Mengapa diagram garis memudahkan kita dalam menafsirkan sebuah data

Cara Membaca Diagram

Cara Membaca Diagram, Tabel, Dan Grafik – Perlu kita ketahui bahwa suatu data atau informasi ternyata dapat disajikan dalam bentuk diagram. Adapun diagram yang sering digunakan yaitu diagram batang dan diagram lingkaran, namun ada juga yang menyajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk itu, merupakan hal penting bagi kita untuk mengetahui cara membaca diagram agar dapat mengetahui isi data atau informasi yang tersaji pada sebuah diagram tersebut.

Salah satu tujuan dari penyajian data berbentuk diagram yaitu untuk memudahkan ketika membaca data tersebut. Selain itu, laporan data atau informasi yang disajikan juga akan terlihat lebih menarik. Karena sebuah diagram biasanya memuat banyak informasi, sehingga butuh ketelitian dan kecermatan dalam membaca suatu data.

Suatu data yang disajikan dalam berbagai bentuk diagram, dapat kita baca untuk menentukan jumlah masing-masing data. Jika disajikan dalam bentuk diagram batang atau grafik, tentu saja akan memudahkan kita dalam membaca data tertinggi dan terendah pada suatu diagram. Sehingga lebih mudah membuat kesimpulan mengenai selisih nilai data atau jumlah seluruh data. Sedangkan penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran atau tabel, kita dapat lebih mudah mengetahui perbandingan data satu dengan lainnya, atau suatu data terhadap keseluruhan data.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai cara membaca diagram, silahkan simak pembahasan berikut ini tentang langkah-langkah cara membaca diagram batang, diagram lingkaran, tabel dan grafik.

Cara Membaca Diagram Batang

Diagram batang adalah bentuk diagram yang menyajikan informasi atau data statistik dalam bentuk batang persegi panjang. Diagram batang digambarkan secara tegak dan mendatar. Bagian sisi tegak disebut diagram batang tegak, sedangkan bagian mendatar disebut dengan diagram batang mendatar.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang bertujuan untuk memudahkan perbandingan antara beberapa kumpulan data yang berbeda. Pada koordinat pertama [absis] sering disebut sebagai koordinat x suatu titik yang ditunjukan pada garis tegak.

Meskipun mampu memberikan sajian data dengan tampilan menarik, namun diagram batang masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail. Oleh sebab itulah diperlukan ketelitian dan kemampuan dalam membaca diagram batang.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca diagram batang adalah sebagai berikut :

  • Membaca judul yang ada pada diagram batang terlebih dahulu.
  • Membaca bagian-bagian yang terdapat pada sumbu mendatar diagram.
  • Membaca bagian-bagian yang ada pada sumbu tegak diagram.
  • Membuat kesimpulan berdasarkan data pada sisi mendatar dan sisi tegak diagram.

Ketika membaca suatu diagram, perhatikanlah secara seksama garis-garis yang menghubungkan antara data yang ada pada sumbu mendatar dengan skala yang ada pada sumbu tegak. Garis-garis tersebut merupakan penujuk data pada diagram batang.

Baca Lainnya:   Cara Menghitung Segitiga Dan Contoh Soal

Agar lebih jelas dalam memahami cara membaca diagram batang, perhatikan contoh gambar diagram batang dibawah ini tentang penyajian data hasil panen dari tahun ke tahun di Desa Sukatani.

Cara Membaca Diagram Batang

Dari penyajian data pada diagram batang di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikit :

  • Panen dengan jumlah tersebar terjadi pada tahun 2000, yaitu sebayak 50 ton.
  • Panen dengan jumlah terkecil terjadi pada tahun 1998, yaitu sebanyak 30 ton.
  • Banyaknya jumlah panen selama 5 tahun terakhir dari tahun 1996 sampai 2000 adalah 200 ton [40+35+30+45+50].
  • Selisih jumlah panen dari yang terbesar dan terkecil adalah 20 ton [50 – 30 = 20].
  • Jumlah rata-rata hasil panen selama 5 tahun terakhir adalah 40 ton [40+35+30+45+50] : 5 = 40].

Cara Membaca Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian informasi atau data statistika dalam bentuk lingkaran. Untuk membandingkan data satu dengan yang lainnya, maka lingkaran tersebut dibagi menjadi beberapa ruas lingkaran. Dengan membaca diagram lingkaran, maka kita dapat lebih mudah mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan data.

Pada umunya, penyajian data pada diagram lingkaran disajikan dalam bentuk belahan derajat [°] dan persen [%]. Jika data yang disajikan dalam bentuk derajat, maka ukuran satu lingkaran penuh adalah 360°. Sedangkan jika suatu data disajikan dalam persen, maka satu lingkaran penuh adalah 100%.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca diagram lingkaran, yaitu sebagai berikut :

  • Membaca judul terlebih dahulu yang ada pada diagram lingkaran.
  • Membaca bagian-bagian yang terdapat di dalam ruas lingkaran.
  • Membaca prosentase pada masing-masing data.
  • Membuat kesimpulan berdasarkan data pada ruas lingkaran berdasarkan prosentase atau sudut derajat.

Untuk lebih memahami tentang cara membaca diagram lingkaran, perhatikan contoh gambar diagram lingkaran di bawah yang merupakan data hasil panen di Desa Sukatani selama 5 tahun berturut-turut.

Cara Membaca Diagram Lingkaran

Dengan melihat data yang ada pada diagram lingkaran di atas, maka besar sudut derajat [°] dari masing-masing jumlah panen dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :

  • Hasil panen tahun 1996 : 40/200 x 360° = 72°
  • Hasil panen tahun 1997 : 35/200 x 360° = 63°
  • Hasil panen tahun 1998 : 30/200 x 360° = 54°
  • Hasil panen tahun 1999 : 45/200 x 360° = 81°
  • Hasil panen tahun 2000 : 50/200 x 360° = 90°

Dari penyajian data dalam bentuk derajat di atas, kita juga dapat menyajikannya dalam bentuk prosentase [%], maka akan diperoleh nilai prosentase sebagai berikut :

  • Hasil panen tahun 1996 : 40/200 x 100% = 20%
  • Hasil panen tahun 1997 : 35/200 x 100% = 17,5%
  • Hasil panen tahun 1998 : 30/200 x 100% = 15%
  • Hasil panen tahun 1999 : 45/200 x 100% = 22,5%
  • Hasil panen tahun 2000 : 50/200 x 100% = 25%

Baca Lainnya:   Contoh Soal Pengukuran Berat Dan Jawabannya

Cara Membaca Tabel Dan Grafik

Selain penyajian data dalam diagram batang dan diagram lingkaran, ada juga yang menyajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk itu, kita juga wajib tahu bagaiamana cara membaca tabel dan grafik pada suatu penyajian data.

Cara Membaca Tabel Dan Grafik

Tabel adalah penyajian data berisi daftar informasi atau data dalam bentuk kolom dan baris. Informasi atau data di dalam sebuah tabel biasanya berupa deretan nama dan jumlahnya yang tersusun di dalam urutan kolom dan baris. Tujuan dari penyajian dalam bentuk tabel yaitu menguraikan suatu informasi atau data secara spesifik, singkat, dan jelas. Sehingga lebih mudah dibaca dan menyimpulkannya.

Sedangkan grafik adalah penyajian data dalam bentuk garis-garis yang terdiri atas titik-titik koordinat dan alur garis. Alur garis pada suatu grafik merupakan pertemuan antara titik-titik koordinat X dan Y. Dimana titik koordinat X adalah penunjuk secara horisontal, sedangkan titik koordinat Y merupakan penunjuk secara vertikal. Sama halnya dengan tabel, penyajian data dalam bentuk grafik biasanya digunakan untuk memperjelas membaca suatu data. Dengan mengginakan grafik, penyampaian suatu data menjadi lebih komplek dan mudah dipahami.

Pada umumnya, grafik digunakan untuk membaca perbandingan jumlah suatu data. Selain itu, grafik juga sering digunakan untuk menunjukkan fluktuasi suatu perkembangan jumlah data. Misalnya perkembangan perolehan hasil panen dari tahun ke tahun atau dalam kurun tertentu. Melaui grafik, perbandingan dan naik turunnya suatu jumlah data akan terlihat lebih jelas.

Adapun langkah-langkah dalam membaca data pada tabel atau pun grafik adalah sebagai berikut :

  • Membaca judulnya terlebih dahulu. Melalui judul, kita akan lebih mudah memahami isi data yang disajikan pada suatu tabel dan grafik.
  • Membaca setiap keterangan yang ada, biasanya berupa tulisan, simbol, gambar, serta warna-warna yang tertera pada tabel dan grafik tersebut.
  • Mengurutkan data dan jumlahnya secara benar. Hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam membaca suatu tabel dan grafik.
  • Menyimpulkan penyajian data dengan membuat suatu pertanyaan. Kemudian ambil jawaban dari titik pertemuan antara data dan jumlah data.

Demikianlah pembahasan mengenai cara membaca diagram, tabel, dan grafik. Dengan memahami penjelasan di atas, maka kita akan lebih mudah membaca dan menyimpulkan suatu sajian data dari masing-masing bentuk diagram. Semoga bermanfaat.

Baca Juga :

Artikel ini menjelaskan tentang cara menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Simak materi ini hingga selesai ya, mari kita belajar!

Halo, bagaimana kabarnya? Semoga tetap semangat, ya!

Kali ini, kita akan belajar sesuatu yang menarik banget nih, yaitu tentang cara penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram. Waah, penasaran nggak, sih? Tapi, sebelum kita masuk ke materi, kakak ingin kamu melakukan sesuatu dulu, nih.

Apa tuuhh??? 

Coba deh kamu keluarkan semua isi yang ada di tempat pensilmu. Lalu, kamu kelompokkan sesuai jenisnya, sehingga ada kelompok pensil, pulpen, penghapus, dan lain sebagainya. Setelah itu, hitunglah banyak pensil, pulpen, penghapus, dan kelompok lainnya, dan catat hasilnya di kertas. 

Kalau dari tempat pensil kakak, hasilnya seperti ini:

Bagaimana dengan kamu?

Nah, tahu nggak sih kalau tadi kamu sedang melakukan pengamatan. Iya, mengamati berapa banyak jenis alat tulis yang kamu punya dan masing-masing banyaknya. Hayoo, siapa yang baru sadar kalau ada alat tulisnya yang hilang? Hehehe…

Banyaknya setiap macam kelompok alat tulis yang kamu catat di kertas tadi merupakan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan. Informasi ini bisa kita sebut sebagai data.

Data dapat kita sajikan dalam dua bentuk penyajian, yaitu tabel dan diagram. Adapun tabel yang dibahas adalah tabel baris dan kolom, kontingensi, dan distribusi frekuensi. Kemudian pada diagram, yang akan dibahas meliputi diagram garis, batang, dan lingkaran.

Kenapa sih kita perlu melakukan penyajian data? Nah, tujuannya itu supaya data yang kita peroleh lebih mudah dibaca dan dimengerti, sehingga mudah juga untuk dianalisis dan diambil kesimpulannya.

Oke, kita akan bahas satu persatu materi ini secara rinci, yaaa. So, stay tuned, guys!

Baca juga: Mengenal Operasi Hitung pada Pecahan

Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

Menyajikan data dalam bentuk tabel berarti data-data tersebut kita susun dalam urutan baris dan kolom. Terdapat tiga macam penyajian data dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

a. Tabel Baris dan Kolom

Penyajian data dalam bentuk tabel yang pertama adalah tabel baris dan kolom. Tabel baris dan kolom adalah tabel yang hanya memiliki satu kategori/kelompok saja.

Misalnya, data yang kita peroleh dari hasil pengamatan tadi. Ada pensil, pulpen, penghapus, rautan, dan lain sebagainya. Nah, data-data tersebut bisa digabung ke dalam satu kategori/kelompok, yaitu jenis alat-alat tulis. Paham ya maksudnya?

Kalau data tersebut kita sajikan dalam bentuk tabel baris dan kolom, hasilnya akan berupa contoh tabel frekuensi seperti ini.

b. Tabel Kontingensi

Berbeda dengan tabel baris dan kolom, tabel kontingensi adalah tabel yang datanya memiliki lebih dari satu kategori/kelompok. Contoh tabel kontingensi, bisa kita lihat pada data gambar di bawah ini.

Di gambar tersebut, diketahui data jumlah siswa kelas 7 berdasarkan jenis kelaminnya. Nah, data tersebut memiliki dua kategori, yaitu kelas dan jenis kelamin. Oleh karena itu, bentuk contoh tabel penyajiannya akan seperti ini:

Baca juga: Pengertian & Rumus Menghitung Bruto, Netto, Tara

c. Tabel Distribusi Frekuensi

Terakhir, penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang digunakan untuk data yang dikelompokkan dalam suatu interval/selang nilai. Setiap interval nilai memiliki frekuensi [banyak data].

Biasanya, kalau data yang kamu peroleh itu cukup banyak, kamu bisa menyajikannya dalam tabel ini agar bentuknya jadi lebih sederhana. Hmm, bingung, ya? Kalau bingung, coba perhatikan contoh tabel berikut.

Berdasarkan gambar di atas, diketahui data nilai ulangan harian Matematika siswa kelas 7A. Nah, banyak siswanya ada 30 dan nilainya juga beragam, mulai dari 61 sampai 100.

Sebenarnya, kamu bisa menyajikan data tersebut dalam tabel baris dan kolom. Tapi, akan lebih sederhana jika membuatnya dalam tabel distribusi frekuensi.

Jadi, data dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam beberapa interval. Kalau pada gambar, terdapat 4 interval, yaitu 61-70 [nilai 61 sampai 70], 71-80 [nilai 71 sampai 80], dan seterusnya.

Kamu perlu tahu juga nih, setiap interval harus memiliki panjang yang sama. Contohnya, interval 61-70 memiliki panjang 10 [dari 61 sampai 70, totalnya ada 10], begitu juga dengan interval 71-80, dan interval-interval lainnya.

Nah, frekuensi itu menandakan banyaknya siswa yang mendapat nilai Matematika sesuai dengan intervalnya masing-masing. Misalnya, frekuensi pada interval 61-70 ada 3, berarti banyak siswa yang mendapat nilai antara 61 sampai 70 pada ulangan harian Matematika ada 3 orang. Jelas, ya?

Oke, kakak harap dengan penjelasan ini kamu jadi paham perbedaan dari ketiga tabel di atas. Sekarang, kita lanjut ke bahasan berikutnya, yuk! Masih pada semangat, kan?

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Segitiga Berdasarkan Sisi dan Sudut

Sebelum masuk ke bahasan Penyajian Data Dalam Bentuk Diagram, simak pariwara berikut! Kini, Ruangguru mempersembahkan fitur belajar ADAPTO, video belajar adaptif satu-satunya di Indonesia yang dapat disesuaikan dengan pemahaman kamu. Penasaran? Klik banner di bawah aja, yuk!

Penyajian Data Dalam Bentuk Diagram

Apa itu diagram? Diagram adalah gambar sederhana yang menunjukkan penampilan, struktur, atau cara kerja sesuatu atau yang merepresentasikan data.

Jika kamu ingin menyajikan data dalam bentuk diagram, berarti data-data tersebut kita susun dan buat dalam bentuk gambar atau lambang. Oleh karena itu, penyajian data dalam bentuk ini akan jauh lebih menarik.

Terdapat tiga jenis penyajian data dalam bentuk diagram, antara lain sebagai berikut:

a. Diagram Batang [Balok]

Diagram batang adalah bentuk penyajian data yang dapat dikategorikan/dikelompokkan [nilai ulangan, jenis pekerjaan, hobi, dsb] dan data tahunan [harga barang dari tahun ke tahun, besar keuntungan dari tahun ke tahun, dsb].

Penggunaan diagram batang biasanya lebih tepat digunakan untuk menyajikan data yang variabelnya dalam kategori-kategori tertentu, seperti data jenis pekerjaan, data penjualan tahunan, dan lain-lain.

Pada diagram batang, data akan digambarkan membentuk persegi panjang yang memanjang ke atas. Setiap persegi panjang harus memiliki lebar yang sama dan tidak boleh menempel antara satu dengan yang lainnya.

Lalu, bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk diagram batang, ya? Simak contoh di bawah ini, yuk!

Misalnya, terdapat data tinggi badan siswa kelas 7A sebagai berikut:

139, 137, 135, 135, 136, 137, 138, 139, 137, 138, 135, 136, 137, 139, 137, 137, 138, 135, 137, 136, 139, 137, 135, 136, 138, 138, 136, 137, 137, 136.

Nah, cara membuat diagram batang, kamu harus cari tahu dulu nih banyaknya siswa pada masing-masing tinggi badan. Tapi, data yang diperoleh ternyata masih belum urut [acak], sehingga agak sulit untuk dihitung.

Oleh karena itu, kamu harus membuat urutan datanya terlebih dahulu, mulai dari data yang paling kecil. Supaya lebih mudah, kita susun datanya dalam bentuk tabel, ya.

Setelah itu, buatlah sumbu datar dan tegak yang saling berhubungan. Sumbu datar menyatakan kategori dan sumbu tegak menyatakan banyak data [frekuensi] dari masing-masing kategori.

Kemudian, gambar setiap data satu per satu secara berurutan, sehingga diperoleh gambar seperti berikut:

Baca juga: Jenis-Jenis Bilangan Pecahan dan Contohnya

Dari diagram batang tersebut, kita bisa lebih mudah memperoleh beberapa informasi, di antaranya tinggi badan terpendek siswa kelas 7A adalah 135 cm, tinggi badan tertinggi siswa kelas 7A adalah 139 cm, dan kebanyakan siswa kelas 7A memiliki tinggi badan 137 cm.

Gimana, paham sampai sini? Kita lanjut, yaaa...

b. Diagram Garis

Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang berkelanjutan/kontinu, seperti jumlah penduduk setiap tahun, jumlah produksi barang setiap tahun, perubahan iklim dan cuaca pada rentang waktu tertentu, dan lain sebagainya.

Penggunaan diagram garis biasanya untuk menyajikan data yang berkesinambungan yang terikat waktu. 

Contohnya:

Jumlah siswa setiap tahun, Penjualan sepeda motor setiap tahun, dan banyak lagi.

Sesuai namanya, pada diagram garis, data akan digambarkan membentuk garis. Nah, cara menyajikan data dalam diagram garis hampir sama dengan diagram batang.

Hanya langkah akhirnya saja yang berbeda. Kamu hanya perlu menarik garis secara berurut dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data.

Kalau data tinggi badan siswa kelas 7A kita buat ke dalam diagram garis, hasilnya akan seperti ini:

Baca juga: Cara Menyelesaikan Bentuk-Bentuk Aljabar

c. Diagram Lingkaran [Pie]

Diagram lingkaran biasanya digunakan untuk menyajikan data yang dapat dikategorikan/dikelompokkan. Penggunaan diagram lingkaran pada umumnya ditujukan untuk mengetahui proporsi suatu data terhadap keseluruhan data. Apakah dominan atau tidak.

Pada diagram lingkaran, data akan digambarkan dalam bentuk lingkaran yang terbagi menjadi beberapa juring.  Nah, juring-juring ini dapat dinyatakan dalam bentuk persen [%] atau derajat [o].

Besarnya persentase dan derajat dipengaruhi oleh besar nilai/frekuensi data, sehingga setiap juring akan memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Jika juring dinyatakan dalam persen, maka untuk satu lingkaran penuh, total persentasenya adalah 100%. Sementara itu, jika juring dinyatakan dalam derajat, maka untuk satu lingkaran penuh, total sudutnya adalah 360o.

Lalu, bagaimana cara membuat diagram lingkaran? Kamu harus menentukan besar persentase atau sudut setiap kategori datanya terlebih dahulu. Oke, terus cara menghitung diagram lingkaran bagaimana?

Kamu bisa menggunakan salah satu rumus diagram lingkaran berikut ini ya:

Baca juga: Pengertian dan Contoh Bilangan Bulat

Setelah setiap kategori data sudah diubah ke bentuk persen atau derajat, kamu bisa langsung membuat lingkaran dan membaginya sesuai dengan besarnya masing-masing. Gunakan busur derajat agar pembagiannya bisa lebih tepat, ya.

Nah, kalau data tinggi badan siswa kelas 7A kita sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, contoh diagram lingkaran hasilnya akan seperti ini:

Baca juga: Hubungan Antar Himpunan Matematika

Oke, selesai sudah bahasan kita kali ini. Gimana, menarik kan materinya?

Supaya kamu tambah paham lagi nih, coba deh lakukan pengamatan sederhana di rumah. Misalnya, kamu bisa bertanya tentang kegiatan apa yang paling disukai teman-temanmu. Nah, dari data hasil pengamatanmu itu, kamu sajikan dalam bentuk tabel dan diagram yang sudah kita pelajari tadi. Lalu, kamu buat deh kesimpulannya.

Terakhir, kalau kamu masih belum paham dengan materi ini, kamu bisa gunakan aplikasi ruangbelajar. Belajar tidak hanya lebih seru lewat video animasi menarik saja, tapi juga dipandu oleh kakak-kakak Master Teacher yang asik dan bikin kamu lebih mudah paham dengan materi.

Referensi:

Subchan, Winarni, dkk. [2015] Matematika SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

GIF "Orang Penasaran" [Daring]. Tautan: //giphy.com/gifs/johnnyorlando-johnny-orlando-eltB7oJKSWthrWE0KB [Diakses: 14 Januari 2021]

Artikel diperbarui oleh Leo Bisma pada 13 April 2022

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề