Analisislah mengapa model Rostow tentang PEMBANGUNAN dianggap gagal

Lihat Foto

THINKSTOCKS

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi senantiasa dipelajari dan dikaji. Kajian-kajian ini kemudian menghasilkan teori tentang pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan ekonomi berfungsi untuk menjelaskan mengenai faktor-faktor, mekanisme, dan prasyarat tercapainya pertumbuhan ekonomi.

Salah satu teori pertumbuhan ekonomi yang terkenal adalah teori yang dikemukakan oleh Walt W. Rostow.

Dilansir dari buku Ekonomi Pembangunan [2018] karya Christea Frisdiantara dan Imam Mukhlis, dijelaskan bahwa teori Walt W. Rostow membahas tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada lima tahap pertumbuhan ekonomi menurut Walt W. Rostow, yaitu:

Tahap masyarakat tradisional

Menurut Rostow, masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas.

Hal tersebut ditandai dengan cara produksi yang masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional [adat istiadat].

Baca juga: Teori Permintaan Uang Klasik

Tahap prasyarat untuk lepas landas

Tahap ini merupakan tahap transisi di mana masyarakat mulai untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan kekuatan sendiri.

Satu hal yang perlu diingat, yaitu pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai apabila diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.

Perubahan-perubahan tersebut berupa kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa digunakan untuk menurunkan biaya produksi.

Tahap tinggal landas

Pada tahap ini, pertumbuhan ekonomi mulai terjadi. Sebuah pertumbuhan ekonomi harus terlihat dengan adanya suatu perubahan drastis dalam masyarakat.

            Tulisan ini mengkaji mengenai satu teori yang sangat fenomenal dan berpengaruh, serta teori yang paling banyak mendapat komentar dari para ahli. Teori tersebut dikemukakan oleh seorang tokoh Ekonom Amerika yang bernama Walt Whitman Rostow. Teori pembangunan ekonomi versi Rostow ini sangat populer. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal [Maret 1956]. Walt Whitman Rostow kemudian membukukan ide tersebut dengan judul: The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto yang diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai ‘sebuah manifesto anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul. Rostow menjadikan teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai sejarah modern. Buku itu kemudian mengalami pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.

Rostow pulalah yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern.

Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan baru yang berkualitas. Teori ini secara mendasar bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.

Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow menggunakan analogi dari sebuah pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang hingga pesawat itu dapat lepas landas dan kemudian melayang di angkasa. Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara yang ditandai dengan adanya: a] kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat, b] sebagian besar non-pertanian, dan c] sangat berbasis perkotaan. Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para pakar ekonomi menganggap bahwa teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ini merupakan contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.

Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear [mono-economic approach] inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:

1. Tahap masyarakat tradisional [the traditional society], dengan karakteristiknya:

·         Pertanian padat tenaga kerja

·         Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi [era Newton]

·         Ekonomi mata pencaharian

·         Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan, dan

2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas [the preconditions for takeoff],

·         Pendirian industri-industri pertambangan

·         Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian

·         Perlunya pendanaan asing

·         Tabungan dan investasi meningkat

·         Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional

·         Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar

3. Tahap tinggal landas [the take-off], yaitu ditandai dengan:

·          Industrialisasi meningkat

·         Tabungan dan investasi semakin meningkat

·         Peningkatan pertumbuhan regional

·         Tenaga kerja di sektor pertanian menurun

·         Stimulus ekonomi berupa revolusi politik

·         Perubahan ekonomi internasional

·         Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10 persen dari Pendapatan nasional

·         Sektor usaha pengolahan [manufaktur]

·          Pengaturan kelembagaan [misalnya sistem perbankan]

4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi [the drive to maturity], ciri-cirinya:

  • Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
  • Diversifikasi industri
  • Penggunaan teknologi secara meluas
  • Pembangunan di sektor-sektor baru
  • Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 persen dari pendapatan nasional

5. Tahap era konsumsi massal tingkat tinggi [the age of high mass-consumption] dengan:

  •  Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa
  •  Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa
  •  Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran

Dengan melihat aspek lainnya yaitu sosial, politik, dan aspek nilai-nilai mengenai karakteristik tahap-tahap pertumbuhan ekonomi di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Menurut Rostow, dalam hal mengenai perubahan dari tahap tradisional ke arah industrial sebagai syarat pembangunan dan kemajuan, pembangunan ekonomi atau proses transformasi masyarakat dari tahap tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya peran sektor industri saja. Perubahan yang dimaksud selain dari perubahan struktural dari tradisionalitas menuju modernitas, dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya    berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.

2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.

3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarkat, dari melakukan investasi yang tidak produktif [seperti halnya menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya] menjadi investasi yang produktif.

4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi [misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap prestasi perorangan, dan sebagainya]

Dengan demikian, dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi menjadi lima tahap tersebut adalah karateristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik, serta nilai-nilai dalam masyarakat.

Titik sentral dari argumentasi Rostow adalah bahwa cepat atau lambat, semua masyarakat dunia akan melewati rentetan dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi di atas. Faktor penentunya adalah kondisi alam, ekonomi, politik, dan budaya.

1.   Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :

1] masyarakat tradisional,

      2] masyarakat pra kondisi tinggal landas,

3] masyarakat tinggal landas,

4] masyarakat kematangan pertumbuhan dan

5] masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi.

Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.

2.   Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:

a] Dana investasi dari pajak yang tinggi

b] Dana investasi dari pasar uang atau pasar modal

c] Melalui perdagangan internasional

d] Investasi langsung modal asing

Adapun kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:

1.   Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.

2.   Dengan dasar teori ini, seringkali negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.

3.   Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC [Multi Natioanl Corporation]. Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan. 

 4. Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di Indonesia.

Selanjutnya, sejumlah kritik terhadap teori Rostow dapat digambarkan sebagai berikut:

·         Teori Rostow dianggap terlalu sederhana.

·   Rostow menyebut tentang tabungan dan investasi namun tidak mengklarifikasi mengenai perlunya infrastruktur keuangan untuk menyalurkan tabungan yang ada ke dalam investasi.

·  Bahwa investasi yang dimaksud Rostow belum tentu akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi.

·  Rostow tidak memasukkan unsur-unsur lain sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Perlunya infrastruktur lainnya seperti sumber daya manusia [pendidikan], jalan, jalur kereta api, jaringan-jaringan komunikasi.

·       Teori Rostow tidak menjelaskan bahwa efisiensi dari penggunaan investasi apakah ditujukan untuk aktivitas-aktivitas produksi ataukah untuk penggunaan lainnya.

·      Bahwa pernyataan Rostow mengenai ekonomi negara-negara di dunia akan saling mempelajari satu sama lain dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan pada kenyataannya belum pernah terjadi.

·         Argumentasi Rostow tentang pertanian sebagai ciri keterbelakangan tidak beralasan.

·     Rostow berargumentasi bahwa tahapan pertumbuhan ekonomi di Eropa akan juga terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

·      Bahwa sejarah pada kenyataannya tidak akan berulang dengan cara yang sama. Dengan kata lain, bahwa setiap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia tidak selalu sama, tetapi justru punya karakteristik masing-masing.

·         Tidak semua masyarakat yang ada di dunia mengalami/ melalui tahap tradisional.

·         Adanya tumpang tindih dalam tahapan yang dikemukakan oleh Rostow.

Pembagian tahapan perkembangan perekonomian seperti halnya yang diuraikan oleh Walt Whitman Rostow memandang bahwa suatu tahapan tidak akan terjadi tanpa tahapan yang lain. Tahapan prasyarat menuju tinggal landas tidak bisa tercipta tanpa melalui tahapan perekonomian tradisional dan seterusnya. Hal ini terjadi karena apa yang dikemukakannya merupakan pola penggambaran yang terjadi di Benua Eropa yang memiliki struktur social yang mapan. Sementara, pembagian tahapan secara persis tidak bisa diberlakukan untuk beberapa Negara di Benua Asia dan Afrika yang belum memiliki sistem sosial yang mantap. Sedangkan dalam kenyataannya ada negara yang tidak perlu melewati tahapan pertama namun langsung menapaki tahapan kedua. Amerika Serikat dan Australia merupakan Negara yang mengalami perkembangan meloncat seperti ini. Keadaan ini terjadi karena kedua Negara merupakan tanah temuan bangsa Eropa yang berimigrasi kesana dengan membawa berbagai kemajuan yang telah ada pada tempat asal mereka.

Teori ini beranjak dari keadaan nyata yang terjadi di beberapa Negara [khususnya di Eropa]. Namun tidak demikian di Negara lainnya. Meskipun begitu, teori ini bisa diterapkan oleh Negara-negara sedang berkembang [contohnya Indonesia]. Sejak tahun 1967, pemerintah Militer Indonesia dibawah Soeharto menjadi pelaksana teori pertumbuhan Rostow dan menjadikannya landasan pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu lima tahunan [Pelita]. Dengan demikian, selama pemerintahan Orde baru, Indonesia sepenuhnya mengimplementasikan teori pembangunan kapitalistik yang bertumpu pada idoelogi dan teori modernisasi dan adaptasi serta implementasi teori pertumbuhan tersebut.

 Teori ini membangun perencanaan jangka panjang. Jika dilihat tiap tahapnya, hingga tahap terakhir [kelima] pada dasarnya inilah tahapan yang ingin dicapai Indonesia di masa yang akan datang.

Arsyad, Lincolin. “Ekonomi Pembangunan”. Adtya Media, Yogyakarta 1999.

Djamin, Zulkarnain. “ Struktur Perekonomian dan Strategi Pembangunan Indonesia”. UI Press,

Fakih, Mansour. “Teori Pembangunan dan Globalisasi”.  Insist Press, Yogyakarta 2001.

Sudantoko, Djoko. dkk. “Dasar-dasar Pengantar Ekonomi Pembangunan”. PT. Mardi Mulyo,

//protuslanx.wordpress.com 2010 [08 Nop 2014, 13.00]

Biografi Walt Whitman Rostow

              

             

,              Lahir di New York, 7 Oktober 1916. Walt Whitman Rostow adalah anak dari imigran Rusia Victor Harun dan Lillian [ Helman ] Rostow. Walt Whitman Rostow adalah seorang Ekonom Amerika dan penasehat keamanan nasional yang membantu membentuk kebijakan AS di Perang Vietnam, menasihati Presiden Lyndon B. Johnson untuk meningkatkan keterlibatan negara dalam konflik.

Pada tahun 1936  Ia belajar di Universitas Yale, menerima gelar BA. Setelah lulus, Rostow melanjutkan studinya, pertama sebagai sarjana di Baillol Rhodes College, Oxford University, 1936 -1938, dan kemudian sebagai mahasiswa pascasarjana di Yale University, 1938 – 1940. di bidang ekonomi dari Yale University pada tahun 1940, Rostow mengajar selama satu tahun sebagai instruktur di bidang ekonomi di Columbia University. Pada tahun 1942, Rostow memulai pelayanan publik di Angkatan Darat AS, dimana ia menjadi relawan.

Tahun 1945, Rostow menerima penugasan singkat di Departemen Luar Negeri sebagai asisten kepala Jerman – Austria Divisi Ekonomi. Tahun 1951, Ia menjadi Guru Besar Sejarah Ekonomi di Massachusetts Institute of Technology. Tahun 1955  Rockefeller meminta Rostow untuk menjadi ketua dari pertemuan penting di Quantico pada bulan Juni terutama dari akademisi terkemuka di luar arus utama birokrasi. Tahun 1960 –, Rostow mengemukakan teori tahap – tahap pembangunan ekonomi dengan buklet, Stages of Economic Growth. Tahap – tahap pembangunan ekonomi itu adalah

1] masyarakat tradisional,

            2] prasyarat untuk take – off,

4] dorongan untuk kedewasaan, dan

5] usia konsumsi massa tinggi.

1961 Presiden memintanya untuk pergi ke Vietnam Selatan dengan Jenderal Maxwell Taylor di bulan Oktober untuk menilai situasi disana dan untuk membuat rekomendasi. Tahun 1966, Ia datang kembali ke Gedung Putih sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Keamanan Nasional. Tahun 1969, Ia duduk di The University of Texas di Austin sebagai Profesor Baker G. Rex Politik Ekonomi dan profesor sejarah dan ia dianugerahi Presidential Medal of Freedom. Tahun 2003, Ia tetap menjadi peneliti produktif dan berdedikasi guru hingga kematiannya pada 13 Februari 2003.


Talcott Parsons: Fungsionalisme Struktural                                 Pendahuluan  Di era modernisasi bahwa keilmuan merupakan sarat utama yang harus di miliki oleh manusia agar dapat menjalankan hidup secara dinamis dan kontekstual. Unsur-unsur yang bersifat rasional sangat dijunjung tinggi sebagai pembuktian tentang hal tersebut sehingga dapat dikategorikannya ke dalam sebuah ilmu yang bersifat ilmiah. Berbagai pendekatan dalam kajian dunia keilmuan merupakan hal yang terpenting untuk memperkuat fakta dan data agar dapat dijadikan sesuatu yang empiris berdasarkan rasionalitas manusia. Secara normatif, sesuatu dikatakan sebagai ilmu dalam konteks sekarang salah satunya adalah memiliki teori di dalamnya. Teori berfungsi sebagai pisau analisis dari sebuah keilmuan. Tingkat pengelompokan teori-teori dalam keilmuan pada hakekat dan perkembangannya dibagi ke dalam beberapa bagian sesuai dengan pendekatan-pendekatan keilmuan tersebut atau apa yang disebut dengan disiplin ilm

PROPOSAL WIRAUSAHA FLORIST [PAPAN BUNGA]                                  By : @dininst25 Kenapa Usaha   Papan   Bunga ??? Usaha karangan bunga atau papan bunga merupakan usaha yang tidak ada matinya. Awalnya usaha ini memang mengeluarkan modal yang cukup besar, namun semuanya akan tergantikan setelah menjalani usaha ini. Usaha ini biasanya akan lebih cocok dijalankan di tempat yang sudah maju, apalagi dikota besar seperti Medan. Salah satu kebanggaan dan kebesaran dari sebuah acara dimedan akan dianggap bergengsi atau meriah apabila mendapatkan banyak papan bunga dari relasinya, tentunya hal ini akan menjadi peluang yang sangat besar bagi penggiat usaha papan bunga. Semakin banyak permintaan namun saingan bisnis juga pastinya akan semakin banyak pula. Hal ini bukan menjadi masalah jika kita mampu memasarkan dengan baik, mempromosikan dan mempublikasikan usaha yang kita rintis. Diantara jasa yang bisa kita tawarkan adalah papan bunga untuk acara pernikahan, khita

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề