Terhadap pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita

Sobat Guru Penyemangat, apakah Sobat bisa menceritakan pengalaman menghargai pendapat orang lain saat musyawarah?

Tentu saja bisa, ya. Soalnya hampir setiap hari kita melakukan kegiatan musyawarah baik itu di rumah, di sekolah, hingga di lingkungan masyarakat.

Dalam bermusyawarah, kita tidak boleh memaksakan pendapat dan kehendak pribadi. Kita harus lapang dada alias legowo dalam menerima hasil keputusan musyawarah, atau yang disebut dengan mufakat.

Diperlukan sikap lapang dada, tidak mendendam, serta sikap tulus agar kita mau menerima pendapat orang lain yang sejatinya berbeda dengan kita.

Nah, berikut disajikan contoh cerita dan pengalaman ketika menghargai pendapat orang lain saat kegiatan musyawarah.

Mari disimak ya:

Cerita Menghargai Pendapat Orang Lain Saat Menentukan Lokasi Belajar Kelompok

Pada saat pelajaran Matematika, Pak Alan meminta kami untuk membuat bangun kubus, balok, prisma, hingga bola menggunakan kertas warna secara berkelompok.

Setelah jam istirahat tiba, saya pun melakukan kegiatan musyawarah bersama empat orang teman dalam kelompok kami.

Rencananya kami akan mengerjakan tugas kelompok pada siang hari tepatnya setelah pulang sekolah. Meski begitu, kami bingung mau mengerjakan tugas Matematika di rumah siapa.

Saya pun menyarankan kepada teman-teman agar datang ke rumah saya untuk belajar kelompok. Di rumah saya tersedia ruangan khusus yang nyaman dan cocok untuk belajar. Meski begitu, teman-teman perlu membawa peralatan dan kertas warna karena lokasi percetakan jauh dari rumah.

Adapun teman saya yang pertama menyarankan agar kami mengerjakan tugas Matematika di rumahnya saja. Di rumahnya hanya ada ia dan Kakaknya. Selain itu, tersedia pula cemilan dan makanan ringan yang bakal membuat kami lebih semangat mengerjakan tugas.

Meski demikian, lokasinya cukup jauh dari sekolah, begitu pun dari rumah saya.

Dalam suasana kebingungan, akhirnya teman saya yang ketiga ikut menyarankan agar kami mengerjakan tugas di rumahnya saja.

Rumah teman saya ini sederhana, tidak terlalu besar namun lokasinya dekat dengan percetakan.

Saya dan teman-teman akhirnya menerima pendapatnya sehingga diambillah kata sepakat dalam menetapkan lokasi belajar kelompok.

Setelah bermusyawarah, sepulang sekolah saya pun langsung makan siang, menyiapkan peralatan dan keperluan untuk penyelesaian tugas, lalu meminta izin kepada orang tua untuk belajar kelompok.

*

Boleh Baca: Contoh Cerita Musyawarah dalam Keluarga

Pengalaman Menghargai Pendapat Orang Lain Saat Musyawarah Lomba Kebersihan Kelas

Tadi beberapa saat setelah pelaksanaan upacara bendera, Pak Kepala Sekolah mengumumkan bahwa seminggu lagi akan ada penilaian kebersihan kelas.

Nantinya, kelas terbersih dan rapi akan mendapatkan penghargaan. Sedangkan kelas yang paling kotor dan tidak rapi, anggotanya akan mendapatkan sanksi.

Menyikapi pengumuman tersebut, saya pun mengikuti kegiatan rapat kelas dan bermusyawarah supaya bisa meraih hasil terbaik dalam perlombaan kebersihan kelas.

Oleh ketua kelas, kami diminta untuk menyampaikan pendapat dan gagasan agar kelas kami bisa mendapat juara, setidaknya mendapat urutan 3 besar sebagai kelas terbersih di sekolah.

Dalam kegiatan musyawarah tersebut, ada teman yang menyarankan untuk mengecat kelas, membuat kolam ikan di depan kelas, membuat akuarium di dalam kelas, membuat mading di samping kelas, hingga membuat taman bunga mini di samping papan tulis dalam kelas.

Adapun saya sendiri mengusulkan untuk menggambar pemandangan di kelas, atau memajang walpaper dinding.

Setelah masing-masing siswa di dalam kelas menyampaikan pendapatnya, akhirnya didapat 3 usulan. Usulan tersebut yaitu mengecat kelas, membuat mading di samping kelas, dan membuat taman bunga mini di samping papan tulis.

Karena kondisi keuangan kelas terbatas, ketua kelas meminta kami untuk melakukan kegiatan voting alias pemungutan suara untuk memilih 2 usulan terbaik.

Setelah dilakukan pemungutan suara, ternyata usulan yang banyak disetujui ialah membuat mading dan taman bunga mini di dalam kelas.

Sebenarnya hasil musyawarah tersebut bertentangan dengan keinginan saya, namun saya berusaha untuk menghargai pendapat orang lain serta menyetujui hasil keputusan.

*

Boleh Baca: Cerita Pengalaman Berbuat Baik kepada Orang Lain

Cara Menghargai Pendapat Orang Lain Saat Musyawarah

Bagaimana cara yang Sobat lakukan untuk menghargai pendapat orang lain saat musyawarah? Tentu saja dengan hal-hal yang baik ya.

Berikut beberapa cara menghargai pendapat orang lain saat musyawarah yang penting untuk dilakukan:

1. Mendengar Gagasan Teman dengan Baik

Dalam kegiatan rapat atau musyawarah, kita harus mendengar gagasan teman dengan baik. Meskipun nantinya pendapat tersebut berbeda dengan gagasan kita, kita tetap menyimak dengan seksama, jangan malah sibuk sendiri dengan kegiatan di luar diskusi.

2. Mengapresiasi Pendapat Orang Lain

Apresiasilah pendapat orang lain saat bermusyawarah. Caranya amatlah sederhana. Kita bisa mengucapkan “terima kasih atas pendapatnya”, “saran yang bagus”, “Opini yang membangun”, dan sebagainya.

3. Menyanggah Pendapat Orang Lain dengan Cara yang Santun

Berbeda pendapat dalam musyawarah itu biasa. Kita juga boleh menyanggahnya, tapi menyanggah pendapat orang lain itu haruslah dengan cara yang santun. Misalnya diawali dengan ucapan “terima kasih”, “maaf”, “pendapat Anda bagus”, kemudian diikuti dengan kalimat “tapi dalam hal….saya kurang sependapat dengan Anda”, lalu terangkan pendapat Sobat.

4. Tidak Memotong Pembicaraan Orang Lain

Salah satu fenomena yang marak kita jumpai saat musyawarah adalah adanya pihak yang memotong pembicaraan orang lain.

Sebenarnya itu adalah perilaku kurang menghargai pendapat saat musyawarah. Alangkah baiknya kita sebagai anggota rapat atau diskusi untuk mendengar terlebih dahulu gagasan orang lain hingga tuntas.

5. Tidak Mencela atau Berkata-kata Kotor

Mencela orang lain itu adalah tindakan yang tidak beradab. Apalagi sampai mencaci dan berkata-kata kotor. Itu sungguh keterlaluan.

Sebagai seorang pelajar dan orang yang berpendidikan, kita tidak boleh mencela pendapat orang lain, biarpun pendapat mereka berbeda dengan kita.

6. Menatap Mata atau Melihat Wajah Teman Saat Ia Menyampaikan Pendapat

Cara berikutnya untuk menghargai pendapat orang lain saat bermusyawarah ialah menatap mata atau melihat wajahnya saat orang itu menyampaikan pendapatnya.

Saat ia berbicara, kita jangan malah sibuk sendiri, main HP, atau pura-pura tidak mendengarkan. Karena hal itu bukanlah adab dalam bermusyawarah.

***

Boleh Baca: Contoh Pengalaman Berterima Kasih kepada Sesama Manusia

Demikianlah tadi seutas sajian Guru Penyemangat tentang cerita dan pengalaman menghargai pendapat orang lain saat musyawarah.

Semoga bermanfaat ya
Salam.

Page 2

Kerja Sama & Donasi di Gurupenyemangat.com

Hai, Sahabat Guru Penyemangat! Terima kasih telah setia membaca dan singgah di blog Gurupenyemangat.com.

Sebagaimana yang diketahui, blog ini terus meng-update berbagai tulisan seraya menggaungkan motto “Menulislah, lalu tebarkan kebaikan kepada seluruh alam”.

Walaupun demikian, sejatinya kegiatan menulis di blog tidaklah mudah.

Seorang penulis butuh kerja keras terutama dalam melakukan riset judul, riset penelitian, mencari sumber-sumber yang terpercaya, hingga menyajikan berbagai ilustrasi dan infografis.

Penulis menyadari, para pembaca terkadang memerlukan informasi di sebuah blog, lalu menyalinnya ke dokumen sendiri maupun untuk dibagikan ke media sosial.

Hanya saja, di luar sana masih banyak pula “orang-orang jahat” yang mengaku blogger namun dengan seenak hatinya menyalin-tempel tulisan kita kemudian ditayangkan kembali di blog mereka.

Sudah tidak izin, tidak mencantumkan link sumber, malah dikomersialkan ulang dengan sistem full-copas. Benar-benar jahat!

Kerja Sama

✐Jikalau nanti ada Sahabat Guru Penyemangat yang membutuhkan tulisan di blog ini untuk keperluan penelitian, pembuatan makalah, hingga presentasi ilmiah, maka silakan kontak via email di .

InsyaAllah admin akan dengan senang hati membagikan tulisan di blog ini secara gratis.

✐Guru Penyemangat juga menyilakan para blogger maupun UMKM untuk mengirimkan tulisan berupa content placement maupun posting tamu dengan ketentuan:

  • Tulisan original [no plagiat] dengan jumlah minimal 600 kata.
  • Anda boleh menyiapkan foto/gambar sendiri yang bebas hak cipta. Atau jika tidak ada foto, maka Guru Penyemangat bakal mencari ilustrasi sendiri yang relevan dengan artikel.
  • Anda bisa melampirkan maksimal 2 link dalam konten. Tautan tersebut statusnya permanen.
  • Setiap artikel content placement maupun postingan tamu bakal dimasukkan ke dalam kategori "Catatan Guru" dan bakal dipajang sebagai postingan unggulan selama 7 hari.
  • Guru Penyemangat hanya menerima postingan tentang informasi, produk atau jasa, bukan iklan yang aneh-aneh.
  • Adapun biayanya langsung saja kontak saya via email dan lampirkan proposal kerjasamanya.

Informasi dan kerja sama lebih lanjut, silakan kontak via email di atau Whatsapp di wa.me/6285764236790.

Donasi

Penulis menyadari betul bahwa bukanlah hal yang mudah untuk mengembangkan sebuah blog di tengah kesibukan sebagai seorang tenaga pengajar.

Untuk membuat blog seperti Gurupenyemangat.com diperlukan biaya yang cukup menguras kantong terutama dari segi perpanjangan domain, kuota internet, dan pembelian template responsif.

Maka dari itu, di sini Guru Penyemangat menerima donasi sukarela dengan nominal berapa pun.

Jikalau suatu hari ada Sahabat Pembaca yang berminat untuk berdonasi, silakan transfer ke:

  • [PayPal]

Jangan lupa konfirmasi bukti transfer ke email setelah melakukan transaksi.

Terima kasih, dan Salam Sukses.
Guru Penyemangat

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề