Disebut apakah bahasa yang dimiliki oleh suatu daerah

Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang harus dilestarikan. Tetapi keragaman bahasa Indonesia terancam punah atau hilang. Penyebabnya karena semakin berkurangnya penutur bahasa daerah asli.

Summer Institute of Linguistics menyebutkan jumlah bahasa daerah di Indonesia ada 719. Sebanyak 707 masih aktif dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah masing-masing. Sementara itu UNESCO mencatat ada 143 bahasa daerah di Indonesia berdasarkan status vitalitas atau daya hidup bahasa.

Mengutip dari laman kemdikbud.go.id, berdasarkan hasil pemetaan Badan Bahasa, ada 11 bahasa daerah yang terancam punah di Indonesia.

Kesebelas bahasa yang punah itu antara lain :

  • Bahasa Tandia [Papua Barat].
  • Bahasa Mawes [Papua].
  • Bahasa Kajeli/Kayeli [Maluku].
  • Bahasa Piru [Maluku].
  • Bahasa Moksela [Maluku].
  • Bahasa Palumata [Maluku].
  • Bahasa Ternateno [Maluku Utara].
  • Bahasa Hukumina [Maluku].
  • Bahasa Hoti [Maluku].
  • Bahasa Serua [Maluku].
  • Bahasa Nila [Maluku].

Cara melestarikan bahasa daerah adalah menjadikan muatan lokal di sekolah. Muatan lokal bisa membuat siswa mempelajari dan menuturkan bahasa daerah di generasi berikutnya.

Baca Juga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Advertising

Advertising

Mengutip jurnal "Daerah Gambaran Kondisi Vitalitas Bahasa Daerah Di Indonesia" yang diterbitkan Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahasa menjadi alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi baik lisan maupun tulisan. Bahasa digunakan untuk bekerjasama, interaksi, dan identifikasi diri. Bahasa dipakai kedua belah pihak untuk berkomunikasi dengan cara tertentu.

Kontribusi Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia

Bahasa daerah berkontribusi dalam bahasa Indonesia. Salah satunya melihat rujukan kosakata bahasa daerah pada kamus. Kamus menjadi rujukan dalam memahami makna kata suatu bahasa termasuk bahasa daerah.

Mengacu laman Badan Bahasa Kemdikbud, ada 3 fungsi bahasa daerah ke bahasa Indonesia, yaitu:

  1. Pendukung bahasa Indonesia.
  2. Bahasa pengantar untuk permulaan.
    Bahasa daerah bisa menjadi mata pelajaran sekolah dasar di daerah tertentu. Bahasa pengantar ini bisa memperlancar pengajaran bahasa Indonesia atau pelajaran lain.
  3. Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.
    Bahasa daerah bisa menjadi pelengkap untuk bahasa Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat daerah.

Bahasa Jawa menempati urutan teratas yang berkontribusi pengembangan bahasa Indonesia. Berikut urutan pengembangan kosakata bahasa daerah ke bahasa Indonesia:

  1. Bahasa Jawa 30,54%.
  2. Bahasa Minangkabau 25,59%.
  3. Bahasa Sunda 6,14%.
  4. Bahasa Madura 6,09%.
  5. Bahasa Bali 4,21%.
  6. Bahasa Aceh 3,08%.
  7. Bahasa Banjar 2,75%.

Bahasa Jawa juga menempati peringkat pertama dengan jumlah penutur terbanyak di atas satu juta. Dari 13 bahasa daerah, berikut jumlah penuturnya:

  1. Bahasa Jawa sebanyak 75,2 juta penutur.
  2. Bahasa Sunda 27 juta penutur.
  3. Bahasa Melayu 20 juta penutur.
  4. Bahasa Madura 13,69 juta penutur.
  5. Bahasa Minang 6,5 juta penutur.
  6. Bahasa Batak 5,15 juta penutur.
  7. Bahasa Bugis 4 juta penutur.
  8. Bahasa Bali 3,8 juta penutur.
  9. Bahasa Aceh 3 juta penutur.
  10. Bahasa Sasak 2,1 juta penutur.
  11. Bahasa Makassar 1,6 juta penutur.
  12. Bahasa Lampung 1,5 juta penutur.
  13. Bahasa Rejang 1 juta penutur.

Fungsi bahasa daerah:

1. Lambang kebanggaan daerah.2. Lambang identitas daerah.3. Sarana hubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.4. Sarana pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah. 

5. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan.

Dampak Positif Bahasa Daerah:

1. Bahasa daerah berkontribusi pada bahasa Indonesia

Seperti yang dijelaskan di atas, bahasa daerah bermanfaat untuk menambah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia. Selain itu bahasa daerah ini bisa dituturkan secara luas.

2. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia

Indonesia memiliki suku yang beragam dari berbagai daerah. Bahasa daerah menjadi salah satu sumber kekayaan budaya.

3. Sebagai identitas dan ciri khas suatu daerah

Bahasa daerah yang dipakai suku tertentu menjadi ciri khas di daerah tersebut. Misalnya suku Jawa di Jawa Timur memakai bahasa Jawa dan logat khas Jawa Timur.

4. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi

Bahasa daerah menambah keakraban dalam berkomunikasi dan tinggal di lingkungan baru.

Dampak Negatif Bahasa Daerah:

1. Bahasa daerah sulit dipahami oleh daerah lain

Terkadang bahasa daerah yang berbeda bisa menimbulkan salah paham dalam komunikasi. Beberapa orang yang tinggal di daerah baru perlu mempelajari dan belajar bahasa daerah tersebut.

2. Warga negara asing kesulitan belajar bahasa Indonesia

Beberapa kata dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa daerah. Warga negara asing terkadang kesulitan memahami dan mengucapkan bahasa daerah tersebut. Apalagi bahasa Indonesia banyak kosakata

3. Masyarakat kurang paham pemakaian bahasa Indonesia

Beberapa warga termasuk yang tinggal di daerah tertentu, lebih sering memakai bahasa daerah masing-masing. Hal ini menimbulkan kesulitan penggunaan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa memakai bahasa daerah.

Baca Juga

Secara umum bahasa dipakai sebagai alat mengekspresikan diri, alat komunikasi, alat adaptasi sosial dalam lingkungan dan situasi tertentu, serta menjadi kontrol sosial.

1. Sebagai alat ekspresi diri

Bahasa menjadi ungkapan diri pada orang tua ketika masih kecil. Awal mula bahasa kberkembang sebagai alat untuk menyatakan diri.

2. Sebagai alat komunikasi

Bahasa menjadi bentuk komunikasi untuk menyampaikan maksud supaya dipahami orang alat. Perbedaan dengan alat ekspresi diri dan alat komunikasi adalah ketika berkomunikasi pemakaian bahasa disesuaikan dengan orang dituju. Hal ini sebagai ungkapan supaya bahasa mudah tersampaikan.

3. Bahasa sebagai adaptasi sosial

Ketika seseorang berada di lingkungan sosial baru, bahasa yang digunakan tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Misalnya, seseorang memakai bahasa non-formal jika berbicara dengan temannya. Ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, seseorang memakai bahasa formal.

4. Bahasa sebagai kontrol sosial

Bahasa dipakai kontrol sosial karena sangat efektif. Kontrol sosial ini diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat. Buku-buku panduan dan pelajaran termasuk contoh bahasa sebagai alat kontrol.

Lihat Foto

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah mahasiswa dan guru yang tergabung dalam Forum Peduli Bahasa Sunda [FPBS] menggelar aksi di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, memperjuangan mata pelajaran Bahasa Daerah di Jawa Barat, Bahasa Sunda, tetap dipertahankan sebagai bagian kurikulum mata pelajaran, Senin [7/1/2013]. Rencana perombakan Kurikulum 2013 oleh pemerintah yang akan meleburkan mata pelajaran Bahasa Sunda ke dalam mata pelajaran kesenian dan kebudayaan dinilai meninggalkan dan mengikis kelestarian budaya lokal dari generasi penerusnya.

KOMPAS.com - Daerah di Indonesia memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda.

Ini tidak lepas karena Indonesia memiliki beragam suku, adat, bahasa dan budaya.

Untuk berkomunikasi masyarakat Indonesia mempelajari ragam bahasa dan dialek. Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa nasional. Karena itu sudah menjadi identitas bangsa Indonesia.

Namun, apa itu bahasa dan dialek?

Arti bahasa dan dialek

Menurutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abiter dan digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.

Baca juga: Bahasa Indonesia, Sejarah dan Perkembangannya

Bahasa adalah alat komunikasi yang paling dasar pada setiap kelompok masyarakat.

Bahasa bisa ditemui pada setiap daerah dan waktu serta individu. Bahasa nasional tetap bahasa Indonesia, tapi cara setiap orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia bisa ditentukan dari daerah asal.

Cara orang Indonesia bagian Timur berbeda dengan orang Indonesia bagian Barat dalam mengungkapkan sesuatu bahasa Indonesia.

Keunikan itu membentuk logat atau dialek yang menjadi identik setiap daerah.

Bahasa memiliki ciri atau sifat bahasa, yaitu sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat abiter, bermaksan, maupun bersifat konvensional.

Baca juga: Tepati Janji, Badan Bahasa Kemendikbud Rilis KBBI Disabilitas Netra

Kapanlagi.com - Indonesia memiliki beragam budaya, mulai dari adat, agama, hingga bahasa di setiap daerah. Oleh karena itu, arti bahasa daerah di Indonesia tak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan, bahasa daerah bisa dibilang sebagai sumber kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.

Kontribusinya dalam penciptaan kosakata bahasa Indonesia pun cukup besar. Oleh karena itu, cukup banyak arti bahasa daerah yang kini telah dicantumkan pada kamus. Biasanya, bahasa daerah yang dimasukkan pada kamus berkaitan dengan upacara adat, nama bangunan, flora, fauna, profesi, dan lain sebagainya.

Nah, sebagai warga negara Indonesia, tentu penting bagi kalian untuk memahami arti bahasa daerah maupun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Pemahaman sekilas mengenai hal tersebut bisa kalian simak dalam informasi berikut ini.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Arti bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai atau dituturkan dalam suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat. Wilayah tersebut meliputi daerah kecil, negara bagian, provinsi, atau teritori yang lebih luas.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] arti bahasa daerah adalah bahasa yang lazim dipakai di suatu daerah. Misalnya bahasa suku bangsa, seperti Batak, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pengertian bahasa menurut Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional.

Istilah bahasa regional atau minoritas merujuk pada bahasa yang aslinya digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari negara tersebut yang secara numerik merupakan kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya dan juga bukan merupakan bahasa resmi [atau salah satu bahasa resmi] di negara tersebut.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Bahasa merupakan hal yang penting dan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut KBBI, arti bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Jika tak ada bahasa yang disepakati dalam masyarakat, komunikasi dan interaksi tentu akan terganggu.

Mungkin, selama ini kalian sudah menikmati fungsi dari keberadaan bahasa. Namun, apa kalian tahu fungsi bahasa secara umum? Ternyata, tak hanya sebagai alat komunikasi, bahasa masih punya banyak fungsi lainnya. Jika kalian belum mengetahuinya, langsung saja simak penjelasan berikut ini.

1. Bahasa sebagai alat komunikasi

Fungsi ini menjadi sesuatu yang sering dinikmati orang. Sebagai alat komunikasi, bahasa disepakati untuk berbincang, menyampaikan maksud tertentu agar bisa dipahami orang lain. Para penggunaan bahasa harus saling memahami bahasa yang digunakan agar tujuan berkomunikasi bisa tersampaikan.

2. Bahasa sebagai alat ekspresi diri

Fungsi bahasa sebagai alat ekspresi ini bahkan sudah kalian gunakan sejak masih kecil. Awalnya, anak kecil menggunakan bahasa yang terbatas untuk menyampaikan maksudnya kepada orang tua. Lama-kelamaan keterampilan berbahasa pun berkembang dan bisa sepenuhnya berfungsi sebagai alat berkomunikasi.

3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Untuk menjalin hubungan di lingkungan yang baru, seperti sekolah, seseorang membutuhkan bahasa untuk beradaptasi. Bahasa yang digunakan pun akan bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Selanjutnya, orang tersebut akan terbiasa dengan lingkungan baru berkat adaptasi melalui perbincangan sehari-hari.

4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Bahasa memiliki kekuatan untuk digunakan sebagai alat kontrol sosial. Pasalnya, bahasa menjadi alat paling potensial untuk menyampaikan gagasan agar bisa diterima oleh orang lain.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Kontribusi bahasa daerah di Indonesia sebenarnya sangat terlihat. Terutama ketika menjadi rujukan kosakata bahasa Indonesia pada kamus. Itu menandakan bahwa arti bahasa daerah di Indonesia menjadi sangat penting.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari Badan Bahasa Kemendikbud, terdapat tiga fungsi bahasa daerah bagi bahasa Indonesia, antara lain:

1. Pendukung bahasa Indonesia.

2. Bahasa pengantar untuk permulaan. Bahasa daerah bisa menjadi mata pelajaran sekolah dasar di daerah tertentu. Bahasa pengantar ini bisa memperlancar pengajaran bahasa Indonesia atau pelajaran lain.

3. Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia. Bahasa daerah bisa menjadi pelengkap untuk bahasa Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat daerah.

Dalam hal ini, bahasa Jawa menjadi bahasa yang menempati posisi paling atas yang berkontribusi dalam pengembangan bahasa. Selain itu, ada pula bahasa Minangkabau, bahasa Sunda, bahasa Madura, dan masih banyak lagi bahasa daerah lain yang turut andil dalam pengembangan bahasa Indonesia.

Perlu kalian ketahui, arti bahasa daerah tak hanya penting dalam hal pengembangan bahasa nasional. Namun juga sangat berperan sebagai lambang kedaerahan dan sarana untuk berhubungan antar masyarakat daerah. Agar lebih jelas, silakan simak beberapa fungsi bahasa daerah berikut ini.

1. Lambang identitas daerah.

2. Lambang kebanggaan daerah.

3. Sarana hubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.

4. Sarana pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah.

5. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan.

Itulah penjelasan mengenai arti bahasa daerah maupun secara umum beserta fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

Yuk, lihat juga

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề