Kenapa disebut gedung sate bandung

Lihat Foto

Dok. Shutterstock

Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat.

KOMPAS.com - Gedung Sate merupakan bangunan khas di Kota Bandung sebagai kantor gubernur Jawa Barat.

Gedung Sate merupakan bangunan mencapuradukkan gaya arsitektur yang membuat Gedung Sate tampil menawan dan selalu menempel dalam ingatan setiap bertandang ke Bandung.

Pada zaman kolonial gedung yang saat ini beralamat di Jl. Diponegoro No 22 Bandung dikenal dengan nama bangunan Gouvernements Bedrijven disingka "GB" atau Pusat Administrasi Pemerintah.

Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara [landsgebouwendients], dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari Kol Geni [Purn] V.L. slor dari Genie Militair, Ir, E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Bugerlijke Openbare Werken [B.O.W] atau PU dan Gemeentelijk Bouwbedriff [perusahaan bangunan kotapraja] Bandung.

Para arsitek tersebut merancang Gedung Sate dengan langgam arsitektur terispirasi gaya bangunan Italia di Zaman Renaissance.

Baca juga: 7 Kuliner Legendaris Sekitar Gedung Sate Bandung, Ada Sate Jando dan Roti Gempol

Seperti bangunan yang didirikan oleh BOW, selain mengungkapkan kesan anggun, indah, megah, dan monumental, penataan bangunan umumnya berbentuk simetris.

Selain itu juga, adanya pemakaian elemen lengkung yang ritmis, berulang-ulang [repetisi] sehingga menciptakan irama arsitektur yang menyenangkan, indah, dan unik.

Perpaduan Arsitektur Timur dan Barat Gedung Sate

Pada, dinding fasade depan Gedung Sate terdapat ornamen berciri tradisional, seperti pada bangunan candi-candi Hindu. Sedangkan ditengah-tengah bangunan induk Gedung sate, tegak berdiri menara dengan atap tersusun atau yang disebut "tumpang", seperti Meru di Bali atau atap Pagoda.

Di bagian atas atap, ada bagian yang menjulang menyerupai tusukan sate. Secara populer, rakyat memberi nama gedung itu "gedung Sate".

Gedung Sate Bandung. Cek fakta dan sejarah Landmark Kota Bandung Gedung Sate yang dulunya bernama Gouvernemens Bedrijven.

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah fakta dan sejarah Landmark Kota Bandung Gedung Sate yang dulunya bernama Gouvernemens Bedrijven.

Gedung Sate merupakan bangunan khas Kota Bandung, tempat Gubernur Jawa Barat berkantor.

Dulunya, pemerintah Belanda membangun gedung ini karena menganggap bahwa Bandung cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan.

Gedung Sate kemudian dibangun dengan mencampurkan banyak gaya arsitektur dan biaya pembangunan 6 juta gulden.

Baca juga: Lihat Uniknya Akta Kelahiran Anak di Jepang, Kini Dibuat Bergambar Anime, Ini Harga Pembuatannya

Baca juga: Benarkah di Luar Angkasa Sama Sekali Tak Ada Gravitasi? Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

Baca juga: MISTERI Angka 4 di Jam Gadang Lambang Kota Bukittinggi, Kenapa IIII bukan IV? Ini Kisah di Baliknya

Awal mula pembangunan Gedung Sate

Gedung Sate berada di Jl. Diponegoro, Bandung, Jawa Barat.

Mulanya gedung ini bernama Gouvernemens Bedrijven [GB].

Desain Gedung Sate dikerjakan oleh gabungan beberapa arsitek, salah satunya Ir. J.Gerber, bersama walikota Bandung saat itu, B. Coops.

Dibutuhkan kurang lebih 2.000 pekerja untuk membangun Gedung Sate yang akhirnya selesai pada bulan Juli 1920.

Pada masa itu pemerintah Belanda menyukai kota Bandung dan berniat menjadikannya sebagai pusat pemerintahan, sebab iklim kota ini dinilai baik dan mirip iklim di Perancis.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Bobo

Artikel ini sebagian besar atau seluruhnya berasal dari satu sumber. Tolong bantu untuk memperbaiki artikel ini dengan menambahkan rujukan ke sumber lain yang tepercaya.

Gedung Sate [bahasa Sunda: ᮌᮨᮓᮧᮀ ᮞᮒᮦ, translit. Gedong Saté], dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan kota bandung.

Gedung Sate

Gedung Sate

Nama lamaGouvernements Bedrijven [GB]Informasi umumGaya arsitekturNew Indies Style, Rasionalisme Belanda, HinduLokasiBandung, IndonesiaAlamatJalan Diponegoro No. 22Koordinat6°54′09″S 107°37′07″E / 6.902459°S 107.618730°E / -6.902459; 107.618730Koordinat: 6°54′09″S 107°37′07″E / 6.902459°S 107.618730°E / -6.902459; 107.618730Mulai dibangun27 Juli 1920SelesaiSeptember 1924PemilikPemerintah Kota Bandung
Daerah Operasi II BandungInformasi teknisJumlah lantai3Luas lantai27.990,859 m2Desain dan konstruksiArsitekJ.GerberPerancang lainEh. De Roo, G. Hendriks

Gedung Sate bagian belakang

Gedung Sate

Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven [GB], peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali Kota Bandung, Bertus Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap [Kampus ITB] dan Gedong Papak [Balai Kota Bandung].

Gedung Sate [ca.1920-28]

Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT [Pos, Telepon dan Telegraf] dan Perpustakaan.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.

Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, [Indo Europeeschen architectuur stijl], sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.

Beberapa pendapat tentang megahnya Gedung Sate di antaranya Cor Pashier dan Jan Wittenberg dua arsitek Belanda, yang mengatakan "langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa".

D. Ruhl dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, "Gedung Sate adalah bangunan terindah di Indonesia".

Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, "Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis". Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap timur. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda. Masih banyak lagi pendapat arsitek Indonesia yang menyatakan kemegahan Gedung Sate misalnya Slamet Wirasonjaya, dan Ir. Harnyoto Kunto.

Kuat dan utuhnya Gedung Sate hingga kini, tidak terlepas dari bahan dan teknis konstruksi yang dipakai. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran besar [1 × 1 × 2 m] yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur sekitar Arcamanik dan Gunung Manglayang. Konstruksi bangunan Gedung Sate menggunakan cara konvensional yang profesional dengan memperhatikan standar teknik.

Gedung Sate berdiri di atas lahan seluas 27.990,859 m², luas bangunan 10.877,734 m² terdiri dari Basement 3.039,264 m², Lantai I 4.062,553 m², teras lantai I 212,976 m², Lantai II 3.023,796 m², teras lantai II 212.976 m², menara 121 m² dan teras menara 205,169 m².

Gerber sendiri memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam rancangannya. Untuk jendela, Gerber mengambil tema Moor Spanyol, sedangkan untuk bangunannya dalah Rennaisance Italia. Khusus untuk menara, Gerber memasukkan aliran Asia, yaitu gaya atap pura Bali atau pagoda di Thailand. Di puncaknya terdapat "tusuk sate" dengan 6 buah ornamen sate [versi lain menyebutkan jambu air atau melati], yang melambangkan 6 juta gulden - jumlah biaya yang digunakan untuk membangun Gedung Sate. Ornamen yang terbuat dari batu, terletak di atas pintu utama Gedung Sate, sering dikaitkan dengan candi Borobudur karena bentuknya yang serupa.

Fasade [tampak depan] Gedung Sate ternyata sangat diperhitungkan. Dengan mengikuti sumbu poros utara-selatan [yang juga diterapkan di Gedung Pakuan, yang menghadap Gunung Malabar di selatan], Gedung Sate justru sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara.

Dalam perjalanannya semula diperuntukkan bagi Departemen Lalulintas dan Pekerjaan Umum, bahkan menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda setelah Batavia dianggap sudah tidak memenuhi syarat sebagai pusat pemerintahan karena perkembangannya, sehingga digunakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum. Tanggal 3 Desember 1945 terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha. Untuk mengenang ke tujuh pemuda itu, dibuatkan tugu dari batu yang diletakkan di belakang halaman Gedung Sate. Atas perintah Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 3 Desember 1970 Tugu tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate.

Gedung Sate sejak tahun 1980 dikenal dengan sebutan Kantor Gubernur karena sebagai pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang sebelumnya Pemerintahaan Provinsi Jawa Barat menempati Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga Bandung.

Ruang kerja Gubernur terdapat di lantai II bersama dengan ruang kerja Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah, Para Assisten dan Biro. Saat ini Gubernur di bantu oleh tiga Wakil Gubernur yang menangani Bidang Pemerintahan, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, serta Bidang Kesejahteraan Rakyat, seorang Sekretaris Daerah dan Empat Asisten yaitu Asisten Ketataprajaan, Asisten Administrasi Pembangunan, Asisten Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi.

Namun tidak seluruh Asisten menempati Gedung Sate. Asisten Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi bersama staf menempati Gedung Baru.

Di bagian timur dan barat terdapat dua ruang besar yang akan mengingatkan pada ruang dansa [ball room] yang sering terdapat pada bangunan masyarakat Eropa. Ruangan ini lebih sering dikenal dengan sebutan aula barat dan aula timur, sering digunakan kegiatan resmi. Di sekeliling kedua aula ini terdapat ruangan-ruangan yang di tempati beberapa Biro dengan Stafnya.

Paling atas terdapat lantai yang disebut Menara Gedung Sate, lantai ini tidak dapat dilihat dari bawah, untuk menuju ke lantai teratas menggunakan Lift atau dengan menaiki tangga kayu.

Kesempurnaan megahnya Gedung Sate dilengkapi dengan Gedung Baru yang mengambil sedikit gaya arsitektur Gedung Sate namun dengan gaya konstektual hasil karya arsitek Ir.Sudibyo yang dibangun tahun 1977 diperuntukkan bagi para Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga Legislatif Daerah.

Gedung Sate telah menjadi salah satu tujuan objek wisata di kota Bandung. Khusus wisatawan manca negara banyak dari mereka yang sengaja berkunjung karena memiliki keterkaitan emosi maupun history pada Gedung ini. Keterkaitan emosi dan history ini mungkin akan terasa lebih lengkap bila menaiki anak tangga satu per satu yang tersedia menuju menara Gedung Sate. Ada 6 tangga yang harus dilalui dengan masing-masing 10 anak tangga yang harus dinaiki.

Keindahan Gedung Sate dilengkapi dengan taman di sekelilingnya yang terpelihara dengan baik, tidak heran bila taman ini diminati oleh masyarakat kota Bandung dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara. Keindahan taman ini sering dijadikan lokasi kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, lokasi shooting video klip musik baik artis lokal maupun artis nasional, lokasi foto keluarga atau foto diri bahkan foto pasangan pengantin.

Khusus pada hari minggu lingkungan halaman Gedung Sate dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai, sekadar duduk-duduk menikmati udara segar kota Bandung atau berolahraga ringan.

Membandingkan Gedung Sate dengan bangunan-bangunan pusat pemerintahan [capitol building] di banyak ibu kota negara sepertinya tidak berlebihan. Persamaannya semua dibangun di tengah kompleks hijau dengan menara sentral yang megah. Terlebih dari segi letak gedung sate serta lanskapnya yang relatif mirip dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat. Dapat dikatakan Gedung Sate adalah "Gedung Putih"nya kota Bandung.

  • [Indonesia] Situs Pemerintah Jawa Barat Diarsipkan 2005-02-10 di Wayback Machine.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Gedung Sate.
  • Sate - Makanan

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gedung_Sate&oldid=20739788"

Page 2

27 Juli adalah hari ke-208 [hari ke-209 dalam tahun kabisat] dalam kalender Gregorian.

>
M S S R K J S
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31  
2022
  • 879 - Kota Kediri diresmikan.
  • 1549 - Kapal misionaris Yesuit Fransiskus Xaverius tiba di Kagoshima, Jepang.
  • 1921 - Para peneliti di Universitas Toronto yang dipimpin biokimiawan Frederick Banting mengumumkan penemuan insulin hormon.
  • 1949 - Penerbangan perdana de Havilland Comet, pesawat bertenaga jet pertama.
  • 1953 - Perang Korea berakhir: Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut.
  • 1996 - Peristiwa 27 Juli [Sabtu Kelabu]: kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat diserbu massa.
  • 2012 - Pembukaan Olimpiade London 2012.
  • 2015 - Awal kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran 2015/2016 di Indonesia.
  • 1857 - José Celso Barbosa, dokter, sosiolog, dan pemimpin partai politik Puerto Riko [w. 1921]
  • 1945 - Megah Idawati, pemain bulu tangkis tunggal putri dari Indonesia
  • 1998 - Fahira, aktris Indonesia, mantan anggota grup idola Indonesia JKT48
  • 2016 - Piet de Jong, mantan Perdana Menteri Belanda [l. 1915]
  • Hari jadi Kota Kediri.
  • Hari Sungai Nasional
  • Hari pesta Kristen:
    • Aurelius dan Natalia bersama kawan-kawannya para Martir dari Córdoba.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai 27 July.

26 Juli - 27 Juli - 28 Juli

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=27_Juli&oldid=19523570"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề