Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi yang mereka dapatkan hanyalah

Tiga hal yang bisa membatalkan pahala puasa. [Sumber: Sewcream via Kompas.com]

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Namun juga ibadah bathin menjaga nafsu.

Karena itu, selain merupakan kewajiban bagi seorang Muslim, puasa juga merupakan amalan yang mendapat nilai tinggi dalam hal pahala. 

Puasa juga harus menjadi sebuah momentum untuk meninggalkan maksiat.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa banyak orang yang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus. 

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” [HR An-Nasa’i].

Hadist di atas menjelaskan bahwa orang berpuasa bisa menahan lapar dan haus, namun ia justru tak mendapatkan pahala. 

Dilansir dari NU Online, Habib Zain bin Smith menjelaskan hal-hal apa saja yang bisa menghilangkan pahala puasa. 

Dalam kitab al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, Habib Zain bin Smith memaparkan penafsiran terkait ayat di atas. 

Baca Juga: Apa Hukum Kumur-kumur saat Puasa di Siang Hari? Simak Penjelasannya

Habib Zain bin Smith mengatakan ada tiga orang yang hanya akan mendapat lapar dan haus selama puasa yaitu:

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV

ilustrasi bohong. ©2018 Merdeka.com

JABAR | 20 April 2022 19:00 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Bulan ini seharusnya menjadi momen bagi umat Islam untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Terlebih dengan kita menjalankan puasa wajib yang pahalanya dibalas langsung oleh Allah SWT sendiri.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman [yang artinya], “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Namun yang menyedihkan, sebagian orang yang berpuasa justru tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus yang harus ditahannya dari subuh hingga terbenam matahari. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda tentang hal ini,

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” [HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir].

Alasan seseorang tidak mendapat balasan apapun karena adanya perilaku yang mengurangi pahala puasa yang telah ia lakukan di hari itu. Tentu saja perilaku yang mengurangi pahala puasa ini akan membuat amal ibadah yang kita lakukan jadi sia-sia. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati agar kita dapat memaksimalkan raihan pahala selama berpuasa. Berikut adalah beberapa perilaku yang mengurangi pahala puasa:

2 dari 4 halaman

Perilaku yang mengurangi pahala puasa yang pertama adalah berkata dusta atau berbohong. Ucapan seorang muslim yang mengandung kebohongan hanya akan membuat amal puasanya menjadi sia-sia. Dan akhirnya perilaku yang mengurangi pahala puasa ini membuat mereka hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja.

©Shutterstock

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” [HR. Bukhari].

Dalam hadis tersebut terdapat kata dalam “az zuur”. As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah [buhtan]. Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji.

3 dari 4 halaman

Perilaku yang mengurangi pahala puasa yang kedua yaitu berkata lagwu [sia-sia] dan rofats [kotor/porno]. Dalam masalah ini, hadis dari Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” [HR. Ibnu Majah dan Hakim].

Dalam Fathul Bari, Al Akhfasy berkata bahwa lagwu maksudnya adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats dijelaskan oleh Ibnu Hajar mengatakan bahwa istilah rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”

Al Azhari mengatakan tentang rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita, atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno.

4 dari 4 halaman

Perilaku yang mengurangi pahala puasa yang terakhir yakni melakukan berbagai maksiat. Banyak orang yang lupa jika puasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja, melainkan juga menjauhi perbuatan yang haram.

Karena sejelek-jeleknya puasa yaitu yang hanya menahan lapar dan haus saja, namun maksiat masih terus berjalan. Ibnu Rojab mengatakan,

“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”

Ibnu Rojab Al Hambali juga berkata terkait hal ini:

“Ketahuilah, amalan taqorub [mendekatkan diri] pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat [yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri] tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” [Latho’if Al Ma’arif].

Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus tentang hal ini:

“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” [Lihat Latho’if Al Ma’arif]. [mdk/ank]

Baca juga:
12 Buah Tinggi Kandungan Air yang Cocok Dikonsumsi di Bulan Puasa
Hukum Puasa bagi Orang Sakit, Perlu Diketahui
VIDEO: Jangan Terlalu Over Main Game dan Nonton Film Saat Berpuasa
VIDEO: Jangan Bermalasan Saat Berpuasa, Ini Kegiatan Positif yang Bisa Dilakukan
5 Tips Puasa untuk Penderita GERD, Perhatikan Porsi Makan

SETIAP Muslim yang menjalankan puasa Ramadhan tentu berharap mendapat pahala dari Allah SWT. Hanya saja sebagian hanya mendapatkan lapar dan haus saja dari ibadah tersebut lantaran perbuatannya sendiri.

Dikutip dari laman JATMAN pada Jumat [8/5/2020], puasa Ramadhan memang bukan sekadar menahan tidak makan dan minum, namun juga menahan diri dari perbuatan yang membuat puasa itu tanpa pahala.

Rasulullah SAW dalam suatu hadits bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” [HR. Thabrani].

Oleh karena itu berhati-hatilah dengan tiga perbuatan ini karena bisa membuat puasa Anda sia-sia:

1.Berkata Kotor

Puasa adalah pendidikan bagi seorang Muslim agar menjadi manusia positif, baik pikiran, perkataan serta perbuatan.

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia [lagwu] dan kotor [rofats]. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. [HR. Ibnu Majah dan Hakim].

Baca Juga: Suka Duka WNI Puasa Ramadhan 21 Jam Lebih di Finlandia

Di era disrupsi teknologi seperti saat ini, orang dengan mudah mengeluarkan kata-kata kotor, bukan dari mulutnya tapi dengan jari-jarinya, misalnya ketika menanggapi komentar-komentar di media sosial.

2.Berbuat Maksiat

Level puasa yang paling rendah adalah menahan dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkan. Sementara perbuatan maksiat seperti menyakiti atau berbuat zalim terhadap orang lain, menggosip atau ghibah, bertransaksi dengan tidak jujur, tetap saja dilakukan.

Jabir bin Abdillah memberikan nasihat, “Jika kamu berpuasa, hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu juga ikut berpuasa. Jangan kamu jadikan hari puasamu dan hari lain ketika tidak berpuasa sama saja.”

Sementara ulama berpendapat, secara syariat tidak batal puasa orang yang berkata dusta, berkata sia-sia dan kotor, serta tetap berbuat maksiat. Hanya saja ia tidak mendapatkan pahala puasa tersebut. Artinya, puasanya sia-sia.

Baca Juga: Doa agar Tak Jadi Kaum Rebahan saat Puasa Ramadhan

Pun begitu, ia tidak mendapatkan esensi serta tujuan dari puasa itu sendiri, yakni membentuk pribadi-pibadi yang muttaqin. Sayang, kan?

3.Berbohong

Salah satu esensi dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih kejujuran. Orang yang berpuasa tidak makan dan minum walaupun berada di suatu tempat yang tidak ada orang lain bersamanya, sebab ia jujur kepada Allah dan dirinya.

Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta [qaul az-zuur] dan malah melakukannnya, maka Allah tidak butuh dengan lapar dan hausnya,” [HR. Bukhari].

Dalam hadits itu disebutkan, salah satu yang membuat puasa sia-sia adalah qaul az-zuur.

Menurut Imam As-Suyuthi, qaul az-zuur adalah berkata bohong atau dusta, termasuk di dalamnya menfitnah.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Ramadhan saat Pandemi Corona COVID-19

[abp]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề