Apa yang anda ketahui tentang teknologi sistem respirasi pulmoner dan trakeostomi jelaskan

Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan. Ventilator sering kali dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat bernapas sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera yang parah. Tujuan penggunaan alat ini adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup.

Melalui ventilator, pasien yang sulit bernapas secara mandiri dapat dibantu untuk bernapas dan mendapatkan udara layaknya bernapas secara normal. Mesin ventilator akan mengatur proses menghirup dan menghembuskan napas pada pasien. Ventilator akan memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

Cara Pemakaian Alat Ventilator

Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien [trakeostomi]. Setelah intubasi selesai, ventilator kemudian akan dihubungkan pada selang tersebut.

Penggunaan mesin ventilator ini cukup rumit, sehingga pemasangan dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien kritis. Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif [ICU], karena kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang berat.

Selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan melalui mulut, karena ada selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Walaupun demikian, pasien masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat.

Umumnya, pasien akan merasa tidak nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya. Pasien juga terkadang akan melawan udara yang dihembuskan ventilator, dan membuat fungsi ventilator kurang efektif. Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar pasien merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.

Kondisi-Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator

Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien membutuhkan mesin ventilator adalah:

  • Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS [acute respiratory distress syndrome], asma berat, pneumonia, PPOK [penyakit paru obstruktif kronis], dan pembengkakan paru [edema paru].
  • Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau stroke.
  • Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung.
  • Keracunan karbon dioksida.
  • Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.
  • Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
  • Syok.
  • Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas, misalnya pada pasien yang menjalani operasi.

Sebagai catatan, mesin ventilator tidak digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi tersebut, namun hanya sebagai alat untuk membantu pasien bernapas. Pada kasus-kasus berat tersebut, dibutuhkan pengobatan dan perawatan lain di samping ventilator untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien.

Risiko Penggunaan Alat Ventilator

Selama penggunaan alat ventilator, dapat terjadi beberapa efek samping, yaitu:

  • Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi.
  • Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang terpasang pada tenggorokan.
  • Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru [pneumothorax].
  • Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga dahak atau lendir pada saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu masuknya udara. Dokter atau perawat akan melakukan penyedotan secara berkala untuk mengeluarkan dahak atau lendir ini.
  • Keracunan oksigen.

Selain itu, pasien yang terhubung dengan ventilator dan harus berbaring dalam waktu yang lama berisiko mengalami luka dekubitus dan gangguan aliran darah akibat tromboembolisme.

Meski penggunaan ventilator memiliki peranan penting dalam perawatan pasien, risikonya pun tidak sedikit. Penggunaan alat ventilator juga umumnya membutuhkan biaya yang besar. Semakin lama pasien dirawat menggunakan ventilator, semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Oleh karena itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan dan risiko dari penggunaan mesin ini. Jika masih merasa ragu untuk memasang ventilator, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat agar mendapatkan penjelasan lebih rinci.

Keputusan untuk Melepas Alat Ventilator

Lamanya waktu pasien harus terhubung dengan ventilator tidak dapat diperkirakan. Berapa lama pasien perlu menggunakan ventilator dan kapan pasien boleh terlepas dari alat ini akan ditentukan berdasarkan perkembangan kondisi pasien dan penilaian klinis oleh dokter.

Beberapa pasien mungkin hanya terhubung dengan ventilator selama beberapa hari, namun ada juga pasien yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Setiap hari dokter akan mengevaluasi kondisi pasien, apakah sudah ada perbaikan dan sanggup bernapas sendiri dengan baik tanpa bantuan ventilator.

Selama perawatan, pasien yang terpasang ventilator akan mendapatkan pemantauan ketat dan pemeriksaan secara berkala. Setelah menunjukkan perbaikan, baik dari hasil pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, urine, atau foto Rontgen, maka alat ventilator mungkin bisa dilepas.

Penggunaan alat ventilator sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup pasien yang tidak dapat bernapas sendiri. Jika keluarga Anda harus dirawat di ICU dan memerlukan ventilator, sebaiknya diskusikan dengan dokter yang merawat untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai manfaat dan risiko penggunaan mesin bantu napas ini.

Ditulis oleh:

dr. Michael Kevin Robby Setyana

Home / Biologi / Soal IPA

Apa yang Anda ketahui tentang teknologi pulmotor? Jelaskan kegunaannya!

Jawab:

Pulmotor merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses pernapasan buatan.

Alat ini biasanya digunakan pada pasien atau orang yang mengalami gangguan pernapasan, seperti gangguan pernapasan karena tenggelam dan kaget saat tersengat listrik.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! 😁

Newer Posts Older Posts

Sistem pernapasan merupakan sebuah sistem yang sangat penting bagi tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab penuh akan ketersediaan oksigen bagi tubuh. Lalu apa jadinya jika ada bagian dari sistem pernapasan kita yang bermasalah?

Nah, dengan kecanggihan teknologi kedokteran saat ini dan didukung perkembangan bidang lainnya, maka dikembangkanlah yang namanya teknologi sistem pernapasan. Seperti apa teknologi sistem pernapasan itu? Dan apa saja jenisnya? Untuk lebih lengkapnya kita bisa lihat uraiannya berikut ini.

Pengertian Teknologi Sistem Pernapasan

Teknologi sistem pernapasan adalah alat yang digunakan untuk menanggulangi permasalahan sistem pernapasan. Dikarenakan permasalahan dari sistem pernapasan itu beragam, mulai dari kesulitan bernapas, kelainan karena penyakit tertentu, dan lain sebagainya, maka diciptakanlah beragam alat untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Artikel terkait  Teknologi Artinya ? Arti Kata, Pengertian, dan Manfaatnya

Teknologi Sistem Pernapasan Paling Terkenal Saat Ini

Secara umum kita akan temukan di dunia kesehatan ada empat teknologi sistem pernapasan, keempat teknologi itu terdiri dari Trakeostomi, Pulmotor, Spirometer, dan Oxygen Catheter.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang keempat alat bantu pernapasan tersebut, maka akan langsung kita lihat di uraian berikut ini!

Teknologi Trakeostomi

Teknologi sistem pernapasan atau alat bantuan pernapasan yang akan pertama kali kita bahas adalah Trakeostomi. Trakeostomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang dilakukan untuk memasang alat seperti selang di dalam trakea. Pemasangan selang ini bertujuan untuk memberikan jalan bagi sistem pernapasan, caranya dengan menghisap lendir-lendir yang menghalangi sistem pernapasan.

Berapa lama selang Trakeostomi akan tertanam di trakea pengguna?

Pemasangan Trakeostomi bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, ada juga yang dilakukan untuk jangka panjang. Lamanya waktu ditentukan pada kebutuhan pengguna. Bahkan ada yang karena permasalahan tertentu, selang dipasang secara permanen.

Seseorang dinyatakan perlu dilakukan tindakan Trakeostomi jika setelah mengalami proses diagnosa ternyata terjadi penyumbatan di daerah jalan pernapasan. Jika tidak dilakukan tindakan Trakeostomi, maka akan berakibat fatal pada kegagalan sistem pernapasan.

Sebenarnya ada metode lain yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan jalan pernapasan ini, namun teknologi sistem pernapasan Trakeostomi sering menjadi pilihan. Ini disebabkan Tindakan Trakeostomi memiliki beberapa kelebihan yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

  • Pasien lebih nyaman menggunakan teknologi Trakeostomi.
  • Rongga mulut lebih terjamin kebersihannya.
  • Dengan menggunakan teknologi Trakeostomi, pasien masih memungkinkan untuk bisa berkomunikasi.
  • Selain bisa berkomunikasi, pasien pun masih memungkinkan untuk makan dan perawatannya pun cukup mudah dan tergolong aman.
  • Dengan menggunakan teknologi Trakeostomi ini, maka penggunaan obat-obatan tertentu akan menurun, hal ini dapat menghindari pasien dari pneumonia akibat pemasangan ventilator mekanik.

Secara singkat kita sudah mengetahui apa saja penyebab dilakukannya tindakan Trakeostomi. Namun secara lengkap bisa kita lihat dalam uraian berikut ini.

  • Pada kejadian sulit bernapas, Trakeostomi dilakukan sebagai jalan pintas atau bypass.
  • Pada operasi bedah kepala bagian leher, maka Trakeostomi dilakukan untuk proses elektif.
  • Kemungkinan terjadinya stenosis subglotis dapat dikurangi dengan melakukan Trakeostomi.
  • Pada pasien yang mengalami tumor, pembedahan, kemasukan benda asing dan infeksi, maka Trakeostomi berfungsi untuk mencegah obstruksi saluran pernapasan.
  • Kerusakan laring pada saluran pernapasan juga bisa dicegah dengan melakukan tindakan Trakeostomi.

Teknologi sistem pernapasan Trakeostomi perlu dilakukan pada kondisi darurat ataupun berencana. Pada kondisi darurat, misalnya saja jika ada kasus gagal bernapas, maka tindakan Trakeostomi harus dilakukan sesegera mungkin, sekalipun dengan alat seadanya. Namun pada kondisi yang terencana persiapan dan peralatannya jauh lebih baik, misalnya saja pada pasien yang memang didiagnosis penyakit tertentu dan memerlukan tindakan Trakeostomi.

Teknologi Pulmotor : Alat Pernapasan Buatan

Teknologi sistem pernapasan kedua yang akan kita bahas adalah tentang Pulmotor. Pulmotor merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses pernapasan buatan.

Alat ini biasanya digunakan pada pasien atau orang yang mengalami gangguan pernapasan, seperti gangguan pernapasan karena tenggelam dan gangguan pernapasan karena kaget saat tersengat listrik.

Alat pernapasan seperti Pulmotor ini sangat penting keberadaannya, dan perlu disediakan di klinik-klinik kesehatan di tempat-tempat olahraga, di pantai di kolam renang, dan tempat-tempat lainnya dengan aktivitas tinggi. Ini dikarenakan sistem pernapasan sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan manusia.

Secara normal, kita bisa menghirup udara sendiri dan memasukkan udara secara otomatis ke dalam paru-paru, dengan sebelumnya melalui saluran pernapasan. Di paru-paru udara akan diproses di dalam alveolus menghasilkan oksigen yang pada akhirnya akan masuk ke dalam darah dan disalurkan ke seluruh tubuh oleh jantung.

Namun, ada kondisi-kondisi di mana udara tidak bisa masuk ke dalam saluran pernapasan kita. Seperti yang disebutkan sebelumnya, seperti pada kondisi orang tenggelam. Saat seseorang tenggelam, maka saluran pernapasannya akan dipenuhi dengan air, karena ia sebelumnya menelan banyak air.

Nah, untuk mengeluarkan air dari saluran pernapasan dan mengeluarkan zat penyumbat lainnya, maka digunakanlah alat bantuan pernapasan bernama Pulmotor. Alat ini memiliki cara kerja seperti pompa yang memberi tarikan dan tekanan, sehingga penyumbatan yang terjadi bisa dikeluarkan.

Bentuk Pulmotor yang digunakan dalam keadaan darurat dan yang berada di rumah sakit berbeda. Pulmotor yang ada di rumah sakit dilengkapi dengan tabung oksigen berukuran besar, dan biasanya dilengkapi dengan instalasi khusus yang memudahkan untuk proses penggunaanya.

Pulmotor yang dilengkapi tabung oksigen lebih cepat membantu proses pemulihan pernapasan, karena setelah penyumbatan ditarik keluar, maka oksigen langsung dimasukkan ke tubuh pasien, sehingga diharapkan kondisi pasien bisa segera pulih seperti sedia kala.

Artikel terkait  Teknologi VoIP adalah ? | Fungsi, Contoh dan Cara Kerjanya

Teknologi Oxygen Catheter : Selang Pernapasan

Jika Anda pernah ke rumah sakit atau menemani kerabat yang sedang dirawat, maka terkadang kita melihat ada selang yang terpasang di hidung pasien. Sebenarnya selang apakah itu? Selang tersebut merupakan bagian dari teknologi sistem pernapasan yang disebut Oxygen Catheter atau Oxygen Cannula.

Selang tersebut berfungsi mengalirkan oksigen ke dalam tubuh pasien. Mengapa ini dilakukan, karena pasien memiliki ketidakmampuan untuk menyerap oksigen secara mandiri. Oxygen Catheter biasanya akan tersambung dengan tabung oksigen yang diletakkan di samping tempat tidur pasien.

Oxygen Catheter biasanya dipasang ke pasien pada kondisi-kondisi darurat saja, misalnya saja jika ada pasien yang mengalami koma, penyakit berat, setelah mengalami operasi dan tindakan-tindakan lainnya.

Untuk kenyamanan pasien, sebaiknya pihak medis perlu memilih Oxygen Catheter dengan kualitas yang baik, pertama pilihlah yang paling efektif dan efisien dalam menyalurkan oksigen, kedua pilihlah bahan Oxygen Catheter yang lembut dan non kinking, dan memiliki ujung konektor yang lunak. Ujung konektor yang lunak akan memudahkan tenaga medis untuk memasukkan ke oksigen outlet.

Teknologi Spirometer : Alat Diagnosa Kondisi Paru-Paru

Teknologi sistem pernapasan berikutnya yang akan kita bahas adalah Spirometer. Berbeda dengan teknologi sebelumnya yang digunakan untuk tindakan pengobatan, Spirometer merupakan alat yang digunakan untuk diagnosa kondisi paru-paru. Dengan menggunakan alat ini, maka kondisi paru-paru dapat didiagnosa dengan cepat dan bisa didapatkan hasilnya secara langsung.

Mengapa kapasitas paru-paru perlu diukur? Ini dikarenakan kapasitas paru-paru sering dijadikan parameter kerusakan yang terjadi pada paru-paru seseorang. Proses pengukuran inilah yang dilakukan oleh alat bernama Spirometer dan proses pengukurannya diberi nama spirometri.

Untuk mengetahui kondisi paru-paru, maka Spirometer akan mengukurnya dan kemudian menampilkannya dalam bentuk grafik-grafik. Untuk menentukan baik atau tidaknya, maka grafik dari hasil pengukuran akan dibandingkan dengan grafik pada kondisi paru-paru yang normal.

Spirometer sangat penting perannya dalam dunia kesehatan paru-paru. Spirometer berperan penting pada penyakit obstruktif kronis [PPOK]. Teknologi sistem pernapasan yang satu ini mampu mendiagnosa penyakit, mulai dari pertama kali penyakit itu terdiagnosa hingga selama proses pengobatannya.

Kapan Spirometer perlu digunakan? Alat ini bisa mulai disarankan kepada pasien, ketika pasien mengeluhkan adanya gangguan pada sistem pernapasan. Jenis gangguan ini bermacam-macam, mulai dari sesak napas, batuk, keluarnya lendir yang berlebih dan lain sebagainya.

Selain penyakit paru obstruktif kronis, ternyata Spirometer pun bisa digunakan untuk mendiagnosa penyakit-penyakit lainnya, seperti asma, bronchitis kronis, emfisema, fibrosis paru dan lain sebagainya. Dan untuk menggunakan alat Spirometer ini, maka Anda tidak bisa menggunakannya sendiri, perlu ada tenaga medis seperti dokter yang bisa menjalankannya.

Saat Anda menjalankan tes pada paru-paru Anda menggunakan Spirometer, maka pihak dokter akan meminta Anda duduk dengan posisi senyaman mungkin. Setelah itu hidung Anda akan ditutup menggunakan alat yang mirip dengan klip.

Setelah itu, Anda akan diminta menarik nafas sedalam-dalamnya, dan menahannya selama beberapa detik, untuk kemudian dihembuskan kembali ke dalam alat yang merupakan bagian dari Spirometer, namanya mouthpiece. Proses menghembuskan napas kembali harus Anda lakukan secara cepat dan dilakukan sekuat mungkin.

Dengan menggunakan spirometer, maka jumlah total udara yang berhasil kita hembuskan bisa terukur. Data-data yang terbaca di Spirometer bisa dipengaruhi kerusakan yang terjadi di paru-paru Anda, dan selain itu bisa juga diakibatkan karena faktor lainnya, seperti usia, jenis kelamin, ras, bahkan tinggi badan Anda.

Dari pengukuran Spirometer ini akan keluar angka dengan persentase tertentu. Persentase ini yang nantinya menjadi tolak ukur apakah paru-paru kita mengalami penyakit atau tidak. Selain itu, hasil pengukuran pun bisa digunakan sebagai data perkembangan saat proses penyembuhan pasien.

Apakah ada efek samping dari penggunaan Spirometer?

Sama halnya dengan tindakan medis lainnya, pengukuran kualitas paru-paru menggunakan Spirometer pun bisa menimbulkan efek samping. Namun efek samping dari proses pengukuran bisa dibilang relatif ringan.

Efek samping penggunaan alat Spirometer ini bisa berupa sesak napas, kepala yang tiba-tiba pusing dan lain sebagainya. Dan biasanya kondisi-kondisi seperti di atas hanya berlangsung sesaat, dan kemudian setelahnya akan kembali normal.

Supaya dalam proses pengukuran hasilnya optimal, maka pasien sangat disarankan untuk tidak merokok atau mengonsumsi alkohol sebelumnya, setidaknya dalam waktu 24 jam. Saat proses pemeriksaan pakailah pakaian yang longgar, sehingga tidak membuat Anda sesak. Jangan juga Anda makan terlalu berlebihan sebelum Anda melakukan tes.

Untuk pasien-pasien dengan penyakit tertentu, maka pihak dokter akan menyarankan untuk melakukan proses pengukuran menggunakan Spirometer secara rutin. Hasil dari setiap pengukuran akan menjadi tolak ukur apakah proses pengobatannya berhasil atau tidak.

Artikel terkait  Cara Membuat dan Verifikasi Akun Pada Paypal Com

Teknologi Nebulizer : Alat yang Digunakan Oleh Penderita Asma

Teknologi sistem pernapasan lainnya yang akan kita bahas adalah Nebulizer. Nebulize merupakan alat yang sering digunakan bagi mereka yang mengidap asma kronis. Asma kronis ini merupakan asma yang tidak bisa disembuhkan lagi, tapi masih bisa diatasi dengan sejumlah obat-obatan tertentu.

Nebulizer sendiri merupakan alat yang memiliki kemampuan mengubah obat dalam bentuk cair menjadi uap. Uang inilah yang nantinya akan dihirup oleh penderita Asma. Nebulizer ini merupakan alat yang dayanya dibantu dengan baterai. Penderita asma yang menggunakan Nebulizer akan merasa lebih lega saat bernapas.

Nebulizer bisa digunakan untuk anak-anak maupun dewasa. Biasanya alat ini digunakan bagi mereka yang sudah mengalami asma kronis. Mengapa alat ini yang disarankan? Ini dikarenakan Nebulizer mampu mengubah partikel obat menjadi uap dengan partikel yang sangat kecil. Ukuran partikel yang sangat kecil ini diharapkan bisa masuk dengan cepat ke bagian paru-paru yang ditargetkan.

Selain bisa digunakan untuk mereka yang mengidap asma, alat ini pun bisa digunakan untuk penderita penyakit paru obstruksi kronis. Nebulizer terdiri dari beberapa perangkat, mulai dari mesin kompresor, wadah untuk obat cair yang berukuran kecil, dan selang yang dipergunakan untuk menghubungkan antara kompresor dan tempat obat.

Nebulizer sendiri memiliki banyak jenis, jenis Nebulizer berbeda dari segi lama perawatan, ukuran partikel obat yang bisa dihirup, hingga kemudahannya untuk bisa dibawa kemana-mana. Dan jenis Nebulizer terdiri dari Nebulizer compressor, Nebulizer ultrasonic, dan Nebulizer mesh.

Nebulizer compressor akan menghasilkan gas dengan tekanan yang tinggi. Nebulizer dengan tipe seperti ini di pasaran harganya relatif lebih murah, ini dikarenakan lebih boros listrik dan lebih berisik saat proses penggunaannya. Untuk satu kali proses pengobatan, dengan menggunakan Nebulizer compressor Anda membutuhkan waktu 8-20 menit.

Berbeda dengan Nebulizer ultrasonic yang tidak mengeluarkan suara-suara berisik. Nebulizer tipe ini pun relatif lebih mudah dibawa kemana-mana, karena ukurannya yang kecil dan menggunakan baterai yang bisa diisi ulang. Nebulizer seperti ini sangat cocok untuk penderita asma yang memang sudah tidak bisa lepas dari obat, karena asmanya bisa kambuh sewaktu-waktu.

Jenis Nebulizer terakhir yang lebih cepat sistem kerjanya dan paling efisien serta tidak berisik adalah Nebulizer mesh. Untuk mengoperasikan Nebulizer ini, maka kita bisa menggunakan baterai. Penggunaan baterai membuat Nebulizer mesh bisa dibawa kemana-mana. Karena kualitasnya jauh lebih bagus dari Nebulizer lainnya, maka sangat wajar jika alat ini jauh lebih mahal dari jenis lainnya.

Bagaimana cara menggunakan Nebulizer dengan baik dan benar?

Setiap teknologi sistem pernapasan ada cara pakainya, begitu pula dengan Nebulizer. Supaya Nebulizer efektif mengobati asma, maka kita perlu memperhatikan cara pakainya. Dan langkah-langkah menggunakan Nebulizer adalah sebagai berikut:

  • Sebelum Anda menggunakan Nebulizer, maka Anda perlu memastikan tangan Anda bersih. Oleh karena itu cucilah tangan Anda sebelum menggunakan Nebulizer, sehingga hal ini bisa mencegah kuman masuk ke paru-paru bersama obat.
  • Siapkan obat yang akan Anda masukkan ke dalam Nebulizer, kemudian tambahkanlah cairan bernama saline, terutama jika dokter meresepkannya.
  • Setelah itu Anda bisa memasukkan wadah berisi obat ke mesin Nebulizer.
  • Jika semua sudah siap, maka Anda bisa memasang masker di wajah hingga hidung dan mulut Anda tertutup.
  • Setelah semua siap, maka inilah saatnya Anda menghidupkan mesin, dengan hidupnya mesin, maka Anda bisa menghirup udaranya menggunakan hidung dan mengeluarkan melalui mulut.
  • Jika semua uap sudah keluar, maka Anda bisa mengakhiri pengobatan.

[online-about]

Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề