Mengapa kebutuhan asupan oksigen dalam tubuh manusia semakin meningkat seiring dengan semakin banyak beratnya aktivitas yang dilakukan?

Frekuensi pernapasan merupakan intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia.

  1. Usia, semakin bertambahnya umur manusia maka frekuensi bernapasnya akan semakin melambat. Hal ini dikarenakan oleh laju metabolisme dalam tubuh yang memang mulai berkurang sehingga oksigen yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.
  2. Jenis kelamin, laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Selain itu laki-laki juga memiliki kapasitas paru-paru dan massa otot yang lebih besar dibandingkan wanita, sehingga asupan oksigen yang perlukan besar.
  3. Suhu tubuh, pada saat suhu tubuh meningkat maka laju pernapasan akan semakin cepat.
  4. Aktivitas sehari-hari, semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka energi yang dibutuhkan semakin banyak. Hal ini dikarenakan tubuh melakukan aktivitas metabolisme lebih banyak dan oksigen yang perlukan banyak sehingga laju pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Oksigen akan digunakan untuk membentuk ATP [energi] selama aktivitas berlangsung.
  5. Posisi tubuh, pada saat berdiri frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan pada saat berbaring.

Jadi, semakin berat aktivitas yang dilakukan maka frekuensi pernapasan menjadi semakin cepat karena tubuh melakukan aktivitas metabolisme lebih banyak dan oksigen yang perlukan banyak sehingga laju pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. 

Halodoc, Jakarta - Oksigen menjadi hal mutlak yang dibutuhkan manusia. Pasalnya tanpa suplai darah yang mengandung oksigen, jaringan atau organ tubuh tidak bisa bekerja. Akibatnya, kondisi ini bisa mengakibatkan hal-hal yang membahayakan, misalnya serangan jantung dan stroke. Ketika bagian tubuh tidak memiliki suplai oksigen yang cukup disebut iskemia. Gejala yang muncul bisa berbeda-beda tergantung area mana iskemia ini terjadi. 

Baca juga: Ketahui 4 Jenis Iskemia yang Perlu Diwaspadai

Saat Suplai Oksigen Kurang, Bagian Tubuh Mana Saja yang Terganggu?

Sebetulnya ada beberapa area iskemia bisa terjadi, mulai dari jantung, usus, otak, dan tungkai. Tetapi, ketika suplai oksigen kurang, area yang langsung terganggu adalah usus dan otak. 

Jika terjadi menyerang usus, maka proses pencernaan terganggu. Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba [akut] atau berjalan lambat [kronis]. Gejala yang terjadi ditandai dengan perut kembung, konstipasi, muntah, dan nyeri perut selama sekitar 15-60 menit setelah makan, lalu menghilang. Jika kasusnya akut, gejala ini ditunjukkan dengan nyeri perut secara tiba-tiba, mual, serta muntah. 

Jika hal tersebut terjadi pada otak, bisa disebut sebagai salah satu jenis stroke. Akibatnya sel otak kekurangan oksigen dan berkembang menjadi kerusakan atau kematian sel otak. Beberapa gejala yang terjadi saat terjadi iskemia otak, yakni: 

  • Setengah bagian badan menjadi lemah atau lumpuh;

  • Wajah yang tidak simetris;

  • Bicara pelo;

  • Gangguan penglihatan, yang meliputi kebutaan pada satu mata atau penglihatan ganda;

  • Pusing dan vertigo;

  • Penurunan kesadaran;

  • Kehilangan koordinasi tubuh.

Cari tahu lebih lanjut mengenai gangguan suplai oksigen ini dengan menanyakannya kepada dokter. Kamu bisa lebih mudah chat dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk menanyakan segala informasi mengenai kondisi kesehatan.

Baca juga: Ini Akibatnya Kalau Tubuh Kehabisan Oksigen

Apa Saja yang Bisa Sebabkan Gangguan Suplai Oksigen Akibat Iskemia?

Penyebab iskemia ini biasanya adalah aterosklerosis, yaitu ketika plak yang sebagian besar mengandung lemak akan menghambat aliran darah. Seiring waktu, arteri yang terhambat ini bisa mengeras dan menyempit [aterosklerosis]. Selain itu, bekuan darah yang terbentuk dari pecahan plak ini nyatanya bisa berpindah ke pembuluh darah yang lebih kecil, sehingga dapat menghentikan aliran darah secara tiba-tiba.

Nah, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang alami iskemia:

  • Memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit diabetes, hipertensi, hipotensi, kolesterol tinggi, obesitas, gangguan pembekuan darah, anemia sel sabit, penyakit celiac, dan gagal jantung;

  • Kebiasaan merokok;

  • Kecanduan alkohol;

  • Penyalahgunaan NAPZA;

  • Jarang berolahraga.

Baca juga: Hidung Sakit Hirup Udara Pagi, Bisa Jadi Kena Sinusitis

Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi Iskemia?

Pengobatan disesuaikan dengan lokasi gangguan suplai oksigen ini terjadi, beberapa langkah pengobatan tersebut antara lain:

  • Otak. Untuk menangani iskemia pada otak dapat dilakukan pemberian tissue plasminogen activator [TPA] untuk mengatasi gumpalan darah. Tindakan ini memiliki ketentuan dan syarat tertentu sebelum dilakukan, seperti misalnya dilakukan dalam 3 jam setelah terjadinya stroke. Selain itu, pemasangan ring [stent] juga bisa dilakukan pada arteri yang menyempit karena plak. Di samping itu, upaya mencegah pembentukan gumpalan darah kembali, perlu dilakukan pemberian obat aspirin atau antikoagulan. Setelah penanganan, pengidapnya disarankan melakukan fisioterapi untuk mengembalikan kemampuan motorik, koordinasi tubuh, dan kemampuan bicaranya yang terganggu.

  • Usus. Jika kondisi ini terjadi di usus, maka perlu dilakukan pengobatan segera agar tidak terjadi kerusakan usus secara permanen. Kondisi ini bisa ditangani melalui prosedur untuk melebarkan pembuluh darah [angioplasti] dan pemasangan stent, operasi bypass, atau endarterektomi trans-aorta untuk menghilangkan plak pada dinding arteri.

Referensi: John Hopkins Medicine. Diakses pada 2019. Mesenteric Ischemia. WebMD. Diakses pada 2019. What is Ischemia?

Tubuh membutuhkan energi agar setiap organ tubuh berfungsi dengan baik. Energi dihasilkan melalui proses metabolisme tubuh dengan cara mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dengan adanya energi, Anda dapat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, bekerja, dan berolahraga.

Metabolisme tubuh merupakan proses kimia yang terjadi di dalam sel tubuh untuk mengubah makanan dan minuman yang Anda konsumsi menjadi energi. Energi dibutuhkan oleh tubuh agar sel dan jaringan tubuh tetap sehat, tumbuh dan berkembang, serta fungsinya berjalan dengan baik.

Beberapa fungsi tubuh yang dipengaruhi oleh proses metabolisme adalah bernapas, mencerna makanan, mengalirkan darah, memperbaiki dan memperbarui sel, mengendalikan suhu tubuh, memicu kontraksi otot, menghilangkan limbah melalui urine dan feses, serta menjaga fungsi otak dan saraf.

Cara Kerja Metabolisme

Metabolisme tubuh bekerja melalui dua proses, yaitu katabolisme dan anabolisme, yang berlangsung secara bersamaan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Katabolisme

Katabolisme adalah proses pengolahan dan pemecahan nutrisi serta pembakaran kalori dari makanan untuk kemudian digunakan oleh tubuh sebagai energi. Melalui proses metabolisme, kandungan protein di dalam makanan dan minuman diubah menjadi asam amino, lemak diubah menjadi asam lemak, dan karbohidrat diubah menjadi gula sederhana [glukosa].

Selanjutnya, tubuh akan menggunakan gula, asam amino, dan asam lemak sebagai sumber energi saat dibutuhkan. Zat-zat tersebut diserap dari sistem pencernaan ke dalam darah dan didistribusikan ke sel-sel tubuh.Proses metabolisme gula menjadi energi disebut glikolisis.

Anabolisme

Anabolisme merupakan proses memperbarui dan memperbaiki sel-sel tubuh melaui pembakaran kalori menggunakan energi yang dihasilkan tubuh melalui proses katabolisme.

Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan atau minuman, maka tubuh akan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan sebagai jaringan lemak.

Hal-Hal yang Memengaruhi Metabolisme Tubuh

Tingkat metabolisme atau seberapa banyak kalori yang dibakar oleh tubuh untuk menghasilkan energi umumnya berbeda-beda pada setiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:

1. Ukuran dan komposisi tubuh

Orang yang memiliki badan lebih besar dan lebih berotot mampu membakar lebih banyak energi, bahkan ketika sedang beristirahat. Hal ini dikarenakan jaringan otot memang lebih aktif dalam proses metabolisme dibandingkan jaringan lemak.

2. Jenis kelamin

Tubuh pria biasanya membakar lebih banyak energi daripada wanita. Hal ini karena pria kerap memiliki lebih banyak jaringan otot dan lebih sedikit lemak tubuh jika dibandingkan wanita.

3. Usia

Seiring bertambahnya usia, jumlah otot cenderung menurun namun jumlah lemak semakin meningkat. Hal ini dapat memperlambat proses metabolisme atau pembakaran kalori untuk menghasilkan energi.

4. Genetik

Faktor genetik atau keturunan dapat memengaruhi pertumbuhan dan ukuran jaringan otot. Hal ini nantinya akan dapat memengaruhi pembakaran energi atau metabolisme tubuh seseorang.

5. Suhu tubuh

Metabolisme secara alami akan meningkat ketika suhu tubuh menurun [hipotermia] atau ketika tubuh kedinginan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan suhu tubuh agar kembali normal, sehingga organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.

6. Asupan kafein atau stimulan

Metabolisme dapat meningkat jika mengonsumsi minuman yang mengandung stimulan seperti kafein. Zat ini secara alami terdapat pada kopi dan teh. Selain itu, metabolisme tubuh juga bisa meningkat ketika mengonsumsi obat-obatan yang bersifat stimulan, seperti metilfenidat dan amfetamin.

7. Hormon

Hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh adalah hormone tiroid. Oleh karena itu, terganggunya produksi atau kerja hormon tiroid dapat meningkatkan atau menurunkan metabolisme tubuh.

8. Kehamilan

Metabolisme pada tubuh wanita hamil akan meningkat guna menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan jaringan tubuh janin. Proses metabolisme biasanya akan mulai meningkat ketika kehamilan mencapai usia 15 minggu hingga memasuki trimester ketiga.

9. Konsumsi makanan dan minuman

Kurangnya mengonsumsi makanan dan minuman dapat memperlambat metabolisme tubuh. Sebaliknya, metabolisme tubuh dapat meningkat jika Anda banyak makan atau minum, terlebih jika makanan atau minuman yang dikonsumsi mengandung banyak kalori dan nutrisi [contohnya protein] serta antioksidan seperti polifenol.

10. Tingkat aktifitas

Berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik dapat memicu tubuh untuk membakar lebih banyak energi, terlebih bila olahraga dilakukan secara rutin.

Gangguan pada Metabolisme Tubuh

Metabolisme tubuh yang sehat berlangsung secara seimbang, tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Namun, proses metabolisme terkadang dapat mengalami gangguan.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit atau kondisi yang dapat membuat metabolisme tubuh terganggu:

Penyakit tiroid

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin yang berperan dalam menentukan seberapa cepat atau lambat reaksi kimia metabolisme terjadi dalam tubuh seseorang.

Kelenjar tiroid yang kurang aktif [hipotiroidisme] akan memperlambat metabolisme karena jumlah hormon tiroksin dalam tubuh tidak tercukupi. Sementara itu, kelenjar tiroid yang terlalu aktif [hipertiroidisme] akan melepaskan hormon tiroksin dalam jumlah yang lebih banyak sehingga proses metabolisme tubuh menjadi lebih cepat.

Sindrom metabolik

Sindrom metabolik merupakan sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Kondisi ini membuat proses metabolisme tubuh menjadi tidak teratur.

Orang yang terkena sindrom metabolik akan mengalami sekumpulan masalah kesehatan yang meliputi tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, serta peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol. Selain itu, penderita sindrom metabolik juga lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

Kelainan metabolisme bawaan

Pada kasus tertentu, gangguan metabolisme tubuh juga bisa disebabkan oleh kelainan bawaan, salah satunya adalah intoleransi fruktosa.

Kondisi ini merupakan kelainan metabolisme bawaan yang membuat tubuh penderitanya tidak dapat mengolah atau memecah fruktosa, yaitu sejenis gula yang dapat ditemukan di dalam buah, sayuran, dan madu.

Jenis kelainan bawaan lain yang dapat mengganggu metabolisme tubuh adalah galaktosemia atau ketidakmampuan tubuh untuk mengubah karbohidrat galaktosa menjadi glukosa, dan fenilketonuria [PKU] atau ketidakmampuan tubuh untuk mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin.

Metabolisme merupakan proses alami yang terjadi di dalam tubuh. Dengan adanya metabolisme tubuh, Anda dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lancar. Anda bahkan dapat meningkatkan metabolisme untuk membakar jaringan lemak berlebihan agar berat badan menjadi lebih ideal.

Jika Anda mempunyai pertanyaan seputar metabolisme tubuh atau merasa memiliki masalah dengan metabolisme tubuh, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề