Berapa lama pasien covid bisa negatif

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi memakai masker di rumah demi mencegah penularan Covid-19.

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan [Kemenkes] menyebutkan, bahwa masa isolasi mandiri [isoman] pasien Covid-19 bisa dipersingkat menjadi tujuh hari.

Namun, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien, yaitu hasil tes swab [usap] PCR dari exit test di hari kelima dinyatakan negatif.

Kemudian, status warna di PeduliLindungi pun akan berubah menjadi hijau. Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid.

"Iya betul, periksa PCR di hari keenam [H+5] negatif, maka aplikasi PeduliLindungi menjadi hijau dan pada hari ketujuh kita selesai isolasi mandiri," terang Nadia seperti diberitakan Kompas.com, Kamis [24/2/2022].

Baca juga: Simak, Syarat Isolasi Mandiri dan Panduan Perawatan Pasien Covid-19 di Rumah

Dia menambahkan, apabila pasien Covid-19 tidak melakukan exit test PCR setelah hari kelima isolasi mandiri, maka tetap melakukan isolasi selama 10 hari.

"Kalau tidak bisa tes PCR, maka tunggu isolasi mandiri 10 hari," imbuhnya.

Menanggapi hal itu Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa penting untuk memastikan pasien Covid-19 telah dinyatakan negatif Covid-19, di hari keenam atau ketujuh selama melakukan isolasi mandiri.

"Untuk Omicron ini memang ada masa inkubasi yang lebih cepat [sekitar] tiga sampai empat hari," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis [24/2/2022].

"Tentunya tetap dengan pertimbangan, bahwa di hari keenam atau ketujuhnya sudah negatif [Covid-19] dari rapid test antigen aja, itu penting dan tidak ada gejala ya," sambungnya.

Pasalnya, Dicky menjelaskan ada beberapa kasus infeksi Covid-19 varian Omicron yang lebih dari tujuh hari.

Terlebih pada orang-orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, kelompok yang belum divaksinasi Covid-19, atau vaksinasi sudah lebih dari tujuh bulan sejak dosis kedua diberikan.

"Artinya ini sangat ditentukan dengan ada rapid test antigen di hari ketujuhnya," tutur Dicky.

Baca juga: Lakukan Hal Ini agar Cepat Sembuh dari Covid-19 Selama Isoman

Jakarta -

Berapa lama sembuh dari Omicron? Pertanyaan ini kerap menjadi perbincangan hangat masyarakat lantaran disebut-sebut sebagai varian yang lebih ringan dibandingkan varian lainnya, seperti Delta. Juga gejalanya mirip dengan flu biasa, seperti batuk-pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan kelelahan.

Menjawab pertanyaan tersebut, dokter spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia [PDPI], dr Erlina Burhan, SpP[K], awalnya menjelaskan bahwa Omicron merupakan varian COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus. Alhasil pada dasarnya, COVID-19 adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya.

Meskipun demikian, dr Erlina menegaskan bahwa varian Omicron tetap berisiko memicu gejala berat hingga kematian pada kelompok rentan, seperti lansia, pengidap komorbid, dan orang-orang yang belum divaksinasi. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala Omicron dalam waktu yang lama.

"Virus itu pada umumnya adalah penyakit yang self limiting disease, artinya akan sembuh dengan sendirinya," ujar dr Erlina dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Selasa [22/2/2022].

"Tapi kita tahu ada beberapa kelompok yang kesembuhannya akan lama karena ada komorbidnya dan derajat penyakitnya akan memberat karena ada beberapa faktor seperti usia, komorbid, dan juga faktor sudah divaksinasi atau belum," sambungnya.

Selain itu, dr Erlina juga mengungkapkan bahwa berapa lama sembuh dari Omicron bisa dipengaruhi oleh kondisi imunitas yang buruk. Apabila pasien mengalami hal tersebut, besar kemungkinan akan mengalami sembuh yang lama.

Berapa Lama Sembuh dari Omicron: Ini Waktu Inkubasinya

Selain berapa lama sembuh dari Omicron, masyarakat juga perlu tahu masa inkubasi Omicron. Varian ini disebut bisa memunculkan gejala hanya dalam waktu 3 hari, sedangkan varian Corona lainnya bisa memunculkan gejala dalam waktu seminggu.

"[Masa inkubasi COVID-19] rata-rata lima sampai tujuh hari, baru kemudian bergejala. Inkubasi adalah waktu antara terpapar, artinya infeksi atau masuknya virus ke tubuh dengan waktu timbul gejala itu disebut inkubasi," ujar dr Erlina Burhan.

"Kalau varian-varian sebelumnya inkubasi itu bervariasi antara 2-14 hari, namun rata-rata biasanya tujuh sampai sembilan hari, bahkan ada yang lima hari. Khusus Omicron lebih cepat, tiga hari sudah menimbulkan gejala," imbuhnya.

Sementara itu, berdasarkan sebuah studi baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit [CDC] menganalisis data dari enam orang yang tertular varian Omicron. Hasilnya, masa inkubasi pasien Omicron terjadi dalam waktu 73 jam atau tiga hari.

Pada masa inkubasi tersebut, beberapa pasien mengembangkan gejala pertama 33 jam setelah terinfeksi virus Corona. Sedangkan lainnya baru menunjukkan gejala setelah 75 jam.

Peneliti CDC mengungkapkan masa inkubasi varian Omicron jelas lebih pendek dari varian Corona sebelumnya. Sedangkan varian asli atau COVID-19 [SARS-CoV-2] sekitar 5 hari atau lebih, serta varian Delta sekitar 4 hari.

Berapa Lama Sembuh dari Omicron: Kapan Gejalanya Muncul?

Lantaran masa inkubasi yang cepat, berapa hari gejala Omicron akan muncul jika seseorang terpapar? Juru bicara vaksinasi COVID-19, dr Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa setiap pasien COVID-19, termasuk Omicron bisa membutuhkan waktu berbeda-beda untuk mengalami gejala sejak terpapar.

Rata-rata, dibutuhkan lima hingga enam hari sejak terpapar untuk seseorang mengalami gejala. Namun pada beberapa kasus lainnya, pada hari ketiga sejak terpapar pun gejala sudah muncul.

"[Jumlah hari yang dibutuhkan untuk muncul gejala sejak terpapar] sangat variatif. Masa inkubasi virus itu 1 sampai 14 hari, bahkan ada yang 21 hari. Ada yang setelah 5-6 hari itu rata-rata baru muncul gejala. Setelah 5 hari tertular, baru hari kelima itu bisa muncul gejala," ujar dr Nadia dalam konferensi pers virtual terkait Update Perkembangan COVID-19, Kamis [10/2/2022].

"Bahkan ada yang mengatakan setelah 3 hari kontak tertular dari orang positif COVID gejala sudah muncul. Gejalanya tadi adalah batuk pilek, sakit tenggorokan, cenderung dikatakan seperti flu biasa," sambung dr Nadia.

Berapa Lama Sembuh dari Omicron: Bisakah Konsumsi Obat Warung?

dr Nadia menjelaskan bahwa pasien COVID-19 boleh mengkonsumsi obat-obatan dengan tanda warna hijau yang bisa dibeli secara bebas di warung untuk meredakan gejala. Namun jika gejala tak kunjung reda, pasien diminta langsung pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas layanan kesehatan agar mendapatkan penanganan segera dari dokter.

"Walaupun bisa beli obat penurun panas, tapi kalau kemudian demamnya tidak turun demamnya tambah berat, segera ke fasyankes itu akan menjadi pilihan terbaik. Jangan sampai terlambat menjadi lebih parah baru datang ke fasilitas layanan kesehatan," pungkasnya.

Berapa Lama Sembuh dari Omicron: Kapan Harus Tes Ulang?

Berdasarkan Surat Edaran [SE] Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron yang diperbarui 22 Februari 2022 kemarin, hari pertama positif COVID-19 terhitung mulai dari tanggal hasil lab keluar. Berikut contoh perhitungan tanggal konfirmasi positif dan tes ulang:

  • H+0 - tanggal hasil lab keluar
  • H+1
  • H+2
  • H+3
  • H+4
  • H+5
  • H+6 - Melakukan exit test PCR pertama
  • H+7
  • H+8
  • H+9
  • H+10 - Jika kasus konfirmasi tidak melakukan exit test, maka status warna akan kembali seperti semula

Catatan Tambahan:

  • Perhitungan hari dihitung berdasarkan tanggal hasil lab keluar, bukan tanggal pengambilan sampel.
  • Jika setelah terkonfirmasi positif dan ada hasil tes negatif pada hari H+1 sampai H+4, maka hasil negatif tersebut tidak diakui.
  • Exit tes PCR dapat dilakukan mulai H+5 sejak terkonfirmasi positif.
  • Exit test pada h+5 dan seterusnya hanya dapat dilakukan menggunakan PCR, hasil antigen tidak diakui.

"Untuk mulai nanti malam, untuk exit test PCR kedua tidak diperlukan. Hanya cukup sekali saja melakukan exit test PCR, dan hasilnya harus negatif. Kalau negatif, otomatis status PeduliLindungi menjadi hijau. Kalau kemarin-kemarin harus dua kali, jadi banyak pertanyaan 'kok saya sudah negatif hari kelima tapi masih hitam?' Kita sederhanakan lagi, tidak diperlukan lagi exit tes kedua," kata Staf Ahli Menteri Bidang Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji, dalam konferensi pers virtual terkait update perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa [22/2/2022].

Sebagai informasi, status hitam menandakan seseorang tidak dapat bepergian ke tempat umum dengan alasan sebagai berikut:

  • Positif COVID-19 kurang dari 10 hari.
  • Riwayat kontak dengan kasus positif kurang dari 10 hari.
  • Baru tiba dari luar negeri.

Sedangkan status hijau menandakan seseorang dapat bepergian ke tempat umum karena termasuk ke dalam kriteria berikut:

  • Vaksinasi dosis lengkap sesuai dengan jenis vaksin yang diterima.
  • Bukan pasien COVID-19 atau kontak erat.
  • Hasil tes antigen [1x24 jam] atau PCR [3x24 jam] negatif.
  • Sudah vaksinasi 1x dan sembuh dari COVID-19 kurang dari 90 hari [penyintas].

Simak Video "WHO Minta Dunia Waspada Penyebaran Omicron yang Cepat"



[suc/kna]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề