Siapa yang dianugerahi oleh pemerintah bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra Kelas 3 dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1973?

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 2

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berupaya untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 3

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berupaya untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 4

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berupaya untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 5

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berupaya untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 6

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi [kelahiran di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun] yaitu seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.

Biografi

Robert dilahirkan di Malalayang [sekarang anggota dari Manado] dan anak dari Petrus Monginsidi dan Lina Suawa. dia memulai pendidikannya pada 1931 di sekolah dasar [bahasa Belanda: Hollands Inlandsche School atau [HIS], yang diikuti sekolah menengah [bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO] di Frater Don Bosco di Manado. Monginsidi lalu dididik sebagai guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Setelah studinya, dia mengajar Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah, sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan.[1]

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan saat Monginsidi ada di Makassar. Namun, Belanda berupaya untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah akibatnyanya Perang Dunia II. Mereka kembali menempuh NICA [Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda]. Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.[2] Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi [LAPRIS], yang selanjutnya melecehkan dan menyarang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi sukses kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949.[3] Jasadnya dialihkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.[4]

Penghargaan

Robert Wolter Monginsidi dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra [Adipradana], pada 10 November 1973. Ayahnya, Petrus, yang berusia 80 tahun pada saat itu, menerima penghargaan tersebut.[5] Bandara Wolter Monginsidi di Kendari, Sulawesi Tenggara dinamakan sebagai penghargaan kepada Monginsidi, seperti kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi.

Referensi

  1. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 278. 
  2. ^ Sudarmanto, J.B. [2007]. Jejak-jejak Pahlawan. Grasindo. hlm. 220. 
  3. ^ Komandoko, Gamal [2006]. Kisah 124 Pahlawan and Pejuang Nusantara. hlm. 280. 
  4. ^ Pahlawan Indonesia. Media Pusindo. hlm. 118. 
  5. ^ "Petrus Terima Bintang". Tempo. 24 November 1973. 


Sumber :
perpustakaan.web.id, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.

Page 7

Tags: roberto moreno, unhamzah, karier dalam, ajang, formula satu kebangsaan, brazil tahun, 77, 42 start juara, dunia menang, podium, total poin 15, moreno lahir, rio, de janeiro 11, februari 1959, merupakan, beberapa tim lotus, ags coloni, eurobrun, world cyclopedia 1996, 27 pranala, luar, sumber wiki edunitas, com id, roberto, moreno, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, world cyclopedia, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 8

Tags: roberto moreno, unhamzah, moreno roberto, moreno, lahir rio de, janeiro 11, februari, professional asal brasil, ia sempat, turun, ajang f1 dari, beberapa tim, lotus, ags coloni eurobrun, benetton, melanjutkan, karirnya, ke ajang champ, car pada, tahun, world cyclopedia sumber, wiki edunitas, com, id wikipedia org, m andrafarm, p2k roberto moreno, roberto, program kuliah, pegawai, kelas weekend, world, cyclopedia, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 9

Tags: roberto moreno, unhamzah, moreno roberto, moreno, lahir rio de, janeiro 11, februari, professional asal brasil, ia sempat, turun, ajang f1 dari, beberapa tim, lotus, ags coloni eurobrun, benetton, melanjutkan, karirnya, ke ajang champ, car pada, tahun, world cyclopedia sumber, wiki edunitas, com, id wikipedia org, m andrafarm, p2k roberto moreno, roberto, program kuliah, pegawai, kelas weekend, world, cyclopedia, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 10

Tags: roberto moreno, unhamzah, karier dalam, ajang, formula satu kebangsaan, brazil tahun, 77, 42 start juara, dunia menang, podium, total poin 15, moreno lahir, rio, de janeiro 11, februari 1959, merupakan, beberapa tim lotus, ags coloni, eurobrun, world cyclopedia 1996, 27 pranala, luar, sumber wiki edunitas, com id, roberto, moreno, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, world cyclopedia, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia

Page 11

Tags: roberto moreno, unhamzah, karier dalam, ajang, formula satu kebangsaan, brazil tahun, 77, 42 start juara, dunia menang, podium, total poin 15, moreno lahir, rio, de janeiro 11, februari 1959, merupakan, beberapa tim lotus, ags coloni, eurobrun, ilmu pengetahuan dunia, 1996 27, pranala, luar sumber wiki, edunitas com, id, roberto, moreno, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, ilmu, pengetahuan, dunia, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 12

Tags: roberto moreno, unhamzah, karier dalam, ajang, formula satu kebangsaan, brazil tahun, 77, 42 start juara, dunia menang, podium, total poin 15, moreno lahir, rio, de janeiro 11, februari 1959, merupakan, beberapa tim lotus, ags coloni, eurobrun, ilmu pengetahuan dunia, 1996 27, pranala, luar sumber wiki, edunitas com, id, roberto, moreno, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, ilmu, pengetahuan, dunia, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 13

Tags: roberto moreno, unhamzah, moreno roberto, moreno, lahir rio de, janeiro 11, februari, professional asal brasil, ia sempat, turun, ajang f1 dari, beberapa tim, lotus, ags coloni eurobrun, benetton, melanjutkan, karirnya, ke ajang champ, car pada, tahun, ilmu pengetahuan dunia, sumber wiki, edunitas, com id wikipedia, org m, andrafarm, com p2k roberto, roberto, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia

Page 14

Tags: roberto moreno, unhamzah, moreno roberto, moreno, lahir rio de, janeiro 11, februari, professional asal brasil, ia sempat, turun, ajang f1 dari, beberapa tim, lotus, ags coloni eurobrun, benetton, melanjutkan, karirnya, ke ajang champ, car pada, tahun, ilmu pengetahuan dunia, sumber wiki, edunitas, com id wikipedia, org m, andrafarm, com p2k roberto, roberto, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia

Page 15

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sbg sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sbg banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sbg seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sbg juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang lebih tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sbg hal yang absurd karena dengan jumlah uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sbg ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang lebih patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau digantikan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sbg pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sbg tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya digantikan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat lebih patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sbg alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya lebih rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sbg langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian digantikan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sbg pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang lebih sering tampil sbg pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung jumlah lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sbg satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian digantikan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan bercakap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sbg sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sbg sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian digantikan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sbg "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sbg "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa barang DHL sbg sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Digantikan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 16

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sbg sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sbg banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sbg seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sbg juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang lebih tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sbg hal yang absurd karena dengan jumlah uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sbg ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang lebih patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau digantikan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sbg pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sbg tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya digantikan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat lebih patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sbg alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya lebih rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sbg langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian digantikan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sbg pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang lebih sering tampil sbg pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung jumlah lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sbg satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian digantikan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan bercakap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sbg sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sbg sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian digantikan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sbg "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sbg "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa barang DHL sbg sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Digantikan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 17

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 18

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 19

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 20

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam area F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di area F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini ditengahnya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di kesudahan kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di area Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan kesudahan musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Kesudahan musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama memainkan pekerjaan di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam area Formula 3000

Bubar sukses di area F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke area Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam area ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai kesudahan musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam area Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di area balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke area yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah habis, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka berjumpa dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di area SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai kesudahan musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas memainkan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk memainkan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berupaya untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di kesudahan musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di kesudahan musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali memainkan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim memainkan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau memainkan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di kesudahan musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di area F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai menengah musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Hasrat H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di area F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata hasrat itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim habis, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di menengah lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan kesudahan musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di kesudahan 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk memainkan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di kesudahan musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai kesudahan 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di menengah 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak menengah musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di menengah musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 21

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam area F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di area F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini ditengahnya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di kesudahan kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di area Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan kesudahan musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Kesudahan musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama memainkan pekerjaan di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam area Formula 3000

Bubar sukses di area F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke area Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam area ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai kesudahan musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam area Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di area balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke area yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah habis, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka berjumpa dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di area SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai kesudahan musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas memainkan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk memainkan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berupaya untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di kesudahan musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di kesudahan musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali memainkan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim memainkan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau memainkan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di kesudahan musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di area F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai menengah musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Hasrat H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di area F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata hasrat itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim habis, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di menengah lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan kesudahan musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di kesudahan 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk memainkan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di kesudahan musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai kesudahan 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di menengah 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak menengah musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di menengah musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 22

Jordan Grand Prix [dikenal juga dengan nama Eddie Jordan Racing atau Jordan GP] adalah salah satu tim dan konstruktor Formula Satu yang mengikuti kompetisi Jet Darat ini dari tahun 1991 sampai 2005. Nama tim ini berasal dari pendirinya asal Irlandia, Edmund "Eddie" Jordan [EJ]. Eddie dan tim-nya dikenal dengan gaya rock and roll yang memberi ciri tersendiri pada balapan Formula Satu di dasawarsa 1990-an. Debut tim ini dalam ajang F1 di mulai di GP AS 1991. Sepanjang sejarahnya di ajang F1, tim ini sukses menjuarai empat balapan F1 dan dua kali pole position. Kemenangan pertama tim ini diraih di Belgia 1998 oleh Damon Hill[1], sementara kemenangan terakhirnya diraih di Brasil 2003 oleh Giancarlo Fisichella.[2]

Sebanyak 30 pembalap pernah bergabung dengan tim ini diantaranya yang paling dikenal adalah pembalap Jerman Michael Schumacher yang sekarang menjadi juara alam F1 tujuh kali. Beberapa pembalap terkenal lain yang pernah bergabung dengan Jordan antara lain: Rubens Barrichello, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Giancarlo Fisichella, Damon Hill, Heinz-Harald Frentzen, Jarno Trulli dan Nick Heidfeld. Jean Alesi, pembalap yang bergabung dengan Jordan di yang belakang sekali kariernya di F1 pada musim 2001 juga pernah membalap untuk tim ini di ajang Formula 3000 Internasional pada tahun 1989 dengan hasil yang cukup manis yaitu menjadi juara umum.

Di awal tahun 2005, tim ini dijual kepada Midland Group, yang tetap membawa nama Jordan sampai balapan yang belakang sekali musim dan kemudian mengganti nama tim menjadi MF1 Racing mulai musim balapan 2006. Untuk musim 2007 tim kemudian dijual lagi kepada Spyker Cars sehingga nama tim berubah lagi menjadi Spyker F1.[3] Yang belakang sekali musim 2007 tim kembali dijual kali ini kepada pebisnis India, Vijay Mallya sehingga sekali lagi nama tim berubah menjadi Force India yang tetap bertahan sampai saat ini.[4]

Awal mula

Artikel terkait untuk bagian ini adalah Eddie Jordan

Eddie Jordan [EJ], sosok dibalik tim Jordan Grand Prix.

Pendiri tim, Eddie Jordan [dikenal juga lewat inisialnya yaitu EJ], merupakan seorang pemuda asal Dublin yang juga merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi dan kemudian pindah ke fakultas ekonomi di Universitas Dublin.[5] Di masa mudanya sebelum beliau memasuki alam kuliah, beliau sempat memikirkan untuk menjadi seorang pendeta Katolik, yang menurutnya akan sangat menyenangkan untuk kedua orangtuanya.[5] Bubar memutuskan untuk tak menjadi seorang pendeta karena beberapa argumen dan disusul dengan kesuksesannya lulus sebagai sarjana ekonomi, Eddie pindah ke Amerika Serikat untuk memulai karier sebagai banker di New Jersey.[6] Berikutnya selama bekerja di Amerika, Eddie mencoba hobi paruh saat sebagai seorang pembalap mobil semi amatir di awal dasawarsa 1970-an. Pada awal tahun 1980 Eddie kembali ke Eropa dan beliau kemudian membangun tim Eddie Jordan Racing yang turun di kejuaraan Formula 3 Inggris.[6] Prestasi tim ini cukup patut seperti salah satunya saat mengantar Martin Brundle menjadi runner-up musim 1983 dibawah Ayrton Senna.[6]

Sejarah dalam ajang Formula 3000

Bubar sukses di ajang F3 Inggris, tim Eddie Jordan Racing kemudian turun ke ajang Formula 3000 pada tahun 1985, Dalam ajang ini tim bekerjasama dengan March Engineering untuk pengembangan sasis. Pembalap F3000 pertama tim Jordan adalah Thierry Tassin dari Belgia. Tassin sukses mencetak poin satu-satunya tim di Zeltweg saat beliau finis ke-6. Musim 1986 tim Jordan menurunkan pembalap Alessandro Santin, Russell Spence, Jan Lammers, Pierre Chauvet, Tommy Byrne, Thierry Tassin, Bernard Santel, Kenny Acheson, dan Ross Cheever. Namun sampai yang belakang sekali musim tim gagal mencetak satu poin pun.[7][8] Musim 1987 tim menurunkan pembalap Swedia Tomas Kaiser selama setengah musim, dimana tim lagi-lagi gagal mencetak angka dan kemudian menentukan untuk mengundurkan diri dari kejuaraan bubar serangkaian hasil buruk yang mereka dapatkan.[9]

Musim 1988, Eddie sukses menjalin kemitraan baru untuk membawa timnya berlaga di kejuaraan F3000. Kali ini mereka berkerjasama dengan Reynard Racing dari Amerika Serikat. Pembalap yang turun di kejuaraan F3000 musim 1988 adalah Martin Donnelly[10], Johnny Herbert, Paolo Barilla, Thomas Danielsson dan Alessandro Santin. Herbert dan Donnelly adalah dua pembalap reguler yang turun secara penuh di musim tersebut. Herbert sukses meraih kemenangan perdana tim di Jerez, Spanyol. Beliau juga sukses mencetak pole position di Jerez dan Brands Hatch. Rekan setim Herbert, Donnelly juga sukses memenangi balapan di Brands Hatch dan Dijon Prenois, Perancis. Donnelly kemudian finis di posisi tiga klasemen dengan raihan 30 poin sementara Herbert finis ke-8 dengan 13 poin.[11]

Musim 1989, tim menurunkan Jean Alesi, Martin Donnelly, dan Richard Rydell asal Swedia di kejuaraan F3000 musim tersebut. Donnelly sukses mencetak satu kali pole position di Vallelunga dan satu kali kemenangan di Brands Hatch. Sementara Alesi tampil mendominasi musim dengan memenangi tiga balapan di Perancis, Birmingham, dan Belgia. Beliau kemudian keluar sebagai juara F3000 musim 1989, sekalipun poinnya sama dengan peringkat kedua Érik Comas, karena Comas hanya sukses mencetak dua kemenangan sementara Alesi tiga.[12]

Sejarah dalam ajang Formula Satu

1991: Tahun debut

Bertrand Gachot di GP AS 1991.

Kesuksesan Eddie Jordan Racing di ajang balap Formula kelas junior menginspirasi Eddie untuk naik ke ajang yang semakin tinggi, yaitu Formula Satu. Dengan modal uang sebesar 2,5 juta poundsterling, Eddie mencoba membeberkan proyeknya di depan seluruh karyawan yang beliau bina. Mayoritas karyawan mentertawakan ide Eddie dan menganggapnya sebagai hal yang absurd karena dengan banyak uang sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk membangun suatu tim F1. Eddie lantas tak patah semangat, beliau kemudian mempersilakan Gary Anderson merancang mobil F1 untuknya, dan kemudian setelah berakhir, keduanya sempat bingung akan mengetes memakai mesin apa mobil F1 itu. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang pria yang menawarkan mesin pabrikan dari Ford. Pria tersebut adalah Bernard Ferguson dari Cosworth. Tes mobil F1 Jordan yang dinamai EJ191 bersama pembalap John Watson termasuk sukses, namun saat grand launching, tim ditertawakan oleh beberapa wartawan karena dianggap tak punya dana dengan corak mobil yang hitam serat karbon. Sekali lagi, Eddie kemudian mulai memutar cara melakukan sesuatu, dan mencari sponsor, sampai kemudian ditariklah Fuji Film dan 7Up[13] untuk menjadi sponsor tim. Awal mulanya Eddie sempat mempersilakan Kodak untuk menjadi sponsor, tapi manajemen Kodak menolak karena corak warna hijau di mobil EJ191 akan mengarahkan orang ke saingan mereka yaitu Fuji Film.

Tim Jordan kemudian menurunkan pembalap senior Italia Andrea de Cesaris dan pembalap Belgia Bertrand Gachot.[14] De Cesaris dan Gachot kemudian sukses meraih dobel poin finish di GP Kanada dengan finis ke-4 dan ke-5. Pada GP Belgia 1991, datanglah momen yang akan mengubah F1 selamanya. Diawali oleh ulah Bertrand Gachot yang menyemprot seorang sopir taksi di Inggris dengan gas CS, Eddie kesudahannya menarik seorang anak muda Jerman yang sebelumnya turun di ajang SportsCar, yaitu Michael Schumacher dengan biaya sekitar $150,000 untuk meminjamnya dari Mercedes-Benz.[15] Sayangnya Eddie hanya sukses mempertahankan Schumi selama satu balapan saja, sebelum beliau kemudian dibajak oleh Flavio Briatore untuk masuk ke tim Benetton. Eddie kemudian sempat mengadukan Flavio dan timnya ke Pengadilan Tinggi London, namun kemudian kasus ini terselesaikan dengan jalan tengah dari Bernie Ecclestone [yang juga terlibat dalam kepindahan Schumi ke Benetton] dimana tim Jordan ditawari pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk musim 1992.[16]

Andrea de Cesaris sukses finis di posisi ke-9 klasemen pembalap. Sementara Gachot terletak di posisi ke-13 klasemen. Sementara Schumi yang turun satu balapan di Belgia gagal mencatatkan angka di balapan debutnya tersebut.[17] Pembalap-pembalap lainnya seperti Roberto Moreno [diberikan sebagai ganti rugi dari Benetton] dan Alex Zanardi juga gagal mencetak satu poin pun sampai yang belakang sekali musim.

1992: Memakai mesin Yamaha

Jordan Yamaha 192.

Grafik penampilan tim Jordan dari 1991 sampai 2005.

Musim 1992, Jordan turun dengan mesin Yamaha[18] dan duet pembalap baru yaitu Stefano Modena dan Mauricio Gugelmin. Tim tampil dengan form yang buruk, Modena gagal kualifikasi di Afsel, Spanyol, Jerman, dan Italia. Sementara Gugelmin hanya mampu finish lima kali di musim tersebut. Satu-satunya poin tim Jordan tercetak di Australia saat Modena finis ke-6. Di klasemen, Jordan hanya terletak peringkat ke-11 klasemen dengan 1 poin saja.[19][20][21]

1993-1994: Era mesin Hart

Setelah mengetahui penampilan mesin Yamaha yang buruk, Eddie lantas melakukan usaha cepat mencari mesin lain yang semakin patut untuk 1993. Beliau kemudian mengadakan kesepakatan dengan Brian Hart Ltd. untuk menjadi pemasok mesin untuk timnya selama dua tahun di 1993 dan 1994. Eddie hanya perlu membayar 3 juta dollar AS saja setiap musim untuk melakukan pembelian mesin dari Hart. Musim 1993, kembali di awali Jordan dengan dua pembalap baru, kali ini pembalap Italia Ivan Capelli dan rookie asal Brasil, Rubens Barrichello. Capelli hanya bertahan di tim selama dua balapan, sebelum kesudahannya beliau dialihkan secara bersambung oleh empat pembalap lain, yaitu: Thierry Boutsen, Marco Apicella, Emanuele Naspetti, dan Eddie Irvine. Jordan hanya terletak di papan tengah selama musim 1993. Poin mereka lagi-lagi hanya dicatat di satu balapan saja yaitu di Jepang saat Barrichello dan Irvine finish berbarengan di posisi 5 dan 6.[22][23] Insiden lain di GP Jepang 1993 adalah saat Eddie Irvine yang ketinggalan satu lap menyalip Ayrton Senna [McLaren] yang saat itu Senna juga sedang berusaha untuk menyalip Damon Hill [Williams]. Bubar lomba, Senna melabrak Irvine di garasi tim Jordan, dan kedua pembalap ini sempat beradu mulut sampai kesudahannya Senna meninju Irvine.[24]

Duet Rubens dan Eddie kemudian dipertahankan untuk musim 1994. Irvine mengalami awal musim yang buruk ketika beliau terkena larangan mengikuti balapan sebanyak tiga kali dampak gaya membalapnya yang berbahaya. Sebagai pengganti sementara Irvine, Eddie kemudian memanggil Aguri Suzuki untuk satu balapan, dan Andrea de Cesaris untuk dua balapan. De Cesaris kemudian sukses meraih angka saat finis ke-4 di Monako. Sementara itu Rubens Barrichello sukses meraih podium pertama untuk tim saat beliau finis ketiga di Pasifik[25], namun beliau juga sempat terancam maut saat mengalami kecelakaan parah di sesi kualifikasi San Marino[26][27][28] ketika balapan yang sama Roland Ratzenberger[29] dan Ayrton Senna[30][31] tewas secara tragis dampak kecelakaan. Eddie Irvine kembali di Spanyol dan beliau mencatat poin perdananya di musim 1994 ketika beliau finish ke-6 di balapan tersebut. Di yang belakang sekali musim, Rubens Barrichello kembali beraksi, beliau mencatatkan pole position di Belgia[32] namun sayang saat balapan beliau gagal finish. Di yang belakang sekali musim, Jordan GP sukses finis di peringkat lima klasemen dengan raihan 28 poin.[33][34]

1995-1997: Peugeot dan Benson & Hedges

Eddie Irvine bersama tim Jordan di musim 1995.

Akal Eddie Jordan dalam melirik peluang kembali membikinnya sukses di musim 1995. Tak lama setelah McLaren memutuskan kontrak dengan Peugeot dampak mesinnya dinilai buruk, EJ langsung menyambar peluang kontrak mesin dengan pabrikan asal Perancis tersebut.[35] Dengan sedang mempertahankan duet Rubens Barrichello dan Eddie Irvine, Jordan sedang memperlihatkan kualitasnya sebagai tim papan tengah yang stabil. Di Kanada, duet Jordan sukses mencatat finish podium kedua dan ketiga di belakangan juara balapan yaitu Jean Alesi dari Scuderia Ferrari.[36] Duet Jordan kemudian sukses mencatat finish dobel poin lagi yaitu di Eropa. Tim kemudian sukses terletak di urutan keenam konstruktor dengan 21 poin.[37]

Musim 1996 Jordan mendapat kucuran dana sponsorship dari perusahaan rokok Benson & Hedges. Corak mobil merekapun berubah menjadi kuning terang. Eddie Irvine hengkang dari tim karena dipilih oleh Michael Schumacher untuk menjadi rekan setimnya di Scuderia Ferrari, dan posisinya dialihkan pembalap veteran Inggris, Martin Brundle. Sementara Rubens Barrichello sedang bertahan bersama tim. Jordan baru bisa mencatat poin di balapan ketiga di Argentina. Kemudian duet Barrichello dan Brundle sukses finish berurutan kelima dan keenam di GP Eropa. Duet ini kemudian sukses lagi mencatat dobel poin finish di Inggris dan Italia. Sekalipun Jordan gagal mencetak podium di musim 1996, tim mampu terletak di urutan lima klasemen dengan 22 angka. Satu tingkat semakin patut ketimbang hasil musim sebelumnya.[38][39]

Jordan 197, mobil tim Jordan yang ditenagai mesin Peugeot.

Musim 1997 Jordan kembali melakukan perombakan di skuat pembalapnya. Rubens Barrichello hengkang ke Stewart-Ford, sementara Martin Brundle pensiun. Tim sempat mengetes Nigel Mansell di musim dingin 1996[40], dengan probabilitas mengontraknya untuk 1997 namun ternyata tak aci.[41] Sebagai alternatif, Jordan memberanikan diri memasang dua pembalap rookie yaitu saudara kandung yang lebih muda Schumi, Ralf Schumacher dan pembalap Italia Giancarlo Fisichella yang setahun sebelumnya sempat turun sebanyak delapan balapan bersama Minardi. Ralf langsung mencetak podium di balapan ketiganya di Argentina, disusul kemudian Fisichella yang sukses menyumbang dua podium di Kanada dan Belgia. Namun keduanya juga terlibat aksi saling sikut yaitu di Luxemburg, yang mana di balapan ini Michael Schumacher juga terlibat dalam kecelakaan antara Ralf dan Fisi. Tim sekali lagi sukses finish kelima dalam klasemen dengan 33 poin.[42][43]

1998-2000: Mugen-Honda dan penantang gelar alam

Damon Hill masuk pada tahun 1998 menggantikan Giancarlo Fisichella.

Awal musim 1998 tim melakukan gebrakan dengan mengontrak mantan juara alam tahun 1996 Damon Hill yang sebelumnya di 1997 memperkuat tim Arrows untuk menggantikan Giancarlo Fisichella yang hengkang ke Benetton. Ralf Schumacher sedang bertahan bersama tim. Untuk mesin sendiri, Jordan sukses menjalin kemitraan dengan bengkel mesin Honda dari Jepang, Mugen-Honda untuk memasok mesin selama tiga tahun. Mugen-Honda sendiri di musim 1997 memasok untuk tim Prost GP. Pemasok mesin sebelumnya yaitu Peugeot pindah dan membentuk aliansi "French Connections" di tim Prost. Di setengah musim pertama tahun 1998, Jordan gagal mencetak satu poin pun karena reliabilitas mobilnya yang lemah. Damon Hill bahkan sempat terkena diskualifikasi di Brasil dampak berat mobilnya semakin rendah 8 kilogram dari yang seharusnya. Jordan baru bisa mencetak poin pertama musim 1998 di Inggris saat Ralf Schumacher finis ke-6. Damon Hill sendiri baru bisa beraksi di Jerman dan Hongaria saat beliau finis di posisi empat di kedua balapan tersebut.

Pada balapan GP Belgia di Spa-Francorchamps, Damon Hill sukses memimpin balapan sejak lap 1, di tengah kecelakaan bersambung yang melibatkan David Coulthard[44] [McLaren], Eddie Irvine [Ferrari], Alexander Wurz [Benetton], Rubens Barrichello [Stewart], Johnny Herbert [Sauber], Olivier Panis [Prost], Jarno Trulli [Prost], Abrak Salo [Arrows], Pedro Diniz [Arrows], Toranosuke Takagi [Tyrrell], Ricardo Rosset [Tyrrell] dan Shinji Nakano [Minardi]. Balapan sempat dihentikan dan kemudian diulang kembali. Hill kehilangan posisi pimpinan lomba di lap 8, namun kembali bisa mengambil alih di lap 26 ketika Schumi bertabrakan dengan Coulthard, dan Ralf Schumacher tepat terletak di belakangan Hill. Tim kemudian sempat bimbang apakah akan membiarkan Hill dan Ralf saling bertarung dengan risiko rugi atau melakukan team order. Pada kesudahannya Hill mempersilakan kepada tim supaya mengambil posisi yang pasti untuk bisa bertahan sampai finish.[45] Tim kesudahannya memutuskan Hill dan Ralf untuk menjaga posisi mereka masing-masing dan kesudahannya Jordan meraih kemenangan perdana mereka di F1 dengan finish 1-2.[1]

Di balapan berikutnya di Italia Ralf Schumacher kembali mempersembahkan podium untuk tim dengan finish di posisi tiga. Hill kemudian menutup musim 1998 dengan meraih angka saat finis ke-4 di Jepang disaat yang bersamaan rekan setimnya yaitu Ralf tersingkir dari lomba. Di yang belakang sekali musim secara semuanya, Jordan sukses finish di peringkat empat klasemen dengan 34 poin.[46][47]

Damon Hill di Inggris 1999.

Musim 1999 tim Jordan mendatangkan mantan pembalap Williams, Heinz-Harald Frentzen [H-HF] yang dahulu sempat memperkuat tim yang sama di ajang F3000, untuk menggantikan posisi Ralf Schumacher yang hengkang ke Williams. Frentzen langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua dan ketiga di Australia dan Brazil. Sementara Hill tampil menurun dan semakin memburuk sampai pertengahan musim. H-HF melanjutkan kepiawaiannya saat beliau sukses menang di Perancis.[48][49] disusul kemudian dengan hasil patut di Inggris, Austria, Jerman, Hongaria dan Belgia yang kemudian mengantarnya masuk ke dalam kandidat juara alam 1999. Sementara itu Hill hanya bisa meraih poin di Jerman, Hongaria, dan Belgia, dan kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau akan pensiun dari F1 di penghujung 1999.[50][51][52] H-HF kembali menang di Italia[53], saat dimana dua saingan utamanya yaitu Abrak Hakkinen dan Eddie Irvine mengalami masalah saat balapan.[54] Di Eropa, H-HF meraih pole position dan nampak akan memenangi balapan kembali sampai mesinnya bermasalah di lap ke-36. Harapan H-HF meraih juara alam kesudahannya pupus dengan finis ke-6 yang beliau dapatkan di Malaysia. Di balapan terakhir di Jepang, H-HF finish P4 sementara Hill kembali lagi gagal finish. Finis di posisi empat yang H-HF dapatkan di Jepang sekaligus juga mengantar tim meraih P3 klasemen konstruktor musim 1999 dengan 61 poin, yang juga menjadi musim terbaik Jordan Grand Prix selama berkiprah di ajang F1.[55][56]

Musim 2000, Jordan kemudian menarik pembalap Italia Jarno Trulli untuk menggantikan Damon Hill yang pensiun. Trulli sebelumnya dikenal cepat saat memperkuat Minardi dan Prost. Tim lantas berkeinginan kombinasi H-HF dan Trulli bisa melanjutkan gebrakan sensasional di musim 1999 saat mereka finis di urutan tiga klasemen. Namun ternyata harapan itu sirna setelah Jordan tampil buruk di beberapa balapan. Selama musim 2000, tim Jordan hanya mampu meraih dua podium saja saat H-HF finish ketiga di Brasil dan AS. Sementara itu Jarno Trulli, sekalipun memiliki kecepatan yang patut saat kualifikasi dan mampu start P2 di Monako dan Belgia, selalu gagal untuk menterjemahkan posisi kualifikasinya tersebut menjadi podium. Tim harus rela turun ke peringkat enam klasemen dengan raihan 17 poin di belakangan Williams [P3], Benetton [P4], dan British American Racing [P5].

2001-2002: Memakai mesin Honda

Giancarlo Fisichella kembali membalap untuk Jordan di musim 2002.

Musim 2001 Jordan berpindah memakai mesin Honda, setelah sebelumnya mereka tertarik untuk memakai mesin tersebut bubar melihat prestasi yang diraih pemakai mesin Honda yang lain, British American Racing. Duet Frentzen dan Trulli sedang dipertahankan untuk 2001, namun kemudian dipertengahan musim Eddie Jordan secara tiba-tiba memecat H-HF. EJ berpendapat bahwa keputusannya mendepak H-HF adalah sebagai langkah yang dimohon Honda supaya dipersiapkannya kursi kosong untuk Takuma Sato di musim 2002. Posisi H-HF kemudian dialihkan oleh Ricardo Zonda untuk GP Jerman dan kemudian oleh Jean Alesi sampai musim berakhir, yang sekaligus menjadi tim terakhir Alesi selama berkarir di F1. Di musim 2001 sendiri, Jordan sukses finish di posisi lima klasemen dengan 19 poin, unggul satu peringkat atas sesama pemakai mesin Honda lainnya, B.A.R.[57]

Tahun 2002, Giancarlo Fisichella kembali ke tim menggantikan Jarno Trulli yang pindah ke Renault F1 [sebelumnya Benetton]. Takuma Sato tampil sebagai pembalap kedua mendampingi Fisi. Jordan baru bisa mencatatkan poin saat Fisi finis ke-5 di Austria, Monaco, dan Kanada. Sementara Takuma Sato, yang semakin sering tampil sebagai pembalap yang banyak mengalami kecelakaan, hanya bisa meraih dua poin saja, ironisnya poin tersebut beliau mampu di GP Jepang, di depan rumahnya sendiri. Jordan kemudian mengumumkan bahwa Honda tak akan memasok mesin lagi untuk timnya dan beliau akan pindah memakai mesin Ford untuk 2003, sekalipun di musim 2002 sendiri, Jordan lagi-lagi sukses mengalahkan B.A.R.[58]

2003-2004: Ford dan kemenangan balapan terakhir

Ralph Firman membalap untuk Jordan GP di musim 2003.

Musim 2003 menjadi awal kesukaran finansial untuk tim Jordan. Di awal musim mereka sempat memecat sekitar 200 karyawannya untuk memotong biaya perkiraan tahunan. Giancarlo Fisichella sedang bertahan bersama tim, dan sekarang beliau ditemani pembalap Irlandia Utara, Ralph Firman, yang membawa dana segar untuk tim. Sekalipun tim gagal berprestasi patut di musim 2003, namun mereka sedang bisa mencatat satu kemenangan yang cukup bersejarah untuk tim [balapan ke-200] dan F1 [balapan ke-700] tepatnya di Grand Prix Brazil tanggal 4 April 2003.[59] Dalam balapan tersebut, Giancarlo Fisichella secara meyakinkan mampu membawa mobil Jordan EJ13-nya bertarung melawan Kimi Raikkonen diatas McLaren dalam kondisi hujan deras. Ketika Kimi mengalami masalah di pertengahan lap 53, Fisi secara sigap menyalipnya, dan memimpin lomba. Fisi kemudian mempertahankan posisinya sampai balapan dihentikan dampak insiden antara Mark Webber dengan Fernando Alonso. Tim Jordan dan Fisi yakin dan senang bahwa mereka benar-benar memenangi lomba di lap 56. Sayangnya steward berucap lain balapan dihentikan di lap 55 dan karenanya hasil balapan dihitung dua lap sebelum dihentikan yaitu di lap 53, dan itu gunanya Kimi Raikkonen-lah yang memenangi GP Brazil. Eddie Jordan lantas tak puas atas hal tersebut dan mengajukan banding ke FIA di Paris. Seminggu setelah lomba, tepatnya di hari Jumat, FIA kesudahannya mengeluarkan keputusan bahwa steward GP Brazil salah menghitung banyak lap, karena sebenarnya Fisichella sudah melintas masuk ke lap 56 beberapa saat sebelum bendera merah berkibar, dan Kimi sebenarnya tak bisa menjadi juara karena beliau masuk pit, dengan demikian Fisichella berhak atas gelar juara GP Brazil 2003.[2] Dan sampai saat ini Fisi tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi lomba lewat pengadilan dan tanpa seremonial podium. Serah terima tropi kemenangan beliau lakukan bersama Kimi di balapan berikutnya di Imola.[60] Poin Fisi lainnya dicetak di GP AS 2003 saat beliau finish di urutan 7. Sementara rekan setimnya Ralph Firman hanya bisa mencetak satu angka saja dengan finish di P8 saat GP Spanyol. Secara semuanya, tim terletak di peringkat sembilan klasemen dengan 13 angka, unggul posisi atas Minardi yang gagal mencetak angka selama musim 2003 sekalipun mereka memakai mesin yang sama.[61]

Nick Heidfeld membalap untuk Jordan GP di musim 2004.

Musim 2004 Jordan sedang terbelit masalah keuangan dan masa depan tim sempat tak pasti. Meskipun begitu, tim sedang mampu mengontrak Nick Heidfeld[62][63] dan Giorgio Pantano[64] yang membawa uang untuk menggantikan Giancarlo Fisichella dan Ralph Firman. Pantano kemudian dialihkan Timo Glock khusus untuk GP Kanada karena argumen keuangan. Heidfeld kemudian meraih poin di Monako dengan finis di posisi tujuh. Tim Jordan kemudian sukses mencatat dobel finish dengan poin di GP Kanada tepatnya di posisi tujuh untuk Glock dan posisi delapan untuk Heidfeld bubar Williams dan Toyota terkena diskualifikasi.[65] Pantano kembali membalap untuk tim sejak GP AS, namun kemudian untuk tiga balapan yang belakang sekali musim, tim menggantikannya kembali dengan Glock. Jordan kembali finish di peringkat sembilan klasemen dengan raihan 5 poin saja.

2005: Tahun terakhir bersama Toyota

Narain Karthikeyan dan Tiago Monteiro saling senggol di Kanada 2005.

Keputusan Ford Motor Company untuk menghentikan sekaligus menjual tim Jaguar Racing dan pabrikan mesin balap mereka yaitu Cosworth di yang belakang sekali 2004 membikin Jordan tampil tanpa mesin untuk 2005. Namun lagi-lagi akal Eddie Jordan berucap, singkat kata, beliau kemudian sukses meraih kesepakatan kontrak dengan Toyota untuk memasok mesin untuk Jordan GP di musim 2005.[66] Mesin Toyota sendiri dijanjikan akan berbasis sama dengan mesin Toyota yang dipakai tim pabrikannya sendiri, Panasonic Toyota Racing.[67] Di awal tahun 2005 juga Jordan kesudahannya bisa terselamatkan dengan dijual kepada Midland Group milik Alex Shnaider asal Rusia. Nama Jordan sendiri tetap dipertahankan untuk musim 2005 ini sebelum diubah menjadi MF1 Racing untuk musim 2006.

Belum tenang bubar Jordan dijual kepada Midland, sekarang juga muncul isu lain bahwa ada probabilitas Midland akan kembali menjual timnya kepada pihak lain yang berminat dan Eddie Irvine menjadi salah satu orang yang tertarik untuk melakukan pembelian tim ini[68], sekalipun pada kesudahannya isu tersebut tak terbukti dan MF1 Racing tetap akan meluncur untuk musim 2006. Jordan kemudian memulai musim 2005 dengan duet pembalap baru: Narain Karthikeyan asal India dan Tiago Monteiro asal Portugal. Status tim Jordan sekarang berubah drastis menjadi tim papan bawah. Namun keberuntungan mendatangi mereka di GP AS, saat seluruh pemakai ban Michelin mundur dari lomba karena argumen keamanan.[69] Tim Jordan yang memakai Bridgestone [bersama Ferrari[70] dan Minardi] kesudahannya bisa mencatatkan hasil terbaik terakhirnya saat Tiago Monteiro finis ke-3 di belakangan duet Ferrari yang sekaligus menjadi pembalap Portugis pertama yang sukses naik podium dan disusul posisi ke-4 oleh Narain Karthikeyan. Monteiro kemudian mencatatkan poin terakhir untuk Jordan di F1 dengan finish ke-8 di Belgia. Di balapan terakhir tim di China, Monteiro dan Karthikeyan gagal memberikan hasil patut untuk tim, dengan hanya mampu finish ke-11 [Monteiro] dan tersingkir dari lomba [Karthikeyan]. Bersama Minardi[71] Jordan pamit dari F1 di yang belakang sekali musim 2005 dengan meninggalkan catatan manis untuk beberapa pembalap diantaranya: Michael Schumacher, Ralf Schumacher, Heinz-Harald Frentzen, Rubens Barrichello, Giancarlo Fisichella, dan Eddie Irvine.

Mobil Jordan EJ11 [2001] dengan logo sponsor Benson & Hedges.

Sponsor akbar pertama yang mendukung tim Jordan ketika mereka memulai debut di F1 pada 1991 adalah pabrikan minuman Pepsi Co. dengan mereknya 7Up, kemudian disusul oleh pabrikan film foto asal Jepang, Fuji Film. Sebelumnya Jordan sempat mencoba untuk mengontrak Kodak sebagai sponsor, namun kodak menolak karena warna hijau di mobil Jordan akan mengingatkan pembeli dan penonton kepada Fuji Film yang merupakan saingan berat Kodak.[13]

Mulai musim 1992 sampai 1994[72], Jordan menarik Sasol sebagai sponsor utama mereka. Sasol merupakan perusahaan minyak dan pertambangan asal Afrika Selatan. Untuk musim 1995, Sasol kemudian dialihkan oleh perusahaan minyak lainnya, Total S.A. asal Perancis. Kerjasama dengan Total bertahan sampai yang belakang sekali 1997 saat Pedro de la Rosa masuk ke tim Jordan dengan membawa dana sponsorship dari Repsol asal Spanyol.[73][74]

Musim 1996, Jordan memulai jalinan kemitraan sponsorship dengan pabrikan rokok Benson & Hedges. Hal ini membikin mobil mereka berubah warna menjadi kuning terang. Dalam beberapa balapan yang melarang penampilan iklan rokok [seperti contoh Grand Prix Inggris, Grand Prix Kanada, dsb-nya.], B&H mengakalinya dengan mengganti menjadi slogan khas, diantaranya:

  • 1997 - Bitten & Hisses karena maskot tim Jordan saat itu adalah ular bernama Hissing Sid, terkadang dalam beberapa balapan nama pembalap juga ditampilkan dengan tambahan pada huruf "S" seperti Giancarlo Fisichella yang dituliskan sebagai "Fissssi" atau Ralf Schumacher yang dituliskan sebagai "Sssschumacher".[6]
  • 1998-2000 - Buzzing Hornets karena maskot tim Jordan saat itu adalah seekor lebah tanpa nama.
  • 2001 - Bitten Heroes karena maskot Jordan saat itu adalah seekor hiu tanpa nama.[6]
  • 2002-2005 - Be On Edge yang merupakan nama samaran dari BENSON & HEDGES.

Untuk tahun 2002 sendiri, Jordan menuliskan perusahaan pengiriman jasa benda/barang DHL sebagai sponsor utama tim sehingga nama resmi tim adalah "DHL Jordan Honda"[75], sebelum di musim 2003 kembali menjadi Benson & Hedges.

Musim 2003, Jordan sempat menggugat Vodafone ke pengadilan dengan nilai 150 juta dollar karena perusahaan telekomunikasi tersebut dinilai melanggar kesepakatan bahwa mereka akan menjadi sponsor tim Jordan selama tiga tahun mulai 2002, yang mana Vodafone sendiri malah kabur dan menjadi sponsor di tim Ferrari. Setelah berjuang selama dua bulan, Eddie Jordan kesudahannya menyerah karena hakim menyebutkan Eddie Jordan tak memiliki bukti yang kuat untuk menggugat Vodafone.[76]

Mulai musim 2004, Jordan juga memperkenalkan sponsor rokok lain yaitu Sobranie, yang sedang satu produsen dengan Benson & Hedges. Merek Sobranie dipasang oleh tim Jordan di balapan-balapan luar Eropa selama musim 2004 dan musim 2005.

Bangun tim

Manajemen tim

 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Eddie JordanPendiri tim1991-2004
Gary AndersonStaf ahli aerodinamika1991–1998
2001–2002
Sam MichaelStaf ahli desain1997–2000
Dino TosoStaf ahli teknik1997–2001
Mike GascoyneStaf ahli aerodinamika1998–2000
Eghbal HamidyStaf ahli desain2000–2001
 NamaPosisi dalam timTahun aktif
Rob SmedleyStaf ahli teknik2001–2003
John McQuilliamStaf ahli desain2001-2005
Alex ShnaiderPemilik tim2005
Trevor CarlinDirektur olahraga2005
Colin KollesManajer tim2005
Gian Paolo DallaraStaf ahli aerodinamika2005

Daftar pembalap

NamaBergabungKeterangan
 Bertrand Gachot1991Dialihkan oleh Michael Schumacher bubar berbuat kriminal di kota London
 Michael Schumacher1991Hanya satu balapan saja di Belgia 1991
 Roberto Moreno1991Dipinjamkan oleh tim Benetton
 Alessandro Zanardi1991Turun di tiga balapan terakhir musim 1991
 Andrea de Cesaris1991, 1994Pembalap pertama tim di 1991
 Stefano Modena1992Pencetak poin satu-satunya tim di musim 1992
 Mauricio Gugelmin1992
 Rubens Barrichello1993-1996Mencetak pole position pertama untuk Jordan di Belgia 1994
 Ivan Capelli1993Turun dua balapan di musim 1993
 Thierry Boutsen1993
 Marco Apicella1993Turun satu balapan di Italia 1993
 Emanuele Naspetti1993Turun satu balapan di Portugal 1993
 Eddie Irvine1993-1995
 Aguri Suzuki1994Turun satu balapan di Pasifik 1994
 Martin Brundle1996
 Ralf Schumacher1997-1998
 Giancarlo Fisichella1997, 2002-2003
 Damon Hill1998-1999Mencetak kemenangan perdana tim di Belgia 1998
 Heinz-Harald Frentzen1999-2001Kandidat juara alam 1999, dipecat dari tim di pertengahan 2001
 Jarno Trulli2000-2001
 Ricardo Zonta2001Masuk menggantikan H-HF yang dipecat sebelum Jerman 2001
 Jean Alesi2001Masuk sejak pertengahan musim 2001
 Takuma Sato2002Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Honda
 Ralph Firman2003Masuk ke tim untuk memenuhi permintaan Benson & Hedges
 Zsolt Baumgartner2003Turun menggantikan Ralph Firman yang cedera
 Nick Heidfeld2004
 Giorgio Pantano2004
 Timo Glock2004Menggantikan Giorgio Pantano yang kesukaran dana di pertengahan musim 2004
 Tiago Monteiro2005Mencetak podium terakhir untuk tim di AS 2005
 Narain Karthikeyan2005

Musim ke musim

Catatan kaki

  1. ^ a b Jordan, Eddie. "The day EJ beat them all". ITV-F1.com. ITV Network Ltd. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-05-27. 
  2. ^ a b Fisichella Dibicarakan Juara GP Brazil, Gatra.com, diakses: 4 Maret 2004
  3. ^ "Midland sells MF1 Racing to Spyker". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-09-06. Diakses 2009-03-08. 
  4. ^ "FIA approve Spyker's Force India name change". The Official Formula 1 Website. 2007-10-24. Diakses 2009-03-08. 
  5. ^ a b "Eddie Jordan: From the Grand Prix to charity". Metro.co.uk. Diakses 16 November 2011. 
  6. ^ a b c d e "Eddie Jordan Profile". Grand Prix. Diakses 2012-02-04. 
  7. ^ Automobile Year, 1986/87, Pages 213-217
  8. ^ Peter Higham, The Guinness Guide to International Motor Racing, 1995, Pages 86-87
  9. ^ FIA Yearbook, 1988, red section, page 97
  10. ^ "Who is Martin Donnelly?". Forix Autosport. Diakses 2012-03-26. 
  11. ^ "About Martin Donnellly". Donnelly Track Academy. Diakses 21 April 2011. 
  12. ^ "Jean Alesi Stats". Formula One DataBase. Diakses 22 April 2010. 
  13. ^ a b 7Up Jordan F1
  14. ^ "F1 Enciklopēdija [angliski]". GrandPrix.com. 11.09.2007. 
  15. ^ Collings, Timothy [2004]. The Piranha Club. Virgin Books. hlm. p.17. ISBN 0-7535-0965-2. 
  16. ^ Collings, Timothy [2007]. "Welcome to the Piranha Club". The Piranha Club. Virgin Books. ISBN 1-8522-7907-9. 
  17. ^ "1991 Belgian Grand Prix". Results Archive. The Official Formula 1 Website. Diakses 2006-10-24. 
  18. ^ "SASOL JORDAN YAMAHA". F1 Database. Diakses 20 March 2011. 
  19. ^ Formula One Management. "1992 official driver standings". Formula One. Diakses 18 April 2011. 
  20. ^ formula1.com – 1992 official team standings, Formula1.com, 18 April 2011
  21. ^ "1992 Formula One results and images". F1-Facts.com. 29 Juli 2008. 
  22. ^ "1993 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  23. ^ "1993 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-01-15. 
  24. ^ Hilton, Christopher, Ayrton Senna: The Whole Story [Haynes Publishing, 2004]. ISBN 978-1-84425-096-7
  25. ^ www.chicanef1.com - 1994 Pacific Grand Prix Diakses: 20 Maret 2007
  26. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times [News International]. Diakses 2006-10-28. 
  27. ^ Hamilton, Maurice. Frank Williams. Macmillan. hlm. 232. ISBN 0-333-71716-3. 
  28. ^ Hill, Damon [2004-04-17]. "Had Ayrton foreseen his death?". The Times [London: News International]. Diakses 2006-10-28. 
  29. ^ Spurgeon, Brad [1999-04-30]. "5 Years After Senna's Crash, Racing Is Safer – Some Say Too Safe: Imola Still Haunts Formula One". International Herald Tribune. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2007-09-12. Diakses 2007-05-01. 
  30. ^ Longmore, Andrew [1994-10-31]. "Ayrton Senna: The Last Hours". The Times. hlm. 30. 
  31. ^ Watkins, Sid [1996]. Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7. 
  32. ^ "GP Encyclopedia" : Belgian GP 1994" GrandPrix.com. Retrieved 07 June 2008
  33. ^ "1994 Drivers Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  34. ^ "1994 Constructors Standings". Formula One Administration Limited. Diakses 2012-04-18. 
  35. ^ TOTAL JORDAN PEUGEOT - 1995
  36. ^ GRAND PRIX RESULTS: CANADIAN GP, 1995, diakses: 1 Maret 2011
  37. ^ 1995 Jordan GP result, diakses: 3 Maret 2011
  38. ^ formula1.com – 1996 official driver standings, diakses: 2 Maret 2010
  39. ^ formula1.com – 1996 official team standings, diakses: 4 Agustus 2010
  40. ^ News > Jordan announces Mansell test - Motorsport.com, diakses: 1 Januari 2011
  41. ^ Mansell rejects Jordan's [pounds sterling5m bait] - Free Online Libray, diakses: 31 Desember 2010
  42. ^ formula1.com – 1997 official driver standings, diakses: 31 Desember 2010
  43. ^ formula1.com – 1997 official team standings, diakses: 1 Januari 2011
  44. ^ Formula 1: The Belgian Grand Prix - Qualifying. Presenters: Jake Humphrey, David Coulthard and Eddie Jordan. BBC. BBC One, Circuit de Spa-Francorchamps, Belgium. 2009-08-29. 4:20 menit.
  45. ^ Driving Ambition - A Season with Eddie Jordan. Dir. Amanda Rudman. United Productions/Mach 1. ITV. 1999-03-02.
  46. ^ formula1.com – 1998 official driver standings, diakses: 17 Agustus 2010
  47. ^ formula1.com – 1998 official team standings, diakses: 18 Agustus 2010
  48. ^ "1999 French Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  49. ^ "1999 French GP: Classification". ChicaneF1.com. Diakses 2007-07-31. 
  50. ^ Walker, Murray [2002]. My Autobiography: Unless I'm Very Much Mistaken. HarperCollins Publishers London. hlm. 303. ISBN 0-00-712696-4. 
  51. ^ "Final fling for Damon at Silverstone". Autosport.com. 1999-06-30. 
  52. ^ Matts, Ray [1999-11-01]. "No final glory as Hill grinds to a halt". Daily Mail [Associated Newspapers Ltd.]. "Hill:I retired from the race as I decided that I was so far down the field, there was little point in me carrying on." 
  53. ^ "1999 Italian Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses 2007-07-30. 
  54. ^ "1999 Italian GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses 2007-08-02. 
  55. ^ formula1.com – 1999 official driver standings, diakses: 1 Februari 2009
  56. ^ formula1.com – 1999 official team standings, diakses: 2 Februari 2009
  57. ^ 2001 FIA Formula One World Championship for Constructors - Final Classification Retrieved from web.archive.org on 25 January 2009
  58. ^ formula1.com – 2002 official team standings, diaksses: 4 April 2010
  59. ^ BBC Classic: Brazilian GP 2003, diakses: 23 April 2007
  60. ^ 2003 Brazilian Grand Prix in Photo, Formula1.com, diakses: 4 Mei 2006
  61. ^ formula1.com – 2003 official team standings, diakses: 17 Agustus 2008
  62. ^ Jordan F1 Team Signs Nick Heidfeld
  63. ^ Nick Heidfeld for Jordan Ford, Racecar.com, diakses: 23 Oktober 2007
  64. ^ Pantano in line for Jordan seat, Guardian, diakses: 12 Mei 2006
  65. ^ [//www.newsonf1.com/2004/races/canada/main.htm
  66. ^ Jordan announces Toyota deal
  67. ^ Jordan agree Toyota engine deal, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  68. ^ Irvine to buy Jordan?
  69. ^ Facsimiles of correspondence from June 1 and 2 between Michelin sporting director Pierre Dupasquier and FIA president Max Mosley regarding tyre safety [pdf]
  70. ^ Schumacher takes hollow USGP victory.www.crash.net Retrieved November 30, 2006
  71. ^ End of an era for Jordan, Minardi, Sauber, Formula1.com, diakses: 11 November 2006
  72. ^ "STATS F1 • Jordan 194". Statsf1.com. Diakses 2010-08-23. 
  73. ^ Repsol Mau Bantu Karier Formula 1 De La Rosa, Gatra, diakses: 1 Januari 2006
  74. ^ [//www.grandprix.com/gpe/fue-016.html FUELS: REPSOL SA
  75. ^ DHL Jordan Honda
  76. ^ "Eddie Jordan vs. Vodafone". BBC News. 2003-08-04. Diakses 2010-10-04. 

Pranala luar

Jordan Grand Prix

 

Pendiri: Eddie Jordan
Staf tim kenamaan: Gary Anderson | Mike Gascoyne | John McQuilliam | Sam Michael | Rob Smedley

Pembalap kenamaan: Rubens Barrichello | Andrea de Cesaris | Heinz-Harald Frentzen | Damon Hill | Michael Schumacher


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, p2k.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.

Page 23

Jongmyo adalah kuil Konfusius yang diproduksi untuk menyimpan tablet memorial dari raja serta ratu dari Dinasti Joseon yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Menurut UNESCO Jongmyo adalah kuil kerajaan yang tertua yang digunakan untuk tempat penghormatan dan ritual upacara sejak ratus tahun ke-14. Kuil Jongmyo menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.

Sejarah

Ketika dibangun pada tahun 1394 atas perintah Raja Taejo, Jongmyo probabilitas adalah salah satu kontruksi yang terpanjang di Asia. Ruang utamanya, Jeongjeon, terdiri 7 kamar. Setiap kamar disiapkan untuk altar raja dan ratu. Komplek Jongmyo diperluas oleh Raja Sejong yang memerintahkan pembangunan Yeongnyeongjeon [Ruang Kenyamanan Abadi]. Perluasan diterapkan dengan memperpanjang kontruksi ke arah timur, sebab diperlukan beberapa kamar lagi untuk menyimpan tablet memorial raja dan ratu. Total kamar menjadi 17. Pada saat Invasi Jepang ke Korea, penyerbu membakar Jongmyo. Generasi kedua didirikan tahun 1601 yang bertahan mencapai kini.

Tablet memorial selamat dari kebakaran karena diungsikan ke rumah masyarakat. Benar 19 tablet memorial raja-raja dan 30 milik para ratu. Hanya 2 raja yang tidak memiliki tablet memorial, yaitu Yeonsan-gun dan Gwanghae-gun.

Gerbang Selatan disiapkan untuk arwah leluhur, Gerbang Timur untuk raja, dan Gerbang Barat untuk para peserta upacara.

Dilihat dari kursi tahta di Istana Gyeongbok, Jongmyo berada di sisi kiri, dan Altar Sajik, tempat ibadah penting lain berada di sisi kanan. Pengaturan ini didasarkan pada Kitab Zhou dari Cina kuno. Kontruksi utama Jongmyo dikelilingi perbukitan. Halaman depan yang bernama woldae memiliki panjang 150 meter dan lebar 100 meter.

Jongmyo Jerye

Pada bulan Mei setiap tahun di Jongmyo diterapkan upacara penghormatan untuk mendiang raja serta ratu dengan mengadakan persembahan dan upacara sembahyang dari warga yang sedang memiliki hubungan kekerabatan dengan anggota keluarga kerajaan. Upacara ini dikata Jongmyo Jerye atau Jongmyo Daeje. Upacara ini dilengkapi juga dengan ritual tarian "palilmu" dengan iringan musik istana. Musik dari upacara Jongmyo Jerye dikata Jongmyo Jerye-ak untuk Karya Luhur Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia pada tahun 2001. Musik untuk upacara pemujaan di Jongmyo memerankan menciptakan nuansa damai dalam upacara pemujaan. Lebih khusus lagi, Jongmyo Jereak disajikan dengan berjenis-jenis peralatan musik.[1]

Galeri

  • Kontruksi utama, Jeongjeon.

  • Gerbang utama Yeongnyeongjeon.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ //world.kbs.co.kr/indonesian/enter/music_concert_detail.htm?No=1123

Video

  • Jongmyo jeryeak videos
  • Jongmyo jeryeak videos from Robert Garfias site

Sumber :
id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 24

Jongmyo adalah kuil Konfusius yang dihasilkan untuk menyimpan tablet memorial dari raja serta ratu dari Dinasti Joseon yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Menurut UNESCO Jongmyo adalah kuil kerajaan yang tertua yang digunakan untuk tempat penghormatan dan ritual upacara semenjak ratus tahun ke-14. Kuil Jongmyo menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.

Sejarah

Ketika dibangun pada tahun 1394 atas perintah Raja Taejo, Jongmyo kemungkinan adalah salah satu kontruksi yang terpanjang di Asia. Ruang utamanya, Jeongjeon, terdiri 7 kamar. Setiap kamar disiapkan untuk altar raja dan ratu. Komplek Jongmyo diperluas oleh Raja Sejong yang memerintahkan pembangunan Yeongnyeongjeon [Ruang Kenyamanan Abadi]. Perluasan diterapkan dengan memperpanjang kontruksi ke arah timur, sebab diperlukan beberapa kamar lagi untuk menyimpan tablet memorial raja dan ratu. Total kamar menjadi 17. Pada ketika Invasi Jepang ke Korea, penyerbu membakar Jongmyo. Generasi kedua didirikan tahun 1601 yang bertahan mencapai kini.

Tablet memorial selamat dari kebakaran sebab diungsikan ke rumah masyarakat. Benar 19 tablet memorial raja-raja dan 30 milik para ratu. Hanya 2 raja yang tidak mempunyai tablet memorial, yaitu Yeonsan-gun dan Gwanghae-gun.

Gerbang Selatan disiapkan untuk arwah leluhur, Gerbang Timur untuk raja, dan Gerbang Barat untuk para peserta upacara.

Dilihat dari kursi tahta di Istana Gyeongbok, Jongmyo berada di sisi kiri, dan Altar Sajik, tempat ibadah penting lain berada di sisi kanan. Pengaturan ini didasarkan pada Kitab Zhou dari Cina kuno. Kontruksi utama Jongmyo dikelilingi perbukitan. Halaman depan yang bernama woldae mempunyai panjang 150 meter dan luas 100 meter.

Jongmyo Jerye

Pada bulan Mei setiap tahun di Jongmyo diterapkan upacara penghormatan untuk mendiang raja serta ratu dengan mengadakan persembahan dan upacara sembahyang dari warga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan anggota keluarga kerajaan. Upacara ini dikata Jongmyo Jerye atau Jongmyo Daeje. Upacara ini dilengkapi juga dengan ritual tarian "palilmu" dengan iringan musik istana. Musik dari upacara Jongmyo Jerye dikata Jongmyo Jerye-ak untuk Karya Luhur Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia pada tahun 2001. Musik untuk upacara pemujaan di Jongmyo memerankan menciptakan nuansa damai dalam upacara pemujaan. Lebih khusus lagi, Jongmyo Jereak disajikan dengan berjenis-jenis peralatan musik.[1]

Galeri

  • Kontruksi utama, Jeongjeon.

  • Gerbang utama Yeongnyeongjeon.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ //world.kbs.co.kr/indonesian/enter/music_concert_detail.htm?No=1123

Video

  • Jongmyo jeryeak videos
  • Jongmyo jeryeak videos from Robert Garfias site

Sumber :
id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 25

Jongmyo adalah kuil Konfusius yang dihasilkan untuk menyimpan tablet memorial dari raja serta ratu dari Dinasti Joseon yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Menurut UNESCO Jongmyo adalah kuil kerajaan yang tertua yang digunakan untuk tempat penghormatan dan ritual upacara semenjak ratus tahun ke-14. Kuil Jongmyo menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.

Sejarah

Ketika dibangun pada tahun 1394 atas perintah Raja Taejo, Jongmyo kemungkinan adalah salah satu kontruksi yang terpanjang di Asia. Ruang utamanya, Jeongjeon, terdiri 7 kamar. Setiap kamar disiapkan untuk altar raja dan ratu. Komplek Jongmyo diperluas oleh Raja Sejong yang memerintahkan pembangunan Yeongnyeongjeon [Ruang Kenyamanan Abadi]. Perluasan diterapkan dengan memperpanjang kontruksi ke arah timur, sebab diperlukan beberapa kamar lagi untuk menyimpan tablet memorial raja dan ratu. Total kamar menjadi 17. Pada ketika Invasi Jepang ke Korea, penyerbu membakar Jongmyo. Generasi kedua didirikan tahun 1601 yang bertahan mencapai kini.

Tablet memorial selamat dari kebakaran sebab diungsikan ke rumah masyarakat. Benar 19 tablet memorial raja-raja dan 30 milik para ratu. Hanya 2 raja yang tidak mempunyai tablet memorial, yaitu Yeonsan-gun dan Gwanghae-gun.

Gerbang Selatan disiapkan untuk arwah leluhur, Gerbang Timur untuk raja, dan Gerbang Barat untuk para peserta upacara.

Dilihat dari kursi tahta di Istana Gyeongbok, Jongmyo berada di sisi kiri, dan Altar Sajik, tempat ibadah penting lain berada di sisi kanan. Pengaturan ini didasarkan pada Kitab Zhou dari Cina kuno. Kontruksi utama Jongmyo dikelilingi perbukitan. Halaman depan yang bernama woldae mempunyai panjang 150 meter dan luas 100 meter.

Jongmyo Jerye

Pada bulan Mei setiap tahun di Jongmyo diterapkan upacara penghormatan untuk mendiang raja serta ratu dengan mengadakan persembahan dan upacara sembahyang dari warga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan anggota keluarga kerajaan. Upacara ini dikata Jongmyo Jerye atau Jongmyo Daeje. Upacara ini dilengkapi juga dengan ritual tarian "palilmu" dengan iringan musik istana. Musik dari upacara Jongmyo Jerye dikata Jongmyo Jerye-ak untuk Karya Luhur Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia pada tahun 2001. Musik untuk upacara pemujaan di Jongmyo memerankan menciptakan nuansa damai dalam upacara pemujaan. Lebih khusus lagi, Jongmyo Jereak disajikan dengan berjenis-jenis peralatan musik.[1]

Galeri

  • Kontruksi utama, Jeongjeon.

  • Gerbang utama Yeongnyeongjeon.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ //world.kbs.co.kr/indonesian/enter/music_concert_detail.htm?No=1123

Video

  • Jongmyo jeryeak videos
  • Jongmyo jeryeak videos from Robert Garfias site

Sumber :
id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 26

Jongmyo adalah kuil Konfusius yang diproduksi untuk menyimpan tablet memorial dari raja serta ratu dari Dinasti Joseon yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Menurut UNESCO Jongmyo adalah kuil kerajaan yang tertua yang digunakan untuk tempat penghormatan dan ritual upacara sejak ratus tahun ke-14. Kuil Jongmyo menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.

Sejarah

Ketika dibangun pada tahun 1394 atas perintah Raja Taejo, Jongmyo probabilitas adalah salah satu kontruksi yang terpanjang di Asia. Ruang utamanya, Jeongjeon, terdiri 7 kamar. Setiap kamar disiapkan untuk altar raja dan ratu. Komplek Jongmyo diperluas oleh Raja Sejong yang memerintahkan pembangunan Yeongnyeongjeon [Ruang Kenyamanan Abadi]. Perluasan diterapkan dengan memperpanjang kontruksi ke arah timur, sebab diperlukan beberapa kamar lagi untuk menyimpan tablet memorial raja dan ratu. Total kamar menjadi 17. Pada saat Invasi Jepang ke Korea, penyerbu membakar Jongmyo. Generasi kedua didirikan tahun 1601 yang bertahan mencapai kini.

Tablet memorial selamat dari kebakaran karena diungsikan ke rumah masyarakat. Benar 19 tablet memorial raja-raja dan 30 milik para ratu. Hanya 2 raja yang tidak memiliki tablet memorial, yaitu Yeonsan-gun dan Gwanghae-gun.

Gerbang Selatan disiapkan untuk arwah leluhur, Gerbang Timur untuk raja, dan Gerbang Barat untuk para peserta upacara.

Dilihat dari kursi tahta di Istana Gyeongbok, Jongmyo berada di sisi kiri, dan Altar Sajik, tempat ibadah penting lain berada di sisi kanan. Pengaturan ini didasarkan pada Kitab Zhou dari Cina kuno. Kontruksi utama Jongmyo dikelilingi perbukitan. Halaman depan yang bernama woldae memiliki panjang 150 meter dan lebar 100 meter.

Jongmyo Jerye

Pada bulan Mei setiap tahun di Jongmyo diterapkan upacara penghormatan untuk mendiang raja serta ratu dengan mengadakan persembahan dan upacara sembahyang dari warga yang sedang memiliki hubungan kekerabatan dengan anggota keluarga kerajaan. Upacara ini dikata Jongmyo Jerye atau Jongmyo Daeje. Upacara ini dilengkapi juga dengan ritual tarian "palilmu" dengan iringan musik istana. Musik dari upacara Jongmyo Jerye dikata Jongmyo Jerye-ak untuk Karya Luhur Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia pada tahun 2001. Musik untuk upacara pemujaan di Jongmyo memerankan menciptakan nuansa damai dalam upacara pemujaan. Lebih khusus lagi, Jongmyo Jereak disajikan dengan berjenis-jenis peralatan musik.[1]

Galeri

  • Kontruksi utama, Jeongjeon.

  • Gerbang utama Yeongnyeongjeon.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ //world.kbs.co.kr/indonesian/enter/music_concert_detail.htm?No=1123

Video

  • Jongmyo jeryeak videos
  • Jongmyo jeryeak videos from Robert Garfias site

Sumber :
id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề