Ciri-ciri minyak kelapa murni yang mempunyai kualitas bagus terbuat dari

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Minyak kelapa atau makanan yang diolah dan dikonsumsi bersamanya termasuk makanan yang tinggi lemak jenuh.

KOMPAS.com - Ada dua jenis minyak kelapa yang umum dijual di pasaran, yaitu minyak kelapa biasa dan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil. 

Meski sama-sama terbuat dari buah kelapa, tapi kedua jenis minyak ini memiliki perbedaan. Baik dari segi pembuatan maupun kegunaannya. 

Melansir dari Times of India dan laman lainnya berikut perbedaan minyak kelapa dan virgin coconut oil atau VCO yang perlu diketahui. 

Baca juga:

1. Metode pembuatan 

Minyak kelapa umumnya terbuat dari buah kelapa kering atau biasa disebut kopra. Cara membuatnya yakni dengan menekan kopra menggunakan mesin pres untuk mendapatkan minyak kasar. 

Kemudian, minyak tersebut diolah sedemikian rupa sampai warnanya jernih dan tidak bau. 

Lihat Foto

FREEPIK/JCOMP

Oil pulling atau membersihkan mulut dengan minyak juga diyakini bisa menjadi salah satu cara memutihkan gigi yang efektif, salah satunya menggunakan minyak kelapa.

Di sisi lain, minyak kelapa murni diekstraksi dari santan segar lalu diproses hingga menghasilkan minyak kelapa murni yang kaya rasa dan tinggi antioksidan. 

Baca juga:

Untuk menghasilkan VCO terdapat beberapa tahapan yang umum dilakukan, yaitu fermentasi serta pemisahan santan dan lapisan minyak.

Kemudian, ekstraksi tersebut didinginkan dan diberi enzim khusus agar minyak dan air atau santannya tidak menyatu.

2. Penampilan 

Walau sekilas mirip, tapi sebetulnya minyak kelapa dan VCO berbeda. Jika dilihat lebih jeli, minyak kelapa memiliki warna sedikit lebih pekat dan terasa lebih berminyak. 

Sementara itu, VCO tidak terlalu berminyak dan konsistensinya pun ringan. Warna VCO biasanya juga lebih jernih. 

Baca juga:

Liputan6.com, Yogyakarta - Minyak kelapa murni atau ekstra virgin coconut oil [VCO] menjadi tren dan berkembang dalam satu dasawarsa terakhir. Minyak sarat manfaat ini memang digemari karena beragam fungsinya, mulai dari kesehatan sampai kecantikan.

Sayangnya, kebanyakan minyak kelapa murni yang beredar memiliki kekurangan, yakni aromanya yang tengik. Seorang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam [FMIPA] Universitas Gadjah Mada [UGM] bernama Ani Setyopratiwi berhasil mengubah pandangan soal minyak kelapa murni itu.

Ia memperkenalkan metode baru dalam pengolahan minyak kelapa murni. Namanya metode spontan. Lewat cara ini minyak kelapa yang dihasilkan kaya protein, encer, jernih, dan baunya harum.

"Metode yang saya lakukan adalah metode spontan, artinya kelapa harus tua dan kering di pohon supaya bisa pecah dengan sendirinya, supaya bisa mengasamkan dirinya sendiri," ucap Ani, di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Ani, orang kerap mengabaikan keberadaan kelapa yang tua di pohon. Alasannya, karena santan dari kelapa tua gampang pecah. Namun, justru hal inilah yang dibutuhkan untuk membuat ekstra kelapa murni dengan metode spontan.

Ia bercerita pembuatan minyak kelapa murni metode spontan dimulai dengan memarut kelapa tua dan memeras menjadi santan.

Santan terbagi menjadi dua, santan kanil atau kepala santan dan krim yang berada di bagian bawah.

Krim dibiarkan sampai pecah sendiri lalu muncul tiga lapisan, berupa air, minyak, dan protein kelapa.

"Struktur lapisan bisa berubah-ubah, tetapi yang jelas lapisan air selalu di bawah. Air ini yang dibuang, sehingga tersisa minyak dan protein kelapa," ujarnya.

Satu butir kelapa jawa bisa menjadi ekstra VCO maksimal 125 mililiter, sedangkan kelapa Sulawesi bisa menghasilkan 200 mililiter.

Keunggulan lain dari minyak kelapa murni yang dibuat dengan metode spontan adalah berumur panjang atau awet sampai tiga tahun tanpa mengalami ketengikan. Sekalipun kondisi tutup terbuka dan berinteraksi dengan udara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ilustrasi minyak kelapa. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil [VCO] dan minyak kelapa biasa sering kali dianggap sama. Meskipun terlihat dan terdengar mirip, sebenarnya dua minyak dari buah kelapa ini berbeda.

Minyak kelapa murni menjaga kebaikan santan dan tidak membiarkannya dirusak oleh proses pemanasan yang dilakukan minyak kelapa biasa. Hal ini dimungkinkan melalui teknologi proses dingin, sehingga proses ekstraksi santan tidak perlu pemanas untuk memastikan kebaikan alaminya tetap utuh.

Dilansir dari Times of India, Jumat, 9 Oktober 2020, virgin coconut oil membantu fungsi sistem tiroid dan endokrin yang sehat, dan meningkatkan laju metabolisme tubuh sehingga bisa membantu mengurangi berat badan.

Antioksidan yang ada dalam minyak kelapa murni mengurangi peradangan dan Medium Chained Fatty Acid [MCFA] minyak kelapa tidak membutuhkan enzim pankreas untuk dipecah, jadi mengonsumsi minyak kelapa organik meredakan ketegangan pada pankreas.

Minyak kelapa murni juga dapat melembapkan dan menutrisi kulit kepala dengan protein esensial dan memperbaiki kerusakan sehingga memberikan kilau alami pada rambut.

Kandungan vitamin E-nya tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pembersih wajah, pelembap, dan tabir surya, tetapi juga dapat mengobati banyak gangguan kulit seperti eksim dan ketombe.

MCFA dalam minyak kelapa murni mempercepat metabolisme, yang meningkatkan energi dan menstimulasi fungsi tiroid. Kandungan asam laurat yang tinggi dalam virgin coconut oil juga membantu jantung dengan menurunkan kolesterol total dan meningkatkan kolesterol baik.

Berikut ini perbedaan minyak kelapa murni dengan minyak kelapa biasa.

1. Metode ekstraksi

Minyak kelapa biasa terbuat dari sari kelapa kering yang disebut kopra. Kopra ditekan, minyak yang diekstraksi dimurnikan, dihilangkan warna, dan diputihkan. Proses ini membuatnya cocok untuk dikonsumsi tetapi bisa menghilangkan banyak nilai alaminya.

Sementara, minyak kelapa murni atau VCO diekstraksi dari santan segar menggunakan proses dingin yang menjaga semua unsur alami, aroma, dan antioksidan dari minyak tersebut.

2. Komposisi

Kandungan energi minyak kelapa murni dan minyak kelapa biasa sama saja. Namun, karena minyak kelapa biasa dihidrogenasi, mungkin mengandung sedikit lemak trans. Tetapi minyak kelapa murni kaya akan asam lemak rantai menengah, memiliki kolesterol baik dan asam lemak trans.

3. Penampilan

Meskipun terlihat serupa, minyak kelapa biasa terlihat lebih berwarna. Selain itu, minyak kelapa murni tidak terlalu berminyak dan viskositasnya lebih ringan.

4. Kemurnian

Minyak kelapa murni diekstraksi dari santan, memiliki aroma dan rasa yang lebih baik dibandingkan dengan yang biasa. Selain itu, minyak kelapa murni memiliki aroma dan rasa kelapa tropis yang lezat.

Minyak kelapa [Inggris: coconut oil] adalah minyak nabati yang diekstrak dari daging buah kelapa [spesies: Cocos nucifera]. Berdasarkan teknik ekstraksinya, minyak kelapa bisa dikelompokkan atas tiga jenis: Minyak Kelapa Virgin [Virgin Coconut Oil - VCO], Minyak Kelapa Non-RBD, dan Minyak Kelapa RBD [Refine, Bleach, Deodorize].

Minyak kelapa virgin [VCO] adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan ekstraksi atau pengempaan pada suhu tidak lebih dari 60 °Celsius, sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti air dan kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa tetap terjaga dengan baik.

Minyak kelapa virgin memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi daripada minyak kelapa jenis lain. Biasa digunakan untuk bahan baku kosmetik dan juga dikonsumsi langsung sebagai asupan gizi berkalori tinggi. Pada bulan April 2021, peneliti dari Universitas Gadjah Mada [UGM] melakukan penelitian untuk menjajaki potensi minyak kelapa virgin sebagai terapi pelengkap bagi penderita COVID-19.[1]

Untuk keperluan komersial, Badan Standardisasi Nasional [BSN], telah menetapkan standar mutu untuk minyak kelapa virgin, sebagaimana dituangkan dalam SNI 7381-2008.[2]

Pada dasarnya, teknik ekstraksi minyak kelapa virgin [VCO] bisa dilakukan dengan dua metode, yakni metode basah dan metode kering.[3]

Metode Basah

Metode basah menggunakan bahan baku santan kelapa cair. Minyak dari santan cair ini diekstrak dengan cara pengendapan, fermentasi atau menggunakan mesin sentrifugal. Setelah itu, minyak yang sudah terpisah dari air dan padatan lainnya selanjutnya dipindahkan untuk disaring supaya jernih.

Metode Kering

Minyak kelapa virgin [VCO] juga bisa diperoleh dengan cara pengeringan daging kelapa pada suhu rendah [tidak lebih dari 60 °Celsius]. Daging kelapa kering ini selanjutnya diperas dengan menggunakan mesin peras yang disebut: Direct Micro Expeller [DME]. Selanjutnya minyak disaring supaya jernih dan dikemas untuk siap dipasarkan.

Minyak kelapa jenis ini diproduksi dari proses pemanasan santan untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga kandungan air dalam santan menguap dan minyak kelapa muncul di permukaan wadah. Selanjutnya minyak kelapa di permukaan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga tersisa ampasnya yang biasa disebut: blondo, galendo, cirik minyak, dll.

Akibat proses pemanasan yang cukup lama ini, minyak yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan namun wangi aroma kelapanya sangat kuat sehingga sering digunakan untuk memasak menu khusus khas daerah di Indonesia.

Di beberapa daerah, minyak kelapa non-RBD ini biasa juga dinamakan: minyak klentik [Jawa], minyak tanak [Minang], atau lengis tandusan [Bali].

RBD adalah singkatan dari Refine [pemurnian], Bleach [pemutihan], Deodorize [penghilangan bau]. Proses RBD diperlukan karena minyak kelapa jenis ini diperoleh dari pemerasan kopra [kelapa kering] yang biasanya sudah hangus dan tengik dengan kandungan asam lemak bebas [Free Fatty Acid] yang tinggi.

Dari pemerasan kopra pada suhu tinggi, diperoleh minyak kelapa mentah [Crude Coconut Oil] yang selanjutnya dimurnikan melalui proses RBD sehingga bisa digunakan sebagai minyak goreng. Akibat proses RBD ini, minyak kelapa RBD terlihat jernih dan berwarna cerah, namun aroma kelapanya hampir tak tercium.

Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi bahan bakar selayaknya solar. Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes, sedangkan solar 5 centi stokes. Pada suhu antara 80-90 derajat celcius, minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen Teknik Pertanian IPB yaitu dengan memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah kekentalan minyak kelapa agar sama dengan solar. Gas buang knalpot memiliki temperatur 350-360 derajat celcius sehingga diperlukan koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot. Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju ke ruang pembakaran mesin diesel.

Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan dengan memanfaatkan kokodiesel, yaitu minyak kelapa yang telah melalui proses industri untuk diubah menjadi biodiesel. Harga kokodiesel saat ini berkisar Rp. 10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa yang tidak melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain itu, kelapa merupakan tanaman yang umum tumbuh di daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang potensial bagi nelayan setempat yang cenderung mengalami kesulitan bahan bakar, baik masalah harga maupun ketersediannya.

Minyak kelapa yang dimanfaatkan adalah minyak kelapa yang telah melalui proses pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya.[4][5]

  1. ^ Pulmonologi FKKMK UGM. "VCO Sebagai Terapi Adjuvan Covid-19". 
  2. ^ Badan Standardisasi Nasional, SNI 7381:2008. "Product Specifications Virgin Coconut Oil Indonesia". www.gonavco.id. Diakses tanggal 2021-11-06. 
  3. ^ Virgin Coconut Oil, Indonesia. "Cara Membuat Virgin Coconut Oil [VCO]". www.gonavco.id. Diakses tanggal 2021-10-29. 
  4. ^ Imatetani [Juli 2010]. Kokodiesel dari Knalpot Daerah Pesisir [htm] [dalam Bahasa Indonesia]. Siaran pers. Diakses pada 22 Juli 2010. Diarsipkan 2010-07-25 di Wayback Machine.
  5. ^ BEM Fateta IPB [Juli 2010]. Knalpot Ubah Minyak Kelapa [dalam Bahasa Indonesia]. Siaran pers. Diakses pada 24 Juli 2010.

 

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minyak_kelapa&oldid=19370857"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề