Bahan kayu yang paling lunak sebagai media dalam ragam hias

Lihat Foto

www.dailymail.co.uk

Anda akan melihat banyak perahu, jembatan, bangunan, bahkan 550 figur manusia dalam pahatan ini. Detil-detil yang luar biasa tersebut terangkum dalam kayu berukuran panjang 12,286 meter, tinggi 3,075 meter, dan lebar 2,401 meter.

KOMPAS.com - Kayu dari pohon memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah untuk menjadi bahan dasar pembuatan kerajinan. Contohnya adalah kursi kayu, patung kayu, dan lain sebagainya.

Untuk kerajinan kayu yang dijadikan hiasan, umumnya akan ada proses pemahatan atau yang bisa disebut sebagai teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu.

Seni pahat pada bahan kayu bukanlah hal baru lagi di Indonesia. Hal ini bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia.

Namun, penerapan ragam hias pada bahan kayu bukan hanya dalam bentuk seni pahat. Masih ada beberapa hal lainnya yang termasuk dalam penerapan ragam hias pada bahan kayu.

Apa sajakah bentuk penerapan ragam hias pada bahan kayu?

Baca juga: Contoh Karya Seni Dekoratif

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemdikbud], seni melukis serta seni ukir termasuk dalam penerapan ragam hias. Berikut penjelasannya:

Lihat Foto

KOMPAS.com/Labib Zamani

Mahasiswa dan warga Kampung Joho, Manahan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah melukis papan nomor rumah, Minggu [6/5/2018].

Teknik ini bisa diterapkan pada kayu yang memiliki permukaan halus. Contohnya adalah pada  peralatan dapur, seperti mangkok, piring, dan lain sebagainya.

Teknik melukis juga bisa diterapkan pada permukaan dinding bangunan dari kayu yang sudah dihaluskan terlebih dahulu.

Lihat Foto

Kompas.com/Wisnubrata

Dekorasi ukiran kayu setinggi 9 meter yang menggambarkan budaya daerah penghasil kopi di Indonesia

Teknik ini bisa digunakan jika sang pengrajin ingin membuat tekstur yang jelas dan kontras pada bahan kayu.

Secara garis besar, mengukir pada bahan kayu dilakukan dengan cara memahat sehingga bisa membentuk pahatan yang rata.

Contohnya adalah ukiran pada bangunan rumah adat, peralatan rumah tangga seperti meja, dan pada bahan kerajinan lainnya.

Dalam menerapkan teknik ragam hias, umumnya motif yang digunakan adalah motif flora atau tumbuhan, fauna atau binatang, geometris [memiliki motif yang sama dalam jumlah banyak], serta figuratif.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

 RINGKASAN MATERI

Assalamualaikum  , anak- anaku yang hebat mari kita awala kegiatan pembelajaran hari ini dengan berdoa terlebih dahulu , semoga Allah mengabulkan semua permohonan kita. untuk kelanjutan materi seni budaya hari ini  yaitu Ragam hias pada media kayu. Perhatikan ragam hias pada media kayu berikut ini !

1. Kelompokkan jenis ragam hias tersebut di atas berdasarkan motifnya!

2. Bandingkan antara motif ragam hias tersebut sesuai kelebihannya masing-maing!

3. Media apa yang sesuai untuk motif diatas?

A. PENGERTIAN KAYU

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami pengayuan. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot [meja, kursi], bahan bangunan [pintu, jendela, rangka atap], bahan kertas, hiasan rumah tangga, dan masih  banyak lagi. Pemilihan kayu yang digunakan untuk berbagi keperluan tersebut tentu berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti kekuatan dan keawetan kayu, harga kayu, tekstur serat, dan sifat – sifat kayu, karena setiap kayu yang dihasilkan dari pohon memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Ilmu kayu mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Jenis kayu yang dipilih bersifat kedap air, isolator dan mudah dibentuk.

B. SEJARAH, SIFAT, DAN MANFAAT KAYU

1. Sejarah Kayu

Manusia menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan, terutama untuk bahan bakar, bahan konstruksi, membuat rumah, senjata serta bahan baku industry. Kayu dapat dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi cuaca pada masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan. 

2. Sifat Kayu

Setiap jenis kayu mempunyai sifat fisik yang bervariasi, yang menentukan kualitas dan fungsi kayu tersebut. Jenis kayu lunak digunakan sebagai bahan kertas, sedangkan jenis kayu keras digunakan sebagai tulang bangunan atau bahan mebeler. Semua jenis kayu mempunyai sifat berkadar air, terjadi penyusutan atau perubahan dimensi kayu, mempunyai berat jenis kayu. Dengan adanya kadar air pada kayu maka menjadikan kayu lunak dan mudah dibentuk, sehingga kadar air ini mempengaruhi sifat fisik lainnya seperti kekuatan fisik dan kekuatan tekan.

3. Manfaat Kayu

Manfaat kayu dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

1. Kayu bakar

Sejak dahulu kayu digunakan sebagai bahan bakar lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Meskipun gas telah banyak digunakan untuk memasak, tetapi kayu bakar di pedesaan masih digunakan untuk memasak

2. Seni

Ada beberapa jenis alat musik dan benda seni yang menggunakan kayu sebagai bahan dasar pembuatannnya. Alat musik tradisional masih menggunakan bahan kayu.

3. Perabotan rumah tangga

Kebanyakan orang menggunakan perabotan rumah tangga seperti mebeler yang berbahan kayu. Penggunaan kayu dalam mebeler selain berfungsi benda pakai juga bernilai seni.

4. Konstruksi atau bangunan

Kayu untuk konstruksi bangunan merupakan salah satu dari sekian banyak hasil hutan yang digunakan manusia di seluruh dunia, baik pada bangunan kecil ataupun besar, sebagai bangunan temapt tinggal atau tempat beraktifitas.

C. RAGAM HIAS KAYU

Setiap suku di Indonesia memiliki ragam hias pada media kayu seperti kursi, ranjang/tempat tidur, meja, dan benda kayu lainnya, selain berfungsi sebagai penambah keindahan atau estetika, juga memiliki symbol atau makna. Keinginan memberi hiasan adalah insting manusia. Ada factor kepercayaan yang ikut mendukung berkembangnya ragam hias, dimana ragam hias memiliki makna yang disepakati bersama masyarakat penggunanya. Penerapan ragam  hias juga terdapat pada benda seni kerajinan seperti tameng dan topeng, dengan teknik ukir dan finishing warna. Pada umumnya ragam hias pada kayu selain digunakan sebagai bagian dari keindahan rumah juga berfungsi sebagai penolak bala atau penghormatan terhadap leluhur. 

D. MOTIF RAGAM HIAS KAYU

Sejak dahulu kayu digunakan untuk perabot rumah tangga dan bagian bangunan yang diberi sentuhan ragam hias. Motif ragam hias yang digunaka berupa motif flora, fauna figurative atau geometris atau bahkan gabungan dari motif – motif tersebut

1. MOTIF FLORA

Motif flora banyak dijumpai pada penerapan media kayu hampir menyebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan menyesuaikan jenis flora yang ditemui di daerah masing-masing.

2. MOTIF FAUNA

Motif fauna yang sering muncul pada ragam hias kayu adalah jenis hewan yang ada/asli didaerah tersebut, atau istilahnya kearifan lokal. Untuk ajang promosi pelestarian hewan yang dilindungi.

3. MOTIF GEOMETRIS

Motif dengan objek berupa bidang – bidang geometris yang telah digayakan sehingga lebih terlebih estetis. Motif geometris banyak dijumpai di wilayah Indonesia yang berupa gabungan objek geometris ataupun kombinasi dengan motif yang lain

4. MOTIF FIGURATIF

Motif figurative berupa tokoh yang dibuat dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Untuk motif figurative hanya beberapa wilayah di Indonesia yang mengembangkannya, salah satunya wilayah Kalimantan dan Papua

E. TEKNIK PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU

Ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan dengan :

1. Menggambar/melukis

Dengan cara memberi goresan pada permukaan kayu berupa motif ragam hias dengan finishing warna

Peralatan yang digunakan untuk melukis pada media kayu :

a. Alat tulis/pensil/spidol

b. Cat

c. Kuas

Prosedur melukis pada media kayu :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membuat sketsa objek ragam hias pada media kayu

3. Memberikan goresan warna sesuai sketsa ragma hia

4. Finishing/sentuhan akhir dengan memeberikan vernis pada permukaan kayu sehingga tampak mengkilap

2. Mengukir

Adalah membentuk tonjolan dan cekungan pada permukaan kayu dengan bentuk agam hias tertentu dengan menggunakan alat yang disebut pahat. 

Peralatan yang digunakan untuk mengukir pada media kayu :

a. Pahat

Terbuat dari bahan logam, bagian ujungnya tajam [mata pahat], digunakan untuk mengurangi bagian kayu menjadi cekung.

Jenis pahat ada 4 yaitu pahat kuku, pahat lengkung, pahat lurus, dan pahat miring.

Masing – masing jenis pahat disesuaikan dengan pola raham hiasnya

b. Ganden

Palu yang terbuat dari bahan kayu, digunakan untuk mendorong atau memukul mata pahat pada permukaan kayu

c. Sikat Ijuk

Terbuat dari ijuk, digunakan untuk membersihkan bagian yang diukir dari sisa – sisa proses mengukir

d. Amplas

Digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu setelah proses mengukir selesai.

Prosedur mengukir pada media kayu

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memilih objek ragam hias

3. Membuat sketsa ragam hias pada media kayu

4. Membuat ukiran pada kayu sesuai sketsa

5. Menghaluskan permukaan ukiran dengan amplas

6. Finishing/sentuhan akhir [plitur/vernis agar serat kayu tetap terlihat alami]

Dalam mengukir ada beberapa teknik antara lain :

a. Teknik Ukiran Relief

Umumnya digunakan untuk dua dimensi benda seni untuk dekorasi di dinding dan di sekitar rumah. Ini terdiri dari penghapusan kayu dari sebuah papan datar dari kayu dan penciptaan seperti objek yang diukir akan tampak seperti itu adalah tumbuh keluar dari permukaan. Dimulai dengan ide desain, rencana master ukiran bantuan dilakukan di atas kertas dan kemudian dibawa ke panel kayu.

b. Mengerik Kayu

Mengerik adalah salah satu cara tertua paling sederhana dan paling santai untuk bekerja dengan kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Pengrajin yang telah berlatih seni ini untuk kadang-kadang sering dapat duduk dan meraut apa saja dalam waktu singkat. Proses awal mengukir diawali dengan belajar proses mengerik. Mengerik hanya masalah pemotongan bit kayu jauh dari blok sampai desain setelah terbentuk. Dalam banyak kasus, pemahat kayu terampil melakukannya dengan pisau kecil, dan merinci dengan pisau yang sama.

F. FUNGSI UKIRAN

1. FUNGSI SIMBOLIK

Ukiran memiliki fungsi simbolik yang dapat menjadi karakteristik dari suatu wilayah dan budaya. Sebagai contoh ukiran yang disematkan pada suatu rumah di Minang, sebagai pembeda dengan rumah yang lain.

2. FUNGSI EKONOMIS

Penghasilan akan diperoleh setelah proses ukiran selesai. Sehingga pemberian ukiran pada kayu akan memberikan nilai ekonomis pada pelakunya

3. FUNGSI KONSTRUKSI

Ukiran merupakan salah satu bagian dari konstruksi, dimana karya ukiran dapat dijadikan sebagai benda atau sekat ruangan. Jenis, motif dan bahan konstruksi dapat memberikan fungsi konstruksi pada bangunan

4. FUNGSI HIAS

Ukiran memberikan fungsi hiasan yang memiliki nilai keindahan. Benda yang mempunyai ukiran akan memberikan suasana nyaman dan enak dilihat.

5. FUNGSI MAGIS

Fungsi magis pada ukiran pada dasarnya merupakan kepercayaan pada zaman dahulu. Dimana sebuah benda yang mengandung ukiran maka terdapat kekuatan spiritual yang dipercaya dan dijaga oleh masyarakat setempat.

Hasil ukiran kayu nusantara banyak dikagumi warga domestik bahkan sampai mancanegara. Setiap daerah mempunyai jenis yang berbeda dan ciri khas masing-masing. Berikut beberapa motif seni ukir nusantara dengan ciri khasnya masing – masing :

1. Bali

Ukiran dari Bali sangat terkenal bagi wisatawan mancanegara dan umat agama Hindu dan Budha. Karena banyaknya motif dewa dan dewi dari 2 agama tersebut. Ukiran Bali  tidak hanya mengukir namun memahat dan membentuk sebuah patung atau karya seni lainnya  yang menjadi ciri khas ukiran Bali, mengutamakan warna natural kayu [coklat dan hitam]. Selain kayu, ukiran Bali juga terkenal dengan ukiran batu padas.

2. Toraja

Diterapkan pada media kayu, yang mempunayi makna bahwa masyarakat Toraja harus memiliki sifat yang saling membantu sesama baik pihak keluarga ataupun bukan, harus bekerja keras dan menghormati leluhur dan yang utama Sang Pencipta. Adapun ciri khas ukiran Toraja pada ukiran berwarna merah dan hitam. Fungsi ukiran Toraja adalah pelengkap hiasan tradisional, penggunaan upacara tradisional, sumber ekonomi dengan pembuatan souvenir bagi wisatawan.

3. Jepara

Jenis kayu yang digunakan di daerah Jepara adalah kayu jati dan mahoni. Yang terkenal jenis ukiran dari Jepara digunakan untuk furniture dan keperluan rumah tangga. Desa Mulyaharjo menjadi pusat ukiran dan pembuatan patung di Jepara, dengan ciri khas ukiran berupa motif jumbai dan daun yang keluar dari pangkal daun sebanyak 3 buah, serta tangkai daun dibuat melengkung dengan ranting yang mengisi ruang.

4. Irian

Suku asmat terkenal dengan pembuatan ukiran kayu, dengan ciri khas berupa ukiran yang masih kasar, besar dan jelas. Hasilnya berupa topeng, perahu serta benda untuk upacara adat ataupun untuk barang rumah tangga pendukung kehidupan.

5. Aceh

Ukiran Aceh digunakan untuk hiasan dinding dan kayu pada tiang atau pendukung bangunan rumah, bahkan terkadang untuk atap dan dinding. Ciri khas ukiran Aceh berbau islami seperti motif flora yaitu tunas rebung yang hanya mempunyai fungsi estetis atau keindahan saja. Jenis ukiran Aceh ada 2 yaitu motif tembus dan tidak tembus

6. Surakarta

Ciri khas ukiran Surakarta adalah ukirannya sagat lembut dan harmonis, berupa motif tanaman pakis atau pakis yang bersulur. Ukiran Surakarta menonjolkan nuansa alam

7. Dayak

Suku Dayak berasal dari Kalimantan, yang berwujud pada ukiran bangunan, hiasan rumah bahkan senjata tradisional. Ukiran Dayak berfungsi hanya untuk kepentingan hiasan jarang yang untuk dikomersilkan


Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề