Identifikasi nilai moral nasihat yang terdapat pada puisi Rakyat tersebut

  Mewarisi Nilai Luhur Bab dan Mengkreasikan Puisi Rakyat

5 Sumber: //1.bp.blogspot.com

Gambar 5.1 Gurindam Warisan Nilai dari Leluhur Bangsa Indonesia

KOMPETENSI DASAR

  3.9 Mengidentifikasi informasi [pesan, rima, dan pilihan kata] dari puisi rakyat [pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat] yang dibaca dan didengar.

  4.9 Menyimpulkan isi puisi rakyat [pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat] yang disajikan dalam bentuk tulis.

  3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat [pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat] yang dibaca dan didengar.

4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi

rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

  Bahasa Indonesia

Pada unit ini kamu akan belajar tentang puisi rakyat. Kita patut bersyukur

kepada Tuhan karena dianugerahi leluhur yang meliki kearifan dan

diwariskan melalui berbagai puisi rakyat. Kita juga patut terus bersyukur

karena Tuhan memberikan cipta dan karsa untuk mencipta.

  Pengantar Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara.

  Puisi rakyat berupa puisi, syair, dan gurindam. Pada unit ini kita akan belajar tentang puisi rakyat yang berupa pantun. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama warisan nenek moyang kita yang kaya muatan nilai moral, agama, dan budi pekerti. Melalui pantun inilah para leluhur kita mewariskan nilai-nilai luhur dengan cara yang menghibur, segar, dan indah.

A. Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

  Melalui kesastraan lama kamu dapat memahami nilai-nilai yang ingin diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Pada acara-acara di televisi, kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang lagi didengar.

  Sumber: //dherdian.files.wordpress.com Sumber: //beritasatu.com

Gambar 5.3 Makam sang penulis gurindamGambar 5.2 Gurindam dua belas Kelas VII SMP/MTs

  Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut-kemulut. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Pada bagian ini puisi lama yang akan dibahas adalah pantun, syair dan gurindam.

1. Membaca Puisi Rakyat

  Baca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! [gunakan irama lagu Rasa Sayange] Marilah membaca puisi rakyat untuk mengenali bentuk dan memahami nilai luhur yang terkandung di dalamnya!

  Pantun 1 Pantun 2

  Air surut memungut bayam, Baik bergalas baik tidak, Sayur diisi ke dalam kantung; Buli-buli bertali benang; Jangan diikuti tabiat ayam, Baik berbalas baik tidak, Bertelur sebiji riuh sekampung. Asal budi sama dikenang.

  Pantun 3 Pantun 4

  Ikan nila dimakan berang-berang, Akar keladi melilit selasih, Katak hijau melompat ke kiri; Selasih tumbuh di hujung taman; Jika berada di rantau orang, kalungan budi junjungan kasih, Baik-baik membawa diri. Mesra kenangan sepanjang zaman.

  Bahasa Indonesia

  Gurindam Gurindam

  Jika hendak mengenal orang yang baik perangai lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa. Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia.

  Syair Syair perahu

  Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah Wahai muda kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu

  Kelas VII SMP/MTs

  Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir

   Karya: Hamzah Fansuri

2. Mendaftar Kata Berima pada Gurindam, Syair, dan Pantun

  Daftarlah kata yang memiliki bunyi akhir sama pada gurindam, syair, dan pantun di atas! Lanjutkan seperti contoh berikut!

  Kata berima pada pantun

Kata berima pada larik ganjil Kata berima pada larik genap

[1 dan 3] [2 dan 4]

  bayam ayam

  Kata berima pada Gurindam

Kata berima pada larik 1 Kata berima pada larik 2

  perangai ramai

  Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs Kata berima pada syair Kata berima pada larik 1 Kata berima pada larik 2, 3, dan 4

  madah indah, berpindah, sudah

  3. Menemukan kata berima sama secara utuh

  Buka kamus dan berbagai sumber untuk menemukan kata berima yang bunyi akhirnya sama secara utuh!

  Benda di sekitar/buah/ tumbuhan/nama kota/hewan/ masakan Kata dengan bunyi akhir sama secara utuh

  rebana, pelana terpana, suasana, terpesona, terhina, terbina Sulawesi solusi, motivasi, prestasi

  4. Menemukan kata berima akhir sebagian Benda di sekitar/buah/ tumbuhan/hewan/masakan Kata dengan bunyi akhir sama secara utuh

  Pisang pegang, dagang

5. Membandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam

  Setelah membaca beberapa contoh puisi rakyat di atas, kamu bisa menggali informasi yang lebih banyak lagi tentang puisi rakyat dari berbagai sumber. Setelah itu, berdiskusilah untuk membandingkan ketiganya. Diskusikan persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!

  Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam Pantun Gurindam Syair Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam Pantun Gurindam Syair Bahasa Indonesia

6. Menyimpulkan Ciri Pantun, Syair, dan Gurindam

  Setelah mengerjakan beberapa latihan tentang puisi rakyat, simpulkan dengan bahasa sendiri ciri ketiga puisi rakyat tersebut! Simpulkan ciri-ciri pantun, gurindam, dan syair. Diskusikan dengan teman di sebelahmu! Bandingkan hasil simpulanmu dengan kotak info berikut.

  Kotak Info Gurindam

  Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula- mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama [Melayu] yang sangat penting sebagai warisan budaya. Ciri gurindam

  a] terdiri atas dua baris dalam sebait

  b] tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata

  c] tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya d] merupakan satu kesatuan yang utuh.

  e] baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian

  f] baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. [isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua]

  g] isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara

  Pantun

  Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton [bahasa Tagalog], tuntun [bahasa Jawa], pantun [bahasa Toba] yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah [Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya] sama, yaitu untuk mendidik sambil

  Kelas VII SMP/MTs menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir [menegur bahwa sesuatu itu kurang baik] secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan. Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciri pantun • Tiap bait terdiri atas empat baris [larik].

  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

  Syair

  Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Ciri-ciri syair antara lain : 1. Setiap bait terdiri dari empat baris.

2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

  3. Bersajak a-a-a-a.

  4. Semua baris adalah isi.

  5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

  Bahasa Indonesia

B. Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat

1. Menyimpulkan Isi Pantun

  Pantun Baru Pantun 5

  Penghasil batik di Yogyakarta, Kalaulah Brebes penghasil beras; Berusaha terus mengajar cita, Sambil berdoa dan kerja keras.

  Pantun 8

  Kota Sampit di Kalimantan, Kota Makasar di Sulawesi; Teruslah berusaha jadi teladan, Raihlah cita raih prestasi.

  Pantun 7

  Enak rasanya bubur yang hangat, Enak dimakan bersama kerupuk; Hidup memang harus semangat, Janganlah mudah kita terpuruk.

  Pantun 6

  Pergi melaut membawa jala, Jala ditebar sambil mengingat; Meski hidup banyak kendala, Haruslah kita slalu semangat.

  Kelas VII SMP/MTs

  Setelah mengenal ciri umum puisi rakyat, pada bagian ini kamu akan membaca berbagai puisi rakyat untuk memahami isi yang berupa nilai-nilai luhur warisan nenek moyangmu! Bacalah pantun berikut! [Nyanyikan dengan lagu Rasa Sayange]

  Pantun 4

  Ikan nila dimakan berang-berang, Katak hijau melompat ke kiri; Jika berada di rantau orang, Baik-baik membawa diri.

  Pantun 3

  Baik bergalas baik tidak, Buli-buli bertali benang; Baik berbalas baik tidak, Asal budi sama dikenang.

  Pantun 2

  Air surut memungut bayam, Sayur diisi ke dalam kantung; Jangan diikuti tabiat ayam, Bertelur sebiji riuh sekampung.

  Pantun 1

  Pantun karya nenek moyang

  Simpulkan nilai pada pantun berikut!

  Akar keladi melilit selasih, Selasih tumbuh di hujung taman; kalungan budi junjungan kasih, Mesra kenangan sepanjang zaman.

  Diskusikan hal berikut!

  a] Carilah makna kata sulit pada pantun tersebut!

  b] Uraikanlah dengan bahasamu sendiri isi pantun tersebut!

  c] Tulislah kembali nasihat dan ajakan yang terdapat dalam pantun!

  d] Bandingkan isi nilai-nilai/ tindakan baik yang terdapat pada pantun karya nenek moyang dan karya generasi sekarang!

  Pantun karya nenek Pantun masa kini Keterangan moyang

2. Menyimpulkan Isi Gurindam Gurindam Gurindam

  Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal

  Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs

  Apabila dengki sudah bertanah, datanglah darinya beberapa anak panah. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Pekerjaan marah jangan dibela nanti hilang akal di kepala.

  Latihan

  a] Carilah makna kata sulit pada gurindam tersebut!

  b] Simpulkan nilai-nilai moral/ nasihat yang terdapat pada gurindam di atas!

  Gurindam Nilai moral/ nasihat

  1

  2

  3

  4

  5

  6

3. Menyimpulkan Isi Syair Syair Syair perahu

  Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah Wahai muda kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir

   Karya: Hamzah Fansuri

  Latihan

  a] Carilah makna kata sulit pada syair tersebut!

  b] Simpulkan nilai-nilai moral/ nasihat yang terdapat pada syair di atas!

  Bahasa Indonesia Pasangkan nilai-nilai pada paparan berikut dengan nilai pada syair di atas! Syair perahu tersebut berupa nasihat kepada para pemuda [generasi muda] untuk membekali diri dengan ilmu dan amal yang baik agar hidup menjadi berguna dan dan bermanfaat. Hal itu disebabkan oleh adanya hidup yang tidak akan kekal selamanya dan pasti akan ke akhirat juga. Dengan amalan kita yang baik maka kita akan mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat, serta sempurnalah kehidupan kita yang kita jalani.

  Bait syair Nilai moral/ nasihat

  1 2 pemuda perlu membekali diri dengan ilmu dan amal yang baik agar hidup menjadi berguna

  3

  4

5 Kelas VII SMP/MTs

C. Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat

  Bahasa Indonesia

  Setelah membaca dan memahami pada bagian ini kamu akan belajar menelaah puisi rakyat dari segi bentuk dan bahasa.

1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Bacalah pantun berikut! Pola 1

  Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan.

  Pola 2

  Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara.

  Pola 3

  Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu

  Pola 4

  Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat

  Pola15

  Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari

  Pola 6

  Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara

  Berdiskusilah untuk membuat pembahasan beberapa cara pengembangan isi pantun! Jelaskan dengan contoh! Lihat contoh berikut!

  Kelas VII SMP/MTs

  2. Menelaah Struktur Pantun

  Bacalah pantun berikut! Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain

  Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.

  Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat [kalau], pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

  Kegiatan

  Berhitunglah 1 sampai 6! Tiap siswa menelaah pantun sesuai dengan nomor yang diterima! Lakukan seperti yang dicontohkan!

  3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam

  Bacalah gurindam berikut! Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti

  Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik

  Bahasa Indonesia

  Kegiatan

  Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh menelaah gurindam

  Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi

  Penelaahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

  Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat [larik 1 apabila ...] dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.

4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair Syair

  Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan

  Kelas VII SMP/MTs Contoh Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan

  Contoh telaah syair

  Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama [a-a-a-a]. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa [ menggunakan kata seru Hai ....] Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

  Sebagai bekal untuk menelaah bacalah kotak info berikut!

  Kalimat Perintah

  Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh:

  Buanglah sampah pada tempatnya

  Kalimat saran

  Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain [sebaiknya, seyogyanya]. Contoh:

  Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat

  Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs Kalimat ajakan

  Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan [ayo dan mari]. Contoh:

  Marilah kita jaga agar lestari

  Kalimat seru

  Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih [alangkah, betapa, dan bukan main]. Contoh: Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.

  Kalimat larangan

  Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan [jangan, hidari]. Contoh:

  Janganlah berprasangka buruk kepada sesama

  Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan

  Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan [supaya, untuk, agar, dan guna].

  Kata penghubung sebab [kausal]

  Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu [sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu].

  Kata penghubung akibat

  Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

  Kata penghubung syarat

  Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

  Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

  Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat. Contoh Pagi-pagi saya sarapan.

  Kalimat majemuk

  Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa

kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Kalimat majemuk hubungan syarat

  Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.

  Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar.

  Contoh : Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.

  Kalimat majemuk konsensip

  Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.

  Kalimat majemuk hubungan penyebaban

  Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena Contoh : Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.

  Bahasa Indonesia

  Kalimat majemuk hubungan perbandingan

  Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh : Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.

  Kalimat majemuk hubungan akibat

  Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka Contoh : Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.

  Kalimat majemuk hubungan cara

  Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

D. Menyajikan Puisi Rakyat secara Lisan dan Tulis

  Saatnya sekarang Kamu berunjuk karya. Pada bagian ini kamu akan membuat pantun dan menyajikan dalam bentuk berbalas pantun.

1. Menulis Pantun dengan Berbagai Konteks

  Sebelum menulis puisi rakyat perhatikan langkah menulis pantun berikut! Langkah membuat pantun

  1] Tentukan ide yang akan disampaikan [ kalau hidup bekerja keras kelak hidupnya menjadi sukses].

2] Menata ide menjadi dua larik [ dengan bunyi akhir yang berbeda].

  3] Memilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik. 4] Membuat larik sampiran dari benda/ kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan isi.

  5] Menata kembali kalimat/ larik dengan rima dari kosakata yang berima sama. 6] Menata pantun secara logis.

  Kelas VII SMP/MTs

  • Tema berkaitan dengan hal-hal yang positif
  • Tema sesuai dengan yang ditentukan
  • Isi sampiran pantun tidak mencontoh yang pernah ada
  • Pola pengembangan larik tidak mencontoh yang ada
  • >Rima silang pada larik 1 dan 2
  • Isi kalimat dalam sampiran logis
  • Struktur kalimat sesuai dengan kaidah
  • Tidak berkaitan langsung dengan isi pantun [bobot 2]

  Bahasa Indonesia

  Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.

  Kegiatan

  Diskusikan dengan pasanganmu untuk membuat pantun, gurindam, dan syair dengan tujuan berikut! Tujuan Menyemangati teman yang sedang mengalami penurunan semangat saat mengerjakan tugas.

  Tujuan Mengajak teman-temanmu untuk berbuat jujur dan disiplin.

  Gurumu akan memandu membuat puisi rakyat secara kreatif. Kemas kumpulan pantun dalam bentuk buku pantun. Pantun yang dihasilkan dinilai dengan panduan berikut. Nilailah hasil akhir pantun yang kamu tulis dengan rubrik berikut!

  Hal yang dinilai

  4

  3

  2

  1

  [bobot 1] Bagian sampiran pantun Bagian isi pantun

  • Rima silang pada larik 3 dan 4
  • Isi kalimat logis
  • Struktur kalimat sesuai dengan kaidah
  • Tidak berkaitan langsung dengan isi sampiran [bobot 2]

  Penskoran 4= jika terdapat semua unsur 3= jika terdapat 3 unsur 2= jika terdapat 2 unsur 1= jika terdapat 1 unsur

  Skor yang diperoleh

  Skor akhir = x 100

  Dibagi Skor Maksimal

2. Berunjuk Karya dengan Puisi Rakyat

  Pada bagian ini dapat dipilih tiga buah permainan. Pada bagian ini kamu akan bermain berbalas pantun dengan topik yang disediakan. Aturan permainan dipaparkan berikut.

  Bermain Musikalisasi Syair dan Gurindam

  a] Permainan ini terdiri atas dua kelompok [kelompok syair dan kelompok gurindam.

  b] Jumlah anggota kelompok minimal 3 orang, maksimal 5 orang.

  c] Setiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota.

  d] Kegiatan musikalisasi diawali dengan perencanaan pemberian nada yang sesuai dengan isi pesan syair/ gurindam.

  e] Mementaskan musikalisasi puisi di luar kelas.

  f] Sebaiknya dilombakan antarkelas.

  Kelas VII SMP/MTs Hal yang dinilai pada musikalisasi gurindam dan syair dipaparkan berikut.

  Hal yang dinilai

  4

  3

  2

  1

  • Pilihan nada/ irama sesuai dengan isi syair/ pantun
  • Nada diciptakan secara orisinal/ mengadaptasi
  • Penampilan tim dalam melakukan musikalisasi
  • Volume suara memadai [bobot 1]

  Penskoran 4= jika terdapat semua unsur 3= jika terdapat 3 unsur 2= jika terdapat 2 unsur 1= jika terdapat 1 unsur

  Skor yang diperoleh

  Skor akhir = x 100

  Dibagi Skor Maksimal

3. Berbalas Pantun Lakukan berbalas pantun dengan aturan permainan berikut!

  a] Permainan ini terdiri atas dua kelompok [kelompok “gadis” dan “bujang”; atau dapat dikembangkan menjadi kelompok “pro” dan “kontra” ].

  b] Jumlah anggota kelompok minimal 3 orang, maksimal 5 orang.

  c] Setiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota.

  d] Kegiatan berbalas pantun dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas menengahi, mengulas, dan menyimpulkan kegiatan berbalas pantun.

  e] Setiap sesi berbalas pantun memiliki tema, misalnya “perkenalan”.

  f] Pantun yang merupakan jawaban setiap kelompok secara berkesinambungan dan bergiliran.

  g] Struktur berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isi/maksud, dan penutup atau kesimpulan.

  Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs

  Peserta tidak boleh bersikap dan menggunakan kata yang kurang santun, seperti menghina atau merendahkan kelompok lain.

  Tema : Perkenalan dan persahabatan Peserta : Putri 5 orang, Putra 5 orang Moderator : Guru atau siswa yang ditunjuk

  Sebelum berbalas pantun dimulai, moderator memperkenalkan masing- masing anggota dari tiap-tiap kelompok serta menjelaskan temanya dan pantun dimulai dengan cara diundi oleh moderator.

  Berbalas Pantun

  Moderator: Cuci tangan memakai sabun, Sabun berbau bunga melati, Mari kita berbalas pantun, Sambil bernyanyi senangkan hati

  Silakan siapa memulai? Topik berbalas pantun a] Menjadi generasi harapan untuk Indonesia yang lebih maju.

  b] Tidak meninggalkan budaya daerah meski zaman telah berubah.

  Bujang 1

  Adakah jerami di pohon kenanga Adakah hama di tangkai delima Bolehkah kami mohon bertanya Siapakah nama adinda berlima?

  Gadis 1

  Ingin menari bersama nyonya Dia datang membawa jamu Nama kami tidak usah ditanya Langsung tanyakan apa maumu

  Moderator:

  Ayo kelompok gadis ingin langsung ditanya apa maumu ! Ayo bujang silakan jawab.

  Bujang 2 Gadis 2 Bujang 3 Gadis 3 Moderator: Wah, wah..wah, dua kelompok saling kuat! Ayo kita teruskan!

  Bujang 4 Gadis 5 Bujang 5 Moderator Gadis 5 Bujang 1 TUGAS

  Pilihlah 5 orang sebagai wakil dari kelompok putri, demikian juga untuk kelompok putra. Kelompok putri dalam berbalas pantun disebut kelompok gadis, dan kelompok putra disebut kelompok bujang. Anggota kelompok lainnya yang tidak tampil tetap membantu membuatkan pantun, lanjutkanlah sesi “perkenalan” di atas dengan tema “nasihat”, yaitu tentang dua kelompok yang saling memberi nasihat, misalnya tentang bahaya narkoba, pentingnya saling menghormati, indahnya damai, manfaat belajar, dan lain-lain. Masing-masing kelompok sebaiknya merancang skenario pantun dalam bentuk pembuatan pantun-pantun yang terkait dengan tema. Kumpulkan kepada guru sebelum kegiatan berbalas pantun dilaksanakan. Yang dinilai dalam berbalas pantun adalah:

  1. Kekompakan kelompok,

2. Kecepatan membalas pantun,

  3. Ketepatan pemilihan sampiran dan isi pantun,

  4. Variasi pemilihan kata,

  5. Vokal [pelafalan dan intonasi]

  6. Gaya yang ditampilkan, 7. Busana [jika dilombakan].

SELAMAT ATAS SEMUA UNJUK KARYAMU. TERUS BERLATIH BERKREASI DAN MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRIMU.

  Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs Proyek Literasi

  Bacalah puisi yang ada di daerahmu, biografi Hamzah Famsari/ Raja Ali Haji, atau buku lain yang berkaitan dengan puisi rakyat. Tulis pada contoh jurnal berikut!

JURNAL MEMBACA

  Judul Buku : Pengarang : Terbitan : Waktu baca : tanggal ................ sampai .....................

  Tanggal baca Ringkasan Isi Komentar

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề