Nilai kehidupan dalam cerpen yang berkaitan dengan adat istiadat yaitu nilai



Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Berbagai karakter tokoh yang ditampilkan pada cerpen dapat berupa protagonis ataupun antagonis. Berdasarkan tokoh-tokoh tersebut kita dapat menemukan nilai-nilai kehidupan, yaitu perbuatan baik yang harus ditiru dan perbuatan buruk yang harus dijauhi.

Nilai adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan dalam cerpen adalah sesuatu yang bermanfaat yang terdapat pada cerpen yang dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.



Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen

Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra, antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

1.   Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.

Contoh:

Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada istrinya, “Ya, tuanku, matilah rasku ini, sangatlah sakit rasanya tubuh ini. Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun terseduh-sedulah  menangis,  maka  terlalu  belas  rasa  hati isterinya  melihat  laku

suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”

Pada cuplikan cerita tersebut ingin disampaikan bahwa seorang istri sudah selayaknya menemaninya istrinya baik dalam suka maupun duka. Seorang istri harus dapat merasakan kepedihan suaminya. Makna ini termasuk ke dalam nilai moral juga nilai budaya, karena sudah menjadi adat istri harus setia pada suaminya.

2.   Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.

Contoh :

Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara yang dialirkan dengan kipas koran. Dari belakang terus-menerus mengepul asap rokok dari mulut seorang lelaki setengah mengantuk.

Pada cuplikan tersebut ingin disampaikan rasa peduli akan lingkungan sekitarnya. Berarti lelaki tersebut tidak memiliki rasa sosial yang baik. Sikapnya juga dapat mengandung nilai moral dan nilai etika. Namun, jika dicermati cerita tersebut menitikberatkan pada nilai sosial.

3.   Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk  [pengajaran].

Contoh :

Jakarta terkurung dalam kutukan karena kejahatan kemanusiaan yang didewakannya selama lebih dari tiga dasawarsa menjelang akhir abad keduapuluh. Ingatan kolektif penduduknya bisa lenyap. Tetapi, zaman tak pernah akan lupa bahwa pada waktu itu ratusan ribu orang dibunuh seperti tikus comberan. Anak-anak muda yang ganteng dan manis-manis,

yang bercita-cita sangat sederhana, hanya sekedar untuk bisa meludah karena tak tahan mencium bau amis para penguasa yang durjana, diculik dan dilenyapkan rezim bersenjata.

Pada cuplikan ini tergambarkan sindiran terhadap penguasa dan ini mengandung nilai pendidikan.

4.   Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.

Contoh :

Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu.  Lalu  ia  memohon  kepada  dewa  untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.

Pada cuplikan tersebut bermakna seorang anak harus berbakti kepada orang tua. Ini mengandung nilai budaya.

5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik/menyenangkan [rasa seni].

Contoh

Lebaran. Tanah boleh basah. Udara boleh lembap. Angin menyelusup di sela-sela daun gugur.  Awan kelabu. Matahari sembunyi di baliknya. Hujan tiba-tiba rajin membasahi bumi. Kota menjadi basah. Terus-menerus basah. Juga jalan-jalan dan halaman rumah. Orang-orang bergegas menghindarinya. Genteng-genteng coklat di perumahan yang tumbuh merapat, berubah warna menjadi lebih tua dari biasanya

Pada cuplikan tersebut tergambar suasana latar, ini mengandung nilai estestis.

6.   Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.

Contoh :

Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara yang dialirkan dengan kipas koran. Dari belakang terus-menerus mengepul asap rokok dari mulut seorang lelaki setengah mengantuk.

Pada cuplikan cerpen ini jelas tergambar bahwa lelaki itu tak memiliki sopan santun dan ini mengandung nilai etika.

7.   Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.

Contoh

Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.

Cuplikan ini bermakna siapa yang berbuat jahat, ia akan kalah. Dalam hal ini adalah Maharaja Indra Dewa menyerang Puspa Sari. Ini berarti mengandung nilai politik.

8.   Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.

Contoh:

Raja Ikan Todak telah memenuhi janjinya membangun pulau untuk Datu Mabrur. Di karang pertapaannya dia memanjatkan puji dan syukur kepada

Sang Pencipta. Pulau itu dinamakan Pulau Halimun yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Laut.

Cerpen dan Novel adalah salah satu karya sastra. Biasanya di dalam karya sastra ada banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil, yaitu nilai moral, sosial, religius, budaya, pendidikan, etika, estetika, politik, patriotik, psikologi, ekonomi, historia, dan sebenarnya masih ada banyak lagi. Berikut adalah 12 Nilai Kehidupan dalam Cerpen/Novel beserta Contohnya, yang kita rangkum sebagai berikut.

A]. Nilai Moral

Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain. Berikut contoh kutipan Nilai Moral:

"Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun setelah mengetahui kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku. Apalagi dengan otakku yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka, aku pun mulai memilih teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau berteman dengan anak yang setara padaku"

[Kutipan Cerpen "Penyesalanku" karya Dian Indria A] Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai moral yang diambil. Nilai moral tersebut adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah ke atas menggambarkan kesombongan yang merupakan sifat buruk.


B]. Nilai Sosial

Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat [interaksi sosial antar-manusia]. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antar-tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Sosial:

"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk"

[Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye] Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terimakasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.


C]. Nilai Religius

Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal. Berikut contoh kutipan Nilai Religus/Keagamaan:

"Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu yang terjadi kepadaku, sangat sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang tak peduli untuk menutup aurat mereka. Sungguh, sebenarnya apa arti jilbab bagi mereka?" 

[Kutipan Cerpen "Apa Arti Jilbab Bagimu" karya Lamia N S] Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada.

D]. Nilai Budaya

Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Budaya:

"Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara"

[Kutipan Cerpen "Jaipong" karya Aldizza Aurelia] Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai budaya yang diambil. Nilai budaya tersebut adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional [kebudayaan] khas Jawa Barat.


E]. Nilai Pendidikan/Edukatif

Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk [pengajaran] atau bisa juga berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran. Berikut contoh kutipan Nilai Pendidikan:

"Agaknya selama turun menurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak lelaki tertuanya Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya"

[Kutipan Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata] Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.


F]. Nilai Etika

Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan santun dalam aspek kehidupan. Merupakan bagian dari nilai moral. Berikut contoh kutipan Nilai Etika:

"Zahra... masuk nak, kita sarapan dulu" suara ibuku yang sontak membuyarkan lamunanku.


"Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan untuk membuat kue ya nak, ibu tidak enak badan"
"Baik bu", singkatku. [Kutipan Cerpen "Harapan Seorang Ibu" karya Lutaful Kafifah]


Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue untuk ibunya yang tidak enak badan.

G]. Nilai Estetika

Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh. Berikut contoh kutipan Nilai Estetika:

"Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan"

[Kutipan Cerpen "Senyum Karyamin" karya Ahmad Tohari]


Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika tersebut terdapat pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis, penggunaan kata beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa yang indah. Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini semakin jelas dan hidup.



H]. Nilai Politik Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara. Berikut contoh kutipan Nilai Politik:

"Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh uang. Terpengaruh praktek-praktek money politics," sahut Rita

[Kutipan Cerpen "Bajingan-Bajingan Politik" karya Harimanto Imadha] Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat mempengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat pemilihan umum.


I]. Nilai Patriotik/Perjuangan

Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan atau suatu perjuangan [misalkan perjuangan hidup, semangat yang membara, cinta tanah air, dan lain-lain]. Berikut contoh kutipan Nilai Patriotik:

"Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang Garuda di sana. Indonesia Raya membahana"

[Kutipan Novel "Sebelas Patriot" karya Andrea Hirata]


Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak kecil dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu bentuk kesetiaan [semangat yang membara], sebagai wujud nyata patriotisme.



J]. Nilai Psikologi Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan tokoh [misalkan antisosial, depresi, keterbelakangan mental, shock, halusinasi, delusi, emosi yang berlebih, gangguan kejiwaan, dan lain-lain]. Berikut contoh kutipan Nilai Psikologi:

"...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan kedua mataku ini? Keluargaku secara perlahan memberitahuku, bahwa aku mengalami kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari pendonor kornea mata"

[Kutipan Cerpen "Cinta yang Tak Tergantikan" karya Fenny Marsella] Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah keadaan psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.


K]. Nilai Ekonomi

Nilai Ekonomi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan status/kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat. Berikut contoh kutipan Nilai Ekonomi:

"Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka..."

[Kutipan Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A Navis] Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.


L]. Nilai Historis

Nilai Historis adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan sejarah. Berikut contoh kutipan Nilai Historis:

"...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965,..."

[Kutipan Novel "Pulang" karya Leila S. Chudori]

Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut adalah menyinggung tentang 30 September 1965 yang merupakan permulaan dari sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih didebatkan terkait kisah sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề