Mengapa pada masa Neolitikum disebut revolusi peradaban masyarakat praaksara Indonesia?

Pada zaman ini dikatakan terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dalam peradaban manusia. Sebab, pada Zaman Neolitikum terjadi perubahan yang cukup mendasar dari meramu atau food gathering menjadi food producing alias membuat makanan sendiri.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan revolusi Neolitikum mengapa revolusi Neolitikum dianggap sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia?

KOMPAS.com – Revolusi Neolitik adalah transisi budaya manusia selama periode Neolitikum dari gaya hidup berburu dan meramu [food gathering] menjadi bermukim dan memproduksi makanan sendiri dengan bercocok tanam [food producing].

Pada zaman Neolithikum terjadi revolusi kebudayaan dimana kehidupan manusia pra aksara sudah mengenal suatu cara bertahan hidup yang baru yaitu?

Pada zaman neolitum terjadi revolusi kebudayaan yang mana manusia yang pada awalnya hanya mengumpulkan makanan dengan cara berpindah- pindah dari satu tempat ke tempat yang lain berubah menjadi penghasil makanan baik itu dengan cara bertani maupun berternak dan perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh dan …

Apa yang terjadi pada zaman neolitikum?

Zaman Neolitikum atau zaman batu muda merupakan fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang memiliki ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan dan pembuatan tembikar.

Apakah tradisi Neolitikum masih berlangsung sekarang berikan pendapatmu?

Dan kebudayaan Zaman Neolitikum ini pun hingga saat itu masih terus berlangsung hingga abad ini, dan bahkan manusia saat ini lebih berkembang dan lebih rapi lagi dalam menata kehidupan mereka dalam bermasyarakat.

Bagaimanakah kehidupan manusia pada zaman neolitikum?

Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja sama.

Zaman Neolitikum disebut juga sebagai zaman batu muda. Pada zaman ini telah terjadi “revolusi kebudayaan”, yaitu terjadinya perubahan pola hidup manusia dari awalnya food gathering digantikan pola food producing. Hal ini seiring dengan terjadinya perubahan jenis pendukung kebudayaannya. Pada zaman ini telah hidup jenis Homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru atau zaman batu muda. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan, sehingga mereka hidup dengan tidak bergantung lagi sepenuhnya dengan alam seperti halnya manusia purba yang hidup pada zaman Paleolitikum. Hidup bermasyarakat dengan bergotong royong juga mulai dikembangkan. Hasil kebudayaan yang terkenal di zaman Neolithikum ini secara garis besar dibagi menjadi dua tahap perkembangan, yaitu; kebudayaan kapak persegi yang masuk melalui jalur barat, dan kebudayaan kapak lonjong yang masuk melalui jalur timur.

Jadi, jawaban yang tepat adalah D. 

Lihat Foto

libcom

Ilustrasi Zaman Neolitikum

KOMPAS.com - Zaman Neolitikum atau Zaman Batu Muda adalah periode pada masa prasejarah ketika manusianya menggunakan alat-alat dari batu yang telah dihaluskan.

Pada zaman ini dikatakan terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dalam peradaban manusia.

Sebab, pada Zaman Neolitikum terjadi perubahan yang cukup mendasar dari meramu atau food gathering menjadi food producing alias membuat makanan sendiri.

Masyarakatnya diduga telah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang, beternak, dan mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana.

Selain itu, manusia purba yang hidup pada zaman ini telah membangun tempat tinggal permanen seperti rumah sederhana, membuat kerajinan.

Sementara kehidupan sosial Zaman Neolitikum ditandai dengan masyarakatnya yang telah mengembangkan gotong-royong, membuat aturan hidup bersama, dan memiliki kepercayaan terhadap arwah.

Baca juga: Revolusi Neolitik: Pengertian, Teori Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Ciri-ciri Zaman Neolitikum

  • Alat-alat batu sudah diasah dan dihias
  • Tempat tinggal manusianya sudah menetap
  • Perubahan dari food gathering ke food producing
  • Masyarakatnya mengenal bercocok tanam dan beternak
  • Ditemukannya kebudayaan kapak lonjong dan kapak persegi
  • Masyarakatnya telah mengenal kepercayaan

Manusia pendukung

Manusia yang sudah mulai hidup menetap terdapat pada masa Neolitikum.

Pada zaman ini telah hidup manusia purba jenis Homo Sapiens yang mendukung terjadinya revolusi kebudayaan.

Manusia pendukung kebudayaan Neolitikum adalah manusia Proto Melayu yang hidup pada 2000 SM, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Hasil kebudayaan Zaman Neolitikum

Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu.

Lihat Foto

libcom

Ilustrasi Zaman Neolitikum

KOMPAS.com - Revolusi Neolitik adalah transisi budaya manusia selama periode Neolitikum dari gaya hidup berburu dan meramu [food gathering] menjadi bermukim dan memproduksi makanan sendiri dengan bercocok tanam [food producing].

Peralihan zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing.

Istilah ini pertama kali diciptakan pada 1923 oleh V. Gordon Childe untuk menggambarkan revolusi pertanian dalam sejarah Timur Tengah.

Revolusi Neolitik juga dikenal sebagai Revolusi Pertanian atau Transisi Demografis Neolitik.

Bentuk pelajaran dari alam yang terjadi pada masa peralihan Zaman Mesolitikum ke Zaman Neolitikum yang menandakan adanya revolusi kebudayaan pada proses manusia purba mengenal kegiatan bercocok tanam adalah saat masyarakatnya mulai hidup menetap.

Mereka mengamati dan bereksperimen dengan tanaman untuk memelajari bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Pengetahun baru yang mereka dapatkan kemudian memungkinkan terjadinya domestikasi tanaman.

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Oleh karena itu, masa bercocok tanam dianggap sebagai tonggak kemajuan manusia karena terjadi revolusi dari food gathering ke food producing.

Periode ini digambarkan sebagai revolusi untuk menunjukkan pentingnya dan tingkat perubahan yang memengaruhi masyarakat di mana praktik peranian baru diadopsi dan disempurnakan secara bertahap.

Pada masa ini, manusia mulai meninggalkan hidup nomaden untuk tinggal menetap karena telah mengenal budidaya tanaman dan penjinakan hewan.

Ilustrasi Revolusi Kebudayaan Zaman Neolitikum. Foto: stmuhistorymedia.org

Meskipun belum mengenal tulisan, masyarakat prasejarah telah mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Pada tahap awal alat yang digunakan banyak yang berasal dari bebatuan. Inilah yang disebut zaman batu.

Zaman batu sendiri terbagi menjadi empat periodisasi, yakni zaman batu tua [palaeolitikum], zaman batu tengah [mesolitikum], zaman batu muda [neolitikum], dan zaman batu besar [megalitikum].

Zaman neolitikum menjadi titik balik perkembangan kebudayaan manusia. Pada masa itulah terjadi revolusi kebudayaan yang signifikan untuk peradaban manusia. Apa itu?

Revolusi Kebudayaan Zaman Neolitikum

Zaman neolitikum atau zaman batu muda di Indonesia terjadi sekitar 1.500 SM. Pada zaman ini telah hidup Homo sapiens. Di zaman ini pula terjadi revolusi kebudayaan.

Yang dimaksud revolusi kebudayaan adalah perubahan secara menyeluruh yang berlangsung cepat dan terjadi pada zaman prasejarah akhir, di mana masyarakat mulai menggunakan cara-cara baru untuk bertahan hidup.

Melansir dari buku Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi 2014, peralihan zaman mesolitikum ke neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing. Manusia prasejarah tidak hanya mengumpulkan makanan, tetapi juga mencoba memproduksi makanan dengan bercocok tanam.

Ilustrasi bercocok tanam. Foto: Pinterest

Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara. Melansir dari dokumen Laporan Praktik Lapangan Universitas Negeri Yogyakarta tulisan Muhammad Syahdianto, masyarakat kala itu hidup menetap dalam suatu perkampungan yang dibangun secara tidak beraturan. Pada awalnya rumah mereka kecil dengan atap terbuat dari daun-daunan.

Karena telah tinggal menetap dan memproduksi makanan sendiri, gotong royong mulai dikembangkan. Terjadi pula perubahan peralatan sehari-hari yang digunakan. Benda-benda peninggalan pada zaman neolitikum di antaranya adalah:

Melansir dari buku Sejarah Indonesia, kapak persegi yang besar disebut dengan beliung atau pacul [cangkul]. Bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti cangkul zaman sekarang.

Sedangkan yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah. Kapak persegi banyak ditemukan di Kepulauan Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Jawa dan Bali.

Kapak Lonjong. Foto: Pinterest

Kapak lonjong mempunyai bentuk lonjong seperti telur. Selain itu kapak lonjong memiliki ujung yang runcing, namun tidak seruncing mata panah. Kapak lonjong mempunyai fungsi yang hampir sama dengan kapak persegi. Penyebaran jenis kapak ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian timur, misalnya di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Peralatan ini berfungsi untuk berburu. Mata panah banyak ditemukan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Gerabah terbuat dari tanah liat dan memiliki berbagai fungsi. Salah satunya adalah untuk meletakkan makanan-makanan yang telah dikumpulkan oleh manusia pada masa bercocok tanam.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề