Cara untuk mengetahui senyawa yang paling polar
Pembahasan
1. Molekul Biatomik
Molekul biatom = terdiri dari dua taom
kepolaran senyawa dapat ditentukan dari elekronegatifitasnya. Senyawa polar memiliki perbedaan elektronegatifitas yang besar, sedangakan senyawa nonpolar memiliki perbedaan elektronegatifitas kecil atau nol. Jika dua macam atom yang berbeda keelektronegatifannya membentuk ikatan kovalen, posisi pasangan elektron ikatan akan lebih tertarik oleh atom yang keelektronegatifannya lebih besar. Perhitungan keelektronegatifitas dapat menggunakan skala Pauling, contoh :
Berdasarkan skala keelektronegatifitas Pauling :
keelektronegatifan Br = 2,8
keelektronegatifan I = 2,5
keelektronegatifan F = 4,0
keelektronegatifan Cl = 3,0
a. Senyawa IF
memilki perbedaan keelektronegatifan = 4,0 - 2,5 = 1,5
Besarnya perbedaan kelektronegatifitas anatara I dengan F sebesar 1,5 lebih besar dari 0,5 maka IF merupakan senyawa polar.
b. Senyawa ICl
memilki perbedaan keelektronegatifan = 3,0 - 2,5 = 0,5
Besarnya perbedaan kelektronegatifitas anatara I dengan Cl sebesar 0,5 sama dengan 0,5 maka ICl merupakan senyawa non polar.
c. Senyawa BrF
memilki perbedaan keelektronegatifan = 4,0 - 2,8 = 1,2
Besarnya perbedaan kelektronegatifitas anatara F dengan Br sebesar 1,2 lebih besar dari 0,5 maka BrF merupakan senyawa polar.
d. Senyawa BrCl
memilki perbedaan keelektronegatifan = 3,0 - 2,8 = 0,2
Besarnya perbedaan kelektronegatifitas anatara Cl dengan Br sebesar 0,2 lebih besar dari 0,5 maka BrCl merupakan senyawa non polar.
e. Senyawa ClF
memilki perbedaan keelektronegatifan = 4,0 - 3,0 = 1,0
Besarnya perbedaan kelektronegatifitas anatara F dengan Cl sebesar 1,0 lebih besar dari 0,5 maka ClF merupakan senyawa polar.
Urutan kepolaran semakin besar yaitu :
BrCl [0,2] < ICl [0,5] < ClF [1,0] < BrF [1,2] < IF [1,5]
2. Poliatom
Molekul poliatom = lebih dari 2 atom
kepolarannya ditentukan oleh momen dipol [μ]. Senyawa polar memiliki momen dipol lebih besar dari nol, sedangkan senyawa nonpolar memiliki momen dipol sama dengan nol.
3. Bentuk Molekul
Bentuk molekul simetris merupakan senyawa non polar, sedangkan bentuk molekul asimetri merupakan senyawa polar.
4. Pasangan Elektron Bebas [PEB]
Senyawa polar memiliki PEB pada atom pusatnya, sedangkan senyawa nonpolar tidak memiliki PEB pada atom pusatnya.
----------------------------------------------
Mapel : Kimia
Bab : Ikatan kimia
Kelas : X
Semester : 2
Kode : 10.7.4
Kata kunci : kepolaran, polar, nonpolar, biatomik, poliatomik, PEB, bentuk molekul
Cara penentuan molaritas suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang sudah diketahui molaritasnya disebut
Ke dalam larutan yang berisi campuran NaCl 0,1M dan K₂CrO4 0,001M dimasukkan larutan AgNO3 0,1M. Jelaskan zat mana yang mengendap lebih dulu, AgCl ata …
12. Ibu memasak daging dan menutup panci tempat memasak daging dengan sangat rapat agar daging lebih cepat lunak. Peristiwa yang terjadi adalah.... te …
Sebanyak 20 gram NaOH dilarutkan dalam 4 liter air. Diketahui Mr NaOH adalah 40. Berapakah molaritas larutan NaOh tersebut?
Tuliskan 5 senyawa kimia dan rumus kimianya serta massa masing-masing rumus kimianya....nt : :D
Sebanyak 5 gram sampel [D = 5] dilarutkan dalam 100 mL pelarut polar, kemudian diekstraksimenggunakan kloroform sebanyak 50 mL. Ekstraksi dilakukan se …
perhatikan bahan-bahan berikut ini!1] minuman kopi2] air tepung terigu3] minuman teh manis4] minuman siropkelompokkan bahan-bahan tersebut berdasarkan …
air yang ditambahkan dengan perwarna makanan terrgolong campuran homogen karena....a.zat-zat penyusunya tercampur tidak sempurnab.memiliki komposisi t …
. Apa nama senyawa hidrokarbon berikut ini. CH3 |CH3—CH—CH—CH2—CH3 | CH3
Berdasarkan karakteristiknya alkohol dikelompokkan menjadi
Senyawa yang paling polar adalah senyawa yang memiliki selisih keelektronegatifan paling besar.
Selisih keelektronegatifan PS = 1,0
Selisih keelektronegatifan RS = 0,5
Selisih keelektronegatifan QS = 0,9
Selisih keelektronegatifan PR = 0,5
Selisih keelektronegatifan ST = 0,5
Dengan demikian PS adalah senyawa paling polar.
Senyawa yang memiliki beda keelektronegatifan lebih besar memiliki distribusi elektron tidak merata lebih besar pada molekulnya. Misalnya, pada senyawa PS, keelektronegatifan S lebih besar daripada P maka elektron lebih tertarik ke arah S sehingga S memiliki dipol negatif dan P memiliki dipol positif.