Siapakah yang mengantar makanan selama Nabi SAW dan sahabat bersembunyi selama tiga hari sebelum hijrah ke Madinah?

Gua Tsur, Tempat Nabi Muhammad dan Abu Bakar Bersembunyi dari Kejaran Kaum Kafir, Foto: Dok. hajjumrahplanner.com

Sebagai rasul terakhir bagi umat Muslim, seluruh kisah Nabi Muhammad dapat dijadikan teladan bagi umat-Nya. Salah satu diantaranya adalah kisah ketika Nabi Muhammad bersama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shidiq bersembunyi dari kejaran kaum kafir di Gua Tsur.

Abu Bakar sendiri dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad yang banyak berkorban demi Rasulullah dan kepentingan penyebaran agama Islam. Selang beberapa waktu setelah Abu Bakar memeluk agama Islam, ia melindungi Rasulullah ketika ingin bersembunyi di Gua Tsur. Berikut cerita lengkapnya.

Kisah Bersembunyi di Gua Tsur dari Kejaran Kaum Kafir

Awal peristiwa ini dimulai saat paman dan istri Rasulullah wafat. Melihat salah satu para pembela Rasulullah sudah wafat, para kaum kafir Quraisy malah mengambil kesempatan ini untuk menghabisi Nabi Muhammad dengan melakukan percobaan pembunuhan.

Mengetahui hal ini, Rasulullah bersama Abu Bakar diam-diam meninggalkan Mekkah untuk bersembunyi. Meski kaum kafir Quraisy sudah kehilangan jejak Rasulullah dan Abu Bakar, mereka tetap bekerja keras mencari jejak kaki yang disinyalir sebagai jejak kaki Rasulullah dan Abu Bakar.

Sadar para kaum kafir Quraisy masih berusaha keras mencarinya, Rasul kemudian memanjat Bukit Tsur dan menemukan sebuah gua kecil yang hanya bisa dilewati oleh satu orang. Sebelum Nabi Muhammad masuk, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada bahaya di dalam gua itu sambil berkata, “Demi Allah engkau jangan masuk dulu sebelum aku masuk”.

Abu Bakar kemudian membersihkan bagian dalam Gua Tsur dari berbagai binatang beserta sarangnya. Abu bakar menyobek kainnya untuk menyumbat lubang-lubang sarang binatang. Bahkan saat kain miliknya habis, Abu Bakar menyumbat lubang tersebut menggunakan kedua kakinya. Setelah Gua Tsur sudah dirasa aman, Abu Bakar baru mempersilahkan Nabi Muhammad masuk ke dalam gua.

Di dalam gua, Rasulullah tidur di pangkuan Abu Bakar. Sementara itu, binatang berbisa yang lubangnya ditutup Abu Bakar menggunakan kakinya kemudian keluar dan menggigit kaki Abu Bakar. Meski sakit luar biasa, Abu Bakar tetap tidak bergerak sama sekali dan menahan sakit dalam diam.

Beberapa lama kemudian, para kaum kafir melihat Gua Tsur. Mereka saling berdebat satu sama lain, apakah benar Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke dalam gua yang konidisnya sudah tertutup oleh sarang laba-laba. Karena dirasa tidak mungkin ada sarang laba-laba dan rumah burung jika Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke dalam gua tersebut, mereka pun kembali ke Mekkah dalam kondisi gagal.

Nabi Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari. Ketika situasi sudah aman, mereka akhirnya keluar dan melanjutkan perjalanan menuju Madinah.

Jumat , 07 Oct 2016, 18:00 WIB

Red:

Saat datang perintah untuk hijrah dari Allah SWT, Rasulullah SAW segera menemui Abu Bakar as-Shiddiq. Rasulullah SAW mengungkapkan perintah hijrah dari Makkah kepada Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar pun mengajukan diri untuk menemani Rasulullah SAW hijrah dari Makkah. Akhirnya, keluarga Abu Bakar menyiapkan segala persiapan dan perbekalah hijrah Rasulullah SAW tersebut.

Hal ini termasuk dengan menyediakan makanan dan minuman. Abu Bakar pun sempat menyuruh anaknya, Asma binti Abu Bakar, untuk menyiapkan tempat bekal dan minum Rasulullah SAW. Namun, lantaran tidak menemukannya, Asma akhirnya memotong ikat pinggangnya menjadi dua. Satu untuk tempat bekal makanan Rasul dan satu lagi untuk tempat air minum [geriba]. Karena peristiwa ini, Asma mendapatkan julukan Dzat an-Nithaqai [pemilik dua ikat pinggang]. Rasulullah pun bersabda, "Semoga Allah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di Surga." Tidak hanya itu, Asma juga mengantarkan bekal makanan dan minuman kepada Rasulullah dan ayahnya saat dalam perjalanan menuju Madinah, tepatnya di Gua Tsur. Ini dilakukan Asma saat kaum kafir Quraisy tengah memburu Rasulullah dan Abu Bakar. Pengorbanan Asma menjadi bukti ketulusan, pengorbanan, dan peran besar Asma untuk membantu Rasulullah. Asma adalah putri dari Abu Bakar ash-Shiddiq. Asma memiliki nama lengkap Asma binti Abu Bakar al-Quraisyiyyah at-Tamimiyah. Beliau dilahirkan 27 tahun sebelum hijrah. Asma 10 tahun lebih tua daripada saudara seayahnya, Aisyah, dan dia adalah saudara sekandung dari Abdullah bin Abu Bakar. Ibu Asma adalah Qatilah binti Abdul Uzza bin Abdi As'ad bin Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir al-Amiriyah. Abu Bakar sempat menceraikan Qatilah pada masa sebelum kedatangan Islam. Asma masuk Islam sesudah 17 orang awal yang berbaiat kepada Rasulullah SAW. Salah satu bukti ketaatannya kepada Rasulullah SAW adalah saat Asma menerima kedatangan ibunya, Qatilah. Saat itu, Qatilah datang untuk menemui Asma dan berniat memberikan hadiah. Namun, Asma belum mau menerimanya sebelum bertanya kepada Rasulullah. Akhirnya turunlah firman Allah SWT, dalam surah al-Mumtahanah ayat 8. "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." Usai mendengar ayat tersebut, dan sabda Rasulullah, "Ya, sambunglah hubungan [baik] dengan ibumu," Asma akhirnya mau menemui dan menerima hadiah dari ibunya. Asma merupakan saksi dari dua masa sekaligus, yaitu masa sebelum bi'tsah [pengangkatan Nabi Muhammad SAW] dan masa sesudahnya. Asma dikenal sebagai Muslimah yang tabah, sabar, dan dermawan. Dia pun rela menanggung tekanan, gangguan, dan siksaan dari kaum Quraisy. Saat hijrah bersama Rasulullah, Abu Bakar membawa seluruh hartanya, sekitar 5.000 hingga 6.000 dirham. Kemudian datanglah kakek Asma, Abu Qafahah, menanyakan soal harta yang ditinggalkan oleh Abu Bakar untuk keluarganya, karena khawatir hijrahnya Abu Bakar akan menyulitkan kondisi ekonomi Asma. Hal itu dilakukan Abu Qafahah karena mendapatkan tekanan dan kabar dari kaum kafir Quraisy. Namun, Asma menjawab, "Tidak wahai kakek. Sungguh ayah telah meninggalkan banyak kebaikan untuk kami." Selanjutnya, untuk menenangkan hati kakeknya, Asma menempatkan batu ke dalam tempat Abu Bakar biasa menyimpan hartanya. Asma pun mengajak kakeknya untuk meraba tempat harta tersebut. "Tidaklah mengapa jika dia tinggalkan ini bagi kalian, maka dia [berarti] telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian," ujar Abu Qafahah. Asma menikah dengan Zubair bin Awwam. Namun, Asma sempat mengeluh kepada ayahnya mengenai sikap kasar Zubair. Abu Bakar pun berkata, "Wahai anakku, sabarlah! Sesungguhnya wanita itu apabila bersuami seorang yang saleh, kemudian suaminya meninggal dunia, sedang istrinya tidak menikah lagi, maka keduanya akan berkumpul di surga." Kemudian tidak lama setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Asma dan keluarganya pun ikut hijrah ke Madinah. Di Madinah, Asma melahirkan putranya, Abdullah bin Zubair. Dia adalah anak pertama yang lahir dalam Islam setelah peristiwa hijrah. Asma juga dikenal sebagai Muslimah yang dermawan. Kendati hidup dalam keadaan miskin, Asma tidak segan untuk memberikan hartanya kepada orang miskin. Dari Abdullah bin Zubair RA berkata, "Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma." "Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul padanya, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma, maka dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya." Asma adalah seorang wanita yang dermawan dan pemurah. Beliau tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok. Suatu hari, beliau pernah menderita sakit, beliau pun menjalaninya dengan penuh kesabaran. Kemudian, saat beliau kembali sehat, beliau pun langsung membebaskan seluruh budak-budaknya. Asma berkata kepada anak-anaknya, "Bersedekahlah, janganlah kalian menanti lebihnya harta." Asma hidup hingga usia 100 tahun. Dia menjadi wanita Muhajirin terakhir yang wafat. Dalam satu riwayat diceritakan, Asma meriwayatkan 22 hadis dalam Shahihain. Sedangkan yang disepakati Bukhari dan Muslim 13 hadis. Bukhari meriwayatkan sendiri lima hadis, sedangkan Muslim meriwayatkan empat hadis.

n ed: a syalaby ichsan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề