Bentuk pertunjukan di zaman romawi klasik dengan ciri para pemainnya tidak menggunakan topeng adalah

 Ketika kita bicara Sejarah Teater maka yang akan kita bahas sebagian besar adalah teater barat walau setiap negara memiliki sejarah teater masing-masing, hal ini karena di barat banyak memunculkan tokoh-tokoh legendaris teater dibanding di timur. Meskibun begitu sebenarnya disetiap tempat dimana manusia berada disitu akan tumbuh akar-akar teater, hal ini terjadi karena aktivitas tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia seperti menceritakan pengalaman, memamerkan diri dan lain sebagainya setiap manusia ketika bertemu satu sama lain akan selalu berkeinginan untuk bercerita. Dari sinilah akar tumbuhnya teater selain dari ritual keagamaan. [A History of Theater: 1]

Asal Mula Teater

Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut.

  • Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang. 
  • Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya.  Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
  • Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater [kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya].
Rendra dalam Seni Drama Untuk Remaja [1993], menyebutkan bahwa naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang  pendeta Mesir,  I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi. Pada zaman itu peradaban Mesir Kuno sudah maju. Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender, sudah  mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis.


[Relief Mesir Kuno]

[Naskah Kuno mesir]

I Kher-nefert

menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di kota Abydos, sehingga  terkenal sebagai Naskah Abydos yang menceritakan pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita naskah Abydos juga diketemukan tergambar dalam  relief kuburan yang lebih tua. Para ahli bisa memperkirakan bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM. Meskipun baru muncul sebagai naskah  tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil penelitian  yang dilakukan  diketahui juga bahwa   pertunjukan teater Abydos terdapat unsur-unsur teater  yang meliputi  pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng, tata busana, musik, nyanyian, tarian, selain itu juga properti pemain seperti tombak, kapak, tameng, dan sejenisnya.

Sejarah Singkat Teater Barat

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater [Jakob Soemardjo, 1984]. Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater  Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya.

Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:

  1. Pertunjukan dilakukan di amphitheater.
  2. Sudah menggunakan naskah lakon.
  3. Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh.
  4. Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut, dan kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu.
  5. Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor [penyanyi], penari, dan narator [pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan].

[gambar amplitheater Yunani, di ambil dari fotolia]

Pengarang teater Yunani Klasik, yaitu

  • Aeschylus [525-SM]. Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.
  • Shopocles [496-406 SM] dengan karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.   
  • Euripides [484-406 SM] dengan karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
  • Aristophanes [448-380 SM] penulis naskah drama komedi. Dengan karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The Birds. 
  • Manander [349-291 SM.]. Manander menghilangkan koor dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik dan drama komedi Zaman Renaissance dan Elisabethan.

Kebanyakan drama tragedi Yunani dibuat berdasarkan legenda. Drama-drama ini sering membuat penonton merasa tegang, takut, dan kasihan. Drama komedi bersifat lucu dan kasar serta sering mengolok-olok tokoh-tokoh terkenal.

Setelah tahun 200 Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM [Brockett, 1964]. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan  dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi dengan ciri-ciri sebagi berikut
  1. Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.
  2. Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
  3. Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
  4. Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
  5. Seluruh adegan terjadi di rumah,  di jalan, dan di halaman.

Bentuk-bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi klasik adalah:Tragedi. Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca [4 SM - 65 M] dengan ciri-ciri sebagai berikut.

·         Plot cerita terdiri dari 5 babak dengan struktur cerita yang terperinci jelas.

·         Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi.

·         Dialog ditulis dalam bentuk sajak.

·         Tema cerita seputar hubungan antara alam kemanusiaan dan alam gaib.

·         Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan isi hati.

Farce Pendek. Farce [pertunjukan jenaka] sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan teater tertua pada Zaman Romawi Klasik  ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

·         Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.

·         Plot cerita  berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut dimana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga   jalannya cerita.

·         Menggunakan latar suasana  alam pedesaan. 

Mime. Mime muncul di Zaman Yunani sekitar abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM dengan ciri-cirinya adalah:

·         Banyak terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi.

·         Tokoh wanita dimainkan oleh pemain wanita.

·         Para pemainnya tidak mengenakan topeng.

·         Cerita yang dibawakan bertema perzinahan, menentang sakramen, dan upacara gereja.

Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti  dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta  munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề