Mengapa pada masa pubertas peran orang tua sangat penting

[Penulis, adalah Guru BK SMP Sunan Al Anbiya Gondang Pemalang, Tinggal di Tegalsari Barat Pemalang. Email : ]

PUBERTAS adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa [masa remaja], ditandai dengan matangnya organ reproduksi. Pada masa ini juga terjadi purtumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pubertas adalah masa terjadinya perubahan fisik dan mental anak laki-laki dan perempuan. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan Hormon. Akibatnya, emosi seorang anak jadi tidak stabil, cepat marah, cepat tersinggung, melamun, pada saat yang lain gembira, tertawa, atau menangis. Pada masa pubertas, seorang anak juga sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Masa pubertas pada laki-laki dan perempuan tidak sama. Perempuan mengalami masa pubertas pada usia 8-13 tahun sedangkan laki-laki pada usia 10-15 tahun. Ada yang lebih dulu mengalami pubertas, ada yang lebih lambat. Pubertas dapat terlihat jelas pada kondisi fisik.

Pada masa pubertas, anak laki-laki akan mengalami perubahan fisik primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami oleh laki-laki pada masa pubertas, berupa kesiapan testis untuk memproduksi sperma. Perubahan primer ini menyebabkan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Mimpi basah merupakan peristiwa ejakulasi [keluarnya air mani] pada saat tidur, karena testis dan salurannya [uretra] terisi penuh sperma. Mimpi basah merupakan cara alami tubuh Penis mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk secara terus-menerus. Hal ini normal dialami oleh semua anak laki-laki menjelang dewasa, yang menandakan tubuhnya siap melakukan proses reproduksi. Artinya, ia sudah dapat membuahi sel telur perempuan yang telah matang dan menyebabkan kehamilan. Sedangkan, perubahan sekunder merupakan perubahan yang belum pasti akan dialami oleh laki-laki pada masa pubertas.

Masa remaja merupakan masa yang tidak bisa terlupakan sepanjang sejarah fase perkembangan dari setiap individu. Hal ini ditandai dengan gejolak semangat muda yang mengharu biru sehingga dalam setiap tingkah lakunya selaluada sesuatu hal yang unik yang dimunculkan dari para remaja masa kini. Seiring dengan perkembangan waktu bahwa perkembangan individu itu melalui taraf danfase tertentu yang mempunyai spesifikasi masing-masing di antaranya masa perkembangan kematangan fisik [early adolescence], kemudian diikuti dengan masa kematangan emosi [second adolescence] dan diakhiri oleh perkembangan intelek.

Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama periode ini, anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. [Pieter dan Lubis, 2010].  Remaja akan mengalami perkembangan fisik dan psikis yaitu pubertas., batasan usia bagi pria sekitar usia 12-15 tahun dan pada wanita 11-15 tahun. Saat masa ini remaja pubertas mengalami perubahan fisik yang menonjol seperti tumbuhnya rambut di area genital, janggut, kumis pada remaja laki-laki dan pinggul semakin besar dan melebar juga diikuti tumbuhnya payudara pada remaja perempuan. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya dan juga bangga bahwa hal itu menunjukan bahwa ia bukan anak-anak lagi. Saat masa pubertas emosi remaja menjadi sangat labil akibat perkembangan hormon seksualnya yang begitu pesat.

Baca Juga :   ANALISIS KASUS

Masa pubertas pada remaja ini juga diikuti perubahan sikap dan perilaku contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang diucapkan aktingnya dan juga pada wanita ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dan lain-lain. Perkembangan lainnya pada masa pubertas ini adalah munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri remaja, sehingga masa ini disebutkan sebagai masa negatif. Remaja mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orangtua. Tidak mau tunduk lagi segala perintah, kebijaksanaan dari orangtua. Remaja pubertas ini sangat rentan terjadinya perilaku kenakalan remaja. [Mubarak, 2009]

Jika remaja tidak ada persiapan perubahan fisik dan psikologis maka pengalaman akan perubahan tersebut dapat merupakan pengalaman yang traumatis. Kurangnya persiapan remaja dalam menghadapi masa pubertas merupakan bahaya psikologis yang serius. Perilaku remaja pubertas yang menjadi kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan tempat tinggal, teman sebaya yang kurang baik dan juga keluarga. Lingkungan sangat berperngaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Gejala gejala yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang berupaya mencari identitas diri. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan bergaulnya. Maka yang akan berdampak negatif terhadap kehidupan pribadinya. Remaja yang tidak siap terhadap perubahan-perubahan didalam dirinya dapat melakukan hal-hal yang menyimpang seperti merokok,seks bebas, maupun narkoba dan kenakalan remaja lainnya. Hal ini dapat menyebabkan generasi muda yang tidak sehat, padahal remaja adalah generasi penerus yang akan menjadi pengganti generasi sebelumnya dimasa yang akan datang. [Mubarak,2009]

Perubahan fisik dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan psikososial. Karena remaja berada pada tingkat kematangan diri serta keharusan bertingkah laku sebagai orang dewasa. Perubahan-perubahan fisik yang di alami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologi yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas dan membentuk mekanisme pertahanan diri. Hal itu hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.

Dengan bertambahnya umur emosi tersebut akan mulai mereda sedikit demi sedikit. Emosi yang tinggi pada remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.

Dengan perubahan seperti yang telah dijelaskan di atas maka masa remaja merupakan salah satu masa yang penting sekaligus rawan dalam masa perkembangan anak. Kerawanan masa perkembangan remaja berkaitan dengan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Karena banyak remaja yang tidak dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan berbagai perubahan yang terjadi di sekitar dan lingkungan luarnya, remaja terkadang melakukan tindakan yang immoril,tindakan ini khususnya berkaitan dengan tingkah laku seksual atau lainnya, yang begitu asusila sifatnya dan sangat kelihatan mata, hingga ditolak oleh masyarakat.

Kenyataan sekarang ini orang tua cenderung menggunakan pola asuh permisif yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak atau istilah yang biasa disebut “dimanja”. Orang tua biasanya menuruti semua keinginan anak, karena mereka menganggap bahwa dengan uang yang dimilikinya dapat memanjakan dan memberikan segala kebutuhan anaknya. Padahal anak mereka secara tidak langsung kekurangan kasih sayang, perhatian dan waktu bersama orang tua sehingga peran orang tua terhadap anak terabaikan. Padahal di usia inilah anak-anak banyak mengajukan tuntutan yang lebih besar, baik langsung maupun tidak langsung, melalui perilaku yang buruk.

Baca Juga :   KUALITAS LULUSAN HASIL PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI

Dalam hal ini,dapat disaksikan bahwa masih banyak tindakan-tindakan tidak terpuji yang dilakukan para anak dalam fase perkembangan pubertas. Ada beberapa kasus mengenai perkembangan remaja akibat dari salah mendidik atau pola asuh orang tua yang salah. Banyak remaja yang berprilaku menyimpang atau melanggar hukum sehingga mengganggu ketenangan hidup masyarakat. Kenakalan remaja yang biasa ditemukan bermacam-macam seperti dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar peraturan yang orang tua berikan, hingga kenakalan berat seperti seks bebas. Akibat hal-hal tersebut anak yang seharusnya masih dalam pendidikan harus menjalani figur seorang ibu atau ayah sebelum waktunya. Hal itu merupakan bukti bahwa betapa rentannya perkembangan anak pada masa remaja.

Realitas di lapangan juga menunjukkan bahwa umumnya orang tua kurang melakukan pembinaan dan control terhadap prilaku anak. Padahal, orang tua sebagai penanggung jawab penuh terhadap masa depan anggota keluarga memiliki peran dan perhatian khusus dalam mendidik mereka pada masa-masa rentan seperti dari balita, SD, SMP, SMA dan sampai ke perguruan tinggi. Maka dalam hal ini, peran dan tanggung jawab orang tua sangat besar dalam keluarga untuk mencegah anak terpengaruh dengan hal-hal yang menyimpang dengan syari’at Islam.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ragam budaya dengan sangat mudahnya dapat merusak dan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat dalam berbagai segi dan tingkatannya, terutama pada anak yang memasuki usia remaja seharusnya dibimbing penuh oleh orang tua, mendidik anak merupakan sepenuhnya tanggung jawab orang tua. Para orang tua tidak bisa hanya mengandalkan sekolah sebagai pendidik, karena sekolah hanya membantu pendidikan anak, yang utama bagi anak tetap orang tua. Oleh karena itu, menyerahkan sepenuhnya tugas mendidik anak kepada sekolah sama halnya melepaskan tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak.

Selama menjalani pembentukan dan kematangan sikap, berbagai perubahan kejiwaan terjadi. Kondisi semacam ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia tinggal, lingkungan yang pertama dan utama untuk tumbuh kembang remaja adalah pada keluarga dalam hal ini adalah orangtua.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. [Duval dan Logan, 1986]

Keluarga merupakan pendidik utama, karena orangtua dan anak memiliki keterikatan keturunan, psikologis, sosial, etnis dan hukum. Keluarga memiliki kondisi dan fasilitas bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Dalam keluarga, bagi remaja dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan fisik, emosional dan pribadi. Karenanya keluarga yang sehat berfungsi baik akan memberi kesempatan kepada remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh [seimbang secara intelektual, emosional, sosial, spiritual] secara optimal.

Remaja membutuhkan dukungan yang berbeda dari saat ini, karena pada saat ini remaja sedang mencari dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua, sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja, tentu di masa remaja Bimbingan orang tua merupakan faktor penguat yang memberikan peran untuk mempertahankan perilaku remaja pada masa pubertas.

Mubarak [2009] menyatakan bahwa Orang tua befungsi untuk menjaga dan memelihara anak terkhususnya remaja pada masa pubertas dari tindakan negatif yang mungkin timbul. Masa puber merupakan periode transisi dari anak menuju dewasa. Pada usia ini kerap ditemukan perilaku beresiko yang bisa menjadi mengarah ke tindakan kriminal. Remaja melakukan hal yang menyimpang ini disebut sebagai kenakalan remaja. Orangtua sangat berperan memberikan pendidikan terhadap bahaya berbagai perilaku menyimpang ini seperti berkata kotor, tawuran ,merokok, mencuri, meminum minuman keras, narkoba, dan perilaku seks bebas.

Orangtua merupakan cermin bagi anak-anak di dalam keluarga. Anak-anak cenderung meniru apa yang ia lihat dan temukan dalam keluarga. Peranan keluarga atau orangtua dimaksudkan di sini tidak hanya menyangkut pemenuhan segala kebutuhan psikologis dan sosiologis bahkan kedua kebutuhan yang terakhir inilah yang seharusnya mendapatkan porsi yang lebih besar, karena mengingat pengaruhnya yang cukup besar terhadap perkembangan selanjutnya yang dialami anak pada masa mendatang

Banyak orangtua yang berpendapat bahwa tugas mendidik danmengajarkan anak agar menjadi pintar dan baik adalah tugas guru dan institusipendidikan, sementara mereka sendiri sibuk dengan profesi dan aktivitasnyamasing-masing. Implikasi dari pendapat demikian adalah munculnya ketidakpedulian orangtua terhadap perkembangan anaknya sendiri. Ketikaanaknya gagal memenuhi harapannya, pihak pertama yang dituding adalah gurudan institusi pendidikan. Padahal sebenarnya, bagaimanapun guru, sekolah, dan institusi pendidikan lainnya, hanyalah pihak yang membantu mendidik dan mengajarkan anaknya.

Dalam cara pengasuhan orangtua yang bekerja dan orangtua yang tidak bekerja berbeda. Begitu pula dengan gaya pengasuhan orangtua yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan orangtua yang mempunyai pendidikan yang rendah. Dan juga pola asuh orangtua yang tingkat perekonomian menengah keatas dan orangtua yang perekonomiannya menengah kebawah. Masing-masing pola asuh yang telah diberikan orangtua mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak.

Orang tua hendaknya menyadari banyak tentang perubahan fisik maupun psikis yang akan dialami remaja.Untuk itu orang tua wajib memberikan bimbingan dan arah kepada anak. Nilai-nilai yang ditanamkan orangtua kepada anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng mereka untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Agar kelak remaja dapat membentuk rencana hidup mandiri, disiplin, dan tanggung jawab. Orang tua perlu menanamkan arti penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah, di luar sekolah serta di dalam keluarga. [BKKBN, 2008]. [Editor: Sam Nussy]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề