Kapan mengajari anak tentang sex edukasi

dibaca normal 2 menit

Penulis: Maria Ulfa
23 Maret 2021

View non-AMP version at tirto.id

Pendidikan seks belum diterapkan secara khusus di sekolah, hingga inisiatif orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak dinilai penting.

tirto.id - Pendidikan seks anak usia dini menjadi penting karena mengingat banyaknya kasus-kasus yang terjadi di masyarakat mengenai tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak.

Akan tetapi yang terjadi di lapangan justru orang tua bersikap apatis dan kurang berperan aktif dalam memberikan pendidikan seks sejak usia dini kepada anaknya.

Advertising

Advertising

Pendidikan seks sendiri belum diterapkan secara khusus dalam kurikulum sekolah. Sehingga, inisiatif orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak sejak dini dinilai penting.

Fase Psikoseksual Anak

Menurut Simund Freud, pakar psikolog yang dikutip dari buku Ibu, dari Mana Aku lahir [2010] oleh Alya Andika, tahapan perkembangan psikoseksual yang dilalui anak terbagi menjadi empat Fase, yaitu:

1. Fase Pragential

Saat anak belum menyadari fungsi dan perbedaan alat kelamin antara laki-laki dan perempuan. Masa ini dibagi menjadi dua, yaitu masa oral [0-2 tahun] dan masa anal [2-4 tahun].

2. Fase Phallus

Saat anak sudah menyadari perbedaan seks antara dirinya dengan temannya yang berbeda jenis kelamin. Anak pun mulai suka membandingkan alat kelamin miliknya dengan temannya yang lain.

3. Fase Laten

Anak juga akan mengalami fase laten yang umumnya berlangsung pada usia 6-10 tahun. Minat seksual berkembang menjadi berbagai bentuk sublimasi dari kemampuan psikis anak.

Fase ini terbagi menjadi dua, yaitu bagian awal dan bagian akhir. Di bagian awal anak tidak lagi memperhatikan sensasi yang dirasakan alat kelaminnya.

Sedangkan di bagian akhir anak mulai merasakannya kembali. Ini dikarenakan anak mulai beranjak mengenal dorongan seksual dan ketertarikan pada lawan jenis.

4. Tahap Genital

Tahap genital dimulai dari usia sekitar 12 atau 13 tahun, di mana anak sudah memasuki usia remaja.

Pada masa ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak, dan anak sudah mulai tertarik dengan lawan jenis.

Infografik SC Pendidikan Seks Untuk Anak. tirto.id/Rangga

Manfaat dan Tujuan Pendidikan Seks untuk Anak

Anak-anak perlu diberikan pendidikan seks sedini mungkin dengan materi dan cara penyampaian pendidikan seks yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga pendidik seks yang paling baik adalah orang tua.

Tujuan dan manfaat pendidikan seks anak usia dini adalah untuk mengenalkan pada anak-anak tentang bahaya atau kejahatan seksual yang ada disekitar mereka.

Selain itu juga membekali anak cara menjaga dirinya dan orang lain, serta mengetahui tindakan apa yang harus dilakukannya bila mendapat kejahatan seksual atau ancaman seksual.

Sementara, menurut Halstead [Roqib, 2008: 276] secara garis besar pendidikan seks yang diberikan sejak dini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa puber, dan kehamilan.
  2. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan.
  3. Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan seksual.
  4. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan.
  5. Mendorong hubungan yang baik.
  6. Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual [sexual intercourse].
  7. Mengurangi kasus infeksi melalui seks.
  8. Membantu anak muda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan di masyarakat.

Contoh Materi Pendidikan Seks Anak Sesuai Usia

Nurhayati Syaifuddin [dalam Roqib, 2008: 277] menyatakan bahwa pendidikan seks untuk anak usia dini adalah dengan teknik atau strategi sebagai berikut:

  1. Membantu anak agar ia merasa nyaman dengan tubuhnya.
  2. Memberikan sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sayang dari orang tuanya secara tulus.
  3. Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di depan umum seperti anak selesai mandi harus mengenakan baju kembali di dalam kamar mandi atau di dalam kamar.
  4. Anak juga diberi tahu tentang hal-hal pribadi, tidak boleh disentuh, dan dilihat orang lain.
  5. Mengajar anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan.
  6. Memberikan penjelasan tentang proses perkembangan tubuh seperti hamil dan melahirkan dalam kalimat yang sederhana, bagaimana bayi bisa dalam kandungan ibu sesuai tingkat kognitif anak. Tidak diperkenankan berbohong kepada anak seperti “adik datang dari langit atau dibawa burung".
  7. Penjelasan disesuaikan dengan keingintahuan atau pertanyaan anak misalnya dengan contoh yang terjadi pada binatang.
  8. Memberikan pemahaman tentang fungsi anggota tubuh secara wajar yang mampu menghindarkan diri dari perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi tubuhnya sendiri.
  9. Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap bagian tubuh dan fungsinya. vagina adalah nama alat kelamin perempuan dan penis adalah alat kelamin pria, daripada mengatakan dompet atau burung.
  10. Membantu anak memahami konsep pribadi dan mengajarkan kepada mereka kalau pembicaraan seks adalah pribadi.
  11. Memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak mau berkonsultasi kepada orang tua untuk setiap pertanyaan tentang seks.
  12. Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks dengan memberikan pemahaman kepada anak tentang susunan keluarga [nasab] sehingga memahami struktur sosial dan ajaran agama yang terkait dengan pergaulan laki-laki dan perempuan.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN SEKS ANAK atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
[tirto.id - ulf/ylk]

Penulis: Maria Ulfa Editor: Yulaika Ramadhani

Pendidikan seks anak usia dini menjadi penting karena mengingat banyaknya kasus-kasus kekerasan anak terjadi.

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.

Lihat Foto

FREEPIK/PRESSFOTO

Ilustrasi anak-anak bermain dan tertawa di taman bermain.

KOMPAS.com – Banyak orangtua kiranya masih menganggap pembicaraan maupun pendidikan terkait kesehatan seksual dan reproduksi adalah sesuatu yang tabu atau tidak patut untuk diperbincangkan.

Beberapa orangtua bahkan mungkin masih memandang pendidikan seks sama saja seperti mengajarkan pornografi kepada anak-anak.

Mereka beranggapan anak-anak akan mengetahui sendiri tentang seks apabila sudah besar atau dewasa.

Baca juga: Mimpi Basah: Penyebab, Rentang Usia, dan Frekuensi Normal

Padahal, pemahaman akan kesehatan seksual dan reproduksi penting diberikan sejak dini kepada anak-anak oleh para orangtua.

Pendiri dan ketua pertama Komisi Nasional Perlindungan Anak [Komnas Anak], Seto Mulyadi alias Kak Seto, meminta kepada para orangtua untuk dapat memberikan pendidikan seks kepada anak dengan baik.

Menurut dia, para orangtua sebaiknya menjadi orang pertama bagi anak-anak sebagai sumber informasi soal pendidikan seks yang tepat.

Saat ditanya soal pada usia berapa anak perlu diberikan pendidikan seks, Kak Seto menyebut, bisa dimulai sejak mereka berusia 2,5-3 tahun.

Dia menjelaskan, pada usia tersebut, anak-anak biasanya mulai memegang organ intimnya atau sudah mulai penasaran dengan kondisi tubuhnya.

Kak Seto memberi kisi-kisi, hal pertama yang perlu ditanamkan dalam pendidikan seks kepada anak adalah adanya identitas seks yang jelas sebagai laki-laki seperti ayah atau perempuan seperti ibu.

Baca juga: Ini yang Terjadi Saat Wanita Alami Mimpi Basah

Langkah pertama yang bisa dilakukan, yakni menjelaskan secara detail kepada anak, jenis kelamin serta nama organ intimnya dengan sebutan yang benar.

Pendidikan seks bisa dikenalkan secara bertahap pada anak sesuai usianya

Dalam hal pendidikan seks untuk anak, biasanya orang tua suka bingung harus mulai dari mana.

Ini terlepas apa yang harus dikatakan dan kapan harus mulai menjelaskan hal ini pada Si Kecil.

Untuk itu, mari ketahui bersama mengapa pendidikan seks penting untuk anak dan bagaimana cara melakukannya, Moms!

Baca Juga: Pendidikan Seks untuk Balita, Simak Batasannya

Pentingnya Pendidikan Seks Anak

Sebenarnya, pendidikan seks tidak bisa dilakukan dalam satu kali pembicaraan besar saja, Moms.

Zaman sekarang, pendidikan seks harus diberikan melalui percakapan-percakapan kecil, sering, dan berulang-ulang.

Dilansir dari Planned Parenthood, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang melakukan percakapan teratur, dinilai memiliki pemikiran terbuka terkait kesehatan seksual.

Ini berlaku percakapan dengan orang tua atau pengasuh pribadinya.

Lantas, apa fungsinya mengajarkan pendidikan seks pada anak? Berikut 6 alasan yang bisa jadi pertimbangan.

1 . Anak Akan Mengetahui Seks dengan Sendirinya

Foto: Orami Photo Stocks

Mengajarkan pendidikan seks untuk anak di keluarga akan lebih baik didiskusikan secara langsung.

Hal ini dibanding jika Si Kecil mencarinya di internet dan mendapatkan sumber yang tidak jelas.

Informasi yang didapat bisa saja salah, tidak akurat, atau tidak sesuai porsi usianya.

Lewat internet, anak pun tidak mendapatkan bimbingan yang tepat sehingga bisa saja disalahartikan.

Hal ini tentu tidak baik bagi dirinya sendiri, bahkan mungkin orang lain.

2. Orang Tua Lebih Mengenal Anaknya

Foto: Orami Photo Stocks

Hubungan orang tua dan anak yang terjalin selama bertahun-tahun tentu membuat Moms dan Si Kecil jadi saling mengenal.

Orang tua yang punya komunikasi baik dengan anak, biasanya lebih mudah membicarakan hal apapun dan terbuka satu sama lain.

Sejumlah ahli menyebutkan anak-anak yang memiliki hubungan baik dengan orang tuanya, cenderung akan berpikir berkali-kali untuk melakukan hubungan seksual saat remaja nanti.

3. Memberi Perlindungan pada Anak

Foto: Orami Photo Stocks

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bila sebagian besar anak mengetahui informasi seputar seks melalui foto atau gambar di berbagai media yang diaksesnya.

Hal penting yang perlu orang tua tahu ialah dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, bukan berarti menjerumuskannya pada pergaulan bebas.

Anak dengan pendidikan seks yang memadai akan lebih bertanggung jawab dalam menjaga tubuhnya.

Untuk itu, menyampaikan pendidikan seks untuk anak sangatlah penting. Ini perlu dilakukan walaupun terasa sulit dan sungkan dalam proses menjelaskannya.

Baca Juga: 5+ Prinsip dan Ciri Sekolah Ramah Anak, Moms Wajib Tahu!

4. Anak Belajar "Persetujuan" Terhadap Tubuhnya

Foto: Orami Photo Stocks

Pembelajaran tentang consent atau persetujuan terhadap tubuh juga sangat penting diajarkan, lho, Moms.

Jangan harap hal penting seperti ini akan didapatkan Si Kecil dari luar keluarga, sekalipun sudah mendapatkan pendidikan seks di sekolah.

Mengajarkan pendidikan personal seperti ini butuh komunikasi intens dua arah dan rutin antara orang tua dengan anak.

5. Menanamkan Nilai Keluarga

Foto: Orami Photo Stocks

Mengajarkan pendidikan seks untuk anak juga dapat orang tua manfaatkan sebagai komunikasi untuk menanamkan nilai keluarga.

Contohnya, orang tua dapat menjelaskan bahwa hubungan seksual hanya dilakukan untuk orang dewasa yang sudah siap menikah dan punya tanggung jawab besar.

Beri arahan bahwa dalam melakukan hubungan seks di luar nikah akan ada risiko yang menanti.

Panduan Pendidikan Seks untuk Anak

Dilansir dari About Kids Health, rasa ingin tahu anak terhadap seks adalah tahapan belajar yang normal untuk mengenal tubuhnya.

Mengajarkan pendidikan seks pada anak akan membantunya lebih mengenal kondisi, fungsi, dan harga diri tubuhnya.

Anak-anak biasanya juga akan lebih tertarik pada topik bayi dan kehamilan dibandingkan dengan cara melakukan hubungan seksual.

Lantas, seperti apa panduan mengenalkan pendidikan seks untuk anak dari usia ke usia? Simak di bawah ini, ya.

1. Bayi dan Balita [0-24 bulan]

Foto: pixabay.com

Berikan penjelasan tentang nama-nama bagian tubuh mereka, termasuk penis dan vagina.

Tidak masalah apabila anak mau menyentuh semua bagian tubuh mereka, biarkan mereka menyentuh vagina dan penisnya saat mandi atau mengganti popok.

Mulai tunjukkan perbedaan organ reproduksi anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki memiliki penis, anak perempuan memiliki vagina.

Mulai berbicara tentang fungsi bagian tubuh, misalnya urine keluar melalui penis atau vagina, kotoran keluar melalui anus.

Jika anak suka telanjang setiap saat, mulai kenalkan batasan-batasan tentang ketelanjangan.

Jelaskan bahwa ada waktu dan tempat untuk telanjang dan tentu saja telanjang tidak diperbolehkan di tempat umum.

2. Anak Usia Dini [2-5 tahun]

Foto: freepik.com

Beda halnya dengan mengajarkan pendidikan seks untuk anak ketika usianya mulai 2 tahun ke atas.

Hal ini bisa dibedakan dari mengenalkan fungsi tubuh dan privasi terhadap dirinya.

Tentang Tubuh

  • Nama-nama bagian tubuh yang benar dan apa fungsinya.
  • Mengenalkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki, yakni vagina dan penis.
  • Kenalkan Si Kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain.

Ketahui bawha tubuh setiap orang berbeda dan tidak masalah kalau terlihat berbeda, Moms.

Privasi

  • Beberapa bagian tubuh bersifat pribadi dan tidak untuk dilihat oleh banyak orang.
  • Ada organ tubuh yang sifatnya privasi.
  • Ajarkan pada anak untuk mengikuti adab berpakaian baik di rumah ataupun luar rumah.
  • Menghormati privasi orang lain. Misalnya jika pintu kamar mandi sedang ditutup, ketuklah dahulu kalau mau masuk.
  • Ketahui juga bahwa orang lain pun berhak memiliki privasi, seperti saat pergi ke toilet atau sedang mengganti baju.

Percakapan tentang tubuh adalah hal yang pribadi dan hanya boleh dilakukan di rumah bersama orang tua.

Kenalkan Si Kecil bahwa ia berhak mengatakan siapa yang boleh menyentuh tubuhnya.

Tidak boleh memeluk atau menyentuh orang lain apabila orang tersebut tidak menginginkannya [dan sebaliknya].

Mereka boleh menceritakan apa saja pada Moms tentang hal-hal yang membuatnya merasa buruk atau lucu.

Baca Juga: 6 Cara Bermain Rubik untuk Anak-Anak dan Manfaatnya

3. Anak Usia Menengah [5-8 tahun]

Foto: freepik.com

Pendidikan seks untuk anak 5 tahun juga tak kalah penting, yakni meliputi masa pubertas.

Ketahui kalimat apa yang digunakan ketika berbicara tentang bagian tubuh [laki-laki dan perempuan].

Misalnya penis, testis, skrotum, anus, vulva, labia, vagina, klitoris, uterus, dan ovarium.

Tentang Tubuh

  • Beri pengetahuan tentang organ reproduksi internal seperti uterus, ovarium, saluran tuba, uretra, kandung kemih, dan usus.
  • Tubuh memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna. Kita pun harus bisa saling menghargai perbedaan tersebut.
  • Baik laki-laki maupun perempuan punya bagian tubuh yang terasa nyaman saat disentuh, tetapi tidak boleh sembarang orang menyentuh bagian ini.
  • Ajari anak untuk bisa melakukan penolakan saat itu juga, seperti “Berhenti, saya tidak suka kamu melakukan itu.”

Masa Pubertas

  • Beritahu bahwa tubuh mereka akan berubah seiring bertambahnya usia.
  • Jelaskan kalau masa pubertas adalah masa perubahan fisik dan emosional, di mana mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa.

Baca Juga: Moms, Ketahui 5 Pengaruh Gadget Terhadap Psikologi Anak

4. Anak Usia Puber [9-12 tahun]

Foto: freepik.com

Nah, menginjak usianya lebih matang yakni mendekati pubertas, pendidikan seks untuk anak ini sedikit lebih rumit.

Hal-hal mengenai hubungan seksual, di mana bayi bisa terbentuk ketika sperma bertemu telur perlu mulai dijelaskan.

Moms bisa menjelaskan bahwa orang yang sudah menikah memang berhubungan seksual dan hal itu normal.

Bahkan, terkadang orang dewasa memberikan pelukan dan ciuman untuk menunjukkan kasih sayang.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain:

Masa Pubertas

  • Bubungan seks adalah aktivitas bagi orang dewasa atau yang sudah menikah, bukan untuk anak remaja.
  • Jelaskan tentang perubahan fisik, sosial, dan emosional yang akan dialami.
  • Anak perempuan perlu tahu dan bersiap untuk haid pertama mereka.
  • Anak laki-laki perlu tahu tentang ejakulasi dan mimpi basah.
  • Jelaskan bahwa kesuburan terjadi begitu anak perempuan mengalami menstruasi dan ketika anak laki-laki memproduksi sperma.

Perilaku Seksual

  • Jelaskan tentang penyakit menular seksual.
  • Informasi dasar tentang kehamilan, aborsi, dan cara mencegah kehamilan.
  • Nilai-nilai yang ditanamkan orang tua tentang cinta, pacaran, kontrasepsi, kapan anak diperbolehkan aktif secara seksual.
  • Begitu pubertas dimulai, anak akan mulai tertarik pada lawan jenis dan punya fantasi seksual.
  • Beritahu bahwa seksualitas itu sangat dilebih-lebihkan dalam pornografi.

Beberapa anak ingin tahu tentang seks dan beberapa tidak. Tentu, kedua hal ini normal.

Saat pubertas dimulai, perlahan-lahan anak akan berpikir tentang seks sebagai sesuatu yang ingin dilakukan suatu hari nanti.

Untuk itu, mulailah percakapan tentang seks dengan anak Moms, beritahu bahwa mereka bisa menanyakan apapun yang ada dalam benaknya.

Baca Juga: 3 Tips Penting Memilih Bra untuk Anak Perempuan yang Baru Puber

Moms, itulah panduan mengenalkan pendidikan seks untuk anak.

Jadi, tidak ada yang namanya terlalu dini atau terlamat untuk mulai biacara dengan anak tentang pendidikan seks, Moms.

Mudah-mudahan panduan di atas cukup membantu Moms dan Dads di rumah untuk bisa perlahan-lahan membuka pembicaraan tentang edukasi seks, ya.

  • //www.plannedparenthood.org/learn/parents/tips-talking
  • //www.aboutkidshealth.ca/Article?contentid=718&language=English

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề