Orang yang membelanjakan hartanya tidak berlebihan dan tidak kikir dinamakan

[Dan orang-orang yang apabila membelanjakan] hartanya kepada anak-anak mereka [mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir] dapat dibaca Yaqturuu dan Yuqtiruu, artinya tidak mempersempit perbelanjaannya [dan adalah] nafkah mereka [di antara yang demikian itu] di antara berlebih-lebihan dan kikir [mengambil jalan pertengahan] yakni tengah-tengah.

Keempat, di antara tanda-tanda hamba Tuhan Yang Maha Penyayang adalah bersikap sederhana dalam membelanjakan harta, baik untuk diri mereka maupun keluarga. Mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dalam pembelanjaan itu, tetapi di tengah-tengah keduanya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Baik nafkah wajib maupun sunat.

Sampai melewati batas sehingga jatuh ke dalam pemborosan dan meremehkan hak yang wajib.

Sehingga jatih ke dalam kebakhilan dan kekikiran.

Mereka mengeluarkan dalam hal yang wajib, seperti zakat, kaffarat dan nafkah yang wajib dan dalam hal yang patut dikeluarkan namun tidak sampai menimbulkan madharrat baik bagi diri maupun orang lain. Ayat ini terdapat dalil yang memerintahkan untuk hidup hemat.

Page 2

[Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah] membunuhnya [kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu] yakni salah satu di antara ketiga perbuatan tadi [niscaya dia mendapat pembalasan dosanya] hukumannya.

Kelima, mereka selalu memurnikan tawhid dan membuang segala bentuk kemusyrikan dalam sembahan. Keenam, tidak membunuh jiwa yang dilarang untuk dibunuh. Tetapi jika dianiaya, mereka akan membunuh atas dasar kebenaran. Ketujuh, menjauhi perbuatan zina. Mereka mencukupkan diri dengan berbagai kenikmatan yang halal saja agar terhindar dari siksa yang membinasakan. Sesungguhnya siapa saja yang melakukan perkara-perkara jelek ini akan mendapatkan siksa.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Mas’ud ia berkata, “Aku bertanya - atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya- , “Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau menjawab, “Yaitu kamu adakan tandingan bagi Allah, padahal Dia menciptakanmu.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut jika ia makan bersamamu.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Engkau menzinahi istri tetanggamu.” Ibnu Mas’ud berkata, “Lalu turun ayat ini membenarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan [alasan] yang benar, dan tidak berzina;”

Bahkan hanya beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.

Yaitu jiwa seorang muslim dan orang kafir yang mengikat perjanjian.

Seperti membunuh seorang karena membunuh orang lain, membunuh pezina yang muhshan dan membunuh orang kafir yang halal dibunuh [seperti kafir harbi].

Mereka menjaga kemaluan mereka kecuali kepada istri-istri mereka dan hamba sahaya mereka.

Yakni salah satu di antara ketiga perbuatan buruk itu.

Page 3

[Yakni akan dilipatkan] menurut qiraat yang lain ia dibaca Yudha'afu dengan ditasydidkan huruf `Ainnya [azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu] Fi'il tadi bila dibaca Jazm yakni Yudha'af dan Yakhlud maka kedudukannya menjadi Badal, jika keduanya dibaca Rafa' yakni Yudha'afu dan Yakhludu berarti keduanya merupakan jumlah Isti'naf [dalam keadaan terhina] lafal Muhaanan berkedudukan menjadi Hal atau keterangan keadaan.

Pada hari kiamat, dia akan mendapatkan siksa yang berlipat ganda dan kekal di dalamnya dalam keadaan hina dan tercela.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ancaman kekal di neraka tertuju kepada mereka yang melakukan ketiga perbuatan itu [syirk, membunuh dan berzina] atau orang yang melakukan perbuatan syirk. Demikian pula azab yang pedih tertuju kepada orang yang melakukan salah satu dari perbuatan itu karena keadaannya yang berupa syirk atau termasuk dosa besar yang paling besar. Adapun pembunuh dan pezina, maka ia tidak kekal di neraka, karena telah ada dalil-dalil baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah yang menunjukkan bahwa semua kaum mukmin akan dikeluarkan dari neraka dan orang mukmin tidak kekal di neraka meskipun melakukan dosa besar. Ketiga dosa yang disebutkan dalam ayat di atas adalah dosa besar yang paling besar, karena dalam syirk merusak agama, membunuh merusak badan dan zina merusak kehormatan.

Page 4

Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa’id bin Jubair, ia berkata, “Abdurrahman bin Abzaa memerintahkan aku dengan mengatakan, “Bertanyalah kepada Ibnu Abbas tentang kedua ayat ini, apa perkara kedua [orang yang disebut dalam ayat tersebut]?” Yaitu ayat, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya], melainkan dengan suatu [alasan] yang benar…dst.” [Terj. Al Israa’: 33] dan ayat, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja ...dst.” [Terj. An Nisaa’: 93] Maka aku bertanya kepada Ibnu Abbas, ia menjawab, “Ketika turun ayat yang ada dalam surah Al Furqan, orang-orang musyrik Mekah berkata, “Kami telah membunuh jiwa yang diharamkan Allah dan kami telah menyembah selain Allah serta mengerjakan perbuatan-perbuatan keji.” Maka Allah menurunkan ayat, “kecuali orang-orang yang bertobat…dst.” Adapun yang disebutkan dalam surah An Nisaa’ itu adalah seorang yang sudah mengenal Islam dan syariatnya, lalu ia melakukan pembunuhan, maka balasannya adalah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya.” Kemudian aku menyebutkanya kepada Mujahid, ia berkata, “Kecuali orang yang menyesali [perbuatannya].”

Dari dosa-dosa tersebut dan lainnya, yaitu dengan berhenti melakukannya pada saat itu juga, menyesali perbuatan itu dan berniat keras untuk tidak mengulangi lagi.

Kepada Allah dengan iman yang sahih yang menghendaki untuk meninggalkan maksiat dan mengerjakan ketaatan.

Yakni amal yang diperintahkan syari’ [Allah dan Rasul-Nya] dengan ikhlas karena Allah.

Dalam hal ini ada dua pendapat: Pendapat pertama, perbuatan mereka yang buruk diganti dengan perbuatan yang baik. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Mereka adalah kaum mukmin, di mana sebelum beriman, mereka berada di atas kejahatan, lalu Allah menjadikan mereka benci kepada kejahatan, maka Allah alihkan mereka kepada kebaikan, sehingga Allah merubah kejahatan mereka dengan kebaikan. Sa’id bin Jubair berkata, “Allah merubah penyembahan mereka kepada berhala menjadi menyembah kepada Ar Rahman, yang sebelumnya memerangi kaum muslimin menjadi memerangi orang-orang musyrik dan Allah merubah mereka yang sebelumnya menikahi wanita musyrikah menjadi menikahi wanita mukminah.” Al Hasan Al Basri berkata, “Allah merubah mereka yang sebelumnya amal buruk menjadi amal saleh, yang sebelumnya syirk menjadi ikhlas dan yang sebelumnya berbuat zina menjadi menikah, dan yang sebelumnya kafir menjadi muslim.” Pendapat kedua, keburukan yang telah berlalu itu berubah karena tobat nashuha, kembali kepada Allah dan ketaatan menjadi kebaikan.

Bagi orang yang bertobat.

Kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka bertobat setelah mereka menghadapkan kepada-Nya dosa-dosa besar, lalu Dia memberi mereka taufik untuk bertobat dan menerima tobat itu.

Page 5

[Dan orang yang bertobat] dari dosa-dosanya selain dari orang-orang yang telah disebutkan tadi [dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya] dia kembali kepada-Nya dengan bertobat, maka Dia akan membalasnya dengan kebaikan.

Demikianlah ketentuan Kami yang berlaku, yaitu barangsiapa bertobat atas dosanya dan dibuktikan dengan taat dan menjauhi maksiat, maka Allah akan menerima tobatnya. Dengan tobat itulah dia kembali kepada Tuhannya setelah menjauh dari-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Hendaknya dia mengetahui, bahwa tobatnya telah sempurna, karena ia telah kembali ke jalan yang menghubungkan kepada Allah, di mana jalan itu merupakan jalan kebahagiaan dan keberuntungan. Oleh karena itu, hendaknya ia ikhlas dalam tobat dan membersihkannya dari campuran maksud yang tidak baik. Kesimpulan ayat ini adalah dorongan untuk menyempurnakan tobat, melakukannya dengan cara yang paling utama dan agung agar Allah menyempurnakan pahalanya sesuai tingkat kesempurnaan tobatnya.

Page 6

[Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu] yakni kesaksian yang dusta dan batil [dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah] seperti perkataan-perkataan yang buruk dan perbuatan-perbuatan yang lainnya [mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya] mereka berpaling daripadanya.

Kedelapan, tidak melakukan sumpah palsu. Kesembilan, jika menemukan perkataan atau perbuatan yang tidak terpuji dari seseorang, mereka tidak larut melakukannya dan memilih tidak menemaninya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ada pula yang menafsirkan dengan tidak menghadiri Az Zuur, yakni ucapan dan perbuatan yang haram. Oleh karena itu, mereka menjauhi semua majlis yang di dalamnya penuh dengan ucapan dan perbuatan yang haram, seperti mengolok-olok ayat-ayat Allah, perdebatan yang batil, ghibah [gosip], namimah [mengadu domba], mencaci-maki, qadzaf [menuduh zina], nyanyian yang haram, meminum khamr [arak], menghamparkan sutera, memajang gambar-gambar, dsb. Jika mereka tidak menghadiri Az Zuur, maka tentu mereka tidak mengucapkan dan melakukannya.Termasuk ucapan Az Zuur adalah persaksian palsu.

Yakni tanpa ada maksud untuk menemuinya, akan tetapi bertemu secara tiba-tiba.

Yakni tidak ada kebaikan atau faedahnya baik bagi agama maupun dunia seperti obrolan orang-orang bodoh.

Mereka bersihkan diri mereka dari ikut masuk ke dalamnya meskipun tidak ada dosa di sana, namun hal itu mengurangi kehormatannya.

Page 7

[Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan] diberi nasihat dan pelajaran [dengan ayat-ayat Rabb mereka] yakni Alquran [mereka tidak menghadapinya] mereka tidak menanggapinya [sebagai orang-orang yang tuli dan buta] tetapi mereka menghadapinya dengan cara mendengarkannya sepenuh hati dan memikirkan isinya serta mengambil manfaat daripadanya.

Kesepuluh, apabila dinasihati oleh seseorang dan dibacakan ayat-ayat Allah, mereka mendengarkannya dengan seksama. Kalbu mereka tergugah, dan hati kecil mereka terbuka. Mereka tidak seperti orang-orang yang gelisah ketika mendengar ayat-ayat Allah dan berpaling darinya. Bagi orang-orang yang tidak mendengarkan ayat-ayat Allah, ayat-ayat tersebut tidak menembus pendengaran mereka dan penglihatan mereka pun tertutup darinya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Mereka tidak menghadapinya dengan berpaling; tuli dari mendengarnya serta memalingkan pandangan dan perhatian darinya sebagaimana yang dilakukan orang yang tidak beriman dan tidak membenarkan, akan tetapi keadaan mereka ketika mendengarnya adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.”[Terj. As Sajdah: 15] Mereka menghadapinya dengan sikap menerima, butuh dan tunduk. Telinga mereka mendengarkan dan hati mereka siap menampung sehingga bertambahlah keimanan mereka dan semakin sempurna keimanannya serta timbul rasa semangat dan senang.

Page 8

[Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami! Anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami] ia dapat dibaca secara jamak sehingga menjadi Dzurriyyaatinaa, dapat pula dibaca secara Mufrad, yakni Dzurriyyatinaa [sebagai penyenang hati kami] artinya kami melihat mereka selalu taat kepada-Mu [dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."] yakni pemimpin dalam kebaikan.

Kesebelas, mereka selalu memohon kepada Tuhan agar istri-istri dan anak-anak mereka dijadikan sebagai penyenang hati karena kebaikan yang mereka lakukan. Mereka juga berdoa agar dijadikan sebagai pemimpin dalam kebaikan yang diikuti oleh orang-orang yang saleh.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Termasuk pula kawan-kawan kami.

Yakni dengan melihat mereka taat kepada-Mu.

Yakni pemimpin dalam kebaikan.

Maksudnya, sampaikanlah kami ke derajat yang tinggi ini; derajat para shiddiqin dan insan kamil dari kalangan hamba Allah yang saleh, yaitu derajat imam [pemimpin] dalam agama dan menjadi panutan bagi orang-orang yang bertakwa, baik dalam perkataan maupun perbuatan mereka, di mana orang-orang yang baik berjalan di belakang mereka. Mereka memberi petunjuk lagi mendapat petunjuk. Sudah menjadi maklum, bahwa berdoa agar mencapai sesuatu berarti berdoa meminta agar diadakan sesuatu yang dapat meyempurnakannya, dan derajat imamah fiddin tidak akan sempurna kecuali dengan sabar dan yakin sebagaimana disebutkan dalam surah As Sajdah: 24. Doa agar dijadikan pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa adalah doa yang menghendaki amal, bersabar di atas perintah Allah, bersabar menjauhi larangan Allah dan bersabar terhadap taqdir-Nya yang pedih. Demikian juga dibutuhkan ilmu yang sempurna yang dapat menyampaikan seseorang kepada derajat yakin. Dengan sabar dan yakin itulah mereka dapat berada pada derajat yang sangat tinggi setelah para nabi dan rasul. Oleh karena cita-cita mereka begitu tinggi dan tidak sekedar cita-cita, bahkan mereka melakukan sebab-sebabnya sambil berdoa kepada Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala membalas mereka dengan kedudukan yang tinggi [ghurfah] di akhirat.

Page 9

[Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi] di surga kelak [karena kesabaran mereka] di dalam menjalankan taat kepada Allah [dan mereka disambut] dapat dibaca Yulaqqauna dengan memakai Tasydid, sebagaimana dapat pula dibaca Yalqauna [di dalamnya] yakni di surga yang paling tinggi martabatnya itu [dengan penghormatan dan ucapan selamat] dari para Malaikat.

Mereka yang memiliki ciri-ciri seperti itu--sebagai telah disebutkan sebelumnya--adalah para hamba Allah yang sejati. Mereka akan mendapatkan kedudukan yang luhur di surga, sebagai balasan dari kesabaran dan ketaatan mereka. Di dalam surga, mereka akan mendapatkan penghormatan dan ucapan keselamatan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni kedudukan yang tinggi dan tempat-tempat yang indah; yang menghimpun semua yang disenangi dan sejuk dipandang oleh mata.

Di atas ketaatan kepada Allah.

Dari Tuhan mereka, dari para malaikat dan dari sesama mereka. Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “[Yaitu] surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;---[sambil mengucapkan], "Salamun 'alaikum bima shabartum" [salam atasmu karena kesabaranmu]. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” [Terj. Ar Ra’d: 23-24]

Page 10

[Mereka kekal di dalamnya, surga itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman] yakni tempat kediaman buat mereka. Lafal Ulaaika dan sesudahnya menjadi Khabar dari lafal 'Ibaadur Rahmaan pada ayat 63 tadi.

Kenikmatan yang mereka peroleh di surga adalah kekal dan tidak pernah putus. Surga itu merupakan tempat menetap dan kediaman yang terbaik.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 11

[Katakanlah,] hai Muhammad kepada penduduk Mekah ["Tiada] lafal Maa bermakna Nafi [mengindahkan] menghiraukan [Rabbku akan kalian melainkan kalau ada ibadah kalian] kepada-Nya di waktu kalian tertimpa kesengsaraan dan musibah, kemudian Dia menghilangkannya dari kalian [padahal sesungguhnya] maksudnya mana mungkin Dia memperhatikan kalian, [sedangkan kalian telah mendustakan] Rasul dan Alquran [karena itu kelak akan ada] azab [yang pasti."] menimpa kalian di akhirat, selain daripada azab yang akan menimpa kalian di dunia. Akhirnya di antara mereka banyak yang terbunuh di dalam perang Badar; jumlah mereka yang terbunuh ada tujuh puluh orang. Sedangkan yang menjadi Jawab dari lafal Laulaa terkandung di dalam pengertian kalimat yang sebelumnya.

Katakanlah, wahai Rasul, kepada umat manusia, "Sesungguhnya tidak penting bagi Allah dari kalian kecuali kalian menyembah dan berdoa kepada-Nya, tidak selain-Nya. Oleh karena itulah Dia menciptakan kalian. Akan tetapi, orang-orang kafir di antara kalian telah mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul. Karenanya, azab yang akan menimpa mereka merupakan sebuah kemestian, dan mereka tidak akan dapat menyelamatkan diri dari azab itu."

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menyandarkan sebagian hamba-hamba-Nya kepada rahmat-Nya dan mengkhususkan mereka dengan ibadah karena kemuliaan mereka, mungkin seseorang akan berkata, “Mengapa yang lain tidak dimasukkan pula dalam ubudiyyah seperti mereka?” Maka di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia tidak peduli dengan selain mereka, dan bahwa seandainya tidak karena doa mereka kepada-Nya, baik doa ibadah maupun doa masalah, maka Dia tidak peduli dan tidak mencintai mereka.

Yakni kepada-Nya di saat sulit, lalu Dia mengabulkannya.

Maksudnya, azab di akhirat akan menimpamu setelah sebagiannya menimpamu di dunia [oleh karena itu, 70 orang di antara mereka terbunuh dalam perang Badar], dan Dia akan memberikan keputusan antara kamu dengan hamba-hamba-Nya yang mukmin. Selesai tafsir surah Al Furqan dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, dan segala puji bagi Allah di awal dan akhirnya.

Page 12

[Thaa Siin Miim] hanya Allah saja yang mengetahui maksudnya.

[[26 ~ ASY-SYU'ARA' [PARA PUJANGGA] Pendahuluan: Makkiyyah, 227 ayat ~ Surat ini dibuka dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân. Setelah itu, pembicaraan beralih kepada ancaman atas orang-orang kafir yang akan disiksa oleh Allah Yang Mahakuasa, dan hiburan untuk Nabi Muhammad saw. dari pendustaan kaumnya dengan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu juga dialami oleh beberapa rasul sebelumnya. Maka disebutlah kisah tentang pertemuan Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun yang membangkang; kisah Ibrâhîm a. s., bapak para nabi; kisah Nûh a. s. bersama kaumnya; kisah Hûd a. s. dengan kabilah 'Ad dan Shâlih a. s. dengan kabilah Tsamûd; kisah Lûth a. s. yang, dalam surat ini, dipaparkan secara lebih panjang; dan kisah Syu'aib a. s. tatkala menghadapi penduduk Aykah. Kisah ketujuh nabi ini, jika dicermati, mencerminkan kesatuan pokok-pokok dasar dakwah seluruh rasul yang diutus kepada umat manusia. Di sisi lain, dari kisah-kisah itu dapat dipetik satu pelajaran bahwa orang-orang kafir menggunakan cara yang praktis sama ketika menolak risalah dan seruan para rasul. Surat ini ditutup, sebagaimana awalnya, dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân, yang diakhiri dengan menolak anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang pujangga dan al-Qur'ân tidak lebih dari kumpulan syair.]] Thâ, Sîn, Mîm. Dengan huruf-huruf ini dijelaskan bahwa al-Qur'ân merupakan suatu mukjizat yang menundukkan manusia. Untaian katanya tersusun dari huruf-huruf sejenis itu, yang masih dalam kemampuan manusia. Karenanya, jika ada yang meragukan bahwa al-Qur'ân benar-benar diturunkan oleh Allah, tentu manusia dapat membuat seperti itu. Tapi sudah pasti, tak ada satu makhluk pun yang dapat membuat seperti al-Qur'ân.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 13

[Inilah] [ayat-ayat Al Kitab] yakni Alquran. Idhafah di sini mengandung makna Min, maksudnya sebagian daripada Alquran [yang menerangkan] perkara yang hak atas perkara yang batil.

Firman yang Aku wahyukan kepadamu ini, wahai Muhammad, merupakan ayat-ayat al-Qur'ân yang menjelaskan berbagai hukum dan aturan yang terkandung di dalamnya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberi isyarat yang menunjukkan keagungan terhadap ayat-ayat kitab Al Qur’an yang jelas, menerangkan semua tuntutan ilahi dan tujuan syari’at sehingga orang yang memperhatikannya tidak ragu dan samar lagi pada berita yang dikabarkannya atau apa yang ditetapkannya karena begitu jelasnya dan menunjukkan makna yang tinggi, keterikatan hukum-hukum dengan hikmah-Nya dan pengkaitan-Nya dengan munasib [penyesuainya]. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan manusia dengannya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus, lalu hamba-hamba Allah yang bertakwa memperoleh petunjuk dengannya, tetapi orang-orang yang telah tercatat sebagai orang yang celaka berpaling darinya. Oleh karena itu, Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersedih sekali ketika manusia tidak beriman karena keinginan Beliau agar mereka memperoleh kebaikan dan rasa tulus Beliau kepada mereka.

Menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil.

Page 14

[Boleh jadi kamu] hai Muhammad [akan membinasakan dirimu] bunuh diri karena sedih, disebabkan [karena mereka tidak] yaitu penduduk Mekah [beriman] lafal La'alla di sini bermakna Isyfaq atau menunjukkan makna rasa kasihan. Maksudnya, kasihanilah dirimu itu, ringankanlah dari kesedihannya.

Aku merasa prihatin melihat dirimu, wahai Muhammad, bersedih hati mendapatkan pengingkaran dan ketakberimanan kaummu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni membinasakannya dan menyusahkannya.

Maksudnya, jangan lakukan hal itu, dan janganlah engkau biarkan dirimu binasa karena kesedihan kepada mereka, karena hidayah di tangan Allah, dan engkau telah menunaikan kewajibanmu yaitu menyampaikan risalah, dan tidak ada lagi ayat [mukjizat] setelah Al Quran yang jelas ini, sehingga Allah perlu menurunkannya agar mereka beriman, karena ia [Al Qur’an] sudah cukup memenuhi kebutuhan orang yang hendak mencari hidayah.

Page 15

[Jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka akan senantiasa] lafal Fazhallat dalam bentuknya yang Madhi ini bermakna Mudhari', artinya: maka akan terus-menerus [kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya] yakni mereka beriman kepadanya. Karena lafal Al A'naaq disifati dengan lafal Al Khudhu'. Sifat tersebut merupakan ciri khas makhluk yang berakal, maka sifat Al A'naaq dijamakkan ke dalam bentuk sebagaimana makhluk yang berakal.

Sesungguhnya Kami Mahakuasa untuk mendatangkan kepada mereka suatu mukjizat yang dapat memaksa mereka untuk beriman, sehingga--sebagaimana yang kamu harapkan--mereka semua menjadi patuh dan tunduk kepada-Ku. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal seperti itu, karena sudah menjadi ketetapan hukum Kami [sunnatullâh] untuk menyuruh mereka beriman tanpa paksaan. Dengan demikian, perintah dan larangan yang akan menghasilkan pahala atau siksa itu tidak kehilangan maknanya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yang mereka usulkan.

Akan tetapi hal itu tidak perlu dan tidak ada maslahatnya, karena ketika itu iman tidaklah bermanfaat, karena iman hanyalah bermanfaat jika kepada yang masih ghaib [tidak nampak].

Page 16

[Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan] yaitu Alquran [yang baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah] yang membeberkan rahasia mereka [melainkan mereka selalu berpaling daripadanya].

Dan kalaulah Allah terus menurunkan wahyu-Nya lagi kepadamu, yang mengingatkan mereka--sebagai suatu rahmat--akan kebenaran agama ini, mereka akan terus-menerus menampik dan mengingkarinya. Pelbagai jalan yang dapat menghantarkan mereka untuk menerima petunjuk telah tertutup.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Maksudnya, ayat-ayat Al Quran yang baru diturunkan yang di dalamnya mengandung perintah dan larangan untuk mereka serta mengingatkan mereka hal yang bermanfaat dan hal yang bermadharrat.

Baik dengan hati maupun dengan badan mereka. Inilah sikap mereka terhadap ayat yang baru turun, lalu bagaimana dengan ayat yang telah turun sebelimnya. Hal ini tidak lain, karena tidak ada lagi kebaikan dalam diri mereka dan semua nasehat tidak bermanfaat.

Page 17

[Sungguh mereka telah mendustakan] Alquran [maka kelak akan datang kepada mereka kenyataan dari berita-berita] akibat dari apa [yang selalu mereka perolok-olokkan].

Sungguh mereka itu telah mendustakan dan mengejek kebenaran yang kamu sampaikan. Maka bersabarlah menghadapi perlakuan mereka ini. Kelak mereka akan mendapati akibat dari ejekan yang membawa petaka besar ini.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Sehingga mendustakan menjadi watak mereka yang tidak berubah. Oleh karenanya azab yang diberikan kepada mereka adalah azab yang kekal.

Karena mereka telah pantas menerima azab.

Page 18

[Dan apakah mereka tidak memperhatikan] maksudnya tidak memikirkan tentang [bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu] alangkah banyaknya [dari bermacam-macam tumbuh-tumbuhan yang baik] jenisnya?

Adakah mereka akan terus mempertahankan kekufuran dan pendustaan serta tidak merenungi dan mengamati sebagian ciptaan Allah di bumi ini? Sebenarnya, jika mereka bersedia merenungi dan mengamati hal itu, niscaya mereka akan mendapatkan petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan dari bumi ini beraneka ragam tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Tuhan yang Mahaesa dan Mahakuasa.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mengingatkan mereka untuk berpikir karena yang demikian bermanfaat bagi mereka.

Page 19

[Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda] yang menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan Allah swt. [Dan kebanyakan mereka tidak beriman], menurut ilmu Allah. Imam Sibawaih berpendapat bahwa lafal Kaana di sini adalah Zaidah.

Sesungguhnya adanya beraneka ragam tumbuh-tumbuhan di bumi merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Tetapi kebanyakan kaum, ternyata, tidak mau beriman.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni terdapat tanda yang membuktikan bahwa Allah mampu menghidupkan manusia yang telah mati sebagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati.

Page 20

[Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dia-iah Yang Maha Perkasa] memiliki keperkasaan untuk membalas orang-orang kafir [lagi Maha Penyayang] terhadap orang-orang yang beriman.

Dan sesungguhnya Penguasa dan Pemelihara dirimu, Dialah yang akan membalas para pendusta kebenaran dan mengaruniakan rahmat-Nya kepada orang-orang yang beriman.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dia berkuasa terhadap semua makhluk dan berkuasa membinasakan orang-orang kafir dengan berbagai macam hukuman. Semua alam, baik alam bagian bawah maupun atas tunduk kepada-Nya.

Kepada orang-orang mukmin, di mana Dia menyelamatkan mereka dari keburukan dan musibah.

Page 21

[Dan] ceritakanlah, hai Muhammad!, kepada kaummu [ketika Rabbmu menyeru Musa] melalui firman-Nya pada malam ketika ia melihat api dan pohon ["Bahwasanya] hendaknya [datangilah kaum yang zalim itu], datanglah kamu kepada mereka sebagai seorang Rasul.

Dan ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, kisah tentang Mûsâ saat diseru oleh Tuhanmu, "Wahai Mûsâ, pergilah kamu sebagai seorang rasul kepada satu kaum yang telah menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran dan menzalimi Banû Isrâ'îl dengan memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengulangi beberapa kali kisah Musa dalam Al Qur’an tidak seperti kisah yang lain, karena di dalamnya terdapat hikmah-hikmah yang besar dan pelajaran, di dalamnya terdapat berita Beliau ketika berhadapan dengan orang-orang zalim, Musa juga sebagai penerima syariat yang besar, penerima Taurat yang merupakan kitab yang paling utama setelah Al Qur’an.

Yaitu ketika Dia berbicara dengan Musa, mengangkatnya sebagai nabi dan rasul.

Page 22

[Yaitu kaum Firaun] terutama Firaun sendiri, mereka telah berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri dengan kekafiran mereka kepada Allah dan penindasan mereka kepada kaum Bani Israel [mengapa mereka tidak] Istifham di sini bermakna sanggahan [bertakwa?"] kepada Allah dengan menaati-Nya,

Datangilah kaum Fir'aun itu, karena mereka selalu melakukan kezaliman. Sungguh mereka adalah orang-orang yang aneh! Bagaimana mungkin mereka tidak takut dan waspada akan akibat buruk dari kezaliman yang mereka lakukan?"

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Mereka menzalimi diri mereka dengan kafir kepada Allah, dan menzalimi Bani Israil dengan memperbudak mereka.

Maksudnya, katakanlah kepada mereka dengan kata-kata yang lembut dan halus, “Mengapa kamu tidak bertakwa?” yakni kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan memberimu rezeki dengan meninggalkan kekafiran yang selama ini kamu lakukan.

Dengan mentauhidkan-Nya dan menaati-Nya.

Page 23

[Berkata] Musa, ["Ya Rabbku! Sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku].

Mûsâ berkata, "Wahai Tuhanku, aku sungguh khawatir mereka tidak akan menerima risalahku ini, karena sikap pongah dan membangkang yang ada pada mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Meminta uzur kepada-Nya sambil menerangkan uzurnya dan meminta bantuan-Nya terhadap beban yang berat itu.

Page 24

[Dan akan terasa sempit dadaku] karena mereka mendustakan aku [sedangkan lidahku tidak lancar] untuk menyampaikan risalah yang dibebankan kepadaku, karena lisanku pelat [maka utuslah] saudaraku [Harun] bersamaku.

Lalu aku merasa geram mendapati mereka mendustakan aku, sehingga lidahku menjadi kelu untuk melontarkan bukti-bukti yang ingin kupaparkan. Dari itu, utuslah Jibril a. s. kepada Hârûn, saudaraku, untuk membantuku mengemban tugas ini.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Karena pendustaan mereka kepadaku.

Maksudnya, agar Harun itu diangkat menjadi Rasul untuk membantunya. Maka Allah mengabulkan permintaannya.

Page 25

[Dan aku berdosa terhadap mereka] disebabkan aku telah membunuh seorang bangsa Kobtik [maka aku takut mereka akan membunuhku"] disebabkan aku telah membunuh salah seorang dari mereka.

Lagi pula mereka telah menganggap aku bersalah karena telah membunuh salah seorang di antara mereka. Aku khawatir, mereka--sebagai suatu bentuk pembalasan--akan lebih dulu membunuhku sebelum aku sempat melaksanakan tugas ini. Dan ini menambah kekhawatiranku."

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Musa mengatakan bahwa dirinya berdosa terhadap orang-orang Mesir adalah menurut anggapan orang-orang Mesir itu, karena sebenarnya Musa tidak berdosa karena dia membunuh orang Mesir itu tidak dengan sengaja. Selanjutnya lihat surah Al Qashash ayat 15.

Page 26

[Berfirman] Allah swt., ["Jangan takut!] mereka tidak akan dapat membunuhmu [Pergilah kamu berdua] yakni kamu dan saudaramu itu; ungkapan ayat ini lebih diprioritaskan kepada Mukhathab, karena pada kenyataannya Nabi Harun pada waktu itu sedang tidak bersamanya [dengan membawa ayat-ayat Kami, sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan."] apa yang kalian katakan dan apa yang dikatakan oleh mereka tentang kalian. Keduanya dianggap seakan-akan orang banyak [bentuk jamak].

Allah berfirman kepada Mûsâ, "Mereka tidak akan membunuhmu, dan Aku telah mengabulkan permohonanmu mengenai Hârûn. Maka berangkatlah kalian berdua dengan berbekal mukjizat-mukjizat-Ku. Aku akan menjaga kalian dan mendengarkan apa yang terjadi antara kalian dan Fir'aun. Dan kalian berdua akan mendapatkan kemenangan dan dukungan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Meskipun Beliau menentang Fir’aun dan kaumnya, menganggap mereka kurang akal serta menganggap sesat mereka [Fir’aun dan kaumnya].

Yang menunjukkan kebenaran kamu berdua dan benarnya apa yang kamu bawa.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề