Dialog adalah bagian dari drama berupa percakapan antar satu tokoh dengan lainnya. Dialog berisi percakapan antar tokoh yang ada dalam adegan. Percakapan itu membuat penonton memahami cerita yang diangkat dalam suatu naskah drama.
Dengan demikian, dialog adalah percakapan antar tokoh untuk menceritakan kisah yang diangkat dalam drama.
Bola.com, Jakarta - Dialog merupakan bagian terpenting dalam naskah drama terlebih lagi apabila diangkat ke pertunjukan teater. Hal itu karena sebagian besar informasi baik mengenai karakter, tokoh, suasana, emosi, maupun waktu disampaikan lewat dialog.
Secara bahasa, dialog berasal dari bahasa Yunani 'dia' dan 'logos', yang artinya cara manusia dalam menggunakan kata. Dalam istilah lain, dialog adalah sebuah kegiatan literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan lisan atau tertulis antara dua tokoh atau lebih.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], dialog adalah percakapan [dalam sandiwara, cerita dan sebagainya]. Jadi, dialog adalah percakapan atau proses komunikasi yang ada dalam suatu cerita.
Dalam drama hampir semua informasi disampaikan melalui dialog yang dilakukan para pemainnya. Dari dialog tersebut diharapkan terbentuk saling pengertian dan pemahaman bersama yang lebih luas dan mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog.
Dalam drama atau teater ada beberapa jenis dialog yang dilakukan para tokohnya. Apa saja jenis-jenis dialog dalam drama?
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis dialog dalam drama yang perlu diketahui, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Selasa [19/10/2021].
Berita video SportBites tentang 5 Rekomendasi Film Dokumenter Tentang Sepak Bola di Netflix, Ada Film Tentang Barcelona loh!
Pengarang drama biasanya mencoba menghantarkan kisahnya dalam satu atau beberapa keterangan. Jadi, prolog adalah pendahuluan atau peristiwa pendahuluan.
Fungsi dari prolog berguna untuk menerangkan dan membeberkan situasi. Prolog disusun bertujuan untuk membangkitkan minat pembaca terhadap isi dalam sebuah tulisan.
Jika dalam pertunjukan drama/teater, dialog bisa membangkitkan minat penonton karena berisi sinopsis lakon, pengenalan para tokoh, serta konflik-konflik yang akan terjadi dalam cerita tersebut.
Epilog yang merupakan bagian penutup pada karya sastra penting sebagai bekal bagi pembaca/penonton. Dengan begitu penonton mampu mengambil hikmah dari konflik-konflik dalam cerita serta penyelesaiannya, dan biasanya akan muncul kalimat bijak dalam epilog tersebut.
Fungsi dari epilog adalah menyampaikan inti dari cerita, hikmah, atau komentar atas cerita yang baru saja disajikan.
Selain sebagai penutup, epilog berfungsi untuk menegaskan pesan-pesan moral, tata nila, refleksi hidup dan kehidupan yang diceritakan.
Soliloquy adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh tunggal kepada dirinya sendiri. Soliloquy bisa berbentuk percakapan dengan dirinya sendiri dalam cermin atau percakapan yang berbunyi dalam hati yang berkata pada diri sendiri.
Sebagian orang mungkin pernah melihat seseorang berbicara dengan dirinya sendiri dalam kehidupan. Nah, kira-kira semacam itulah.
Gambaran lainnya ialah saat menonton sinetron, biasanya ada salah seorang aktor berbicara sendiri atau berbicara dengan tatapan langsung ke layar kamera.
Monolog pada dasarnya adalah percakapan atau pidato panjang yang disajikan oleh karakter individu yang ditujukan kepada pemain lain atau penonton. Monolog dapat dipentaskan secara tersendiri.
Pementasan monolog ini termasuk satu di antara yang paling banyak dilakukan di pentas-pentas nasional. Dramawan Butet Kertarajasa pernah mementaskan naskah "Matinya Tukang Kritik", "Sarimin", "Kucing", dan masih banyak lagi yang lain.
Kemudian Happy Salma pernah memainkan monolog "Inggit", Rike Dyah Pitaloka bersama Ria Irawan dan Niniek L. Karim pernah mementaskan "Perempuan Menuntut Malam: Monolog tiga perempuan".
Sumber: Kemdikbud