Jakarta, CNBC Indonesia - Palestina secara resmi diakui sebagai negara berdaulat de jure [menurut hukum] di kawasan Timur Tengah. Meskipun diakui sebagai negara berdaulat, Palestina sebenarnya tidak memiliki tanah apa pun, dan sebagian besar wilayah yang disebut Palestina dikuasai oleh Israel.
Awalnya, wilayah Palestina modern sebelumnya sempat diperintah oleh beberapa kelompok. Termasuk Yunani, Romawi, Kekaisaran Ottoman, dan Inggris setelah Perang Dunia I.
Ketika Inggris mengambil kendali Palestina pada 1918, PBB mengamanatkan bahwa Palestina perlu mendirikan negaranya. Beberapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada 1947, PBB mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi dua bagian: negara Yahudi dan negara Arab. Namun rencana ini ditentang banyak pihak.
Pada Mei 1938, Israel menjadi negara, dengan Inggris menarik diri dari Palestina. Sesaat setelahnya muncul banyak perang di wilayah tersebut. Perang Arab-Israel pecah antara Israel dan Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Lebanon. Ini menjadi pemicu perang-perang setelahnya.
Kemudian Palestina mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1988. Deklarasi ini didukung oleh beberapa negara. Dari tahun 1988 hingga 2019, sebanyak 147 dari 193 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] telah mengakui Palestina.
Sementara negara yang tidak mengakui Palestina hanya sebagian kecil dari jumlah yang mendukung, yakni sebanyak 55 salah satunya Amerika Serikat, Jerman, Inggris Raya, Prancis, Jepang, dan Kanada.
Saat ini, Palestina terus memperjuangkan negara resmi yang diakui secara resmi oleh semua negara. Palestina menempati wilayah utama, termasuk Jalur Gaza dan Tepi Barat. Tetapi tidak sedikit orang Israel mengklaim lokasi ini.
Berikut deretan negara yang mengakui dan tidak mengakui Palestina:
Halaman 2>>>
Page 2
Tahun 1988
1. Aljazair [15 November]
2. Bahrain [15 November]
3. Irak [15 November]
4. Kuwait [15 November]
5. Libya [15 November]
6. Malaysia [15 November]
7. Mauritania [15 November]
8. Maroko [15 November]
9. Somalia [15 November]
10. Tunisia [15 November]
11. Turki [15 November]
12. Yaman [15 November]
13. Afghanistan [16 November]
14. Bangladesh [16 November]
15. Kuba [16 November]
16. Indonesia [16 November]
17. Yordania [16 November]
18. Madagascar [16 November]
19. Malta [16 November]
20. Nikaragua [16 November]
21. Pakistan [16 November]
22. Qatar [16 November]
23. Arab Saudi [16 November]
24. Uni Emirat Arab [16 November]
25. Serbia [16 November]
26. Zambia [16 November]
27. Albania [17 November]
28. Brunei Darussalam [17 November]
29. Djibouti [17 November]
30. Sudan [17 November]
31. Republik Ceko [18 November]
32. Slovakia [18 November]
33. Mesir [18 November]
34. Gambia [18 November]
35. India [18 November]
36. Nigeria [18 November]
37. Seychelles [18 November]
38. Sri Lanka [18 November]
39. Siprus [18 November]
40. Belarusia [19 November]
41. Guinea [19 November]
42. Namibia [19 November]
43. Rusia [19 November]
44. Ukraina [19 November]
45. Vietnam [19 November]
46. Tiongkok [20 November]
47. Burkina Faso [21 November]
48. Komoro [21 November]
49. Guinea-Bissau [21 November]
50. Mali [21 November]
51. Kamboja [21 November]
52. Mongolia [22 November]
53. Senegal [22 November]
54. Hongaria [23 November]
55. Cape Verde [24 November]
56. Korea Utara [24 November]
57. Nigeria [24 November]
58. Rumania [24 November]
59. Tanzania [24 November]
60. Bulgaria [25 November]
61. Maladewa [28 November]
62. Ghana [29 November]
63. Ghana [29 November]
64. Zimbabwe [29 November]
65. Chad [1 Desember]
66. Laos [2 Desember]
67. Sierra Leone [3 Desember]
68. Uganda [3 Desember]
69. Republik Kongo [5 Desember]
70. Angola [6 Desember]
71. Mozambik [8 Desember]
77. São Tomé and Principe [10 Desember]
78. Republik Demokratik Kongo [10 Desember]
79. Gabon [12 Desember]
80. Oman [13 Desember]
81. Polandia [14 Desember]
88. Botswana [19 Desember]
89. Nepal [19 Desember]
90. Burundi [22 Desember]
91. Republik Afrika Tengah [23 Desember]
92. Bhutan [25 Desember]
Tahun 1989
93. Rwanda [2 Januari]
94. Ethiopia [4 Februari]
95. Iran [4 Februari]
96. Benin [Mei atau sebelumnya]
97. Guinea Ekuatorial [Mei atau sebelumnya]
98. Kenya [Mei atau sebelumnya]
99. Vanuatu [21 Agustus]
100. Filipina [September]
Tahun 1991
101. Swaziland
Tahun 1992
102. Kazakhstan [6 April]
103. Azerbaijan [15 April]
104. Turkmenistan [17 April]
105. Georgia [25 April]
106. Bosnia dan Herzegovina [27 Mei]
107. Tajikistan [6 September]
Tahun 1994
108. Uzbekistan [25 September]
109. Papua Nugini [4 Oktober]
Tahun 1995
110. Kyrgyzstan [12 September]
Tahun 1998
111. Malawi [23 Oktober]
Tahun 2004
112. Timor Leste [1 Maret]
Tahun 2005
113. Paraguay [25 Maret]
Tahun 2006
114. Montenegro [24 Juli]
Tahun 2008
115. Kosta Rika [5 Februari]
116. Lebanon [30 November]
117. Côte d'Ivoire [1 Desember]
Tahun 2009
118. Venezuela [27 April]
119. Republik Dominika [14 Juli]
Tahun 2010
120. Brasil [1 Desember]
121. Argentina [6 Desember]
122. Bolivia [17 Desember]
123. Ekuador [24 Desember]
Tahun 2011
124. Chile [7 Januari]
125. Guyana [13 Januari]
126. Peru [24 Januari]
127. Suriname [1 Februari]
128. Uruguay [15 Maret]
129. Lesotho [6 Juni]
130. Sudan Selatan [9 Juli]
131. Suriah [18 Juli]
132. Liberia [19 Juli]
133. El Salvador [25 Agustus]
134. Honduras [26 Agustus]
135. Saint Vincent dan Grenadines [29 Agustus]
136. Belize [9 September]
137. Dominika [19 September]
138. Antigua dan Barbuda [22 September]
139. Grenada [25 September]
140. Islandia [15 Desember]
Tahun 2012
141. Thailand [18 Januari]
Tahun 2013
142. Guatemala [9 April]
143. Haiti [27 September]
Tahun 2014
144. Swedia [30 Oktober]
Tahun 2015
145. Saint Lucia [14 September]
Tahun 2018
146. Kolombia [3 Agustus]
Tahun 2019
147. Saint Kitts dan Nevis [30 Juli]
Halaman 3>>
Page 3
News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia 19 May 2021 13:28
Eropa
1. Andorra
2. Austria
3. Belgia
4. Kroasia
5. Denmark
6. Estonia
7. Finlandia
8. Prancis
9. Jerman
10. Yunani
11. Irlandia
12. Italia
13. Latvia
14. Lithuania
15. Liechtenstein
16. Luksemburg
17. Moldova
18. Belanda
19. Makedonia Utara
20. Norwegia
21. Slovenia
22. Spanyol
23. Swiss
24. Inggris
25. Monako
26. San Marino
27. Portugal
Amerika
28. Bahama
29. Kanada
30. Meksiko
31. Panama
32. Amerika Serikat
33. Trinidad dan Tobago
34. Barbados
35. Jamaika
Asia
36. Jepang
37. Myanmar
38. Singapura
39. Korea Selatan
40. Armenia
Timur Tengah
41. Israel
Oseania
42. Fiji
43. Kiribati
44. Negara Federasi Mikronesia
45. Nauru
46. Australia
47. Selandia Baru
48. Samoa
49. Pulau Solomon
50. Pulau Marshall
51. Palau
52. Tuvalu
53. Tonga
Afrika
54. Kamerun
55. Eritrea
[Gambas:Video CNBC]
[sef/sef]
Terpopuler
TRIBUNNEWS.COM, MAROKO - Kerajaan Maroko adalah negara Arab terbaru yang melakukan normalisasi hubungan secara resmi dengan negara Yahudi, Israel.
Hubungan "di bawah meja" kedua negara selama ini sudah terendus dan menjadi "rahasia umum".
Maroko punya kantor penghubung dengan Israel di ibu kota masing-masing sampai tahun 2002 ketika Rabat lalu menutupnya di tengah-tengah intifada Palestina kedua.
Akan tetapi, kontak kedua negara masih terus berlanjut dan sekarang, secara resmi, Raja Mohammed VI memutuskan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Hal itu dilakukan sebagai imbalan atas pengakuan Washington atas kedaulatan Maroko atas wilayah sengketa Sahara Barat. Sesuatu yang menurut PBB bukan bagian dari wilayah Maroko.
Baca juga: Maroko jadi negara keempat di kawasan Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, apa dampaknya bagi wilayah sengketa Sahara Barat?
Melansir Australian Strategic Policy Institute [ASPI], sebuah wadah pemikiran yang berbasis di Canberra, Australia dan didanai sebagian oleh Departemen Pertahanan "Negeri Kanguru", berikut ini alasan di balik normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel.
Dimulai dari UEA
Uni Emirat Arab [UEA] adalah negara Arab Teluk pertama yang memulai tahap normalisasi formal dengan Israel. Normalisasi dilakukan dalam berbagai bidang seperti keamanan dan teknologi.
Menyusul kemudian Bahrain, dinasti Sunni otoriter yang menguasai mayoritas Syiah. Satu di antara alasan Bahrain menyusul UEA adalah untuk membeli "jaminan" dari Israel dan AS terhadap Iran.
Dengan keterlibatan militer AS pada setiap lini konflik Timur Tengah, kerajaan Teluk semakin menganggap Israel sebagai pelindung mereka dari Iran.