Sebutkan tokoh-tokoh pewayangan yang berkarakter sad atatayi

Agama Hindu mengajarkan karmaphala. Karma adalah perbuatan, phalaartinya hasil. Jadi, karmaphala artinya hasil perbuatan. Karmaphala disamakanartinya dengan rta atau hukum alam yang abadi. Hukum karma ini juga bersifatmutlak, berlaku kepada apa saja, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Carakerja hukum karmaphala ini sangat rahasia, ajaib, dan tak terpikirkan oleh akalmanusia. Bukan itu saja, hukum karma ini adalah hakiki yang tidak terbantahkan. Konsep sederhana dari hukum karma ini adalah jika kebaikan yang ditanammaka kebaikan pula yang akan dinikmati. Begitu juga sebaliknya, jika kejahatanyang diperbuat maka malapetaka pula yang akan diterima. Dengan kata lain,mencuri satu pasti akan kehilangan dua, membantu satu maka akan mendapatkanbantuan dua kali. Apabila kita dengan tulus membantu meringankan bebanmakhluk lain, sesungguhnya kita sudah dua kali melakukan hal yang samauntuk diri kita sendiri. Adapun yang tak terpikirkan dari hukum karma ini adalah kapan karmaitu berbuah dan melalui tangan siapa buah itu akan dinikmati. Jika membantusi A, belum tentu bantuan akan datang dari si A. Pahala dari karma baik dapatberupa bantuan yang datang dari si B, sedangkan waktu berbuahnya, samaseperti menanam padi yang tidak dalam waktu sekejap bisa dipetik buahnya.Namun, kita masih menunggu padi itu tumbuh, berbuah, dan masak. Itulahrahasia dari hukum karmaphala. Ada beberapa ilustrasi yang dapat dipakai dalam rangka untuk meneguhkankeyakinan kita terhadap permainan hukum karma yang rahasia ini, antara lain:1. Ada bayi yang baru lahir sudah cantik atau tampan, sehat lengkap jasmani, lahir di keluarga terhormat dan mampu secara ekonomis sehingga tidak kekurangan apapun. Contoh yang paling nyata pada kehidupan adalah anak cucu kepala negara/ Presiden, Raja, para pejabat dan artis. Mereka bukan saja sudah cantik, sehat, dilayani oleh banyak pelayan, juga dihormati, dan kaya raya. Dalam ajaran agama Hindu, mereka ini tergolong dalam kelompok yang terlahir dari alam yang disebut Surga Loka.2. Di lain pihak ada bayi yang baru lahir kurang beruntung. Begitu lahir kondisi fisiknya membuat kita sedih. Oleh karena itu, kecerdasan manusia tidak bisa memahami rahasia seperti ini. Maka menurut kepercayaan Hindu, mereka yang baru lahir sudah menderita atau selalu susah sepanjang tahun, selalu dihinakan, dipercaya sebagai orang yang lahir dari alam Neraka Loka.3. Bagi mereka yang masuk dalam kelompok kurang beruntung ini, harus segera sadar dan bangkit untuk memperbaiki kualitas diri. Caranya dengan belajar Veda dan beramal agar ke luar dari lingkaran Neraka Loka ini. Menyadari apa yang terjadi pada diri kita merupakan akibat dari buah karma sendiri adalah sikap yang baik. Hidup sebaiknya tetap bersyukur dan44 Kelas VII SMPtidak menghujat apabila menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan. Seperti kata peribahasa, buruk rupa jangan cermin dibanting. Artinya, ketika bernasib buruk, maka segera perbaiki perbuatan. Perilaku kecewa dan mengeluh sangatlah salah. Seharusnya, banyaklah berbuat baik, niscaya keberuntungan akan bisa didapat.4. Tidak itu saja, contoh lain adalah ada seorang bayi yang baru lahir tidak diharapkan oleh ibunya sendiri lalu ditaruh di depan pintu rumah orang. Tragis dan memilukan sekali, tetapi hal ini ada dan terjadi di masyarakat. Fenomena atau rahasia ini tidak terpikirkan oleh akal, maka ajaran agama Hindu memberikan jawaban bahwa itulah ciri-ciri orang yang lahir dari alam Neraka Loka. Mereka harus segera menyadari hal ini, lalu dengan cepat memperbaiki kualitas diri dengan cara, segera belajar Veda dan mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari.5. Semua orang tidak mampu memikirkan jawaban rahasia ini. Mengapa ada orang yang tetap miskin walaupun bekerja keras berhari-hari. Sementara itu, ada orang yang hidup makmur walaupun tidak bekerja berat. Dalam konsep Hindu hal ini diyakini sebagai bentuk permainan hukum karmaphala yang rahasia, ajaib, dan abadi sehingga tak terpikirkan oleh akal. Hindu sangat menolak konsep nasib dan kehidupan umat manusia ditentukan oleh otoritas lain. Menurut Hindu, nasib dan kehidupan umat manusia ditentukan secara mutlak oleh karmanya sendiri.B. Surga Loka dan Neraka Loka Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hidup ini akan melekatpada badan halus [Suksma Sarira]. Bekas ini disebut Karma Wesana. Bekasperbuatan baik disebut Subha Karma Wesana yang dapat mengantarkan rohmasuk surga dan bila lahir kembali disebut Surga Cyuta. Surga Cyuta adalahkelahiran dari surga yang hidupnya penuh dengan kebahagiaan. Sebaliknya bekasperbuatan buruk disebut Asubha Karma Wesana. Bila seseorang meninggal,Asubha Karma Wesana menghantarkan rohnya menuju Neraka, jika lahir kembalidisebut Neraka Cyuta. Dapat dinyatakan bahwa bahagia atau menderitanyaseseorang pada saat mengalami Reinkarnasi [Punarbhawa] sangat ditentukanoleh Karma Wesana orang tersebut. Di dalam Veda, selalu disebutkan tentang keberadaan alam yang ada diplanet lain sebagai alam surga dan alam neraka. Alam surga adalah tempatpara Dewa dan roh-roh suci yang karmanya baik ketika masih hidup di alammanusia. Dalam kitab Purana, alam surga itu digambarkan sebagai kondisi yangsangat baik, indah, damai, dan penuh kebahagiaan. Karena waktunya harusPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 45terlahir kembali, maka roh yang terlahir dari alam surga ini akan mengambilbentuk tubuh yang lebih baik. Mungkin lebih cantik atau tampan, lebih pintar,dan terlahir di keluarga terhormat dan berkecukupan. Sementara alam nerakayang disebut sebagai Neraka Loka adalah alam para bhuta yang keadaannyaburuk, dan penuh sesak dengan roh orang-orang jahat. Di dalam kepercayaan Hindu, kematian bukanlah akhir dari siklus kehidupan.Artinya, ada kehidupan lagi setelah kematian menjemput. Secara tradisi halini dapat terlihat dari tata cara masyarakat memperlakukan mayat. Tidak adadi masyarakat mana pun yang memperlakukan mayat secara sembarangan.Masyarakat ini mengakui dan mempercayai ada kehidupan lain setelah mati. Neraka adalah tempat penghakiman roh-roh jahat semasa hidup di dunia.Alam neraka ini harus dihindari dengan cara mengamalkan Veda, melaksanakanperintah orang tua dan nasihat guru. Di dalam agama Hindu, diajarkan bahwamereka yang terlahir kembali dari alam Neraka Loka akan mempunyai ciri-ciriyang kurang baik. Sehingga harus disadari dan berusaha melakukan kebaikansebagaimana yang diajarkan oleh Veda. Jangan sombong, jangan pelit, suka berderma, tidak boleh memfitnah, sabar,rendah hati, jujur, selalu rajin belajar, dan menolong orang lain. Sikap ini patutdilaksanakan agar mempunyai tabungan karma baik. Itulah jalan utama untukmengubah hidup agar kelak bisa menuju alam surga. Tabungan karma baik ituakan datang secara rahasia dan tiba-tiba memberikan pertolongan bagi merekayang telah melakukan kebaikan dengan tulus. Artinya, mereka sudah mempunyaitabungan kebaikan. Ketika musibah mengancam, maka secara cepat akan ada pertolongan yangbentuknya bisa melalui tangan orang lain. Namun, bagi mereka yang tidak sukamelakukan perbuatan baik, maka tabungan karma baiknya sedikit. Akibatnya,apabila ada musibah mengancam, maka tidak ada pertolongan yang munculmembantunya. Di dalam susastra Hindu, banyak disebutkan tentang ciri-ciriorang yang lahir dari alam swarga loka. Kutipan Kitab Slokantara menyebutkan: Ciri-ciri dari manusia yang lahir dari alam surga loka adalah, bagi yang wanita akan terlahir cantik, bagi yang laki akan terlahir tampan. Bukan itu saja, ciri lainnya adalah cerdas, pemberani, berwibawa, baik hati, bijaksana, dermawan, sehat lahir batin, tenang, suka belajar, lemah lembut, berbudi pekerti luhur, tidak iri hati, tidak dengki, tidak sombong, dan menyabar.46 Kelas VII SMPSarasamuscaya. 2 menyatakan: Di antara semua makhluk, menjelma sebagai manusia sungguh utama. karena dia mampu melakukan perbuatan baik dan buruk serta melebur perbuatan buruk dalam perbuatan yang baik. Demikianlah keuntungan menjelma menjadi manusia.C. Jenis-Jenis Karmaphala Rahasia kehidupan ini tidak dapat dimengerti, seperti halnya tentang umur,kelahiran, rejeki, dan jodoh seseorang. Dalam hal ini, manusia tidak mempunyaikemampuan untuk memahami dan tidak memutuskan. Manusia hanya berusahatetapi ada kekuatan lain yang menentukan. Kekuatan lain yang dimaksud adalahkekuatan hukum karma yang dilihat dari lama berbuahnya. Kekuatan ini dapatdibedakan menjadi tiga, yaitu seperti berikut ini.1. Sancita Karmaphala Sancita Karmaphala adalah hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis pahalanya dinikmati dan masih merupakan sisa yang menentukan kehidupan kita sekarang. Contoh, di kehidupan yang lalu, mungkin kita korupsi, namun karena sedang berkuasa atau pintar berkelit, pahalanya belum sempat dinikmati, kelahiran sekaranglah dinikmati buah/ hasilnya, misalnya, hidup jadi sengsara, atau menjadi perampok sehingga dihukum penjara. Kewajiban kita sebagai umat Hindu dalam hal ini adalah menghindari perbuatan jahat sekecil apapun. Takutlah dengan akibat dari perbuatan jahat kita dan malulah terhadap akibat dalam pelanggaran ajaran Veda. Seperti contoh, teroris yang melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang sama sekali tidak melakukan kesalahan terhadap dirinya. Mereka membunuh dengan bom berdaya ledak tinggi. Dengan meyakini hukum karma, ke manapun mereka sembunyi untuk menghilangkan jejak, dapat juga ditangkap oleh penegak hukum, kemudian diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman setimpal. Mereka tidak menyadari bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah untuk saling melayani agar mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ilustrasi lain untuk meneguhkan keyakinan kita terhadap karmaphala adalah kisah hidup orang-orang sukses di sekitar kita. Kisah seorang sahabat bernama Nasution dari Medan, Sumatera Utara. Sejak kecil, Nasution tekun belajar dan selalu melatih dirinya menjadi seorang pemberani. Setiap tugasPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 47yang diberikan oleh gurunya selalu dikerjakan dengan cepat dan ikhlas, mulai dari pekerjaan untuk membersihkan halaman sekolah, sampai pekerjaan yang sulit dalam latihan kepramukaan. Ia tidak pernah mengeluh, selalu semangat, tersenyum, dan sopan santun. Begitu juga dalam berpakaian, ia sangat sederhana walaupun sesungguhnya ia mampu membeli yang lebih baik. Terhadap teman ia ramah dan suka menolong dengan ikhlas. Kalau dihubungkan dengan hukum karmaphala, Nasution adalah sosok orang yang mempunyai banyak tabungan karma baik cukup banyak. Setelah remaja, ia meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Jakarta. Nasution muda ini mulai bekerja sebagai pedagang keliling dari satu kampung ke kampung yang lainnya. Ia mencoba bekerja sebagai pemandu wisata sambil kuliah di sekolah tinggi pariwisata. Tabungan karma baiknya tergolong sudah banyak, terbukti ketika ia mulai membuka bisnis biro perjalanan wisata, banyak orang yang membantunya. Sekarang Nasution adalah pemilik beberapa hotel berbintang di Indonesia dengan kualitas kehidupan yang sangat makmur dan mapan. Walaupun Nasution sudah kaya raya, dia masih sabar, rendah hati, ikhlas menolong orang susah, dan tidak sombong. Ini berarti Nasution adalah sosok yang perlu ditiru karena telah melaksanakan ajaran Veda dengan baik.2. Prarabdha Karmaphala Prarabdha Karmaphala adalah hasil perbuatan kita pada kehidupan sekarang yang pahalanya diterima habis dalam kehidupan sekarang juga. Sekarang korupsi, kemudian tertangkap langsung dihukum bertahun-tahun. Jadi antara perbuatan dan akibatnya lunas. Di Bali jenis karmaphala ini biasa disebut Karmaphala cicih. Contoh Prarabda Karmaphala: a. Bila anda mencaci seseorang tanpa alasan jelas, maka anda akan dipukul dan merasakan sakit. b. Kita bekerja untuk mendapatkan hasilnya dan menikmati kehidupan yang lebih baik. c. Saat kita mencubit lengan [sebab], rasa sakitnya [akibat] dapat dirasakan secara langsung. d. Seseorang mencuri sepeda motor, kemudian dia dihakimi oleh warga sampai tewas. e. Seseorang melakukan kegiatan korupsi, kemudian dia langsung dihukum penjara seumur hidup.48 Kelas VII SMPf. Sekelompok orang yang melakukan kegiatan terorisme, kemudian dia ditangkap dan diberi hukuman mati. g. Seseorang yang menggigit cabe pasti akan langsung merasakannya. h. Seorang siswa yang menyontek dan ketika ketahuan akan mendapatkan nilai jelek serta hukuman dari gurunya. 3. Kriyamana Karmaphala Kriyamana Karmaphala adalah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada waktu kehidupan sekarang, namun dinikmati pada waktu kehidupannya yang akan datang. Misalnya, dalam kehidupan sekarang korupsi, tapi entah bagaimana kejahatan itu tidak berhasil dibuktikan karena kelicikannya, lalu meninggal dunia. Dalam kehidupan yang akan datang pahalanya akan diterima, namun orang tersebut akan lahir jadi orang yang hina. Sebaliknya, dalam kehidupan sekarang kita berbuat baik, saleh, santun, taat pada keyakinan, suka menolong, dan sebagainya, namun meninggal dunia dalam kesederhanaan. Dalam kehidupan yang akan datang, kita akan dilahirkan menjadi orang yang bahagia, atau dilahirkan di keluarga orang terhormat dan kaya, di mana tak ada penderitaan yang dialami. Meskipun kita menggolongkan karma tersebut seperti di atas, tetapi dalam kenyataannya sangat sulit bagi kita untuk mengidentifikasi setiap karma yang kita terima saat ini. Mengenai kapan waktu kita akan menerima pahala atas karma yang kita lakukan merupakan rahasia Ida Sang Hyang Widhi. Oleh karena itu, yang terbaik harus dilakukan adalah melaksanakan tugas sebaik-baiknya, selalu berbuat kebaikan, serta tetap yakin dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Laksanakan semua kewajiban sebagai Yajna dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi. Jika hal itu sudah dilakukan, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita. Apa yang seharusnya kita butuhkan pasti akan terpenuhi, sebagaimana wahyu Beliau dalam Kitab Bhagavadgita Bab IX Sloka 22: “Mereka yang memuja-Ku dan hanya bermeditasi kepada-Ku saja, kepada mereka yang senantiasa gigih demikian itu, akan Aku bawakan segala apa yang belum dimilikinya dan akan menjaga yang sudah dimilikinya.” Adapun sifat-sifat dari hukum karmaphala yaitu: a. Bersifat pasti dan tak terbatalkan; b. Bersifat adil sesuai dengan karma; c. Bersifat universal.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 49Aktivitas SiswaBenarkah hasil perbuatan yang belum dinikmati akan dinikmatipada kelahiran berikutnya?Jawaban Alasan................................................... ..................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ..................................................................................Keterangan TTO TTGD. Kisah tentang Karmaphala Dalam salah satu Purana, ada dikisahkan seekor burung bangau yang jahatmengaku dirinya sudah menjadi pendeta. Sambil menangis dia menipu ikandan udang dengan mengatakan bahwa telaga itu akan kering. Satu-persatu ikandipindahkan ke tempat lain, padahal ikan tersebut dimakannya dengan lahaphingga tersisa seekor kepiting di telaga itu. Bangau mengatakan hal yang samakepada kepiting. Singkat cerita kepiting bersedia di pindahkan namun di tengahperjalanan kepiting melihat duri-duri ikan bertebaran di atas tanah. Melihathal tersebut kepiting sadar bahwa bangau juga berniat untuk memakannya.Akhirnya si bangau jahat ini kena hukum karma, ia mati dijepit lehernya oleh sikepiting. Si bangau pun mati karena kejahatannya, pesan dari cerita ini adalahagar kita menghindari perbuatan jahat dan memperbanyak kebaikan. Selain itukita juga harus membantu orang yang memerlukan dengan tidak mengharapkanbalasan. Untuk membuktikan kebenaran karmaphala, salah satu cara yang dapatdikaji adalah pelaku koruptor atau pencuri uang rakyat yang sering ditayangkandi televisi maupun media masa. Akibat dari kejahatan korupsi ini sungguh luarbiasa, karena korupsi merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.Para koruptor yang sudah kaya raya, masih saja tega mencuri uang rakyat. Uang rakyat yang seharusnya dipakai untuk mengentaskan kemiskinan,membangun fasilitas sekolah, memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitassumber daya para pengemis di pinggir jalan, dimakan secara serakah oleh parakoruptor. Andaikan saja uang rakyat tidak dicuri, maka kita sudah tidak pernahlagi melihat orang miskin di pinggir jalan sebagai pengemis atau pengamenuntuk bisa bertahan hidup.50 Kelas VII SMPHukum karmaphala dalam konteks ini mutlak berlaku. Satu per satu parakoruptor pencuri uang rakyat dihadapkan ke Pengadilan Tipikor oleh KPK.Mereka dijatuhi hukuman dengan dimasukkan ke dalam penjara dan dendaratusan juta rupiah. Apabila dikaji dari sisi keadilan masyarakat, hukuman itunampak ringan, terlebih lagi bila dibandingkan dengan uang rakyat yang dicurimencapai puluhan milyar. Para koruptor yang sudah di penjara ini memberikanbukti bahwa hukum karmaphala itu berlaku. Saat ini para koruptor di Indonesia boleh bernafas lega karena hukumannyaringan dan dendanya sedikit. Akan tetapi, kelak setelah mati rohnya akan masukke neraka loka. Menurut keyakinan umat Hindu, kelak ia bisa lahir kembalimenjadi pohon mangga. Pohon mangga hanya bisa memberikan buahnyasaja tanpa bisa melawan ketika buahnya diambil. Menurut keyakinan hukumkarmaphala, roh pohon mangga itu membayar hutang karena ganjaran penjaradan dendanya sedikit. Hukum karma akan memberikan pahala dua kali lipat bagi mereka yangmenanam kebaikan. Apabila kita tulus meringankan beban makhluk lain,sesungguhnya kita melakukan dua kali hal yang sama untuk diri kita sendiri.Itulah esensi dari hukum karma. Rangkuman 1. Karmaphala adalah salah satu dari Panca Sraddha yang wajib diyakini oleh umat Hindu. Karmaphala adalah hukum sebab akibat yang abadi, berlaku terhadap apa saja, siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. 2. Karmaphala dibedakan menjadi tiga, yaitu Sancita karmaphala, Prarabdha karmaphala, dan Kriyamana karmaphala. 3. Hindu juga meyakini adanya alam surga dan neraka. Alam surga adalah tempat roh mereka yang selalu berbuat baik dalam kehidupannya. Sementara alam neraka adalah tempat roh yang selalu berbuat jahat dalam hidupnya. 4. Alam surga dapat dicapai dengan selalu melakukan perbuatan baik. 5. Perbuatan jahat, tidak jujur, suka mencuri, melakukan perbuatan asusila dapat dipastikan akan menemukan alam neraka.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 51PortofolioTugas Proyek:1. Kumpulkan gambar ciri-ciri orang yang lahir dari Surga cyuta dan Neraka cyuta yang berhubungan dengan karmaphala.2. Lalu diisi keterangan atau penjelasan setiap gambar.3. Kemudian disusun menjadi sebuah kliping.4. Presentasikan di depan kelasmu. Rubrik Penilaian Nama Siswa :Kelas/semester :Tahun Pelajaran :No Aspek Penilaian Rentangan Total Penilaian Skor 1 Pecaya diri 1234 2 Kelengkapan gambar 3 Kesesuaian dengan tema Nilai TTO TTG 4 Tanggung jawabJumlah Skor diperoleh : KeteranganKeteterangan:Skor 4 Nilai kualitatif A [Sangat Baik]Skor 3 Nilai kualitatif B [Baik]Skor 2 Nilai kualitatif C [Cukup]Skor 1 Nilai kualitatif D [Kurang Baik]52 Kelas VII SMPEvaluasiI. Pilihlah salah satu jawaban A, B, C, atau D yang dianggap jawaban paling benar!1. Karmaphala dapat diuraikan menjadi dua kata yaitu berasal dari kata karma dan phala. Kata karma berarti…. a. Hasil c. Perbuatan b. Buah d. Kebenaran2. Manusia tidak bisa lepas dari perbuatan. Perbuatan itu ada dua jenisyaitu perbuatan baik dan perbuatan tidak baik. Perbuatan yang baikdisebut….a. Susila c. Subhakarma b. Asubhakarma d. Karma wesana3. Perbuatan terdahulu tidak sempat dinikmati pada kehidupan yang lalu,dinikmati pada kelahirannya sekarang disebut….a. Sancita karmaphala c. Prarabda karmaphalab. Karma wesana d. Karma kara4. Sisa-sisa atau benih-benih dari perbuatan manusia yang menentukankelahiran selanjutnya adalah….a. Sancita karmaphala c. Prarabda karmaphalab. Karma wesana d. Karma kara5. Hasil perbuatan sekarang tidak sempat dinikmati pada kehidupannyasekarang dinikmati pada kehidupannya yang akan datang disebut….a. Sancita karmaphala c. Prarabda karmaphalab. Kriyamana karmaphala d. Karma wesana6. Wujud Karmaphala dapat dibedakan menjadi 2 [dua] yaitu secara….a. Fisik dan psikis c. Fisik dam materib. Fsikis dan mental d. Psikis dan materi7. Setiap pekerjaan atau perbuatan pasti ada….a. Karmanya c. Nilainyab. Hasilnya d. Ukurannya Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 538. Selama manusia hidup di dunia ini, tidak bisa mengindarkan diri dari…. a. Hasil c. Pahala b. Buah d. Perbuatan9. Pertimbangan-pertimbangan mana yang baik dan mana yang buruk dengan bijaksana disebut…. a. Manah c. Wiweka b. Budhi d. Ahamkara10. Yang akan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan dalambentuk ucapan ataupun tindakan jasmani adalah….a. Manah c. Wiwekab. Budhi d. Ahamkara11. Waktu akan diterimanya hasil perbuatan seseorang merupakan rahasia…..a. Para dewa b. Bhatara c. Avatara d. Tuhan12. Karmaphala yang buruk adalah karma yang menyebabkan seseorang…. a. Mendapat kebahagiaan di dunia ini b. Mencapai alam surga c. Mencapai alam neraka d. Mencapai alam moksa13. Suatu contoh ada orang yang suka menipu justru akan membuat hatinya tersiksa karena selalu was-was, selalu berprasangka bahwa tipu dayanya akan ketahuan oleh orang lain. Ini berarti dia menerima karmanya secara…. a. Fisik c. Jasmani b. Psikis d. Langsung14. Sisa atau benih-benih dari perbuatan disebut…..a. Karma kara c. Karmaphala b. karma wasana d. Kriyamana karmaphala15. Yang tidak termasuk jenis-jenis karmaphala di bawah ini adalah….a. Sancita karmaphala c. Kriyamana karmaphalab. Prarabda karmaphala d. Karma wasana54 Kelas VII SMP16. Karmaphala salah satu bagian dari panca sraha, termasuk bagianyang ke…. a. 1 [satu] c. 3 [tiga] b. 2 [dua] d. 4 [empat]17. Kelahiran sangat ditentukan oleh Karmaphala. Asubha karma layakmendapatkan hasil….a. Kebahagiaan c. kesejahteraanb. Penderitaan d. Kesenangan18. Perhatikan pernyataan di bawah ini;1. Karma wesana adalah sisa-sisa dari perbuatan2. Perbuatan yang paling cepat diterima hasilnya adalah sancitakarmaphala3. Kriyamana karmaphala adalah perbuatan sekarang tidak sempatdinikmati hasilnya pada waktu hidupnya sekarang dinikmati padawaktu hidupnya yang akan datang4. Perbuatan terdahulu tidak sempat dinikmati pada waktu kehidupanyaterdahulu dinikmati hasilnya pada waktu kelahirannya sekarangdisebut prarabda karmaphala.Pernyataan yang benar adalah…a. 1, 2, dan 3 c. 2 dan 4b. 1 dan 3 d. semua benar19. Hukum Karmaphala sesuai dengan konsep hukum sebab akibat seperti contoh…. a. Akibat menderita, sebab dia menciuri b. Sebab dia mencuri, akibatnya dia dihukum c. Sebab dia dihukum, akibatnya dia mencuri d. Akibatnya makan banyak, sebab dia kenyang20. Di bawah ini adalah sifat-sifat hukum Karmaphala kecuali….. a. Abadi b. Berlaku dari zaman ke zaman c. Berlaku pada zaman ini saja d. Universal Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 55II. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas, pada buku tugasmu. 1. Sebutkan sifat-sifat karmaphala. 2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis karmaphala. 3. Jelaskan pengertian karmaphala. 4. Buatlah masing-masing satu contoh jenis-jenis karmaphala 5. Bagaimanakah cara menghindari nasib buruk?56 Kelas VII SMPBab4 Sad AtatayiSad AtatayiAmatilah sloka di bawah lalu carilah maknanya dari berbagai informasi yangmereka peroleh. Veda Vakya Ahimsā satyam akrodas Tyāgah śāntir apaiśunam Dayā bhūtesw aloluptvam Mārdawam hrīr acāpalan TerjemahanTanpa kekerasan, kebenaran, bebas dari kemarahan, tanpa pamrih, tenang,benci dalam mencari kesalahan, welas asih terhadap makhluk hidup, bebas dari kelobaan, sopan, kerendahan hati dan kemantapan. [Bhagavadgita XVI. 2] Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari Bab IV ini, peserta didik diharapkan mampu:1. menjelaskan pengertian Sad Atatayi;2. menyebutkan dan menjelaskan macam-macam Sad Atatayi; dan3. menghindari perbuatan dan akibat dari Sad Atatayi.58 Kelas VII SMP4. Peta Konsep A. Pengertian Susila Susila B. Pengertian Sad Atatayi C. Bagian-bagian Sad Atatayi D. Cerita tentang Sad Atatayi D. Cara Menghindari Akibat dari Sad Atatayi Kata kunciAgnida, visadha, atharva, sastraghna, dratikarama, raja pisuna.A. Pengertian Susila Kata susila terdiri dari kata su dan sila. Kata “su” artinya baik, dan “sila”artinya perbuatan atau perilaku. Jadi, kata susila berarti perbuatan yang baik.Untuk menilai perbuatan baik dan buruk seorang manusia diukur dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain normaagama yang berasal dari wahyu Tuhan, norma kesopanan yang bersumber darihati nurani, norma kesusilaan yang bersumber dari tata pergaulan di masyarakatdan norma hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang. Walaupun umatmanusia telah diatur dengan banyak norma, kenyataannya kejahatan masihtetap saja terjadi di masyarakat. Secara nyata, terkadang manusia dikuasai oleh naluri ingin mengalahkan pihaklain yang tidak disenanginya. Homo homonilupus, artinya manusia mempunyaikecenderungan untuk menghancurkan musuh-musuhnya. Oleh karena itu,Brahma dalam sakti-Nya sebagai Saraswati menurunkan Veda sebagai pedomanyang paling sempurna untuk menata kehidupan umat manusia agar mencapaikesejahteraan lahir batin, baik semasa hidup maupun setelah ajal. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59Secara umum, membunuh dan menghancurkan sangat dilarang oleh semuaagama di dunia. Semua tata nilai yang hidup di masyarakat juga melarangpembunuhan dan penghancuran. Sistem budaya masyarakat yang dibangunpada hakikatnya untuk menghindari pembunuhan dan penghancuran. Semuasistem nilai yang dibangun mengharapkan kehidupan yang penuh dengan rasawelas asih, saling melindungi, dan saling menjaga. Pada hakikatnya, semuamasyarakat sangat anti dengan kekerasan. Ketika ada masalah yang muncul,hendaknya diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Walaupun semua orang tidak menghendaki kekerasan, ternyata pembunuhandan konflik selalu ada di masyarakat. Agama Hindu memperbolehkan adanyapembunuhan yang disebut sebagai Pati Kawenang untuk alasan PancaWida,sebagai berikut:1. membela diri, hal ini terjadi apabila sudah terdesak dan nyawa kita terancam. Dalam situasi seperti ini, maka membunuh karena membela diri dibenarkan;2. upacara Yajña, membunuh dalam Yajña bukan semata-mata menghilangkan nyawa mahluk lain, tetapi mempunyai fungsi panyupatan, atau mengangkat derajat kemuliaan hewan atau tumbuhan yang dikorbankan untuk kepentingan Yajña;3. percobaan ilmu pengetahuan;4. kesehatan tubuh kita; dan5. menjaga keseimbangan populasi hewan. Hal ini dilakukan agar populasi hewan tidak banyak sehingga tidak membahayakan keselamatan manusia.B. Pengertian Sad Atatayi Coba kamu amati sloka yang tertuang dalam kitab Sarascamuscaya, lalucari berbagai informasi tentang maksud sloka Sarascamuscaya di bawah ini! Veda Vakya Risakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subhasubhakarma, kunang panentasaken ring subhakarma juga ikang asubhakarma phalaning dadi wwang. [saracamuscaya sloka, 2] Terjemahan Di antara semua makhluk hidup hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah yang melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah ke dalam perbuatan baik segala perbuatan yang buruk itu, demikian gunanya [pahalanya] menjadi manusia.60 Kelas VII SMPSad Atatayi terdiri dari kata sad dan atatayi. Sad berarti enam dan atatayiberarti cara melakukan pembunuhan. Dengan demikian, sad atatayi berartienam cara untuk melakukan pembunuhan. Sesungguhnya Veda sebagai kitabsuci umat Hindu memberikan tuntunan tentang Ahimsakarma, yaitu laranganuntuk untuk melakukan pembunuhan terhadap sesama makhluk hidup denganmotivasi balas dendam dan kemarahan. Dalam ajaran Ahimsakarma, membunuhmanusia ataupun membunuh seekor semut berarti melakukan karma buruk yangpasti akan dipetik buahnya di kemudian hari. Dalam Kitab disebutkan bahwa rusa-rusa yang sedang merumput di lapanganyang hijau, ikan-ikan yang sedang berenang di telaga yang jernih dipanah dandipancing oleh manusia untuk alasan kesenangan dan kesehatan. Akibat darisemua itu, tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang terhindar dari penyakit.Penyakit yang dimaksud adalah penyakit dengan kualitas rendah ataupun dengankualitas tinggi yang bisa menguras banyak biaya.C. Bagian-Bagian Sad Atatayi1. AgnidaAgnida adalah cara membunuh orang dengan cara membakar rumahnyasehingga juga membakar orangnya, seperti pencuri yang tertangkap kemudiandi bakar hidup-hidup, orang yang ada dalam rumahnya mati terpanggang.Para teroris yang melakukan pengeboman termasuk dalam kelompok Agnida.Contoh cerita tentang Agnida yang patut direnungkan untuk diambilhikmahnya dapat ditemukan dalam kisah Mahabharata, yang kisah singkatnyasebagai berikut:“Pada suatu ketika, Duryadana mengundang Kunti dan Panca Pandawauntuk berlibur. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudahdisediakan oleh Duryadana. Duryadana mempunyai niat jahat untuk membakarrumah yang dihuni Panca Pandawapada malam hari. Bima diberitahuoleh Widura bahwa rumah tempatmenginap ibu Kunti dan Panca Pandawaakan dibakar oleh Duryadana di malamhari. Kemudian, dibuatlah terowonganagar dapat menyelamatkan diri. Ketikamalam hari, rumah tempat Dewi Kuntidan Panca Pandawa menginap dibakar. Sumber: //www.kidnesia.com/var/ gramedia/storage/images/kidnesia2014Dewi Kunti dan Panca Pandawa dapat Gambar 4.1 ilustrasi menyelesaikan masalahmenyelamatkan diri ke hutan melaluiterowongan.” dengan musyawarah Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 612. Visada Visada artinya meracuni baik sesama manusia maupun binatang sampai pingsan, maupun sampai mati. Hal ini adalah merupakan perbuatan dosa sebab perbuatan ini sangat bertentangan dengan hakekat hidup yang beradab. Contoh perilaku Visada dapat direnungkan dalam cerita di bawah ini. “Seorang anak mempunyai kegemaran memancing ikan di sungai atau di kolam. Kadang-kadang ia mendapatkan banyak ikan, namun kadang-kadang mendapatkan sedikit ikan, hasilnya tidak menentu. Pada suatu hari, ia datang ke sungai untuk memancing tetapi hingga siang hari ia tidak mendapatkan seekor ikan pun. Dengan gelisah, cemas, dan penuh harapan ia pergi ke sebuah warung membeli portas dan racun lainnya. Kembalilah ia ke sungai untuk melepaskan racun tadi supaya ikan-ikan besar, belut, kepiting, udang, lele baik besar maupun kecil mati dan hanyut semua. Kemudian, setelah ikan-ikan itu mati ia hanya mengambil beberapa ekor ikan yang besar saja sedangkan yang lainnya dibiarkan hanyut.” Perbuatan ini tidak berdasarkan Tat Twam Asi. Perbuatan ini termasuk pembunuhan secara kejam dengan jalan meracuni, yang dilarang oleh ajaran agama maupun pemerintah.3. Atharva Atharva adalah cara membunuh dengan kejam dengan mempergunakan ilmu hitam. Secara antropologi, fenomena ini ternyata ada di seluruh masyarakat dunia baik yang tergolong sudah mempunyai peradaban maju maupun yang masih tergolong primitif. Bahkan di era modern ini sebagian orang masih mempercayai ilmu hitam, misalnya santet, teluh atau di Bali dikenal leak.4. Sastraghna Sastraghna adalah membunuh dengan cara membabi buta atau mengamuk. Contoh tentang hal ini dapat ditemukan dalam tragedi pembunuhan siswa taman kanak-kanak beberapa kali di Amerika Serikat. Dalam Sarasamuscaya 324 disebutkan: “Kunang ikang wwang gumawayaken ikang ulah papa, tan masih mwk ngaranika, apayapan awaknya gumawayikang kapapan, awaknya amukti phalanya dlaha” Terjemahan Adapun orang yang melakukan perbuatan jahat itu, dinamai dengan orang yang tidak sayang dengan dirinya sendiri atau karena dirinya sendiri berbuat kejahatan [karenanya] dirinya sendiri yang akan mengalami akibatnya kelak.62 Kelas VII SMP5. Dratikrama Dratikrama adalah membunuh dengan cara melakukan perbuatan memperkosa, sehingga menghancurkan masa depan seseorang. Selain itu, Dratikrama juga dapat merusak tatanan nilai yang hidup di masyarakat. Contoh perilaku Dratikrama: Orang tua yang ingin bersetubuh dengan anak remaja dan karena menolak akhirnya diperkosa/dipaksa. Setelah diproses ke meja hijau, ia pun dihukum dan membawa aib bagi keluarga.6. Raja Pisuna Raja Pisuna adalah membunuh dengan cara melakukan fitnah.Perbuatan memfitnah ini sesungguhnya lebih kejam dari melakukan pembunuhan. Mereka yang melakukan fitnah sampai menyebabkan orang lain meninggal dunia. Orang yang melakukan hal ini maka kelak setelah mati, rohnya akan terlempar ke Neraka Niraya yaitu neraka yang sangat panas menyiksa. Kelak setelah lahir kembali ke dunia, maka kelahirannya akan menjadi binatang anjing. Kalaupun masih mempunyai sisa karma baik dan dapat kembali terlahir menjadi manusia, maka sepanjang hidupnya akan selalu mendapat hinaan. Bukan itu saja, sepanjang hidupnya akan selalu dalam keadaan susah dan menderita.D. Cerita tentang Sad Atatayi Di dalam Kitab Sabha Parwa, salah satu episodenya menceritakan upayakeras para Kurawa untuk menghabisi keluarga Panca Pandawa. Panca Pandawaterdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa. Sementara seratuskurawa terdiri dari Duryodana dan adiknya yang berjumlah 99 orang. Berbagaimacam cara sudah dilakukan untuk membunuh Panca Pandawa, tetapi semuatidak berhasil karena Panca Pandawa selalu mendapatkan pertolongan dari paraDewata. Mereka mendapatkan pertolongan Dewata karena mereka baik hati,sopan, santun, disiplin dalam belajar, dan berani dalam menghadapi masalah.Atas bujukan Sengkuni, paman dari Duryodana atau kakak dari PermaisuriGandari, Korawa merekayasa agar Panca Pandawa menghadiri upacara Durgapujadi luar kota kerajaan. Dengan licik, Sangkuni yang dibantu oleh rakyat Kerajaan Gandara membangunsebuah istana megah dan indah, tetapi bahannya terbuat dari kardus. Istanakardus ini dipersiapkan untuk menginap Panca Pandawa ketika mengikuti upacaraDurgapuja. Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah rombongan PancaPandawa ini ke tempat dilaksanakan upacara. Semua berjalan lancar, tidak adayang aneh dan tidak ada kendala yang dihadapi.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 63Setelah upacara berlangsung, maka beristirahatlah Panca Pandawa denganistrinya Dewi Drupadi di dalam istana kardus dengan tidak merasa curiga.Kecurigaan mulai muncul ketika tengah malam tiba, karena semua pintu terkuncidari luar. Kemudian, Bima dengan kekuatan kuku Pancanakanya menggalilubang di bawah rumah kardus yang tembus sampai ke hutan. Keluarga Panca Pandawa ini bergegas meninggalkan rumah kardus melaluilubang terowongan yang dibuat oleh Bima. Begitu sampai di hutan, dengan cepatrumah kardus itu terbakar karena dibakar oleh anak buahnya Sengkuni, RajaGandara. Pada saat pagi tiba, mereka semua pura-pura bersedih mengenangkeluarga Pandawa yang dikiranya sudah hangus terbakar bersama istana kardus itu. Pesan dari cerita ini adalah jangan berusaha membunuh orang lain dengancara apapun juga. Dosanya sangat besar bagi mereka yang melakukan pembunuhanterhadap orang lain, di antaranya adalah terancam hukuman sampai 20 tahundi dunia. Berdasarkan kepercayaan, para pembunuh itu akan terlahir di alamneraka dan bila reinkarnasi kembali akan menjadi orang yang selalu sakit-sakitansepanjang hidupnya, kemudian akan meninggal dengan mengenaskan.E. Cara Menghindarkan Diri dari Akibat Negatif Sad Atatayi Sad Atatayi adalah enam cara untuk melakukan pembunuhan secara kejam.Kejahatan pembunuhan di dalam hukum negara diatur di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Ancaman hukumannya sangat berat, mulai dari 5 tahunpenjara apabila dilakukan tanpa disengaja. Apabila dilakukan dengan perencanaansebelumnya, maka ancaman hukumannya mulai dari 12 tahun sampai dengan 20tahun penjara. Ada pula yang sampai dijatuhi hukuman mati apabila pelakunyamelakukan pemberatan atau perbuatan asusila sebelum membunuh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa akibat dari melakukan pembunuhan rohpelakunya akan dilempar di alam neraka dan apabila terlahir kembali tidak akankembali menjadi manusia. Rohnya bisa menjadi binatang, pohon atau mungkinbisa menjadi batu. Namun apabila terlahir kembali menjadi manusia kelahirannyaakan menjadi orang yang hina dan umurnya tidak panjang. Ada beberapa penyebab orang berani melakukan kejahatan pembunuhan.Tetapi secara umum teridentifikasi penyebab pembunuhan itu karena dendam,cemburu, motivasi harta atau uang terutama dalam kasus perampokan, motivasipolitik, dan menderita kelainan jiwa. Mengingat begitu buruknya akibat dari melakukan pembunuhan, makaagama Hindu memberikan jalan yang terbaik agar terhindar dari niat untukmelakukan pembunuhan, sebagai berikut:64 Kelas VII SMP1. Selalu mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi, para dewa, dan leluhur melalui berbagai media upacara keagamaan. Puja Tri Sandya setiap hari jangan diabaikan karena akan dapat menghapuskan kegalauan hati akibat banyaknya masalah dalam kehidupan. Mencurahkan keresahan hati di dalam doa sambil melantunkan lagu-lagu pujian secara hikmat dan khusuk. Semua ini akan dapat mengurangi rasa dendam, putus asa, dan mencegah niat untuk membunuh.2. Serius mendengarkan, memahami, dan melaksanakan ajaran Guru, terutama Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan Guru Wisesa. Bagi mereka yang berani melawan guru, maka akan mendapatkan ganjaran atau balasan berupa kesulitan sepanjang hidupnya. Contohnya, bila seorang anak wanita yang berani melawan ibu kandungnya, bisa kesulitan saat melahirkan anaknya di kemudian hari. Untuk itu, jangan marah kepada guru sehingga niat untuk membunuh menjadi hilang.3. Lakukan tirta yatra secara teratur mungkin setahun sekali. Ini penting karena Kitab Suci Sarasamuscaya menganjurkan agar umat Hindu melakukan Tirta Yatra. Melaksanakan Tirta Yatra sama artinya dengan 5 kali melakukan Yajña. Tirta Yatra itu bisa dilakukan oleh siapa saja tidak peduli mereka kaya atau miskin. Dalam Tirta Yatra akan didapatkan air suci, bisa bertemu dengan orang suci dan menambah wawasan sehingga tidak merasa diri paling menderita di dunia ini. Keuntungan bertemu dengan orang suci adalah sangat besar sebagai berkah utama, keuntungan dapat menyentuh orang suci bisa menghapuskan dosa, kalau melaksanakan ajaran orang suci, akan mendapatkan surga. Dengan demikian, niat kejam untuk membunuh orang akan hilang setelah melakukan Tirta Yatra bersama keluarga atau teman-teman.4. Rajin mengikuti kegiatan keagamaan, seperti latihan Dharmagita, latihan tarian keagamaan Hindu, latihan gamelan, Dharmawacana atau Darmatula. Dengan latihan seni upacara keagamaan seperti menari dan menabuh gamelan, maka akan terasah rasa estetika yang ada di dalam diri. Budi akan semakin halus, perilaku akan semakin berkarakter karena otak kanan kita terlatih baik. Dengan mengikuti latihan kehalusan budi, maka keraguan akan keberadaan Sang Hyang Widhi dan hukum Karmaphala sama sekali tidak ada. Kalau sudah yakin dengan hukum karma, maka niat untuk membunuh dengan cara apapun akan hilang dengan sendirinya sehingga akan terhindar dari akibat buruk Sad Atatayi.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 655. Perhatikan teman dekat kita. Hindari bergaul dengan para pemabuk, penjudi, pencuri, apalagi dengan pembunuh. Pergaulan itu sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Apabila lingkungan kita buruk, maka perilaku kita akan mempunyai kecenderungan buruk. Kalau bergaul dengan pencuri dan pembunuh, maka cepat atau lambat akan terpengaruh untuk menjadi pencuri dan pembunuh. Begitu juga sebaliknya, kalau bergaul dengan orang-orang sukses, maka kita akan sukses. Dengan kata lain, bergaul dengan orang baik akan terhindar dari niat untuk membunuh orang lain sehingga terhindar juga dari akibat buruk melakukan pembunuhan.6. Olah raga dan istirahat secara teratur. Di dalam tubuh yang sehat akan bersemayam juga jiwa yang sehat. Jangan mengabaikan kesehatan tubuh, karena dengan tubuh yang sehat penampilan nampak prima dan diperhatikan orang lain. Hal ini juga dapat mencegah niat untuk melakukan pembunuhan.7. Lakukan tapa, brata, yuga, dan samadi dengan tertib. Tapa artinya pengendalian diri, brata artinya puasa mengendalikan makan dan minum, sedangkan samadi artinya konsentrasi pikiran. Sebagaimana seekor ulat yang bertapa di dalam kepompong, kemudian bisa terbang menjadi kupu-kupu. Begitu juga manusia, setelah melakukan tapa, brata dan samadi dengan baik, maka diharapkan kecerdasannya akan bertambah, kharisma dan wibawanya menjadi terpancar. Bagi yang wanita, kecantikannya dari dalam akan muncul. Orang-orang sukses adalah mereka yang selalu melakukan tapa, brata, dan samadi dari zaman ke zaman. Dengan demikian, niat untuk membunuh menjadi tidak ada dan merasa sia-sia.8. Latihan melakukan kebaikan. Hal ini nampaknya sederhana, tetapi melakukan kebaikan harus dilatih dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar. Mulai dari mematikan kran setelah memakai air, membuang sampah di tempatnya, membantu orang yang memerlukan pertolongan, dan menyumbang darah ketika ada korban perlu darah dalam peristiwa bencana alam.9. Dalam Kitab Sarasamuscaya dinyatakan, mereka yang selalu melakukan kebaikan akan terhindar dari bencana walaupun berada di atas tebing yang curam, berada di hutan belantara ataupun di dalam perang. Hal ini terjadi karena investasi atau tabungan karma baiknya itu yang memberikan perlindungan secara ajaib ketika musibah mengancamnya. Ini adalah cara agar terhindar dari niat untuk melakukan pembunuhan.66 Kelas VII SMP10. Hidup harus sejahtera dan Veda sangat menganjurkan umat Hindu dan umat manusia pada umumnya untuk selalu hidup makmur, damai, dan sejahtera. Artinya, agama Hindu sama sekali tidak menyukai kemiskinan dan kebodohan. Veda diturunkan untuk menuntun manusia agar tidak bodoh, karena kebodohan adalah sumber bencana yang sesungguhnya. Veda menganjurkan umat manusia rajin belajar agar pandai. Veda juga menganjurkan agar umat manusia hidup hemat agar bisa kaya, karena kekayaan menjadikan kita bahagia. Kita dapat membantu orang yang memerlukan bantuan dengan kekayaan baik berupa harta benda maupun uang. Ini merupakan tabungan karma baik yang kelak pasti berbuah manis.Tugas Proyek1. Kumpulkan gambar-gambar yang berhubungan dengan perilaku Sad Atatayi.2. Kelompokkan gambar sesuai dengan jenis Sad Atatayi.3. Susun gambar tersebut menjadi sebuah kliping dan dilengkapi dengan keterangan.4. Presentasikan kliping yang kamu buat di depan kelas.Penilaian Rubrik :Nama Siswa Kelas/semester :Tahun Pelajaran :No Aspek Penilaian Rentangan Penilaian Total 1 Percaya diri 1 2 34 Skor TTG2 Kelengkapan gambar3 Kesesuaian dengan tema4 Tanggung Jawab Jumlah Skor diperoleh :Keterangan Nilai TTO Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67Rangkuman 1. Sad Atatayi adalah enam cara untuk melakukan pembunuhan. 2. Sad Atatayi terdiri dari Agnida, Wisada, Atharwa, Sastraghna, Dretikrama, dan Rajapisuna. 3. Pembunuhan adalah termasuk dosa dengan kualitas berat, pelakunya bisa masuk alam neraka dan kalau terlahir kembali akan menjadi orang yang paling hina, ataupun sakit-sakitan sepanjang tahun. 4. Belajar Veda dengan tekun, hormat kepada orang tua dan taat kepada guru adalah salah satu cara untuk mencegah perbuatan yang tergolong Sad Atatayi. 5. Memfitnah yang menyebabkan kematian seseorang adalah cara membunuh yang paling kejam. Pelaku akan lahir di alam neraka yang bernama Niraya. Tubuhnya terpotong-potong, ada kepala saja yang berjalan disebut kumamang, ada perut saja yang berjalan disebut basang-basang, ada kaki saja yang berjalan disebut reregek, dan ada tangan saja yang bergerak disebut tangan-tangan. Zaman dulu hal ini ada disekitar kita. Hanya belakangan ini sudah menjauh ke alam lain, tetapi sekali waktu bisa muncul secara gaib di hadapan manusia yang berjodoh. 6. Akibat dari melakukan pembunuhan adalah menyengsarakan keluarga orang yang dibunuh dan dapat dihukum mati secara pidana.68 Kelas VII SMPI. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar! 1. Tujuh macam pembunuhan yang kejam dan keji disebut.... a. Sad Ripu b. Sad Atatayi c. Sapta Timira d. Sad Wara2. Salah satu bagian Sad Atatayi di bawah ini adalah .... a. Sastragna c. Surupa b. Dana d. Kulina3. Membuat orang lain menderita dengan cara guna-guna disebut...a. Agnida c. Atharwab. Wisada d. Raja Pisuna4. Menyakiti dengan membakar milik orang lain disebut....a. Agnida c. Atharwab. Wisada d. Raja pisuna5. Menyakit orang dengan mengadu domba atau memfitnah disebut....a. Agnida c. Atharwab. Wisada d. Raja pisuna6. Yang termasuk bagian Sad Atatayi di bawah ini adalah... a. Wisada, Agnida, Surupa, Atharwa, dst. b. Sastragna, Rajapisuna, Atharwa, Agnida, dst. c. Kulina, Wisada, Yowana, Dratikrama dst. d. Sura, Wisada, Dana, Atharwa, dst.7. Menyakiti dengan memperkosa milik orang lain adalah....a. Dratikrama c. Atharwab. Wisada d. Raja pisuna8. Membunuh dengan cara meracuni dalam ajaran Sad Atatayi disebut....a. Agnida c. Atharwab. Wisada d. Raja pisunaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 699. Membunuh seseorang dengan cara mengamuk membabi buta dalam ajaran Sad Atatayi disebut.... a. Agnida c. Atharwa b. Wisada d. Sastragna 10. Si Bagus adalah seorang yang memiliki sifat pendendam kepada Putu Jaya, sedangkan Putu Jaya sudah sempat minta maaf dengan Bagus. Suatu ketika Bagus diam-diam menuangkan racun di minuman Putu Jaya. Hal ini sesuai dengan contoh.... a. Agnida c. Atharwa b. Wisada d. SastragnaII. Uraian Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkanlah bagian-bagian Sad Atatayi! 2. Apakah dampak negatif perilaku Sad Atatayi? Jelaskan! 3. Uraikanlah pengertian Sad Atatayi? 4. Buatlah satu contoh perilaku Atharwa! 5. Buatlah contoh perilaku Agnida yang ada kaitannya dengan Cerita Mahabharata!70 Kelas VII SMPBab5KepemimpinanKepemimpinanBacalah dan pahamilah teks di bawah ini ! Marma ing sabisa-bisa Babasané muriha tyas basuki Puruita kang patut Lan traping angganira Ana uga anggêr-ugêring keprabun Abon-aboning panêmbah Kang kambah ing siyang ratri Terjemahan Maka sedapat mungkin, usahakan berhati baik, mengabdilah dengan baik, sesuai dengan kemampuanmu, juga tata-cara kenegaraan tata-cara berbakti, yang berlaku sepanjang waktu. [Serat Wedatama, I.10, Mangkunegara IV] Tujuan PembelajaranSebtelah mempelajari materi kepemimpinan, Peserta Didik diharapkan :1. Mampu menyebutkan tokoh-tokoh pemimpin dunia yang diketahui !2. Mampu menyebutkan Indonesia dari pertama sampai saat ini !3. Mampu menyebutkan nilai-nilai apakah yang dicontohkan dari pemimpin- pemimpin tersebut !A. Pengertian Kepemimpinan Istilah pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” yang dalam KamusBesar Bahasa Indonesia [KBBI] diartikan sebagai “bimbing atau tuntun”. Katakerja dari kata dasar ini, yaitu “memimpin” yang berarti “membimbing ataumenuntun”. Dari kata dasar ini pula lahirlah istilah “pemimpin” yang berarti“orang yang memimpin” [Tim Penyusun, 2005:874]. Kata pemimpin mempunyaipadanan kata dalam Bahasa Inggris “leader”. Sementara itu kata “pemimpin”mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kata “kepemimpinan”. Kepemimpinanadalah kemampuan yang dimiliki dari seorang pemimpin. Dengan kata lain,72 Kelas VII SMPkepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membimbingdan menuntun seseorang. Jika tadi kata pemimpin mempunyai padanan katadalam Bahasa Inggris, leader, maka kepemimpinan juga mempunyai padanankata dalam Bahasa Inggris yaitu leadership. Kata ini berasal dari kata dasar“lead” yang dalam Oxford Leaner’s Pocket Dictionary [Manser, et all.,1995 :236] diartikan sebagai “show the way, especially by going in front.” Sementaraitu kata “leadership” diartikannya sebagai “qualities of a leader.” Secara umum, kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untukmengoordinir dan mengerahkan orang-orang serta golongan-golongan untuktujuan yang diinginkan [Tim Penyusun, 2004:78]. Menurut William H.Newman[1968] kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lainatau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskanbagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengankepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpinyang baik. Menyimak pengertian di atas maka terkait dengan kepemimpinan adabeberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kepemimpinan selalu melibatkanorang lain sebagai pengikut. Kedua, dalam kepemimpinan terjadi pembagiankekuatan yang tidak seimbang antara pemimpin dan yang dipimpin. Ketiga,kepemimpinan merupakan kemampuan menggunakan bentuk-bentuk kekuatanuntuk mempengaruhi perilaku orang lain. Keempat, kepemimpinan adalah suatunilai [values], suatu proses kejiwaan yang sulit diukur. Kepemimpinan adalah proses memimpin, memanage, mengatur, menggerakkandan menjalankan suatu organisasi, lembaga, birokrasi, dan sebagainya. Kepemimpinanjuga bermakna suatu values atau nilai yang sulit diukur karena berhubungandengan proses kejiwaan, hal ini berhubungan dengan kepemimpinan sebagaikewibawaan. Dalam kepemimpinan selalu ada pembagian kekuatan yang tidakseimbang antara pemimpin dengan yang dipimpin. Oleh karena itu, seorangpemimpin harus memiliki sesuatu yang lebih daripada yang dipimpin. Pemimpinadalah teladan, panutan, dan orang yang pantas dicontoh oleh anggotanya. Hindumengajarkan dalam Kautilya Arthasastra tentang tujuan proses kepemimpinansebagai berikut. “Apa yang membuat Raja senang bukanlah kesejahteraan, tetapiyang membuat rakyat sejahtera itulah kesenangan seorang Raja.” Implikasi daripernyataan ini bahwa tujuan dan makna kesuksesan sebuah proses kepemimpinanadalah apabila tercipta kesejahteraan bagi seluruh anggota organisasi, bahkanlebih luas adalah kebahagiaan dunia. Sejarah kepemimpinan Hindu selalu menampilkan sosok seorang pemimpinsebagai keturunan dari Dewa. Hal ini menggambarkan bahwa seorang pemimpinselayaknya memiliki sifat-sifat kedewataan. Sifat-sifat kedewataan adalah menerangi[dev: sinar], melindungi [bhatara: pelindung], pemelihara [visnu: pemelihara].Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 73Oleh sebab itu, tidak mengherankan jikapara Raja terdahulu di Jawa misalnya, SriAirlangga digambarkan sebagai perwujudanWisnu yang menaiki burung Garuda[Garuda Wisnu Kencana]. Garuda adalahsimbol pembebasan, simbol kemerdekaan,bahwa seorang pemimpin harus dapatmembebaskan rakyatnya dari segala ke-papa-an dan ke-duka-an. Wisnu adalahsimbol pelindung, pemelihara Maha Agung,yang mampu melindungi seluruh rakyat darisegala ancaman dan gangguan, menciptakanrasa aman dan tenteram bagi masyarakat.Hal yang sama seperti Prabhu Siliwangidalam memerintah kerajaan Padjajaran. Sumber://upload.wikimedia.org/wikipedia/Sementara itu, Kencana adalah simbol commons/9/9e/Prabu_Siliwangi_Portrait.jpgkewibawaan, kemegahan, dan kekayaan. Gambar 5.1 Prabu SiliwangiInilah kelebihan yang harus dimiliki olehseorang Raja, yaitu bala [kekuatan], kosa [kekayaan] dan wahana [fasilitas].Apabila seorang pemimpin tidak memiliki kelebihan itu semua, maka dia akanditinggalkan oleh rakyatnya. Untuk itu dalam buku ini akan dibahas beberapasifat dewa, dan Asta Brata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaietika kepemimpinan.Kegiatan Siswa Tuliskan nama-nama tokoh Hindu yang berperan dalammengembangkan agama Hindu Indonesia mapun di dunia ! [Laporandalam bentuk portofolio]..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................74 Kelas VII SMPB. Kepemimpinan dalam Hindu Dalam agama Hindu, banyak ditemukan istilah yang menunjuk pada pengertianpemimpin. Ajaran atau konsep kepemimpinan [leadership] dalam Hindu dikenaldengan istilah Adhipatyam atau Nayakatvam. Kata “Adhipatyam” berasaldari “Adhipati” yang berarti “raja tertinggi” [Wojowasito, 1977 : 5]. Sedangkan“Nayakatvam” dari kata “Nayaka” yang berarti “pemimpin, terutama, tertua,kepala” [Wojowasito, 1977 : 177]. Di samping kata Adhipati dan Nayaka yangberarti pemimpin terdapat juga beberapa istilah atau sebutan untuk seorangpemimpin dalam menjalankan dharma negaranya yaitu: Raja, Maharaja,Prabhu, Ksatriya, Svamin, Isvara dan Natha. Di samping istilah-istilah tersebutdi Indonesia kita kenal istilah Ratu atau Datu, Sang Wibhuh, Murdhaning Jagatdan sebagainya yang mempunyai arti yang sama dengan kata pemimpin namunsecara terminologis terdapat beberapa perbedaan [Titib, 1995 : 3]. Asal-usul seorang pemimpin sebenarnya telah ditegaskan dalam kitab suciVeda [Yajurveda XX.9]. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yang secarajelas menyatakan bahwa seorang pemimpin berasal dari warga negara atau rakyat.Tentunya yang dimaksudkan oleh kitab suci ini adalah benar-benar memilikikualifikasi atau kemampuan seseorang. Hal ini adalah sejalan dengan bakat dankemampuan atau profesi seseorang yang dalam bahasa Sanskerta disebut denganVarna. Kata Varna dari urat kata “Vr” yang artinya pilihan bakat dari seseorang[Titib, 1995 : 10]. Bila bakat kepemimpinannya yang menonjol dan mampumemimpin sebuah organisasi dengan baik disebut ksatriya, karena kata ksatriyaartinya yang memberi perlindungan. Demikian pula yang memiliki kecerdasanyang tinggi, senang terjun di bidang spiritual, ia adalah seorang Brahmana.Demikian pula profesi-profesi masyarakat seperti pedagang, bussinessman,petani, nelayan, dan sebagainya Dalam sejarah Hindu, banyak contoh pemimpin yang perlu dijadikansuri teladan. Di setiap zaman dalam sejarah Hindu selalu muncul tokoh yangmenjadi pemimpin. Sebut saja Erlangga, Sanjaya, Ratu Sima, Sri Aji Jayabhaya,Jayakatwang, Kertanegara, Hayam Wuruk, Gajah Mada, dan masih banyak lagilainnya. Di era sekarang, banyak tokoh Hindu yang juga dapat dijadikan sebagaipanutan/pimpinan seperti : Mahatma Gandhi, Svami Vivekananda, Ramakrsna,Sri Satya Sai dan sebagainya. Selain itu contoh kepemimpinan Hindu yang idealdapat ditemukan dalam cerita Itihasa dan Purana. Banyak tokoh dalam ceritatersebut yang diidealkan menjadi pemimpin Hindu. Misalnya: Dasaratha, SriRama, Wibhisana, Arjuna Sasrabahu, Pandudewanata, Yudisthira, dan lain-lain. Dalam cerita Itihasa dan Purana, antara pemimpin [Raja] tidak bisa dipisahkandengan Pandita sebagai Purohito [penasehat Raja]. Brahmana ksatriya sadulurartinya penguasa dan pendeta sejalan. “Raja tanpa Pandita lemah, Pandita tanpaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 75Raja akan musnah.” Misalnya: Bhatara Guru dalam memimpin KahyanganJonggring Salaka dibantu oleh Maharsi Narada sebagai penasehatnya, MaharajaDasaratha ketika memimpin Ayodya dibantu oleh Maharsi Wasistha, MaharajaPandu dalam memimpin Astina dibantu oleh Krpacharya dan sebagainya.Kemudian dalam perkembangan Zaman banyak tokoh bermunculan untukmemajukan Hindu baik itu di Indonesia maupun di negara lain.Kegiatan SiswaPetunjuk :1. Buatlah kelompok, kemudian buat daftar pertanyaan tentang tugas pemimpin sebagai pedoman wawancara kepada RT, RW, dan tokoh pemimpin suatu lembaga di lingkungan tempat tinggalmu.2. Tuliskan hasil wawancara pada setiap kelompok terkait dengan tugas pemimpin yang telah kamu wawancarai dan presentasikan di depan kelas.C. Tipologi Kepemimpinan Hindu Kata tipologi dalam KBBI adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalamgolongan-golongan menurut corak watak masing-masing. Tipologi kepemimpinanHindu adalah jenis-jenis kepemimpinan dalam ajaran Hindu. Dalam konsepkepemimpinan Barat, yang lebih banyak dijadikan dasar adalah sikap dan tingkahlaku dari para pemimpin-pemimpin besar di dunia. Oleh kerena itu, merekabanyak mengemukakan jenis-jenis kepemimpinan yang sesuai dengan tokohpersonalnya, seperti: kepemimpinan Karismatik, kepemimpinan Paternalistik,kepemimpinan Maternalistik, kepemimpinan Militeristik, kepemimpinan Otokrasi,kepemimpinan Lassez Faire, kepemimpinan Populistik, kepemimpinan Eksekutif,kepemimpinan Demokratik, kepemimpinan Personal, kepemimpinan Sosial danmasih banyak lagi lainnya. Lain halnya dengan konsep kepemimpinan Hindu.Selain dasar tersebut, yang terutama sekali dalam kepemimpinan Hindu bersumberdari kitab suci Weda dan diajarkan oleh para orang-orang suci. Kepemimpinan Hindu juga banyak mengacu pada tatanan alam semestayang merupakan ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Adapun konsep-konsep Kepemimpinan Hindu yang banyak diajarkan dalamsastra dan susastranya antara lain : Sad Warnaning Rajaniti, Catur KotamaningNrpati, Tri Upaya Sandi, Pañca Upaya Sandi, Asta Brata, Nawa Natya, PañcaDasa Paramiteng Prabhu, Sad Upaya Guna, Pañca Satya, dan lain-lain. Berikutini rincian dari konsep-konsep kepemimpinan Hindu:76 Kelas VII SMP1. Sad Warnaning Rajaniti Sad Warnaning Rajaniti atau Sad Sasana adalah enam sifat utama dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang raja. Konsep ini ditulis Candra Prkash Bhambari dalam buku “Substance of Hindu Politiy.” Adapun bagian-bagian Sad Warnaning Rajaniti ini adalah : a. Abhigamika, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu menarik perhatian positif dari rakyatnya. b. Prajña, artinya seorang raja atau pemimpin harus bijaksana. c. Utsaha, artinya seorang raja atau pemimpin harus memiliki daya kreatif yang tinggi. d. Atma Sampad, artinya seorang raja atau pemimpin harus bermoral yang luhur. e. Sakya samanta, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu mengontrol bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang baik. f. Aksudra Parisatka, artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu memimpin sidang para menterinya dan dapat menarik kesimpulan yang bijaksana sehingga diterima oleh semua pihak yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.2. Catur Kotamaning Nrpati Catur Kotamaning Nrpati merupakan konsep kepemimpinan Hindu pada jaman Majapahit sebagaimana ditulis oleh M. Yamin dalam buku “Tata Negara Majapahit.” Catur Kotamaning Nrpati adalah empat syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Adapun keempat syarat utama tersebut adalah : a. Jñana Wisesa Suddha, artinya raja atau pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luhur dan suci. Dalam hal ini ia harus memahami kitab suci atau ajaran agama [agama agëming aji]. b. Kaprahitaning Praja, artinya raja atau pemimpin harus menunjukkan belas kasihnya kepada rakyatnya. Raja yang mencintai rakyatnya akan dicintai pula oleh rakyatnya. Hal ini sebagaimana perumpamaan singa [raja hutan] dan hutan dalam Kakawin Niti Sastra I.10 berikut ini : Singa adalah penjaga hutan, akan tetapi juga selalu dijaga oleh hutan. Jika singa dengan hutan berselisih, mereka marah, lalu singa itu meninggalkan hutan. Hutannya rusak dibinasakan orang, pohon-pohonnya ditebangi sampai menjadi terang, singa yang lari bersembunyi dalam curah, di tengah-tengah ladang, diserbu dan dibinasanakan. a. Kawiryan, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwatak pemberani dalam menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan pengetahuan suci yang dimilikinya sebagainya disebutkan pada syarat sebelumnya.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 77b. Wibawa, artinya seorang raja atau pemimpin harus berwibawa terhadap bawahan dan rakyatnya. Raja yang berwibawa akan disegani oleh rakyat dan bawahannya.3. Tri Upaya Sandhi Di dalam Lontar Raja Pati Gundala disebutkan bahwa seorang raja harus memiliki tiga upaya agar dapat menghubungkan diri dengan rakyatnya. Adapun bagian-bagian Tri Upaya Sandi adalah : a. Rupa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengamati wajah dari para rakyatnya. Dengan begitu ia akan tahu apakah rakyatnya sedang dalam kesusahan atau tidak. b. Wangsa, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui susunan masyarakat [stratifikasi sosial] agar dapat menentukan pendekatan apa yang harus digunakan. c. Guna, artinya seorang raja atau pemimpin harus mengetahui tingkat peradaban atau kepandaian dari rakyatnya sehingga ia bisa mengetahui apa yang diperlukan oleh rakyatnya.4. Pañca Upaya Sandhi Dalam Lontar Siwa Buddha Gama Tattwa disebutkan ada lima tahapan upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja dalam menyelesaikan persoalan- persoalan yang menjadi tanggung jawab raja. Adapun bagian-bagian dari Pañca Upaya Sandi ini adalah : a. Maya, artinya seorang pemimpin perlu melakukan upaya dalam mengumpulkan data atau permasalahan yang masih belum jelas duduk perkaranya [maya]. b. Upeksa, artinya seorang pemimpin harus meneliti dan menganalisis semua data-data tersebut dan mengodifikasikan secara profesional dan proporsional. c. Indra Jala, artinya seorang pemimpin harus bisa mencarikan jalan keluar dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai dengan hasil analisisnya tadi. d. Wikrama, artinya seorang pemimpin harus melaksanakan semua upaya penyelesaian dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. e. Logika, artinya seorang pemimpin harus mengedepankan pertimbangan- pertimbangan logis dalam menindaklanjuti penyelesaian permasalahan yang telah ditetapkan.5. Asta Brata Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana. Ajaran ini diberikan sebelum ia memegang tampuk kepemimpinan Alengka Pura pascakemenangan Sri Rama melawan78 Kelas VII SMPkeangkaramurkaan Rawana. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam PustakaSuci Manu Smrti IX.303 berikut ini Hendaknya raja berbuat seperti perilakuyang sama dengan dewa-dewa, Indra, Surya, Wayu, Yama, Waruna, Candra,Agni dan Prthiwi [Pudja dan Sudharta,2002:607].Hal itu kemudian ditegaskandalam Kakawin Ramayana XXIV.52 sebagai berikut: Sang Hyang Indra,Yama, Surya, Candra dan Bayu, Sang Hyang Kwera, Baruna, dan Agni itusemuanya delapan. Semua beliau itu menjadi pribadi sang raja. Oleh karenaitulah beliau harus memuja Asta Brata [Tim Penyusun,2004:98]. Ada perbedaan sedikit antara konsep Asta Brata dalam Pustaka Suci ManuSmrti dan Kakawin Ramayana. Pada Pustaka Suci Manu Smrti disebutkanPrthiwi Brata sementara itu pada Kakawin Ramayana disebutkan KweraBrata. Semua raja harus memuja Asta Brata ini. Karena Asta Brata inimerupakan delapan landasan sikap mental bagi seorang pemimpin. Adapundelapan bagian Asta Brata tersebut adalah :a. Indra Brata, kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk rakyat.b. Yama Brata, kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma.c. Surya Brata, kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia.d. Candra Brata, mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang Candra yang bersinar di malam hari.e. Bayu Brata, mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran atau kehendak [bayu] rakyat dan memberikan angin segar untuk para kawula alitatau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah.f. Baruna Brata, mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut.g. Agni Brata, mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang Hyang Agni.h. Kwera atau Prthiwi Brata, mengandung maksud seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 796. Nawa Natya Dalam Lontar Jawa Kuno yang berjudul “Nawa Natya” dijelaskan mengenai seorang raja dalam memilih pembantu-pembantunya [menterinya]. Ada sembilan kriteria yang harus diperhatikan oleh seorang raja dalam memilih para pembantunya. Sembilan kriteria inilah yang dikenal sebagai Nawa Natya. Adapun kesembilan kriteria itu adalah: a. Prajña Nidagda [bijaksana dan teguh pendiriannya]. b. Wira Sarwa Yudha [pemberani dan pantang menyerah dalam setiap medan perang]. c. Paramartha [bersifat mulia dan luhur]. d. Dhirotsaha [tekun dan ulet dalam setiap pekerjaan]. e. Wragi Wakya [pandai berbicara atau berdiplomasi]. f. Samaupaya [selalu setia pada janji]. g. Lagawangartha [tidak pamrih pada harta benda]. h. Wruh Ring Sarwa Bastra [bisa mengatasi segala kerusuhan]. i. Wiweka [dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk].7. Pañca Dasa Pramiteng Prabhu Dalam Lontar Negara Kertagama, Rakawi Prapañca menuliskan keutamaan sifat-sifat Gajah Mada sebagai Maha Patih Kerajaan Majapahit. Sifat-sifat utama itu pula yang mengahantarkan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Sifat-sifat utama tersebut ada 15 yang disebut sebagai Pañca Dasa Pramiteng Prabhu. Adapun kelima belas bagian dari Pañca Dasa Pramiteng Prabhu tersebut adalah a. Wijayana [bijaksana dalam setiap masalah]. b. Mantri Wira [pemberani dalam membela negara]. c. Wicaksananengnaya [sangat bijaksana dalam memimpin]. d. Natanggwan [dipercaya oleh rakyat dan negaranya]. e. Satya Bhakti Prabhu [selalu setia dan taat pada atasan]. f. Wagmiwak [Pandai bicara dan berdiplomasi]. g. Sarjawa Upasama [sabar dan rendah hati]. h. Dhirotsaha [teguh hati dalam setiap usaha]. i. Teulelana [teguh iman dan optimistis]. j. Tan Satrsna [tidak terlihat pada kepentingan golongan atau pribadi]. k. Dibyacita [lapang dada dan toleransi]. l. Nayakken Musuh [mampu membersihkan musuh-musuh negara]. m. Masihi Samasta Bawana [menyayangi isi alam]. n. Sumantri [menjadi abdi negara yang baik]. o. Gineng Pratigina [senantiasa berbuat baik dan menghindari pebuatan buruk].80 Kelas VII SMP8. Sad Upaya Guna Dalam Lontar Rajapati Gondala dijelaskan ada enam upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja dalam memimpin negara. Keenam upaya ini disebut juga sebagai Sad Upaya Guna. Adapun keenam upaya tersebut adalah : Siddhi [kemampuan bersahabat]; Wigrha [memecahkan setiap persoalan] ; Wibawa [menjaga kewibawaan]; Winarya [cakap dalam memimpin]; Gascarya [mampu menghadapi lawan yang kuat] dan Stanha [menjaga hubungan baik]. Dalam lontar yang sama disebutkan pula ada 10 macam orang yang bisa dijadikan sahabat oleh Raja. Kesepuluh macam tersebut adalah orang yang : a. Satya [jujur]. b. Arya [orang besar/mulia]. c. Dharma [baik]. d. Asurya [dapat mengalahkan musuh]. e. Mantri [bisa mengabdi dengan baik]. f. Salya Tawan [banyak kawannya]. g. Bali [kuat dan sakti]. h. Kaparamarthan [mempunyai visi yang jelas]. i. Kadiran [tetap pendiriannya]. j. Guna [banyak ilmunya].9. Pañca Satya Selain upaya, sifat, dan kriteria sebagaimana yang telah disebutkan di atas, masih ada satu lagi landasan bagi pemimpin Hindu dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Landasan ini ada lima yang dikenal sebagai Pañca Satya. Lima Satya ini harus dijadikan sebagai landasan bagi seorang pemimpin Hindu di manapun dia berada. Kelima landasan itu adalah : a. Satya Hrdaya [jujur terhadap diri sendiri/setia dalam hati]. b. Satya Wacana [jujur dalam perkataan/setia dalam ucapan]. c. Satya Samaya [setia pada janji]. d. Satya Mitra [setia pada sahabat]. e. Satya Laksana [jujur dalam perbuatan]. Kelima landasan ini juga harus dijadikan pedoman dalam hidupnya. Sehingga ia akan menjadi seorang pemimpin yang hebat, berwibawa, disegani dan sebagainya. Tingkat keberhasilan dari seorang pemimpin dalam memimpin itu sendiri ditentukan oleh dua faktor, yaitu : faktor usaha manusia [Manusa atau jangkunging manungsa] dan faktor kehendak Tuhan [Daiwa atau jangkaning Dewa]. Sementara tingkat keberhasilannya bisa berupa penurunan [Ksaya], tetap atau stabil [Sthana] dan peningkatan atau kemajuan [Vrddhi] [Kautilya,2004:392-393].Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 81Sifat dan sikap yang dimiliki seorang pemimpin merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan. Sifat dan sikap yang dimiliki oleh pemimpin dapat disempurnakan dengan mendalami, mempedomani, dan mengamalkan ajaran-ajaran serta berbagai ilmu pengetahuan yang dipelajari. Menurut Prof. Arifin Abdul Rachman dalam bukunya yang berjudul “Kerangka Pokok-pokok Mengenai Managemen Umum” menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan sifat-sifat para pemimpin, antara lain: a. Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin, antara lain adil, suka melindungi/mengayomi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan pada diri sendiri. b. Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat-sifat yang pada pokoknya sesuai dengan keperibadian bangsa, seperti bangsa Indonesia dengan Pancasila sebagai keperibadiannya, sebagai dasar Negara, dan cita-cita bangsa. c. Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam atau golongan pemimpin, seperti pemimpin partai politik, pemimpin keagamaan, pemimpin serikat buruh, dan sebagainya. Dalam lontar Raja Pati Gondala disebutkan ada sepuluh hal yang patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin, yaitu: a. Satya, artinya kejujuran. b. Arya, artinya orang besar. c. Dharma, artinya kebajikan. d. Asurya, artinya orang yang dapat mengalahkan musuh. e. Mantri, artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan. f. Salyatawan, artinya orang yang banyak sahabatnya. g. Bali, artinya orang yang kuat dan sakti. h. Kaparamarthan, artinya kerohanian. i. Kadiran, artinya orang yang tetap pendiriannya. j. Guna, artinya orang yang pandai. Demikianlah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat memimpin masyarakatnya dengan baik sehingga tercapai tujuan bangsa dan Negara yang dipimpinnya.Kegiatan SiswaPetunjuk : Buatlah kelompok, kemudian pilihlah nama-nama tokoh pemimpin danpejuang bangsa Indonesia baik sebelum kemerdekaan atau setelah kemerdekaan.1. Tuliskan nilai-nilai kepemimpinan sesuai dengan tipologi kepemimpinannya2. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas.82 Kelas VII SMPD. Contoh Kepemimpinan yang Baik Cerita Kepemimpinan YudhistiraPada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kuntiyang menguasai mantra Adityahredaya segera mewujudkan keinginan suaminyaitu. Mantra tersebut adalah ilmu pemanggil dewa untuk mendapatkan putera.Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan Dewa Dharmadan mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui persetubuhan. Yangdiberi nama Yudistira. Dengan demikian, Yudistira menjadi putera sulung Pandu,sebagai hasil pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. SifatDharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudistira sepanjang hidupnya.Yudistira alias Dharmawangsa beliau merupakan seorang raja yang memerintahkerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan yangtertua di antara lima Pandawa, para putera Pandu. Nama Yudistira dalam bahasaSanskerta bermakna “raja Dharma”, karena ia selalu berusaha menegakkandharma sepanjang hidupnya. Delapan nama Yudistira atau julukan yang dimilikinyasebagai berikut :1. Ajatasatru yaitu tidak memiliki musuh.2. Bharata ialah keturunan Maharaja Bharata.3. Dharmawangsa atau Dharmaputra,“keturunan Dewa Dharma.”4. Kurumukhya, “pemuka bangsa Kuru.”5. Kurunandana, “kesayangan Dinasti Kuru.”6. Kurupati, “raja Dinasti Kuru.”7. Pandawa, “putera Pandu.”8 Partha, “putera Prita atau Kunti.”Selain delapan julukan atau nama Yudistiraada empat nama julukan antara lain:1. Puntadewa, “derajat keluhurannya setarapara dewa.”2. Yudistira, “pandai memerangi nafsupribadi.” //upload.wikimedia.org/wikipedia/3. Gunatalikrama, “pandai bertutur bahasa.” commons/thumb/1/1e/Yudhishthira_statue_-_4. Samiaji, “menghormati orang lain bagai Birla_mandir.jpg/500px-Yudhishthira_statue_-_ Birla_mandir.jpgdiri sendiri.” Gambar 5.2 Patung Yudhistira di Birla Mandir, India Selanjutnya terjadi pernikahan antara Pandawa dengan Dropadi. Kemudianpara Pandawa kembali ke Hastinapura dan memperoleh sambutan luar biasa,kecuali dari pihak Duryodana. Persaingan antara Pandawa dan Korawa atas tahta Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 83Hastinapura kembali terjadi. Para sesepuh akhirnya sepakat untuk memberiPandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut. Korawa yang licik mendapatkanistana Hastinapura, sedangkan Pandawa mendapatkan hutan Kandawa Prasthasebagai tempat untuk membangun istana baru. Meskipun daerah tersebut sangat gersang dan angker, namun para Pandawamau menerima wilayah tersebut. Selain wilayahnya yang seluas hampir setengahwilayah kerajaan Kuru, Kandawaprastha juga merupakan ibu kota kerajaan Kuruyang dulu, sebelum Hastinapura. Para Pandawa dibantu sepupu mereka, yaituKresna dan Baladewa, berhasil membuka Kandawaprastha menjadi pemukimanbaru. Para Pandawa kemudian memperoleh bantuan dari Wiswakarma, yaituahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari bangsa Gandharwa.Maka terciptalah sebuah istana megah dan indah bernama Indraprastha, yangbermakna “kota Dewa Indra.” Dalam versi pewayangan Jawa, nama Indraprasthalebih terkenal dengan sebutan kerajaan Amarta. Menurut versi ini, hutan yangdibuka para Pandawa bukan bernama Kandawaprastha, melainkan bernamaWanamarta. Versi Jawa mengisahkan, setelah sayembara Dropadi, para Pandawatidak kembali ke Hastinapura melainkan menuju kerajaan Wirata, tempatkerabat mereka yang bernama Prabu Matsyapati berkuasa. Matsyapati yangbersimpati pada pengalaman Pandawa menyarankan agar mereka membukakawasan hutan tak bertuan bernama Wanamarta menjadi sebuah kerajaan baru.Hutan Wanamarta dihuni oleh berbagai makhluk halus yang dipimpin oleh limabersaudara, bernama Yudistira, Danduncana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu. Pekerjaan Pandawa dalam membuka hutan tersebut mengalami banyakrintangan. Akhirnya setelah melalui suatu percakapan, para makhluk halus merelakanWanamarta kepada para Pandawa. Prabu Yudistira kemudian memindahkanistana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para Pandawa. Setelahitu, ia dan keempat adiknya menghilang. Salah satu versi menyebut kelimanyamasing-masing menyatu ke dalam diri lima Pandawa. Puntadewa kemudianmenjadi Raja Amarta setelah didesak dan dipaksa oleh keempat adiknya. Untukmengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewapun memakai gelar Prabu Yudistira. Setelah menjadi Raja Amarta, Puntadewa atau Yudhistira berusaha keras untukmemakmurkan negaranya. Konon terdengar berita bahwa barang siapa yang bisamenikahi puteri Kerajaan Slagahima yang bernama Dewi Kuntulwinanten, makanegeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan sejahtera. Puntadewa sendiritelah memutuskan untuk memiliki seorang istri saja. Namun karena Dropadimengizinkannya menikah lagi demi kemakmuran negara, maka ia pun berangkatmenuju Kerajaan Slagahima. Di istana Slagahima telah berkumpul sekian banyak84 Kelas VII SMPraja dan pangeran yang datang melamar Kuntulwinanten. Namun sang puterihanya sudi menikah dengan seseorang yang berhati suci, dan ia menemukankriteria itu dalam diri Puntadewa. Kemudian Kuntulwinanten tiba-tiba musnahdan menyatu ke dalam diri Puntadewa. Sebenarnya Kuntulwinanten bukanmanusia asli, melainkan wujud penjelmaan anugerah dewata untuk seorangraja adil yang hanya memikirkan kesejahteraan negaranya. Sedangkan anak rajaSlagahima yang asli bernama Tambakganggeng. Ia kemudian mengabdi kepadaPuntadewa dan diangkat sebagai patih di kerajaan Amarta.Uji KompetensiKerjakan secara mandiri!1. Jelaskan pendapat kamu tentang pengertian pemimpinan Hindu! .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..........................................................................................................2. Jelaskan pendapat kamu tentang tipologi kepemimpinan Hindu! .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..........................................................................................................3. Tuliskan pendapat kamu tentang nilai-nilai kepemimpinan yang terkandung dalam cerita“Kepemimpinan Yudhistira” .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..........................................................................................................Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 85Relfeksi DiriTuliskan pendapat kamu tentang:1. Hal-hal baru apakah yang telah kalian dapatkan pada proses belajar tentang “Kepemimpinan”. .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ....................................................................2. Seandainya nanti anak-anak dewasa dan menjadi pemimpin hal-hal apakah yang akan dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia ini ! .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ....................................................................TugasKerjakan pada lembaran lain.Buatlah rangkuman dari materi kepemimpinan!86 Kelas VII SMPBab6 PancaYajñaPanca YajñaMarilah kalian renungkan isi dan makna sloka di bawah ini Veda Vakya Devārsin mañusyamsca pitrn grhyasca devatah Pujāyitva tatah pāscad Grhasthā sesabhugbha Terjemahan Setelah melakukan persembahan kepada para dewata, lalu kepada para Rsi dan leluhur yang telah suci, kepada deva penjaga rumah dan juga kepada tamu. Setelah itu barulah pemilik rumah boleh makan. Dengan demikian, ia terbebas dari dosa. [Manava Dharmasastra III. 117] Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:1. menjelaskan pengertian yajña;2. menyebutkan dasar pelaksanaan yajña;3. menyebutkan jenis yajña;4. menjelaskan kualitas yajña, yaitu Sattwika, Rajasika dan Tamasika;5. menyebutkan syarat pelaksanaan yajña;6. mempratikan membuat upakara yajña yang sederhana.88 Kelas VII SMPPeta Konsep A. Latar Belakang B. Pengertian Yajña Panca Yajña C. Jenis-jenis YajñaKata kunci D. Bentuk Pelaksanaan Yajña E. Syarat-syarat pelaksanaan Yajña F. Kualitas dan tingkatan YajñaYajña, Dewa Yajña, Rsi Yajña, Pitra Yajña, Manusa Yajña, Bhuta Yajña.A. Latar BelakangBacalah sloka Bhagavadgita di bawah ini: Saha-yajñāh prajāh sŗṣţvā purovaca prajāpatih Anena prasavisyadhvam eva vo ‘stv iṣţa kama-dhuk [Bhagavadgita, 3.10] TerjemahanPada zaman dulu Prajapati menciptakan manusia dengan Yajña dan bersabda dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu. [Niti Sastra IV.19] Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 89Berdasarkan sloka tersebut, maka manusia sebagai makhluk tertinggiderajatnya dibandingkan makhluk hidup lainnya. Sudah sewajarnya manusiamenyadari akan keberadaan dirinya yang diciptakan dan akan dipelihara atasdasar yajña. Beryajña adalah sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan sesuaidengan kemampuan masing-masing. Kadang kala kamu sering bertanya-tanya, mengapa kita beryajña? Jawabanatas pertanyaan itu sudah barang tentu, karena manusia memiliki tiga hutangyang disebut Tri Rna. Adapun bagian-bagian Tri Rna antara lain:1. Dewa Rna yaitu hutang yang patut kita bayar ke hadapan Tuhan sebagai Sang Pencipta.2. Pitra Rna yaitu hutang yang patut kita bayar ke hadapan orang tua baik yang sudah meninggal maupun yang belum meninggal.3. Rsi Rna yaitu hutang yang patut kita bayar ke hadapan para Rsi, sulinggih, atau guru. Ketiga hutang itulah sebagai dasar atau landasan pelaksanaan yajña yangkita warisi sampai sekarang. Di samping itu dasar pelaksanaan yajña adalahBhakti. Bhakti adalah bentuk penghormatan yang tulus ikhlas dan merupakandasar utama pelaksanaan Yajña. Bhakti tidak memerlukan kecerdasan tinggi.Bhakti hanya memerlukan kesetiaan, ketulusan, keikhlasan, dan kesabaran.Bhakti adalah ajaran Veda yang mempunyai nilai etika dan sopan santun yangsangat tinggi. Dengan bhakti masyarakat jadi teratur. Umat Hindu diwajibkan bhakti kepada orang tua yang melahirkan, orangyang lebih tua, pejabat negara, guru, raja, dan alam. Bukan itu saja, rasa bhaktidan terima kasih juga diberikan untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan sebagaiunsur lingkungan hidup yang ada di sekitar kita sesuai dengan ajaran Tri HitaKarana.B. Pengertian Yajña Secara etimologi, kata Yajña berasal dari kata yaj yang berarti persembahan,pemujaan, penghormatan, dan korban suci. Kata yaj berasal dari bahasaSanskerta. Jadi, pengertian yajña adalah korban suci yang tulus ikhlas tanpapamrih. Berdasarkan sasaran yang akan diberikan.90 Kelas VII SMPC. Jenis-Jenis Yajña1. Dewa Yajña Yajña jenis ini adalah persembahan suci yang dihaturkan kepada Sang Hyang Widhi dengan segala manisfestasi-Nya. Contoh Dewa yajña dalam keseharian, melaksanakan puja Tri Sandya, sedangkan contoh Dewa yajña pada hari-hari tertentu adalah melaksanakan piodalan [upacara pemujaan] di pura dan lain sebagainya.Tujuan pelaksanaan Dewa yajña untuk membayar hutang yang kita miliki ke hadapan Sang Hyang Widhi serta segala manifestasi [Dewa Rna] yang menciptakan alam semesta beserta isinya termasuk kita.2. Rsi Yajña Rsi yajña adalah korban suci yang tulus ikhlas kepada para Rsi. Mengapa yajña ini dilaksanakan, karena para Rsi sudah berjasa menuntun masyarakat dan melakukan puja surya sewana setiap hari. Para Rsi telah mendoakan keselamatan dunia alam semesta beserta isinya. Bukan itu saja, ajaran suci Veda juga pada mulanya disampaikan oleh para Rsi. Para Rsi dalam hal ini adalah orang yang disucikan oleh masyarakat. Ada yang sudah melakukan upacara dwijati disebut Pandita, dan ada yang melaksanakan upacara ekajati disebut Pinandita atau Pemangku. Umat Hindu memberikan yajña terutama pada saat mengundang orang suci yang dimaksud untuk menghantarkan upacara yajña yang dilaksanakan. Tujuan pelaksanaan Rsi yajña adalah untuk membayar hutang yang kita miliki ke hadapan Sulinggih, para Rsi, atau para guru [Rsi Rna]. Rsi yajña juga merupakan bentuk rasa terima kasih kita kepada para guru [Rsi Rna] atas petunjuk, nasehat, ilmu pengetahuan yang diberikan kepada kita. Dengan ilmu pengetahuan tersebut kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk.3. Pitra Yajña Korban suci jenis ini adalah bentuk rasa hormat dan terima kasih kepada para Pitara atau leluhur karena telah berjasa ketika masih hidup melindungi kita. Kewajiban setiap orang yang telah dibesarkan oleh orang tua [leluhur] untuk memberikan persembahan yang terbaik secara tulus ikhlas. Ini sangat sesuai dengan ajaran suci Veda agar umat Hindu selalu saling memberi demi menjaga keteraturan. Tujuan dari pelaksanaan Pitra yajña adalah untuk membayar hutang kehadapan para leluhur [Pitra Rna] yang merawat dan membesarkan kita.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 914. Manusa Yajña Manusa yajña adalah pengorbanan untuk manusia, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan. Umpamanya ada musibah banjir dan tanah longsor. Banyak pengungsi yang hidup menderita. Dalam situasi begini, umat Hindu diwajibkan untuk melakukan Manusa yajña dengan cara memberikan sumbangan makanan, pakaian layak pakai, dan sebagainya. Bila perlu terlibat langsung untuk menjadi relawan yang membantu secara sukarela. Dengan demikian, memahami Manusa yajña tidak hanya sebatas melakukan serentetan prosesi keagamaan, melainkan juga kegiatan kemanusiaan seperti donor darah dan membantu orang miskin juga termasuk Manusa yajña. Namun, Manusa yajña dalam bentuk ritual keagamaan juga penting untuk dilaksanakan. Karena sekecil apapun sebuah yajña dilakukan, dampaknya sangat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Umpamanya, kalau kita melaksanakan upacara potong gigi, maka semuanya ikut terlibat dan kena dampak. Untuk upacara Manusa yajña, agama Hindu mengajarkan agar dilakukan dari sejak dalam kandungan seorang ibu. Tujuan pelaksanaan manusa yajña adalah untuk membayar leluhur [Pitra Rna] yang telah membantu kita disaat membutuhkan pertolongan, juga untuk penyucian diri.5. Bhuta Yajña Bhuta yajña adalah korban suci yang tulus ikhlas tanpa pamrih kepada makhluk bawahan [para bhuta], termasuk para bhuta sekala maupun niskala yang ada di sekitar kita. Para bhuta ini cenderung menjadi kekuatan yang tidak baik, suka mengganggu. Tujuan pelaksanaan Bhuta yajña adalah untuk membayar hutang yang kita memiliki kepada para bhuta seperti alam semesta, makhluk hidup, yang merupakan ciptaan Sanghyang Widhi. Jadi Bhuta yajña yang kita laksanakan untuk membayar hutang kepada Sang Hyang Widhi [Dewa Rna].D. Bentuk Pelaksanaan Yajña Dalam berbagai bentuk yajña dan nilai-nilai simbolisnya ditemukan dalamBhagavadgita Bab IV pasal 23 sampai 30. Dalam kitab ini disimpulkan bahwapengorbanan adalah tiap-tiap usaha yang berakibat mengurangi rasa keakuandan mengurangi nafsu rendah semata-mata untuk mewujudkan bhakti kepadaHyang Widhi. Oleh karena itu, maka bentuk yajña dapat digolongkan ke dalam empatbesar, yaitu: Widhi yajña, Druwya yajña, Jnana yajña, dan Tapa yajña.92 Kelas VII SMP1. Widhi Yajña Widhi yajña adalah bentuk yajña yang diadakan dengan berlatar belakang pada kehidupan manusia yang mempunyai “hutang-hutang” atau Rnam. Rnam itu ada tiga, yaitu Dewa Rnam, Rsi Rnam, dan Pitra Rnam. Dewa Rnam adalah hutang manusia kepada Hyang Widhi. Berkat anugrah-Nya, atman atau roh dapat ber-reinkarnasi menjadi manusia; Rsi Rnam adalah hutang manusia kepada para Maha Rsi yang telah menyebarkan ajaran Veda sebagai pangkal ilmu pengetahuan sehingga manusia mempunyai kemampuan meningkatkan kualitas kehidupannya; Pitra Rnam adalah hutang manusia kepada leluhur sebagai yang mengembangkan keturunan. Manusia yang berbudi hendaknya menyadari adanya Tri Rnam ini serta melakukan yajña sebagaimana disebutkan dalam Manawa Dharmasastra Buku ke-IV [Atha Caturtho Dhayah] pasal 21: Rsi yajnam devayadnam bhuta yajnam ca sarvada, nryajnam pitryajnam ca yathacakti na hapayet “Hendaknya janganlah sampai lupa, jika mampu melaksanakan yajña untuk para Rsi, para Dewa, kepada unsur-unsur alam [Bhuta], kepada sesama manusia dan kepada para leluhur.” Ajaran ini berkembang di Nusantara sebagai “Panca yajña” dengan urutan: Dewa yajña, Rsi yajña, Pitra yajña, Manusa Yajña, dan Bhuta yajña. Tri Rnam “dibayar” dengan Panca yajña, sebab ada yajña-yajña yang bermakna atau bertujuan sama dalam kaitan Rnam, yaitu: Dewa Yajña dan Bhuta yajña ada dalam kaitan Dewa Rnam; Pitra Yajña dan Manusa yajña ada dalam kaitan Pitra Rnam, dan Rsi yajña khusus untuk Rsi Rnam.2. Druwya Yajña Druwya yajña adalah pengorbanan dalam bentuk materi yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Dalam keseharian, Druwya yajña ini dikenal dengan kegiatan me-Dana Punia. Dana Punia yang dilakukan tanpa mengharap balas jasa itulah yang utama sebagaimana disebutkan dalam Bhagavadgita XVII pasal 20: Datavyam iti yad danam, diyate nupakarine, dese kale ca patre ca, tad danam sattvikam smrtam

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 93


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề