apa beda mrt dengan lrt

CNN Indonesia

Selasa, 26 Oct 2021 18:01 WIB

Jakarta memiliki tiga moda transportasi berbasis rel; KRL, LRT dan MRT. Ilustrasi. [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah].

Jakarta, CNN Indonesia --

Kereta Lintas Rel Terpadu [LRT] Jabodebek mengalami kecelakaan saat melakukan uji coba di jalur layang lintas Cawang-Cibubur pada Senin [25/10]. Tabrakan terjadi tepatnya di jalur antara Stasiun LRT Harjamukti dengan Stasiun LRT Ciracas, Jakarta Timur.

Satu rangkaian kereta yang langsir menabrak rangkaian lainnya di satu rel yang sama. Langsir sendiri merupakan istilah pergerakan rangkaian kereta berpindah jalur rel. Masinis kereta dikabarkan mengalami luka ringan dan sedang mendapat perawatan di rumah sakit.

Namun pernahkah anda mengetahui perbedaan LRT Jabodebek dengan transportasi umum berbasis rel lainnya? Seperti MRT Jakarta dan KRL Commuter Line, berikut penjelasannya.


Dikutip dari berbagai sumber, satu set kereta LRT dengan 2-4 gerbong dapat menampung 600 penumpang. Sementara Moda Raya Terpadu [MRT] dan Kereta Rel Listrik [KRL] masing-masing dapat menampung 1.950 dan 2.000 penumpang dalam sekali jalan.

Kereta LRT Jabodebek secara khusus didesain oleh perusahaan pelat merah PT Inka [Persero] di Madiun, Jawa Timur. Sementara MRT dan KRL diproduksi oleh perusahaan yang berasal dari Jepang.

Struktur jaringan kereta juga dibangun sesuai dengan kebutuhan. LRT menggunakan struktur layang, MRT menggunakan struktur layang dan bawah tanah, sementara KRL menggunakan struktur layang dan atas tanah.

KRL dapat berjalan dengan kecepatan maksimal yakni 90 kilometer [km] per jam. Sementara LRT dapat menempuh kecepatan 100 km per jam dan MRT mampu berjalan hingga 110 km per jam.

Dari segi jumlah stasiun, KRL Commuter Line jauh lebih unggul dibandingkan pesaingnya. KRL memiliki 80 stasiun di seluruh wilayah Jabodetabek, sementara LRT Jabodebek memiliki 18 stasiun dan MRT hanya memiliki 13 stasiun di wilayah Jakarta saja.

Bagi anda yang ingin menggunakan ketiga moda transportasi tersebut dapat menggunakan kartu elektronik bank sebagai tiketnya. Namun jika tidak, sebagian stasiun melayani pembelian tiket secara tunai dan non-tunai melalui gerai yang tersedia.

Khusus MRT Jakarta, anda dapat menggunakan kartu Jak Lingko dan uang elektronik untuk membeli tiket perjalanan.

Hingga saat ini, LRT Jabodebek masih menyelesaikan pembangunan yang ditargetkan rampung pada pertengahan tahun depan. Sementara MRT Jakarta Fase 2 baru dimulai pembangunannya pada tahun ini dan akan menghubungkan Bundaran HI dengan Jakarta Kota.

[fry/agt]

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Jenis transportasi umum di Ibukota Jakarta semakin bertambah dengan kedatangan transportasi berbasis rel baru, MRT. Benar sekali, seperti kereta-kereta api bawah tanah yang ada di luar negeri. Keren sekali ya!

MRT atauMass Rapid Transit dibangun dalam waktu yang lama lho. Pasalnya transportasi umum ini dibuat dari tahun 2013 dan selesai di tahun 2019 yang lalu.

Selain MRT, sebenarnya kota Jakarta juga memiliki sejumlah alat transportasi kereta lainnya, sebut saja LRT dan KRL yang sudah lebih dulu ada. Ketiganya sama-sama memakai jenis rel yang sama, jugasama-sama digerakkan menggunakan aluran listrik.

Meskipun sama, ternyata ketiga alattransportasi ini memiliki perbedaan. Apakah anak mama sudah mengetahuinya?

Kalau belum, yuk cari tahu perbedaan MRT, LRT dan KRL yang telah dirangkumPopmama.com!

1. LRT

lrtjakarta.co.id

Pertama-tama mari kita melihat LRT terlebih dahulu. LRT atau Light Rail Transit merupakan kereta api yang tidak dapat menampung penumpang terlalu banyak. Bahkan lebih sedikit darikedua saudaranya, MRT dan KRL.LRT hanya dapat menampung 628 penumpang dalam 1 rangkaian kereta dengan 2-4 gerbing.

Sesuai namanya, LRT berukuran lebih ramping dari kereta lainnya, sehingga mengambil ruang lebih sedikit untuk bergerak. Meskipun tidak secepat MRT,LRT memiliki kecepatan yang masih terbilang cepat, sekitar 90 km/jam.

LRT lebih fleksibelkhususnya di jalanan macet seperti Jakarta, sehingga penumpang dapat tiba di tujuan lebih cepat. Ini karena kereta api satu iniberoperasi dengan jalur khusus, yaitu jalur layang yang bebas macet dan hambatan.

2. MRT

jakartamrt.co.id

MRT atauMass Rapid Transit merupakan alat transportasi rel terbaru di ibukota. Sesuai namanya, kereta api ini mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar berbeda dengan LRT, yaitu sebanyak1950 penumpang dalam 1 rangkaian kereta dengan 6 gerbong.

MRT merupakan alat transportasi massal yang cepat, yaitu sekitar 110 km/jam, hebat sekali bukan? MRT juga memiliki dua jalur lintasan, yaitu layang dan bawah tanah.

Lebih lanjut mengenai jalur MRT, kereta inimemiliki jarak antar stasiun atau pemberhentian yang pendek. Sistemperlintasannya ada dua, yaitu layang [rute Lebak Bulus-Sisingamangaraja] dan bawah tanah [ruteSisingamangaraja-Bundaran HI].rutenya sendiri hanya tersebar di kota-kota metropolitan yang padat penduduk.

Meskipun hanya memiliki rute di kota, MRT dapat membantu penumpangnya tiba di tujuan dengan tepat waktu. MRT sendiri memiliki jalur khusus di bawah tanah yang bebas macet dan hambatan. MRT hanya membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 menit untuk tiba di setiap stasiunnya.

Ada banyak hal keren seputar pembangunan MRT lho. Jalur MRT dibuat menggunakan bor rekasasa [Tunnel Boring Machine] sepanjang 6 km [sekitar 500 paus] hanya agar MRT dapat lewat. Sedangkan untuk stasiunnya dibuat dengan dalam setinggi 4 jerapah yang ditumpuk. Luar biasa ya!

EDITORS' PICKS

  1. Anak Balita Menelan Glitter, Apa yang Perlu Mama Lakukan?
  2. Perut Anak Buncit Tapi Kurus, Apakah Sehat atau Tidak?
  3. 9 Makanan dengan Kandungan Vitamin K untuk Anak-Anak

3. KRL

idntimes.com

Selain LRT dan MRT, ada juga KRL atau commuter line sebagai sara transportasi umum tertua di Jakarta dengan rute terbanyak yang tersebar di Jabodetabek.Penumpang KRL di Jakarta cukup banyak mencapai 950 ribu per hari dengan 6 jalur dan 80 stasuin yang tersebar di Jabodetabek.

KRL memiliki kecepatan sekitar 90 km/jam. Kereta ini mampu mengangkut penumpang dengan jumlah yang banyak karena memiliki 8-10 gerbong. KRL sendiri memiliki jalur layang dan atas tanah.

Meski tidak memiliki jalur bawah tanah, dan tidak secepat MRT ataupun LRT, KRL sering sekali menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berpergian entah untuk bekerja, sekolah, atau hal lainnya.

Transportasi berbasis rel ini masih banyak digunakan karena memiliki rute yang tersebar lebih luas dengan stasiun yang lebih banyak.

4. Alat transportasi pencegah macet

idntimes.com

Bagaimana? Sekarang si Kecil sudah tahu bukan perbedaan MRT, LRT, dan KRL. Meski terlihat sama mereka sebenarnya berbeda satu dengan yang lainnya.

Beralih dari perbedaan-perbedaan ketiga alat transportasi ini, sebenarnya semua memiliki keuntungan yang sama. Baik MRT, LRT, dan KRL sebenarnya telah ikut berkontribusi mengurangi jumlah kemacetan di kota Jakarta.

KRL, MRT, dan LRT setiap harinya memiliki jumlah penumpang yang banyak.Coba deh bayangkan apa yang akan terjadi jika mereka menggunakan alat transportasi pribadi seperti motor ataupun mobil. Waduh pastinya jalan raya akan bertambah padat.

Bukan hanya itu, ketiga alat transportasi berbasis rel ini juga membantu masyarakat yang tinggal di sekitar kota Jakarta lebih mudah untuk masuk ke ibukota, tentunya tanpa perlu khawatir terhambat kemacetan. Mereka dapat menggunakan MRT, LRT, dan KRL dengan harga yang terjangkau.

Melihat manfaat dari ketiga kereta ini, ada baiknya jika kita mendukung usaha pemerintah mengatasi macet di Jakarta dengan ikut memakainya. Murah, nyaman, aman, dan tentunya lebih efisien.

Baca juga:

  • Anak di Bawah 12 Tahun Dilarang Naik Pesawat, Cek Aturan Selengkapnya!
  • Inilah 4 Proses Daur Hidup Lalat yang Perlu Anak Ketahui
  • Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi

Indonesiabaik.id - Kereta merupakan salah satu moda transportasi publik yang secara umum digunakan masyarakat perkotaan di berbagai negara. Di Jakarta sendiri jenis moda transportasi publik ini sudah mengalami kemajuan dimulai dari KRL [Kereta Rel Listrik] Commuter Line, lalu MRT [Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu] yang akan beroperasi tahun 2019, dan LRT [Light Rail Transit] yang kemudian menyusul dengan target operasi pada 2019. KRL, MRT, dan LRT berfungsi memindahkan banyak orang dengan ruang jangkau dalam kota atau lintas kota yang berdekatan. Moda transportasi tersebut beroperasi dengan rute layanan di sekitar Jakarta dan kawasan penyangga Jakarta seperti Bekasi, Bogor atau Depok.

Secara garis besar KRL, MRT dan LRT tidak memiliki perbedaan yang dapat dilihat secara kasat mata. Ketiganya menggunakan kereta yang bergerak di atas rel untuk mengangkut orang banyak, tidak menggunakan lokomotif dan memanfaatkan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Namun, meski memiliki banyak kesamaan KRL, MRT, dan LRT masih memiliki beberapa perbedaan dan keunggulannya masing-masing, antara lain.

Berdasarkan ukuran kereta dan daya angkutnya, KRL memiliki kapasitas yang paling besar. Kemudian disusul oleh MRT dan yang terkecil adalah LRT. Meskipun terkecil, keunggulan LRT terletak pada kemampuannya mengangkut sejumlah penumpang, yang dihitung berdasarkan frekuensi perjalanannya dalam sehari. Frekuensi perjalanan tersebut tergantung pada jarak antar rangkaian kereta atau yang biasa dikenal dengan istilah “headway” dalam Bahasa Inggris.

Dari sisi sumber daya listrik, baik MRT maupun KRL mengambil dayanya dari listrik di atas kereta atau biasa disebut Listrik Aliran Atas [LAA]. Sementara LRT Jabodebek nanti akan mengambil listrik dari bawah atau [Listrik Aliran Bawah]. Sedangkan dari sisi rel, untuk MRT dan KRL seperti sistem transportasi kereta menggunakan sepasang rel untuk bergerak. LRT Jabodebek karena menggunakan Listrik Aliran Bawah [LAB], memiliki rel ketiga yang berisi aliran listrik atau biasa disebut Third Rail. Sesuatu yang belum pernah ada di Indonesia.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề