Jelaskan pola lantai pada tarian Gending Sriwijaya

Halo anak Nusantara! Berbicara mengenai kesenian di Indonesia memang tidak ada habisnya, baik dari seni pertunjukkan, seni musik, seni rupa, sampai seni tari. Pada kesempatan kali ini, Munus akan membahas salah satu seni tari yaitu Tari Gending Sriwijaya.

Ingin tahu Tari Gending Sriwijaya berasal dari daerah mana? Seperti apakah sejarah Tari Gending Sriwijaya? Apa makna Tari Gending Sriwijaya? Untuk mengetahui lebih dalam, simak pembahasan Munus di bawah ini.

Tari Gending Sriwijaya, Sambutan Khas Untuk Para Raja

Tari Gending Sriwijaya berasal dari daerah Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Tari ini adalah salah satu seni tari yang cukup populer di Indonesia. Dalam pertunjukannya, Tari Gending Sriwijaya biasanya diisi oleh 9 penari dengan peran yang berbeda-beda. Selain itu, tarian ini kerap tampil dalam rangka penyambutan tamu. Seiring berkembangnya zaman, pertunjukannya dapat disaksikan di berbagai kegiatan seperti pertemuan, festival budaya, dan pernikahan. 

Para Penari Tari Gending Sriwijaya [sumber: Kompasiana]

Tarian kolosal peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini awalnya hanya boleh ditampilkan oleh kalangan kerajaan, tapi untuk saat ini sudah dapat dipentaskan oleh masyarakat umum. Dilihat dari gerakannya, Tari Gending Sriwijaya memiliki berbagai makna yang terkandung di dalamnya. Cerita yang kerap dibawa dalam pertunjukkan adalah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh agama Buddha.

Sejarah Tari Gending Sriwijaya

Menurut sejarah, dahulu kala Kerajaan Sriwijaya memiliki tarian yang bersifat sakral yang ditujukkan sebagai persembahan kepada dewa sekaligus tarian penyambutan, yaitu Tari Tanggai. Pada masa penjajahan Belanda, Tari Tanggai mengalami modifikasi oleh karena peraturan yang tidak memperbolehkan wanita untuk menari. Oleh karena itu, tarian ini berubah ditampilkan oleh laki-laki. 

Tidak berhenti di situ, Tari Tanggai sama sekali tidak diperbolehkan pada masa penjajahan Jepang. Hal ini membuat masyarakat Palembang tidak memiliki tarian tradisional untuk menyambut tamu. Pemerintah Jepang yang melihat perkara ini meminta masyarakat untuk Palembang membuat tarian serta lagu pengiring tarian penyambutan.

Tina Haji Gong dan Sukainah A. Rozak kemudian membuat Tari Gending Sriwijaya pada tahun 1943. Tarian ini adalah bentuk kombinasi dari berbagai unsur tarian adat yang sudah ada di Palembang. Tarian ini juga mengaplikasikan gerakan dengan unsur Buddhisme dan unsur Batanghari Sembilan, yang berarti sembilan sungai di Sumatera Selatan

Baca Juga:  Tari Lenso: Tari Tradisional dari Maluku [Sejarah Lengkap]

Penggunaan unsur Batanghari Sembilan dapat dilihat dari penari, yang berjumlah 9 orang. Untuk musik, Dahlan Muhibat membuat lagu dibantu oleh Nungcik A.R. dalam pembuatan syair. Seluruh rangkain tarian selesai dibuat pada tahun 1944 dan ditampilkan untuk pertama kalinya di halaman Masjid Agung Palembang dalam acara penyambutan pejabat ke Palembang.

Makna Tari Gending Sriwijaya

Dalam setiap gerakan tentu ada makna yang disampaikan. Terkait dengan makna Tari Gending Sriwijaya, berikut beberapa maknanya:

1. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah

Sesuai irama, penari menjentikkan ibu jari dengan jari tengah dan kemudian melepas jentikkan tersebut. Gerakan ini menunjukkan kerja keras dan kedisiplinan masyarakat Palembang.

2. Gerakan Sembah Berdiri

Gerakan ini bermakna bahwa masyarakat Palembang taat kepada kebesaran Tuhan yang Maha Esa, ditambah lagi dengan makna sikap toleransi yang menggambarkan sikap masyarakat Palembang terhadap sesama.  

3. Sekapur Sirih

Daun sirih dalam tarian ini bermakna kerendahan hati, hal ini digambarkan dalam bagaimana tanaman sirih berkembang. Tidak ada yang dirugikan oleh tumbuhan sirih. Batang sirih juga memiliki makna sendiri yaitu loyalitas dan budi pekerti.Makna ini diambil dari batangnya yang lurus.

Secara garis besar tarian ini memiliki makna bahwa masyarakat Palembang memiliki jiwa yang peduli, rendah hati, gotong royong, mandiri, serta tawakal.

Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya

Pola lantai Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang berubah ke pola lantai garis V. Para penari akan masuk ke panggung dengan pola lantai garis lurus, setelah itu penari akan memecah menjadi formasi huruf V dengan penari utama sebagai titik tengah pola ini.

Penari yang dibutuhkan dalam tarian ini berjumlah 13 orang, yang terbagi atas 9 orang penari perempuan sebagai penyimbolan Batanghari Sembilan, 3 penari laki-laki, dan satu pelantun lagu Gending Sriwijaya.

Penari utama bertugas untuk memegang tepak dan menjadi titik tengah. Dua orang penari di belakang penari utama membawa peridon, begitu pula tiga orang lainnya. Satu penari laki-laki membawa payung, sedangkan dua yang lainya memegang tombak.

Baca Juga:  Tari Sekapur Sirih: Sejarah, Makna, Pola Lantai dan Properti

Gerakan Tari Gending Sriwijaya

Gerakan Tari Gending Sriwijaya dibagi dalam tiga tahap, yaitu gerakan awal, gerakan inti, dan gerakan akhir. Berikut adalah penjelasan lebih dalam untuk rangkaian gerak.

Gerakan Tari Gending Sriwijaya [sumber: Majalah Teras]

1. Gerakan Awal

Gerakan dimulai dengan sembah, yang dilakukan juga dengan sembah berdiri. Tangan penari menangkup dan kedua kaki berjinjit. Setelah itu, posisi badan dan kepala menunduk.Penar kemudian melakukan jalan keset.

Kaki kanan penari bergeser ke arah kanan depan, sedangkan kaki kiri berjinjit dengan tangan dalam posisi sembah. Setelah jalan keset, penari berdiri di bagian kiri dan kanan dengan menyilangkan tangan dan diayunkan sehingga membentuk lingkaran.

2. Gerakan Inti

Gerakan inti dimulai dengan tutur sabda yang mengubah posisi tangan silang menjadi kembar. Pandangan mata akan mengikuti pergerakan tangan. Gerakan selanjutnya, penari membuat gerakan tangan seperti menabur bunga.

Posisi badan condong ke depan lalu duduk bersimpuh. Setelah itu penari mengarahkan tangan ke arah belakang dengan diikuti gerak ukel ke depan dan membawa tangan kembali ke atas. Lalu, tangan penari disilangkan dan diarahkan ke samping badan.

Tangan kanan digerakkan ke atas kepala dan tangan kiri ditaruh di depan dada. Akhir gerakan inti adalah ulur benang, gerakannya menyerupai tangan saat mengulur benang.

3. Gerakan Akhir

Gerakan dimulai dengan gerak tolak bala sebagai penggambaran penolakan segala hal negatif yang ada pada manusia. Setelah itu penari menggerakan tangan kanan ke atas telinga kanan dengan tangan kiri di dada. Posisi badan condong ke depan serta posisi kepala yang menunduk. Untuk menutup tarian ini, penari akan melakukan sembah sebagai penutupan.

Properti Tari Gending Sriwijaya

Berikut adalah beberapa properti Tari Gending Sriwijaya.

Properti Tari Gending Sriwijaya [sumber: Riverspace]

1. Selendang Meranti

Selendang ini terbuat dari kain songket khas Palembang. Selendang diikatkan di pinggang dan ditaruh ke bagian pending.

2. Teratai

Teratai yang dimaksud bukan bunga Teratai tapi penutup dada dari beludru yang memiliki aksen manik-manik. Warna Teratai bermacam-macam, semakin emas warnanya semakin mewah kesan yang diberikan.

Baca Juga:  Tari Topeng : Asal, Sejarah, Makna dan Jenisnya

3. Pending

Pending adalah properti yang berbentuk ikat pinggang terbuat dari kuningan. Bentuk pending adalah untaian lempengan persegi dan terdapat ukiran motif tumbuhan atau hewan. Bagian depan pending berbentuk segi enam tapi berukuran lebih besar.

4. Kalung Kebo Munggah

Kalung ini tersusun atas tiga bagian dan bagian bawah yang paling besar dan berwarna keemasan. Setiap susun menggambarkan status sosial.

5. Tanggai

Tanggai terbuat dari kuningan, perak, atau jenis logam lain. Properti ini ditaruh ke ujung jari supaya memberikan kesan lentik pada jari penari. 

6. Tepak

Tepak adalah sebuah wadah untuk menaruh sekapur sirih. Tepak terbuat dari bahan kayu dan berhiaskan ukiran khas Palembang.

7. Bunga Rampai

Properti ini adalah hiasan yang ditaruh di bagian belakang dari kepala penari, terdiri dari berbagai bunga yang dibuat roncean sehingga menjadi Bunga Rampai.

8. Sanggul Malang

Sanggul Malang adalah tatanan rambut dari para penari. Sanggul akan diberikan hiasan berbentuk bunga dengan kombinasi beringin.

9. Kelat Bahu

Kelat Bahu ini berwarna keemasan dan berbentuk seperti burung. Kelat Bahu dipakai di bagian bahu kanan dan kiri dari penari. 

10. Kelapo Tandan

Kelapo Tandan adalah hiasan yang ditaruh di sanggul, bentuk hiasan ini adalah bunga dan daun. Kelapo Tandan bermakna kasih sayang dan gotong royong.

Keunikan Tari Gending Sriwijaya

Keunikan Tari Gending Sriwijaya dapat kita saksikan dalam jentikan jari yang menggunakan ibu jari dan jari tengah, serta lagu pengiring yang diciptakan oleh Nungcik A.R. sehingga kekhasan dari Palembang, Sumatera Selatan menjadi semakin menonjol.

Baca juga: Tari Tanggai: Asal Usul, Properti, Gerakan, & Baju

Tari Gending Sriwijaya adalah representasi dari masyarakat yang menjunjung tinggi dan menghormati persaudaraan. Tarian ini menggambarkan sikap yang ramah terhadap para tamu. Semangat ini yang perlu kita lestarikan sebagai penerus bangsa. Kita harus menghormati dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan supaya menciptakan persatua

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề