Ekorku seperti tikus wajahku seperti kodok dilihat seperti tidak mempunyai kaki siapakah aku
Tuliskanlah mekanisme pendengaran pada lumba lumba !
Tanaman gandum bulir banyak kulit keriput [AAbb] disilangkan dengan tanaman gandum bulir sedikit kulit halus [aaBB] disilangkan sesamanya didapatkan k …
Seseorang mengalami diare dan oleh dokter diidentifikasi telah terjadi infeksi oleh protozoa di dalam usus halusnya. Protozoa yang menyebabkan diare t …
Perbedaan jaringan akar batang monokotil dan dikotil
Mengapa buah bisa mengering jika di udara terbuka?
Mengapa amoniak [NH3] toksik bagi tumbuhan dan bagaimana cara tumbuhan mengatasi hal tersebut?
Dari hasil analisa urin seorang siswa, ternyata ditemukan kandungan senyawa protein. Hal ini dapat menunjukkan adanya kerusakan organ ginjal pada bagi …
Berikut ini adalah beberapa aktivitas pengeluaran yang dilakukan manusia :1] Buang air besar 2] Buang air kecil 3] Berkeringat 4] Meludah 5] Bernapas. …
Bebek mandarin jantan dan betina memiliki perbedaan pola dan warna bulu. fenomena ini disebut sebagai ..
MUNCAR, Jawa Pos Radar Genteng - Produksi ikan asin di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, sejak dua bulan ini mengalami penurunan. Bukan karena hasil tangkapan nelayan yang kurang, tetapi karena faktor cuaca yang belakangan ini sering hujan.
Cuaca mendung dan hujan, membuat proses pengeringan ikan asin terganggu. Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Genteng kemarin [19/8], saat cuaca panas para perajin ikan asin itu langsung menjemur ikan. “Ikan tangkapan nelayan sedang meningkat,” terang Holifah, 48, salah seorang perajin ikan asin.
Hanya saja, terang dia, para perajin ikan asin tidak bisa produksi karena cuaca yang sering mendung dan hujan. Padahal, pengeringan ikan asin hanya mengandalkan sinar matahari. “Kami kesulitan melakukan proses pengeringan ikan,” katanya.
Menurut Holifah, jika cuaca sedang panas produksi ikan asin bisa dilakukan dalam waktu 12 jam. Tapi kalau mendung dan sering hujan, penjemuran bisa memakan waktu hingga dua atau tiga hari. “Proses pengolahan ikan asin masih manual, menjemur di bawah terik matahari,” cetusnya.
Jika cuaca cerah, jelas dia, dalam memproduksi ikan asin ini juga tidak terlalu banyak mengunakan garam. Untuk satu kuintal ikan yang akan dijadikan ikan asin, membutuhkan sekitar 100 kilogram garam. Tapi jika cuaca hujan, biasanya akan dilakukan penggaraman ulang. “Kalau cuaca mendung, biaya produksi lebih banyak,” terangnya.
Jika cuaca normal, masih kata dia, ikan asin biasanya dijual dengan harga Rp 20 ribu per kilogram. Saat ini, harga ikan asin tergolong mahal dengan harga Rp 35 ribu per kilogram. Ikan asin buatan warga pesisir Pantai Muncar, biasanya dijual ke luar kabupaten, seperti Kabupaten Jember, Malang, Pasuruan, hingga Sidoarjo.
Cirebon - Ikan-ikan mati berjejer rapih di atas anyaman bambu. Ikan yang sebelumnya sudah diolah dengan cara dibelah itu sengaja dijemur.Ya, begitulah proses pembuatan ikan asin. Berbagai jenis ikan, seperti teri, layur, dan lainnya dikeringkan dengan bantuan panas matahari.Akhir-akhir ini produksi ikan asin mengalami penurunan. Musim hujan membuat proses pengeringan ikan menjadi terhambat. Tarsuki [47], selalu siaga di tempat produksi ikan asinnya di Blok Jenawi Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sesekali Tarsuki melihat ke langit untuk melihat kondisi cuaca. Hari ini, Rabu [7/2/2018] proses pengeringan ikan asin sedikit terlambat.
Saat ini produksi ikan asin Runesih sedang merosot. Bahkan tak sampai menembus 10 kilogram. "Cuma tiga kilogram. Kalau bukan musim hujan sih bisa tembus sampai enam kuintal," tutupnya. [eds/eds]