagai perkiraan induk. 

Perubahan setiap pelanggan dicatat pada perkiraan masing-masing dalam perikiraan buku besar ini.

b. Buku Besar Pembantu Utang

Buku besar pembantu utang ini biasanya dibuat khusus untuk mencatat setiap pemasok [supplier] secara terperinci yang memberikan pinjaman kredit berupa barang dagangan dan aktiva lainnya. Seperti buku piutang, dalam buku utang juga bisa terlihat keadaan utang pada setiap pemasok karena dicatat dalam daftar tersendiri. 

Perubahan utang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan utang dalam buku besar umum sesuai prinsip prinsip akuntansi. Sedangkan perubahan utang setiap pemasok dicatat pada perkiraan masing-masing dalam buku besar ini.

Bentuk Buku Besar

Selain jenis buku besar, ketahui juga bentuk Buku Besar Akuntansi. Berikut ini penjelasannya.

1. Bentuk T

Buku besar bentuk T adalah buku besar yang paling sederhana dan bentuknya seperti huruf T besar. Sebelah kiri menampilkan debet dan sebelah kanan menampilkan kredit. Nama akun ini diletakkan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas.

2. Bentuk Skontro

Buku besar akuntansi bentuk skontro adalah buku besar yang biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro berarti menyebelah atau terbagi dua, yakni debet dan kredit. 

3. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal

Buku besar bentuk staffle memiliki kolom saldo tunggal yang sering dipakai saat butuh penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.

4. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap

Buku besar bentuk staffle berkolom saldo rangkap hampir sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Perbedaannya terletak pada bentuknya, yakni dalam buku ini kolom saldo dibagi dua kolom, yaitu kolom debet dan kredit.

Contoh Buku Besar

Berikut adalah salah satu contoh buku besar menggunakan bentuk staffle berkolom saldo rangkap. 

Nama Perkiraan: Kas

Setelah memahami tentang macam macam buku besar ini pasti akan memudahkan untuk memahami fungsi buku besar dalam akuntansi dan cara membuat laporan keuangan.

Cara Membuat Buku Besar

Mekanisme untuk membuat buku besar mudah, kok. Ikuti cara berikut ini: 

  1. Pertama isi tanggal proses posting buku besar dilakukan, tanggalnya harus sama dengan tanggal pada saat pencatatan yang dibuat dijurnal umum.
  2. Kedua isi kolom keterangan, isilah kolom keterangan dengan nama akun-akun yang mempengaruhi buku besar akun tersebut. Apabila terdapat saldo awal untuk buku besar tersebut maka isikan dengan keterangan “saldo awal”
  3. Ketiga isi kolom Referensi, isilah pada kolom reff ini dengan jenis atau nama jurnal yang diposting serta nomor halamnya, contohnya jurnal umum halaman 1, dapat disingkat menjadi JU 01
  4. Keempat isi kolom debit dan juga kredit, isilah kolom kredit dan juga kolom debit berdasarkan dengan posisi akun tersebut dalam jurnal umum, contoh akun kas dalam jurnal umum letaknya di debit maka dalam buku besar letaknya juga tetap di debit.
  5. Terakhir isilah kolom Saldo, isilah jumlah dari penambahan atau pengurangan sampai akhirnya nanti akan didapat saldo akhir buku besar akun tersebut.

Cara Memposting Jurnal Umum ke Buku Besar Perusahaan Jasa

Sesudah membaca penjelasan di atas dan sudah paham prosedur pembuatan buku besar 4 kolom, agar kamu bisa lebih paham, coba simak contoh kasus berikut ini dengan begitu kamu bisa berlatih secara langsung.

Contoh : Jurnal Umum

Pada Tanggal 20 Januari 2021 “Toko Moumilk” adalah usaha jahit pakaian wanita dan pria membeli sebuah peralatan jahit dengan Harga Rp 5.000.000. No Bukti Trasaksi yang tertera dalam bukti transaksi yakni BKK01.

Sesuai dengan transaksi yang ada diatas maka jurnal umum yang bisa dibuat “Toko Moumilk” ialah sebagai berikut:

Coba anda cermati dari jurnal umum yang ada diatas! Kolom Referensi [Ref] Jurnal Umum tersebut tidak terisi. Jikalau hal tersebut terjadi tandanya Jurnal Umum tersebut belumlah di posting ke buku besar.

Langkah-Langkah Posting Jurnal Umum Ke Buku Besar

Pada jurnal umum yang sudah dibuat oleh “Toko Moumilk” diatas bisa anda lihat kalau terdapat 2 nama akun yakni akun kas dan juga akun peralatan, maka buku besar yang akan kita buat ada 2 yakni buku besar kas dan juga buku besar peralatan.

Dibawah ini anda bisa perhatikan proses posting jurnal umum ke buku besar dengan yang di tunjukan dengan tanda panah:

Keterangan:
  1. aturan tanggal sesuai dengan tanggal transaksi berlaku
  2. kolom keterangan merupakan keterangan pembayaran untuk keperluan apa
  3. kolom referensi sebagai tanggal dan halaman
  4. kolom kredit dan debit berisikan jumlah nominal

Perlu diingat, bahwa ketika kita menulis buku besar maka kamu harus  menyertakan nomer akun yang terdapat pada posisi kanan pojok atas buku besar yang bersangkutan, nantinya kode akun ini dituliskan juga didalam kolom ref jurnal umum, sebagai bukti kalau jurnal umum tersebut telah diposting kedalam buku besar. Pada transaksi yang ada diatas maka kode yang dituliskan yakni kode 131 untuk akun kas sedangkan 121 untuk akun peralatan.

Demikian ulasan tentang cara menyusun buku besar dari jurnal umum, mudah bukan? Semoga artikel ini  bermanfaat untuk kalian.

baca juga : 4 Pilihan Buku Dasar Akuntansi Untuk Pemula

Rekomendasi Buku Penulisan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề