Kelelawar memiliki kemampuan ekolokasi yang dapat digunakan untuk mencari makan saat malam hari

Kelelawar tergolong fauna yang memiliki kemampuan ekolokasi karena dapat memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal [trogloxene]. Ekolokasi merupakan salah satu bentuk adaptasi dari makhluk hidup yang tidak memiliki indera penglihatan sempurna.
Kelelawar menggunakan ekolokasi untuk navigasi di saat malam hari yang gelap, untuk mencari mangsanya [serangga-serangga]. Mereka mengeluarkan gelombang suara dengan menggunakan mulut atau hidung. Ketika gelombang suara mengenai benda, gelombang itu akan memantul kembali ke kelelawar.

Apakah Kelelawar memiliki kemampuan bergerak bebas di kegelapan?

Kelelawar merupakan salah satu spesies hewan yang memiliki kemampuan bergerak bebas di kegelapan. Hal ini dapat mereka lakukan karena kelelawar memiliki kemampuan ekolokasi sejak zaman purba, seperti dicatat dalam Scientific American.

Mengapa kelelawar melakukan ekolokasi?

Kelelawar dapat mengukur jarak dan mengetahui sekelilingnya dari pantulan bunyi. Kemampuan kelelawar menggunakan suara untuk mengetahui letak tempat, makanan, dan mencari jalan disebut dengan ekolokasi.

Apa yang dimaksud dengan kemampuan ekolokasi pada kelelawar brainly?

yang dimaksud dengan ekolokasi pada kelelawar adalah kelelawar mampu memperkirakan jarak mangsanya.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan kemampuan ekolokasi?

Ekolokasi atau disebut juga biosonar adalah sonar biologi yang digunakan oleh beberapa jenis binatang. Binatang yang memiliki kemampuan ekolokasi mengeluarkan bunyi dan mendengarkan pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh objek-objek yang ada di sekitarnya.

You might be interested:  Kapan Transmart Sidoarjo Dibuka?

Mengapa kelelawar yang terbang di malam hari tidak pernah menabrak benda-benda yang ada di dekatnya?

Jadi, jawaban dari mengapa kelelawar bisa terbang pada malam hari tanpa pernah menabrak benda-benda yang ada di sekitarnya, sudah terjawab ya adik adik. Kelelawar memiliki kemampuan ekolokasi yang membuatnya bisa mengenali lingkungan sekitar dengan gelombang suara atau sistem sonar.

Apa manfaat ekolokasi bagi hewan?

Jawaban. Penjelasan: Ekolokasi adalah adaptasi penting bagi paus, yang sebelumnya mengandalkan penglihatan untuk menemukan mangsa. Menggunakan ekolokasi, paus bisa sukses memburu ikan dan cumi-cumi di perairan pantai yang penuh sediman, serta makan pada malam hari atau di laut dalam.

Apa yang dimaksud dengan kemampuan ekolokasi dan sebutkan contohnya?

Ekolokasi atau biosonar adalah suatu kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dimiliki oleh jenis hewan tertentu seperti misalnya kelelawar dan merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan jenis hewan tertentu. Salah satu contoh hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi adalah kelelawar.

Apa yang dimaksud dengan ekolokasi brainly?

Jawaban. kemampuan kelelawar untuk mencari mangsanya di malam hari

Bagaimana kemampuan ekolokasi pada lumba-lumba jelaskan?

Lumba-lumba dan paus menggunakan ekolokasi air. Ekolokasi memungkinkan mereka untuk mencari benda- benda bawah air dengan memancarkan gelombang suara. Mereka menghasilkan gelombang suara bernada tinggi atau suara ‘klik’ dari dahi mereka yang mengirimkan sinyal suara ke dalam air.

Hewan apa yang memiliki kemampuan ekolokasi?

Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba juga memiliki kemampuan ekolokasi untuk menemukan sesuatu pada jarak yang jauh, di luar jangkauan penglihatan, dan di kedalaman laut yang sangat gelap. Paus menggunakan kemampuan ekolokasinya untuk navigasi dan mencari makanan.

Apakah Kelelawar memiliki ekolokasi?

Salah satu binatang yang diketahui memiliki ekolokasi adalah kelelawar. Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap.Kelelawar merupakan hewan malam, atau disebut juga hewan nokturnal. Karena berwarna hitam pekat, terkadang kelelawar sulit dikenali.

You might be interested:  Kapan Penetapan Umk 2022?

Mengapa kelelawar mengandalkan ekolokasi?

Sebagian besar spesies kelelawar mengandalkan ekolokasi untuk dapat memvisualisasikan kondisi lingkungan sekitarnya. Kelelawar memiliki anatomi laring yang unik sehingga getarannya dapat menghasilkan suara.

Apa itu kelelawar?

Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap.Kelelawar merupakan hewan malam, atau disebut juga hewan nokturnal. Karena berwarna hitam pekat, terkadang kelelawar sulit dikenali.

Kelelawar. Foto: shutterstock.com

Kelelawar sering kali dikaitkan sebagai pembawa penyakit zoonosis atau penyakit yang dapat ditularkan dari binatang ke manusia. Bahkan virus Corona yang tengah menyebar di Cina diduga berasal dari binatang salah satunya kelelawar. Namun, masih terdapat perbedaan pendapat di antara para ahli kesehatan apakah virus berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia atau dari spesies lain.

Kelelawar termasuk dalam anggota kelas mamalia yang tergolong dalam ordo Chiroptera. Sebutan kelelawar dalam penamaan lokal antara lain lawa, lowo, kampret, codot [Jawa], lalai, kampret [Sunda], cecadu, tayo, kusing, prok, hawa [suku Dayak di Kalimantan], atau lawa, niki, paniki oleh masyarakat Indonesia Timur].

Kelelawar memiliki jumlah spesies terbanyak kedua setelah mamalia pengerat dalam kelas mamalia. Jumlah spesies kelelawar yang melimpah sangat bermanfaat bagi alam itu sendiri. Keberadaannya sangat penting bagi kehidupan manusia karena perannya sebagai pemencar biji buah-buahan [Hodgkison et al. 2003] dan juga sebagai penyerbukan bunga maupun buah-buahan.

Baca juga: Ngengat Atlas, Kupu-Kupu Malam Terbesar di Dunia

Kelelawar merupakan binatang nokturnal yang mencari makan pada malam hari dan beristirahat di siang hari. Hewan ini mempunyai tempat tinggal yang sangat bervariasi. Ada yang bertengger di pohon, lubang pohon, gua, gulungan dedaunan, dan celah-celah pada ruas bambu [Hill & Smith 1984].

Kelelawar tergolong fauna yang memiliki kemampuan ekolokasi karena dapat memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal [trogloxene]. Ekolokasi merupakan salah satu bentuk adaptasi dari makhluk hidup yang tidak memiliki indera penglihatan sempurna.

Kelelawar. Foto: shutterstock.com

Berdasarkan jenis makanan, kelelawar di Indonesia dibagi menjadi dua subordo, yaitu subordo Megachiroptera yang terdiri atas 1 famili, 41 genus, dan 163 spesies. Sedangkan, subordo Microchiroptera yang terdiri atas 17 famili, 147 genus, dan 814 spesies [Corbet & Hill 1992, Flannery 1995].

Megachiroptera adalah kelelawar pemakan buah, daun, nektar, dan serbuk sari. Sedangkan Microchiroptera merupakan jenis yang mayoritas memakan serangga dan hanya sebagian kecil memakan buah dan nektar [Yalden & Morris 1975]. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 72 spesies subordo Megachiroptera dan 133 spesies subordo Microchiroptera.

Morfologi kelelawar dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh luar, seperti panjang ekor, panjang kaki belakang, bobot tubuh, ekor, bola mata, telinga, dan rambut. Perbedaan ukuran tubuh dapat diketahui berdasarkan jenis pakannya. Untuk Megachiroptera dan Microchiroptera memiliki perbedaan sifat dan morfologi yang cukup mencolok.

Baca juga: Tarsius, Penghuni Malam Yang Butuh Perhatian

Secara morfologi megachiroptera umumnya memiliki ukuran tubuh besar. Dengan bobot mencapai lebih dari 1500 gram dan berekor panjang serta moncong mirip anjing. Pada Microchiroptera ukurannya lebih kecil, yakni paling kecil 2 gram dan paling besar 196 gram, berekor pendek atau tidak memiliki ekor [Suyanto 2001].

Megachiroptera lebih menggunakan penglihatan saat terbang, memiliki mata yang menonjol dan terlihat dengan jelas, serta memiliki cakar pada jari kedua [Flannery 1995, Suyanto 2001]. Sedangkan, Microchiroptera menggunakan ekolokasi sebagai orientasi saat terbang, memiliki mata yang kecil, mempunyai tragus dan anti-tragus, yaitu bagian menyerupai tangkai yang terletak di dalam telinga.

Kelelawar merupakan mamalia yang memiliki jumlah eritrosit [sel darah merah] dan kadar hemoglobin lebih besar daripada mamalia lain. Pada saat terbang, kelelawar memerlukan banyak oksigen untuk pemenuhan energi. Untuk mencapai target kebutuhan oksigen, ia mengandalkan besarnya jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin yang ada di dalam tubuh.

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi keanekaragaman, kelimpahan, dan aktivitas suatu jenis kelelawar pada suatu habitat. Mengutip tulisan penelitian Nur Shalekah [2019], antara lain struktur fisik habitat, mikroklimat habitat [iklim lingkungan], ketersediaan mangsa dan sumber air, kedekatannya dengan tempat bertengger, keamanan dari predator, dan kompetisi.

Penulis: Sarah R. Megumi

Cynopterus brachyotis, kelelawar, Megachiroptera, Microchiroptera

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề