Jelaskan upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa awal kemerdekaan

Jakarta -

Setiap manusia pasti memiliki tujuan dalam hidupnya, begitu pun dengan sebuah negara. Secara umum, tujuan negara adalah pedoman arahan segala kegiatan negara, mulai dari menyusun dan mengendalikan alat perlengkapan negara, hingga kehidupan rakyatnya.

Tujuan negara Indonesia tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar [UUD] 1945. Begini bunyinya:

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, ..."

Dikutip dalam buku yang berjudul "Ilmu Negara" oleh Prof. Dr. Lintje Anna Marpaung, S.H., M.H berdasarkan uraian di atas dapat dianalisis bahwa tujuan dari negara RI adalah mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran. Hal ini dapat dibuktikan dari penulisan keadilan dalam isi Pembukaan UUD 1945 tersebut ada kata sampai lima istilah "keadilan", baik di bidang nasional, internasional, hukum, politik, ekonomi dan sosial.

Dengan demikian, dapat disimpulkan tujuan negara Indonesia adalah:

  • Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
  • Memajukan kesejahteraan umum,
  • Mencerdaskan kehidupan bangsa,
  • Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Arti Tujuan Negara Indonesia

Melansir tulisan "Negara Hukum Indonesia Ditinjau dari Teori Tujuan Negara" dalam Jurnal Hukum dan Pembangunan, karya Maleha Soemarsono, berikut ini penjelasan setiap tujuan negara Indonesia.

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Merupakan tujuan negara untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang heterogen, mulai dari perbedaan suku, budaya, agama, dan ras. Selain melindungi seluruh warga Indonesia, negara juga diharapkan dapat melindungi penduduk asing yang ada dalam wilayah hukum Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum
Memiliki arti mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun spiritual. Kesejahteraan yang sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa akan membawa keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Selain itu, dalam usaha mencapai kesejahteraan ekonomi harus berdasarkan pada nilai Pancasila, yaitu keadilan sosial.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Tujuan negara ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Sebagai rakyat, kita harus memiliki kesadaran penuh untuk aktif mencerdaskan diri.

Dengan demikian, Indonesia akan menjadi bangsa yang sadar bernegara dan memiliki kesadaran hukum yang baik.

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial


Indonesia memiliki peluang besar untuk menjalin kerja sama politik internasional, terutama dalam menjaga perdamaian dunia. Salah satu praktik nyata yang sudah dilakukan Indonesia adalah bergabung menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] dan Dewan HAM.

Dengan begitu, tujuan negara Indonesia dirumuskan berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta mengarah pada segi nasional dan internasional. Tujuan negara dibuat tidak hanya untuk mencari kekuasaan semata, tetapi untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakatnya.

Simak Video "Polisi Temukan 77 Anak di Bawah Umur Tergabung Jaringan Teroris NII"



[lus/lus]

Wabup Kubar, H Edyanto Arkan saat potong tumpeng bersama

SENDAWAR-  Wakil Bupati Kutai Barat, H Edyanto Arkan meletakkan Batu Pertama Pendirian Sekretariat Muslimat NU Kubar, bertempat di Jalan RA Kartini di jalan poros  RT 6, Kampung Srimulyo, Kecamatan Sekolaq Darat, Senin [13/2].

Wabup mengatakan pembangunan sekretariat Muslimat NU merupakan keinginan luhur dan upaya inisiatif membangun, yakinlah Allah SWT akan membantu dalam penyelesaian pembangunan ini.

“ Pembangunan ini tidak lepas dari upaya-upaya dalam mencerdaskan bangsa. Yaitu dengan pendidikan dan juga dakwah-dakwah yang disampaikan. Insyallah dengan dakwah dan pendidikan generasi kita dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Pemerintah daerah selalu mensuport ke

Wabup Kubar, H Edyanto Arkan saat meletakkan Batu Pertama

giatan-kegiatan yang berkaitan dengan Pendidikan. Karena, didalam visi Pemerintah Kabupaten Kubar yakni terkait pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pendidikan-pendidikan formal maupun non formal.

Wabup mengajak kepada para pemuka agama dan masyarakat, marilah kita selesaikan pembagunan sekretariat ini, salurkanlah sesuai dengan kemampuan tidak juga berlebih-lebihan, karena tujuannya adalah untuk mengembangkan pendidikan dan dakwah. Serta mengembangkan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniah kepada semua umat yang ada di dunia dan juga lingkungan alam. Sebab sekretariat yang ada demi ajaknya.

“Kepada Muslimat NU terus kembangkan pendidikan dan dakwah untuk kemaslahatan seluruh umat muslim, tidak hanya untuk warga NU, Muhammadiyah, AL-Hidayah dan lain sebagainya atau apapun tanpa memandang golongan sebab untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kesejahteraan seluruh masyarakat, ajaknya lagi.

PC NU bersama Muslimat NU terus kembangkan salah satu su

mber daya manusia dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an mendatang. Melihat pada MTQ Kubar tingkat 7  atau 8 se- Propinsi Kaltim. Kembangkan qori dan qoriah kita, mudah-mudahan naik peringat paling tidak 5 besar se- Kaltim, imbau Wabup.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama Kab Kubar, H M Isnaini menambahkan bersyukur dengan dibangunnya bagunan Sekretariat Muslimat NU. Ini merupakan wadah pembinaan pembangunan Kutai Barat seluruhnya dilihat dari pembangunan keimanan mental spiritual dalam rangka untuk pengembangan Kubar kedepan.

Agar warga Nu di Kubar selalu menjaga kerukunan, keharmonisan, tidak terpancing isu-isu yang berkembang disana. Supaya Kubar bisa saling rukun, hormat menghormati, saling menjaga satu dengan yang lain, pesannya.

Ketua PB NU Caban

Tampak Wabup Kubar, H Edyanto Arkan saat berdoa sesaat setelah peletakkan batu pertama pembangunan Sekretariat Muslimat NU

g Kubar, Chusaiful menjelaskan dengan dibangunnya sekretariat ini dapat menjadikan wadah berkumpul, berorganisasi mengembangkan masjelis Ta’lim dan sekaligus pembinaan anak-anak, jelasnya.

Agar PB NU dan Pemkab Kubar kedepan bisa berjalan seiring dengan program pembangunan manusia seutuhnya. “Warga NU Kubar dapat berpartisipasi dalam membangun perwujudan berdirinya sekretariat ini,’ harapnya.

Hal senada dikatakan, DR Hj Aminah selaku Wakil Ketua Muslimat PB NU Propinsi Kaltim yang menambahkan menyambut baik dengan pembangunan sekretariat ini. Yakinlah pembangunan ini bisa berjalan dan selesai, sebab keinginan yang kuat diriingi dengan doa. Bagi yang punya kelebihan rezeki bagi menyumbang, menjadi amal yang tidak putus-putusnya.

Ketua Muslimat NU Kubar, Isnaini Kubar menerangkan Pembangunan dengan luasan 15x 50 m2 ini murni swadaya dari masyarakat. Nantinya menjadi pusat pendidikan muslimat NU. Untuk sementara dibangun ruang sekretariat  5×7 m2 dan kemudian lanjut lembaga pendidikan, masjelis Ta’lim.  Mudah-mudahan Allah meridhoi dan melancarkan atas pembangunan ini. Pemerintah bisa mendukung dan membantu dalam pembangunan yang menjadi pusat pengembangan dasar ke Nu-an nantinya, harapnya. [hms19]

Usaha-usaha pemerintah dalam mewujudkan kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, beberapa usaha pemerintah adalah sebagai berikut:

  1. Mewajibkan program wajib belajar minimal 9 tahun
  2. Menambah alokasi anggaran beasiswa keluar negeri bagi siswa berprestasi
  3. Memonitor dan kerap memperbaharui kurikulum agar pendidikan yang diberikan optimal
  4. Memperbaiki kualitas guru dengan pembenahan sistem pendidikan di perkuliahan
  5. Meningkatkan tingkat literasi 
  6. Memberikan bantuan buku gratis
  7. Membuat sekolah di daerah terpencil 

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam UUD 1945, tersurat jelas empat misi besar bangsa Indonesia. Diantaranya; membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Ini bukan sebuah perumusan singkat. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia [BPUPKI] tak sekadar bermain kata-kata. Para pasukan bambu runcing jelas menaruh harapan besar pada kita, para generasi penerus bangsa.

Sampai sekarang pun, pembacaan Pembukaan UUD 1945 tetap menjadi agenda rutin di detiap upacara bendera. Petugasnya selalu membacakan dengan intonasi perlahan, namun tegas.

Namun, 66 tahun sejak kemerdekaan Indonesia, sudahkah negeri ini benar-benar memajukan kesejahteraan umum? Atau telah cerdaskah seluruh rakyatnya?

Pada Oktober 2011, data Dinas Sosial Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 1.293 anak-anak Riau telah putus sekolah. Peringkat Indonesia dalam indeks pembangunan Education for All pada tahun 2011 pun menunjukkan sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak Sekolah Dasar [SD] putus sekolah setiap tahunnya.

Data-data tersebut menunjukkan masih banyaknya sekolah-sekolah di Indonesia yang mengalami kemerosotan mutu. Beberapa daerah di pedalaman bahkan tak terjamah fasilitas pendidikan. Sedangkan sekolah-sekolah di daerah perkotaan sudah kesusu menggembar-gemborkan Sekolah Bertaraf Internasional [SBI], adanya standardisasi mutu pendidikan dari International Organization for Standardization [ISO], dan sebagainya.

ISO sendiri sebenarnya adalah lembaga nirlaba internasional. Pada awalnya, ISO dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi kegiatan dan memperbaiki manajemen organisasi. Baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan, dan sebagainya.

Menjelang akhir tahun kedua saya di SMA, standardisasi untuk bidang pendidikan mulai marak dicanangkan di sekolah-sekolah favorit di Indonesia. Menjadikan kualitas internasional sebagai tolok ukur, tak pelak satu per satu lembaga pendidikan berlomba-lomba mencapai SBI.

Permasalahannya, sudah siapkah anak-anak negeri ini? Sudahkah pendidikan benar-benar merata di Indonesia? Jika belum, apakah standardisasi internasional itu tidak terlalu dini?

Lantas, mau dikemanakan anak-anak Pekanbaru? Tak perlu jauh-jauh, pengamen cilik di lampu merah Kertajaya saja, apakah mereka tidak berhak mengenyam pendidikan?

Pendidikan seolah menjadi kemewahan yang hanya dapat dinikmati mereka yang berstatus tinggi. Kesenjangan sosial seperti sengaja ditanamkan sejak dini, ke dalam jiwa-jiwa penerus bangsa. Generasi muda yang kelak meneruskan pembangunan Negara.

Lantas, kapan seluruh rakyat Indonesia bisa cerdas? Ironisnya, yang cerdas pun kebanyakan lari ke negeri orang, tak betah di tanah air sendiri. Sisanya menetap disini; tikus-tikus cerdas yang hobi mengerat uang rakyat.

Kembali pada misi besar bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah cerdaskah pilihan pemerintah untuk anak-anak negeri?

Cerdaskan Indonesia! Maka rakyatnya akan sejahtera.

Feny Puspa Sari
Mahasiswa jurusan Desain Produk Industri angkatan 2010

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề