Seseorang yang di dalam darahnya tidak terdapat aglutinogen A dan B maka dia bergolongan darah

Golongan Darah, sepertinya tidak asing bagi kita mendengar istilah itu. Betapa tidak, golongan darah sudah menjadi bagian dari identitas seseorang sehingga sering kali kita jumpai tertera tulisan golongan darah pada KTP SIM dan kartu identitas lainnya. Itu artinya Setiap orang diharuskan mengetahui golongan darahnya,  Apakah golongan darah A, B, AB, atau O serta Rh positif atau negatif.

Mengetahui golongan darah dan mencantumkannya dalam kartu identitas itu memiliki manfaat yang tidak bisa di anggap remeh. Sebagai contoh ketika seseorang berada dalam perjalanan tiba-tiba terjadi kecelakaan, mengalami luka yang parah sehingga banyak darah yang keluar, sesampainya di rumah sakit korban ternyata membutuhkan tambahan darah untuk menyelamatkan nyawanya. Nah, untuk menambah darah [transfusi darah] harus diketahui terlebih dahulu golongan darah si korban. Sampai disini sudah bisa ditangkap ya. Itu salah satu manfaatnya, masih banyak manfaat lainnya seperti melacak garis keturunan, menentukan pasangan [suami-istri], diet golongan darah, dan tentunya menghilangkan rasa penasaran keingintahuan golongan darahnya, hehe.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Terlepas dari itu semua, mungkin masih banyak diantara kita yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang golongan darah. Dalam tulisan yang singkat ini saya akan membahas tentang golongan darah yang populer yaitu ABO dan Rh.

Golongan darah merupakan pengelompokan [klasifikasi] yang didasarkan pada ada tidaknya antigen pada permukaan membran sel darah merah dan antibodi yang terdapat dalam plasma darah.

Sistem Penggolongan Darah ABO 

Pada sistem penggolongan darah ABO, Golongan darah terbagi menjadi 4 golongan yaitu Golongan Darah A, B, AB, dan O.

  • Golongan darah A memiliki antigen A [aglutinogen A] pada sel-sel darah merah dengan antibodi anti-B [aglutinin B] dalam plasma.
  • Golongan darah B memiliki antigen B [aglutinogen B] dengan antibodi anti-A dalam plasma.
  • Golongan darah O tidak memiliki antigen [aglutinogen] tetapi memiliki antibodi [aglutinin] anti-A dan anti-B dalam plasma.
  • Golongan darah AB memiliki kedua antigen A dan Antigen B tetapi tidak memiliki antibodi [aglutinin].

Golongan darah ini sangat penting diketahui terutama ketika akan dilakukan transfusi darah dari donor ke penerima [resipen]. Dimana dalam ilmu imunologi apabila antigen bertemu dengan antibodi maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi, antigen akan dihancurkan oleh antibodi. Sebagai contoh Antibodi A [Golongan Darah B] jika bertemu dengan Antigen A [Golongan darah A] akan terjadi reaksi antigen-Antibodi yang dapat membahayakan nyawa penerima donor. Jadi, Golongan darah donor harus sama dengan penerima. Akan tetapi tidak cukup hanya dilihat dari Golongan darah ABO, karena harus diperhatikan juga golongan Rhesusnya [Rh].

Sistem Penggolongan Darah Rhesus [Rh]

Selain golongan darah ABO, Perlu diperhatikan juga golongan Rhesusnya atau faktor Rh. Nama Rhesus ini ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1940 dia menemukan Faktor ini pada darah monyet jenis Rhesus. Penggolongan darah rhesus ada dua yaitu Rhesus positif [Rh+] dan Rhesus negatif [Rh-].

  • Rhesus positif [Rh+] = memiliki faktor Rhesus pada permukaan sel darah merahnya.
  • Rhesus negatif [Rh-] = tidak memiliki faktor Rhesus pada permukaan sel darah merahnya.

Dalam penulisan, jenis penggolongan Rhesus ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Seperti Seseorang yang memiliki Golongan Darah O dan Rhesus positif ditulis sebagai O+ atau O Pos atau O psitif. Golongan darah O+ adalah yang paling banyak dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan darah akan berakibat fatal. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh yang mengakibatkan pecahnya sel-sel darah merah [hemolisis]. Contoh lain : Suami Rh+, istri Rh- maka anaknya akan bergolongan Rh+, anak pertama biasanya selamat. Namun akibat proses kelahiran anak pertama, ada darah bayi yang masuk ke peredaran darah ibu, maka ibu akan membentuk antibodi Rh [antirhesus]. Sehingga apabila istri hamil lagi anak ke dua dan seterusnya akan terancam jiwa bayinya akibat proses yang disebut sebagai eritroblastosis fetalis atau pecahnya sel darah merah sesaat setelah lahir. Hal ini merupakan kondisi yang mengancam keselamatan bayi karena dapat menyebabkan pecahnya sel-sel darah merah, menyebabkan anemia dan ikterus [bayi kuning].

Itulah sisitem penggolongan darah ABO dan Rhesus, sebenarnya masih banyak yang lainnya silahkan kunjungi wikipedia.

 

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
[1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat]

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Lihat Foto

Thinkstock

Ilustrasi golongan darah.

KOMPAS.com - Klasifikasi atau penggolongan darah pada manusia dikenal dengan sistem golongan darah ABO.

Sistem ABO adalah sistem golongan darah pertama yang menyajikan deskripsi jelas dan masih menjadi kepentingan utama dalam pengobatan dan imunogenetik.

Geoff Daniels dan Imelda Bromilow dalam bukunya Essential Guide to Blood Groups [2011] menerangkan, ahli imunologi asal Austria, Karl Landsteiner, yang telah berhasil menemukan penggolongan darah ABO pada 1900.

Sebelum mengenal pengelompokan golongan darah dengan sistem ABO, para dokter mengira darah semua orang adalah sama sehingga banyak orang meninggal akibat kegagalan transfusi darah.

Namun, sebelum memahami sistem golongan darah ABO, mari mengenal komponen darah.

Baca juga: Penemuan Mengubah Dunia: Tes DNA, Bermula dari Temuan Golongan Darah

Helen McGuinness dalam bukunya Anatomy & Physiology [2018] menjelaskan komposisi darah.

Komposisi darah terdiri dari cairan atau plasma sebesar 55 persen dari volume darah dan 45 persen adalah sel-sel darah yaitu sel darah merah [eritrosit], sel darah putih [leukosit] dan keping darah [platelet atau trombosit].

Eritrosit berfungsi mengikat oksigen dan sari-sari makanan lalu mengedarkannya ke berbagai jaringan dalam tubuh. Sel darah yang berbentuk bulat berwarna merah ini juga bertugas menghapus karbon dioksida.

Fungsi sel darah putih terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Bentuk leukosit tidak pasti atau bervariasi dan mempunyai inti. Tugasnya melawan mikroorganisme atau molekul asing yang menyebabkan penyakit atau infeksi.

Trombosit berfungsi menghentikan pendarahan bila terjadi luka dengan membekukan darah. Darah menjadi lengket sehingga membentuk gumpalan.

Halodoc, Jakarta – Setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, ada empat tipe golongan darah, yaitu A, B, O dan AB.

Empat golongan darah tersebut dibedakan berdasarkan ada tidaknya antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Selain itu, status rhesus [Rh] darah dibagi menjadi dua, yaitu negatif dan positif. Darah berperan penting bagi tubuh, maka penting bagi untuk mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik golongan darah.

Baca juga: Inilah Kepribadian Menurut Golongan Darah

Dilansir dari American Society of Hematology, darah yang mengalir di dalam tubuh manusia umumnya mengandung komponen dasar yang sama, yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma. Sel darah merah diproduksi di sumsum tulang belakang dan bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Di permukaan sel darah merah dan plasma darah, terdapat zat antigen yang berfungsi seperti tanda pengenal sel tubuh, sehingga tubuh membedakan yang mana sel tubuh sendiri dan yang berasal dari luar tubuh. Bila sel dengan antigen yang berbeda masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh secara otomatis akan melawan sel yang dianggap asing ini dengan memproduksi antibodi.

Inilah Cara Pengelompokan Golongan Darah

Pengelompokan darah bisa dilakukan dengan menggunakan sistem ABO maupun rhesus [Rh]. Bila menggunakan sistem ABO, maka golongan darah dibagi menjadi 4 jenis golongan darah. Dilansir dari American Red Cross, berikut ini penjelasan tiap jenis golongan darah:

Baca juga: Inilah Kepribadian Menurut Golongan Darah

Jika menggunakan rhesus [Rh], golongan darah yang memiliki faktor Rh dikatakan rhesus positif, dan golongan darah yang tidak memiliki faktor Rh dikatakan rhesus negatif. Faktor rhesus merupakan jenis antigen yang ada pada sel darah merah.

Ketentuan Transfusi Darah Setiap Golongan Darah

Mengetahui golongan darah penting untuk memudahkan kamu bila suatu saat butuh untuk melakukan transfusi atau donor darah. Pasalnya, menerima darah yang tidak cocok dengan golongan darah yang dimiliki bisa menimbulkan reaksi berbahaya. Dilansir dari American Red Cross, berikut ini ketentuannya:

Pemilik golongan darah O dulu disebut sebagai pendonor universal, karena bisa mendonorkan darahnya kepada siapa saja, namun sekarang sudah tidak dianjurkan lagi. Pasalnya, golongan darah O negatif mungkin memiliki antibodi yang bisa memicu reaksi serius selama transfusi darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan bila situasi sudah mendesak, seperti sudah tidak ada lagi persediaan darah yang sesuai atau pasien sedang terancam jiwanya.

Pemilik golongan darah AB disebut juga sebagai penerima universal, karena ia bisa menerima transfusi darah dari A, B, AB, dan O. Namun, pemilik golongan darah AB hanya bisa mendonorkan darahnya ke orang yang memiliki golongan darah AB saja.

Umumnya, sebelum melakukan transfusi darah, tim medis akan melakukan pengecekan ulang terhadap jenis golongan darah penerima donor darah, kesalahan jenis darah yang didonorkan dapat sebabkan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya inkompatibiltas ABO. Inkompatibilitas ABO yang tidak diatasi dapat sebabkan penggumpalan darah, gagal jantung serta penurunan tekanan darah.

  • Berdasarkan Faktor Rhesus [Rh]

Orang yang memiliki rhesus negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki rhesus negatif dan rhesus positif. Namun, orang yang memiliki rhesus positif hanya bisa mendonorkan darah ke orang yang rhesusnya positif juga.

Baca juga: Ingin Jadi Pendonor Darah? Cek Syaratnya Di sini

Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan golongan darah melalui fitur Lab Service di aplikasi Halodoc, lho. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: American Red Cross. Diakses pada 2019. Facts About Blood and Blood Types American Society of Hematology. Diakses pada 2019. Blood Basics

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề