Sebutkan beberapa gerakan dalam tari kipas

Tari Kipas Pakarena berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini ditampilkan untuk upacara adat, menghibur, dan kesenian. Tari tradisional ini menjadi ekspresi kesenian masyarakat Gowa.

Adapun kata pakarena berasal dari kata karena yang memiliki arti main. Tarian ini menjadi tradisi masyarakat, warisan dari kerajaan Gowa.

Sebelumnya, tarian ini disebut sebagai sere jaga. Tari Kipas Pakarena dahulu ditampilkan untuk upacara ritual menanam padi dan panen. Penari memegang seikat padi sebagai properti dan menari layaknya dewi padi. Upacara ritual dilakukan semalam suntuk. Rangkaian upacara ritual itu antara lain Ammata - mata jene, ammata-mata benteng dan masih banyak lagi. 

Kini, Tari Kipas Pakarena mengalami perkembangan dalam gerakan dan propertinya. Sekarang ini, penari cenderung memakai kipas untuk menggantikan padi saat menari.

Tarian tradisional ini menjadi ikon kebudayaan di kota Makassar. Tari Kipas Pakarena terdiri dari 5-7 penari perempuan dengan iringan musik tradisional seperti gandrang dan puik-puik. Gandrang adalah alat musik tradisional berupa kepala drum, sedangkan puik-puik merupakan alat musik tiup yang bentuknya mirip seruling.

Baca Juga

Salah satu properti tari kipas adalah alat musik tradisional. Alat musik pengiring Tari Kipas Pakarena dimainkan secara kencang dan keras. Pemain gendang akan membunyikan alat musik membranofon dan gerakannya energik. Pemain musik pengiring Tari Kipas Pakarena ini kebanyakan kaum pria. Pemimpin gendang menentukan irama dan tempo lagu yang menyesuaikan gerakan tari.

Advertising

Advertising

Mengutip dari jurnal Keberadaan Tari Pakarena Di Sulawesi Selatan yang ditulis I Gde Made Indra Sadguna, ada dua jenis pukulan gendang yaitu pukulan gundrung dan pukulan tumbu. Pukulan gundrung adalah pukulan gendang yang ditabuh memakai stik atau bambu yang terbuat dari tanduk kerbau. Sedangkan pukulan tumbu gendang hanya dipukul memakai tangan.

Perangkat musik pengiring Tari Kipas Pakarena terdiri dari gong, katto-katto, dan puik-puik. Pemain puik-puik memiliki kemampuan untuk meniup alat musik terus-menerus yang dinamakan a’mai lalang. 

2. Pakaian dan aksesoris

Mengutip laman Belajar.kemdikbud.go.id, pakaian penari Kipas Pakarena terdiri dari baju bodo, sarung, selendang, kipas, dan kipas. Sedangkan aksesoris terdiri dari gelang, kutu-kutu [bando], pinang goyang [tusuk konde], bedak beras hitam yang dioleskan di dahi [daddasa], kalung, sanggul, bunga sanggul, dan sepasang azimat.

  • Baju bodo
    Baju bodo adalah pakaian tradisional suku Bugis, Makassar. Pakaian ini terbuat dari kain kasa transparan dan lengan pendek yang dijahit bersambung dengan lengan bagian dalam. Panjang baju sampai lutut orang dewasa dan bentuknya segi empat.

Baju bodo memiliki warna-warna beragam yang disesuaikan dengan stratifikasi sosial masyarakat jaman dulu. Contohnya warna hijau dan kuning dahulu dipakai bangsawan, warna putih digunakan oleh indo pasusu [ibu yang menyapih], dan warna lainnya. Saat ini baju bodo bisa dipadukan memakai warna lain dan terbuat dari kain sutra.

  • Sarung atau top
    Sarung yang dipakai penari berwarna polos, tidak bercorak dan terdiri dari warna kuning putih saja. Sekarang, sarung tersebut memiliki motif beragam untuk dipakai penari Kipas Pakarena.
  • Selendang
    Penari perempuan memakai selendang yang di selempang di pundak sebelah kiri. Selendang ini dimainkan dengan tangan kiri dan warnanya menyesuaikan baju bodo.
  • Kipas
    Kipas merupakan aksesoris penting yang digunakan oleh penari. Kipas dipegang dan dimainkan penari memakai tangan kanan.

Gerakan Tari Kipas

Tari Kipas Pakarena memperlihatkan gerakan kelembutan yang mencerminkan karakter wanita Gowa. Karakternya seperti sopan, setia, patuh dan hormat pada lelaki, khususnya suami. Tarian ini terdiri dari 12 bagian gerakan yang sulit dikenali karena gerakannya lembut dan monoton.

Tari Kipas Pakarena juga banyak menonjolkan gerakan tangan berayun setinggi bahu dan tidak pernah setinggi kepala. Ada beberapa gerakan yang menjadi penanda awal dan akhir tarian, seperti gerakan duduk dan gerakan berputar searah jarum jam.

Gerakan duduk tersebut menjadi penanda awal dan akhir Tarian Kipas Pakarena. Sedangkan gerakan searah jarum jam diibaratkan sebagai siklus kehidupan manusia. Ada juga gerakan naik dan turun mencerminkan roda kehidupan manusia.

Baca Juga

Penari pakarena tidak diperbolehkan membuka mata terlalu lebar dan gerakan kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Setiap jenis Tari Kipas Pakarena memiliki pola iringan yang disesuaikan dengan penari dan pemusik. Penyusunan iringan disesuaikan oleh sutradara yang disebut Anrong Guru.

Selain musik pengiring, ada lagu tradisional yang sering dinyanyikan untuk Tarian Kipas Pakarena, yaitu Lelle dan Dondo. Lagu Lelle dan Dondo Samboritta dibawakan pada tari Pakarena Samboritta. Mengutip dari website Lpmpsulsel.kemdikbud.go.id, ada jenis tarian lain yaitu Pakarena Gantarang. Tarian ini berasal dari pusat kerajaan di Pulau Selayar yang dulu disebut Gantarang Lalang Bata. Tarian ini terdiri dari empat orang penari perempuan yang tampil tahun 1903 ketika Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata. 

Tari Kipas Pakarena adalah sejenis tarian yang berasal dari kerajaan Gowa Makasar Sulawesi Selatan , Berasal dari kata "karena " yang artinya Bermain. dan "pa" yang berati pelakunya. Tarian ini menjadi kekuatan tradisi budaya masyarakat Gowa yang sudah berabad abad lamanya. Tarian ini merupakan upaya melestarikan budaya kekuatan keluarga kerajaan dan masyarakat Gowa yang hegemonitas. Karena kecintaan raja Gowa kepada tarian ini, sehingga setiap upacara-upacara adat menjadi tarian wajib yang disuguhkan di lingkungan kerajaan.

Tarian ini menggambarkan perpisahan Boting Langi [khayangan] dengan Lino [bumi]. Gerakan -gerakan tarian ini menggambarkan ajaran kepada masyarakat lino [bumi] saat bercocok tanam, berternak atau berburu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Boting langi. Setiap gerakan mengekspresikan kelembutan , kesantuanan , kesetiaan , kepatuhan dan hormat masyarakat Perempuan Gowa kepada laki-laki. Pola gerakan yang dimulai dengan duduk dan mulai memutar searah jarum jam juga memiliki makna adanya siklus hidup yang selalu berputar. Selain berputar, tarian ini mengarah gerakan naik turun yang melambangkan kehidupan manusia kadang berada di atas kadang berada di bawah, yang mengisyaratkan agar perlunya hidup itu harus dilalui dengan kesabaran. Secara keseluruhan tarian ini meiliki 12 gerakan yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda .

Aturan dalam tarian ini sangat unik, diantaranya penari tidak diperbolehkan untuk membuka mata terlalu lebar , termasuk gerakan kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi.Oleh karena itu fisik penari harus prima, karena harus selalu menunjukkan kelembutan dan kesantunan.

Untuk iringan musik dalam Tarian Kipaspakarena dilakukan oleh tujuh orang pengiring penari yang semua nya laki-laki dengan alat musik berupa gandrang. yang dikenal dengan Gondrong Rinci. Fungsi alat ini sebagai musik pengiring,caranya, pengiring memukul gandrang dengan bambawa[alat pukul dari tanduk kerbau ] atau tangan. Pengiring tidak saja memukul alat musik tetapi juga harus ikut menari mengikuti penari meski hanya gerakan kepala agar gerakan selalu beriringan dengan musiknya. Tarian akan semakin memikat dan semakin indah di pandang ketika melihat penari menggunakn busana yang menarik. Busana penari sering disebut li'pa sa'be [ kain sutera khas Sulawesi ], dengan sanggul besar dan hiasan khas pulau selayar.


Demikianlah Tari Kipas pakarena sebagai warisan budaya menjadi aset budaya yang tak ternilai harganya, daya tarik pariwisata daerah Gowa Sulawesi dan ajang promosi bagi masyarakat Gowa. Melalui tarian inilah, upacara adat, hiburan atau pertunjukan bisa menjadi wujud rasa syukur yang terekspresikan lewat tari.[1]

  1. ^ Utami, Rizky,. Ensiklopedia tari-tarian Nusantara [edisi ke-Cetakan pertama]. Margacinta, Bandung. hlm. 85–89. ISBN 9789796659869. OCLC 927620776.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list [link]

 

Artikel bertopik seni menari ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tari_Kipas_Pakarena&oldid=19020090"

Lihat Foto

Kemdikbud

Tari Kipas Pakarena dari Sulawesi Selatan

KOMPAS.com - Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan.

Tari Kipas Pakarena adalah tarian yang dimainkan oleh penari wanita dengan membawa kipas.

Tarian tersebut sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata di wilayah SUlawesi Selatan.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Tari-Tarian Nusantara [2014] karya Rizky Utami, nama Pakarena berasal dari bahasa Makasar "karena" yang artinya main dan "pa" yang artinya pelaku.

Tarian tradisional Kipas Pakarena sudah menjadi kekuatan tradisi bagi masyarakat Gowa yang  berabad-abad lamanya.

Tarian tersebut sebagai upaya untuk melestarikan budaya kekuatan kerajaan dan masyarakat Gowa yang hegemonitas.

Baca juga: Tari Zapin, Tarian Khas Riau

Tari Kipas Pakarena sempat menjadi tarian resmi istana pada masa Raja Gowa ke-16. Di mana tarian tersebut sudah turun temurun dan terus ditarikan hingga sekarang.

Dulu tari tersebut hanya ditarikan di dalam istana kerajaan Gowa oleh putri-putri bangsawan. Di mana menjadi pelengkap dan wajib ditunjukkan pada saat upacara adat atau pesta-pesta kerajaan.

Mitos tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena menggambarkan tentang perpisahan boting langi [khayangan] dengan lino [bumi].

Konon, sebelum berpisah, penghuni boting langi mengajarkan para penghuni lino mengenai cara bercocok tanam, beternak, serta berburu.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề